Beranda / Romansa / The Sexy Stranger / 3. Beri Aku Alasan

Share

3. Beri Aku Alasan

Penulis: Black Aurora
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-25 17:03:59

"Maaf karena membawa mobilmu," Ryuu akhirnya berbicara lagi, kali ini dengan nada yang lebih santai.

"Aku membutuhkannya untuk... mengurus sesuatu yang mendesak."

Elle mengerjap pelan beberapa kali, lalu menghela napas pendek sebelum menjawab, "Tak apa... yang penting mobilnya sudah kembali."

Ryuu tidak segera menjawab. Bola matanya yang gelap mengunci Elle dalam tatapan tajam yang membuat gadis itu merasa sulit untuk berpaling.

Langkah Ryuu perlahan mendekat dengan gerakan yang penuh kendali, dan entah bagaimana membuat debaran di dada Elle semakin liar tak terkendali.

Akio yang masih memeluknya, tiba-tiba menarik pelan kemeja oversize yang dikenakan Elle. Bocah itu mendongak seraya menatapnya dengan mata polos penuh harap.

"Elle, aku sangat lapar... Apa kamu sudah masak untuk makan siang?"

Elle tersentak dari pikirannya. Ia menunduk untuk mengusap lembut rambut hitam tebal Akio sebelum tersenyum kecil.

"Maaf, Sayang. Hari ini aku belum memasak. Makanan di dapur sudah habis semalam, hanya tersisa beberapa lembar roti saja," ungkapnya penuh sesal, terutama setelah melihat Akio dan Ayaka yang mengerutkan kening kecewa.

Tapi mungkin ia bisa melakukan sesuatu. Mobilnya sudah kembali, kan?

Jadi Elle bisa pergi ke swalayan di kota, mungkin bisa berhutang untuk membeli beberapa bahan makanan yang dibutuhkan~~

"Kalau begitu, aku akan memesan makanan. Kamu tak perlu repot-repot memasak, Elle," Ryuu sudah lebih dulu menyela, sebelum Elle sempat mengutarakan pemikirannya.

Gadis itu pun mengangkat wajahnya hingga kembali beradu tatap dengan manik gelap Ryuu yang menguncinya sejak tadi, tanpa ia sadari. "Uhm... tapi~~"

Ryuu menggeleng. "Tidak ada tapi. Akio dan Ayaka sudah kelaparan, jadi sebaiknya kita memesan pizza untuk makan siang," ucapnya tegas dengan sorot yang lekat menatap Elle tanpa berkedip, seolah tak memberi ruang untuk penolakan.

"HOREE, PIZZA!!" jerit Ayaka senang, lalu melakukan tos sepuluh jari dengan Akio yang juga tampak sama senangnya.

Kedua bocah itu kemudian berlarian ke sana kemari dengan riang, suara tawa yang renyah dan polos mewarnai udara dan seketika membuat suasana menjadi ceria.

Tanpa sadar, Elle pun tersenyum. Hatinya terasa hangat melihat tingkah Akio dan Ayaka yang menggemaskan.

Tanpa ia tahu jika Ryuu masih terus menatapnya sedari tadi tanpa putus, seperti seorang ilmuwan yang sedang mempelajari obyek penelitiannya dengan fokus.

Pria itu memandangi rambut Elle yang coklat kemerahan dikepang longgar dan tampak berkilau diterpa matahari musim gugur, dengan helai-helai halus berjatuhan di pipi dan lehernya yang putih merona.

Memandangi manik hazel gadis itu yang dinaungi oleh bulu mata lentik yang cantik, serta alis yang melengkung indah di atasnya.

Pandangan Ryuu pun kemudian turun ke bibir mungil namun tampak penuh dan lembut, dengan warna merah muda natural tanpa pulasan lipstik.

"Nona Elle."

Seketika gadis itu pun kembali menatap pria di depannya yang menyebut namanya.

Manik Elle mengerjap pelan dan sedikit membelalak, kala baru menyadari jika Ryuu telah membungkukkan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya, hingga kini jarak wajah mereka pun kurang dari satu jengkal.

"Sepertinya... kami akan menambah beberapa hari lagi untuk menginap di Lakeview Inn," ucapnya dengan suara pelan namun dalam, serta tatapan tajam dari bola mata sehitam malam.

"Apakah bisa?" tanyanya lagi.

Sejenak Elle pun terdiam. "Menambah... hari?" ulangnya pelan, tak mampu menyembunyikan kebingungan di wajahnya.

Ryuu mengangguk. Ia merogoh dompet dan mengeluarkan sebuah black card, lalu menyerahkannya ke tangan Elle.

"Semalam kamu tidak meminta jaminan pembayaran apa pun padaku, dan itu aneh sekali," ucap pria itu seraya tertawa kecil.

"Memangnya kamu hendak memberikan tempat menginap dengan gratis?"

Elle masih diam, dengan kartu hitam yang masih berada di tangannya. Ya, sebenarnya yang semalam itu dia memang tidak berniat memungut bayaran apa pun kepada Ryuu.

Bahkan Elle mengira pria ini sama sekali tidak memiliki uang sepeser pun, dan hanya berdasar belas kasihan sana ia pun menerima Ryuu dan kedua anaknya itu.

Namun lihatlah apa yang sekarang berada di dalam genggaman tangannya!

Sebuah black card, yang begitu santainya diberikan Ryuu kepada Elle. Sebuah pembayaran dari pengunjung yang menginap, yang sudah begitu lama tidak pernah ia terima.

Elle bahkan sudah lupa kapan terakhir kalinya ia menerima pembayaran, karena terlalu lama tidak ada yang berkunjung ke Lakeview Inn.

Elle menelan ludah, dengan tangannya yang sedikit gemetar mencengkram black card milik Ryuu.

"Kenapa?" bisik Elle dengan suara lemah, namun cukup terdengar oleh Ryuu. "Kenapa... kamu memutuskan untuk menginap di... sini?"

Dengan pembayaran unlimited dari black card ini, Ryuu bisa memesan hotel bintang lima terbaik di pusat kota, alih-alih berada di lokasi terpencil dan antah berantah ini.

Oh, danau yang berada di dekat penginapan ini memang indah, pemandangan di sekitarnya juga cukup mengesankan.

Tapi... penginapan Lakeview Inn sederhana dan bobrok miliknya ini pastilah bukan tempat yang nyaman bagi keluarga kelas atas seperti mereka.

Sebuah seringai setengah yang samar terlukis di wajah Ryuu, sebelum kemudian ia pun berucap, "Well, tanyakan saja pada Akio dan Ayaka," sahutnya.

Elle menatap Ryuu dengan ekspresi penuh pertanyaan, tapi pria itu hanya mengangkat bahu seolah hal ini bukan sesuatu yang terlalu penting.

"Mereka yang ingin tinggal lebih lama," ulang Ryuu, tapi sorot matanya tetap tak lepas dari Elle, membuat gadis itu merasa tubuhnya semakin memanas.

Elle menggigit bibirnya, mencoba mengabaikan detak jantungnya yang kini berpacu lebih cepat dari biasanya.

"Baiklah... kalau begitu, aku akan mencatat perpanjangan menginap kalian."

Saat Elle berbalik untuk mengambil buku catatan, tiba-tiba saja Ryuu menangkap pergelangan tangannya, yang seketika menghentikan langkahnya.

Jari-jari pria itu hangat dan mencengkeram dengan kuat, namun tidak menyakiti sama sekali. Elle menahan napas saat tubuhnya diputar hingga kembali menghadap ke arah Ryuu.

"Tubuhmu gemetar," bisik Ryuu pelan, suaranya serak dan dalam, seperti angin malam yang berbisik di antara dedaunan.

"Apa kamu baik-baik saja, Nona Elle?"

Elle meneguk ludahnya, mencoba mengabaikan efek yang pria itu berikan padanya. "A-aku baik--"

Ryuu menariknya sedikit lebih dekat. Tubuh mereka belum saling bersentuhan, tapi cukup bagi Elle untuk merasakan kehadiran fisiknya dengan lebih intens.

Mata hitam berbentuk monolid khas seseorang keturunan Asia itu menelusuri wajah Elle dengan lekat dan tajam, seakan mempelajari setiap detailnya.

Tangan Ryuu masih menggenggam pergelangan tangannya, sementara tangan satunya perlahan menyentuh pinggang Elle.

Gerakan itu begitu pelan, seolah memberinya kesempatan untuk mundur.

Tapi alih-alih melangkah menjauh, Elle justru tetap berdiri di tempatnya, tubuhnya terasa seperti lumpuh oleh kombinasi ketegangan dan antisipasi yang membakar setiap sarafnya.

"Aku akan mengakui sesuatu tentang pertanyaanmu tadi," lanjut Ryuu, suaranya semakin rendah dan terasa semakin intim.

"Sejujurnya, bukan cuma Akio dan Ayaka yang ingin kembali ke sini. Tapi, aku pun merasakan hal yang sama."

Elle mengerjap pelan, tidak bisa mempercayai pendengarannya sendiri.

"Alasannya? Hm... mungkin karena aku ingin melarikan diri... atau mungkin karena aku ingin menemukan sesuatu," lanjut Ryuu lagi.

"Dan aku rasa aku telah menemukannya di sini."

Elle menelan ludah, merasa udara seolah semakin sulit untuk dihirup. "Lalu apa yang kamu temukan?"

Ryuu tersenyum, senyum yang membuat perut Elle seolah dipenuhi oleh kepak sayap lembut dari kupu-kupu liar.

"Seseorang yang membuatku ingin berhenti berlari," ucapnya pelan, seraya menatap manik hazel milik Elle dengan lembut.

Jarak di antara mereka semakin menipis, membuat Elle bisa merasakan betapa panasnya tubuh Ryuu, meskipun mereka belum benar-benar bersentuhan.

Ia tahu ia seharusnya menarik diri, mengatakan sesuatu yang masuk akal... tapi saat itu, akalnya seakan tenggelam oleh daya tarik magnetis pria di depannya.

"Elle," bisik Ryuu, memanggil namanya dengan suara yang membuat bulu kuduknya berdiri.

Elle mendongak, matanya terperangkap dalam lautan hitam pekat yang begitu berbahaya... namun juga begitu menggoda.

"Beri aku satu saja alasan... untuk tidak menciummu sekarang," ucap Ryuu pelan, namun penuh keyakinan.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Saiful Bahri
mantap bagus
goodnovel comment avatar
Bianca
woaahh udah nyosor aja ryuu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • The Sexy Stranger    4. Istri?

    Ryuu menatap Elle yang masih terdiam dengan ekspresi sulit ditebak, mengira bahwa keheningan gadis itu adalah sebuah tanda persetujuan. Jadi tanpa ragu, pria itu pun mengulurkan tangannya, bermaksud untuk menyentuh dagu Elle agar gadis itu bisa menatapnya langsung. Seketika Elle pun tersentak dari lamunannya. Dengan cepat dia pun segera melepaskan tangannya dari cengkeraman Ryuu, lalu bergerak mundur selangkah. Ya Tuhan. Ternyata ia tidak salah mendengar! Ryuu adalah pria yang sangat tampan, Elle harus akui hal itu. Wajahnya yang Asia dengan aura berwibawa serta tubuhnya yang tinggi penuh otot adalah perpaduan yang sempurna, dan Elle pun yakin jika tak kan ada wanita normal yang tidak akan terpikat oleh visualnya. Dan karena itulah semula ia mengira dirinya saja yang terlalu terbawa perasaan karena kedekatan tubuh mereka, dan Elle pun mengira bahwa ia mulai mengkhayal yang tidak-tidak. Dan sekarang jantungnya tak bisa berhenti berdebar, seolah ingin meloncat keluar dari

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04
  • The Sexy Stranger    5. Alasan

    Ayaka berlari masuk ke dalam penginapan dengan langkah mungilnya yang gesit. Sepatu pink ballerina kecilnya menapaki lantai kayu dengan suara berdebum pelan. Manik gelapnya langsung mencari sosok yang ingin ditemuinya. Dan di sanalah Daddy-nya, berdiri di dekat jendela besar yang menghadap ke danau, dengan tangan bersidekap di dada. "Daddy! Daddy!" panggil Ayaka dengan penuh semangat. Ryuu menoleh ke arah putrinya dengan sedikit mengernyit. "Ada apa, Ayaka? Kenapa kamu berlari-lari seperti itu?" Ayaka langsung berhenti di hadapan ayahnya, napasnya sedikit terengah karena terlalu bersemangat. "Daddy! Hari ini adalah hari spesial!" Ryuu menatap putrinya dengan penuh tanda tanya. "Hari spesial apa?" Ayaka mengangkat kedua tangannya ke udara dengan penuh antusias. "Hari ini Elle akan menikah dengan Daddy!" Ruangan yang semula tenang mendadak dipenuhi keheningan yang canggung, sementara Ryuu pun terpaku di tempatnya. "... Apa?" Ryuu akhirnya bersuara, suaranya dalam dan t

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-06
  • The Sexy Stranger    6. Membuatnya Terikat

    Suasana ruang makan terasa hangat dan akrab. Aroma keju leleh dan saus tomat yang gurih memenuhi udara saat empat kotak pizza besar terbuka di tengah meja. Sesuai janji sebelumnya, Ryuu telah memesan makan siang kesukaan putra-putrinya, ia sengaja melakukan itu agar Elle tidak lelah memasak untuk mereka. "Ayaka, jangan ambil yang terbesar lagi," tegur Akio dengan suara datarnya, tapi matanya melirik ke arah potongan pizza yang sudah diambil oleh saudara kembarnya. "Tapi ini yang paling banyak kejunya!" protes Ayaka, pipinya sudah menggembung karena gigitan sebelumya. Elle pun tertawa pelan, diam-diam sungguh menikmati kebersamaan mereka. Ayaka yang imut dan lucu serta Akio yang cool tapi ternyata juga berisik, membuat gadis itu merasakan sesuatu yang menyenangkan di dalam hatinya. Namun tawa itu pun seketika terhenti, ketika ponselnya bergetar di atas meja. Ia mengambilnya dan melihat sebuah e-mail masuk. [Draft Kontrak Kerja Sama: Lakeview Inn Investment] Alis Ell

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-07
  • The Sexy Stranger    7. Serba Salah

    Ketika Elle akhirnya melanjutkan kembali belanjaannya, ia mulai merasakan tidak nyaman. Bukan karena barang-barang di keranjang belanjanya yang jumlahnya semakin bertambah, melainkan karena tatapan orang-orang yang ada di sekitarnya. Sejak mereka masuk ke supermarket, Elle sudah merasakan bagaimana mata para wanita tertuju pada Ryuu. Pria itu memang tampak mencolok dengan tubuhnya yang maskulin, wajah tampan khas warga Jepang, serta aura percaya diri yang luar biasa. Bahkan hanya dengan berdiri santai sambil memegang troli, Ryuu terlihat seperti model di sebuah iklan eksklusif. Telinga Elle pun juga mendengar bisik-bisik di sekelilingnya. "Siapa pria tampan itu? Seperti orang Jepang ya?" "Lihat otot lengannya. Astaga, dia seksi sekali!" "Apa dua anak itu adalah anaknya? Hah? Tapi siapa wanita di sebelahnya??" Elle pun menundukkan wajahnya seraya berusaha mengabaikan bisikan-bisikan itu, sebelum seseorang menepuk pundaknya dengan lembut. "Elle, sayang… bagaimana kabarm

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-07
  • The Sexy Stranger    8. Seperti Seorang Ibu

    Elle menghela napas panjang saat menutup pintu bagasi mobil, memastikan semua kantung belanjaan sudah tersusun rapi di dalamnya. Namun sebelum ia bisa melangkah ke sisi pintu penumpang, suara Ryuu yang tenang namun penuh arti tiba-tiba membuatnya berhenti. "Jadi..." Ryuu menyandarkan satu tangan di pinggiran bagasi, menatapnya dengan ekspresi penasaran. "Pria itu, si Bradley Scott, apakah dia adalah alasan kenapa kamu tidak tertarik untuk menjalin hubungan lagi?" Elle tampak menegang sejenak, lalu dengan perlahan ia pun memutar tubuhnya menghadap Ryuu. Pria ini ternyata lebih jeli dari yang ia kira. Dia pasti sudah menebak. Jadi, apa gunanya menyembunyikannya lagi? Elle mengangkat bahunya, berusaha untuk terdengar santai. "Ya, dia mantan tunanganku. Dan sekarang dia akan menikah dengan mantan sahabatku, Catherine." Sejenak, Ryuu terlihat benar-benar terkejut. Manik monolid-nya yang gelap terlihat sedikit membesar, bibirnya sedikit terbuka seolah ingin mengatakan ses

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-08
  • The Sexy Stranger    9. Sedikit Hiburan

    Pagi ini, Elle bangun lebih awal dari biasanya. Ia langsung menuju dapur bermaksud untuk menyiapkan sarapan, sebelum semua tamunya bangun. Ia ingin menyibukkan diri dengan sesuatu yang konkret seperti memasak, membersihkan, melakukan pekerjaan yang memang menjadi bagian dari rutinitasnya. Namun harapannya pun pupus, ketika ia menemukan seseorang sudah berdiri di sana, mengenakan kaus putih sederhana dan celana jogger abu-abu. Ryuu. Pria itu terlihat sedang membuka lemari dapur dengan ekspresi bingung. Wajahnya masih sedikit mengantuk, rambut hitamnya agak berantakan, dan kancing atas kausnya sedikit terbuka, memperlihatkan kulitnya yang putih khas Asia. Elle membeku di ambang pintu. "Apa yang kamu lakukan di sini?" Ryuu menoleh dengan santai, seolah tidak melihat sesuatu yang aneh dengan kehadirannya di dapur ini. "Mencari kopi," sahutnya dengan senyuman. Elle mengerjap. "Kamu bisa meminta padaku untuk dibuatkan kopi. Aku yang mengelola penginapan ini, dan kamu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-08
  • The Sexy Stranger    10. Badai

    Angin kencang terdengar meraung di luar jendela, membuat ranting-ranting pohon di sekitar penginapan bergoyang liar. Langit yang tadinya kelam kini sesekali diterangi kilatan petir, diiringi suara gemuruh yang mengguncang malam. Hujan deras pun turun tanpa ampun, membasahi halaman Lakeview Inn dan menyapu dedaunan yang berserakan. Elle berdiri di dekat jendela ruang tamu, menatap cuaca yang semakin memburuk dengan wajah khawatir. Ia tahu badai sedang menuju ke sini, tetapi tidak menyangka akan datang secepat dan sekuat ini. Lalu tiba-tiba... BRAAK! Elle tersentak ketika sebuah suara keras menggema dari sisi penginapan. Tak butuh waktu lama sebelum listrik yang kemudian mendadak padam, menenggelamkan seluruh bangunan dalam pekatnya kegelapan. Langkah-langkah tergesa pun terdengar dari arah koridor. Elle menoleh dan melihat Ryuu yang datang dengan membawa senter. Sementara Ayaka dan Akio mengikuti di belakangnya dengan mata membelalak karena kaget. "Apa y

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-09
  • The Sexy Stranger    11. Seharusnya Aku Berhenti Menggodamu

    Pagi hari ini di Lakeview Inn dimulai dengan langit yang masih kelabu, tampak sisa-sisa badai semalam meninggalkan embun dingin yang masih menyelimuti udara. Namun suasana terasa jauh lebih hangat dan damai di dalam kamar. Ryuu sudah terjaga lebih dulu. Ia duduk di tepi tempat tidur sambil mengamati ketiga orang yang masih terlelap di sisinya. Akio dan Ayaka terlihat tidur dalam posisi berantakan, tangan dan kaki mereka saling bertumpuk, sementara selimut mereka hampir jatuh dari kasur. Dengan sabar, Ryuu pun membetulkan posisi tidur kedua bocah itu. Ia menarik selimut mereka hingga ke bahu, memastikan tubuh kecil mereka tetap hangat. Namun sebelum ia berdiri, manik gelapnya tertumbuk pada sosok di sisi lain tempat tidur. Elle. Gadis itu masih tampak sangat pulas. Napasnya berhembus dengan teratur, dan wajahnya tampak begitu damai dalam tidur. Ryuu memiringkan kepalanya sedikit, memperhatikan bagaimana helaian rambut cokelat kemerahan itu jatuh berantakan di atas bantal

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10

Bab terbaru

  • The Sexy Stranger    52. Luka Yang Belum Sembuh

    Cahaya mentari pagi menyusup pelan melalui tirai putih yang bergoyang tertiup angin lembut. Udara kamar itu masih penuh terisi oleh aroma semalam, yaitu aroma keintiman mendalam yang dipenuhi emosi. Di atas ranjang besar dengan seprainya yang kusut, tubuh Elle terbaring di atas tubuh Ryuu yang masih setengah tertidur. Dada bidang pria itu naik turun dengan perlahan, membuat Elle tersenyum kecil. Jemarinya yang lentik menyusuri garis tegas rahang Ryuu, lalu turun ke leher serta bahunya yang kekar. Elle mengecup kulit bahu itu dengan lembut, hingga akhirnya Ryuu membuka mata dan menatapnya dengan setengah mengantuk. "Sudah pagi?" guman Ryuu dengan suaranya yang serak dan dalam, suara maskulin penuh sensualitas yang selalu membuat Elle merinding. Elle mengangguk, lalu mengecup singkat bibir pria itu. "Ya, sudah pagi. Tapi rasanya aku malas sekali untuk beranjak." Ryuu tersenyum tipis. Lalu tangannya yang besar dan kokoh mengusap punggung Elle dengan lembut. "Hm. Kalau begit

  • The Sexy Stranger    51. Sebut Namaku

    Desahan lirih Elle pecah begitu saja, saat jemari Ryuu menyentuh kulit pahanya yang halus. Untuk beberapa saat, Ryuu hanya mengusap perlahan pahanya dengan gerakan naik-turun yang sensual... namun seolah menyimpan sejuta peringatan yang membuat Elle merinding penuh antisipasi. Dan ia pun menggigit bibirnya serta memejamkan mata, ketika Ryuu menyentuh bagian sensitifnya yang lembut. Jemari piawai pria itu bermain-main serta menggodanya di sana, hingga tanpa sadar membuat Elle melenguh lirih. Hawa di kamar pun terasa penuh dan intens karena tarikan hasrat yang tak lagi mampu lagi mereka tahan. Ryuu menatap lekat pada wajah Elle yang mulai merona dengan cantiknya. Manik gelap pria itu menyorotkan kerinduan sekaligus rasa memiliki yang menakutkan, seakan menyatakan bahwa malam ini bukan sekadar tentang sentuhan atau gairah, tapi tentang penegasan, pengakuan, serta penaklukan yang lembut. “Elle…” bisik Ryuu di antara kecupan kecil pada kelopak mata gadis itu, “Aku ingin kamu meman

  • The Sexy Stranger    50. Janji

    Suasana di kamar itu terasa sunyi. Hanya denting jam dinding dan desiran lembut angin yang menyusup dari celah jendela yang samar terdengar. Ryuu membuka pintu kamar dengan perlahan, berusaha untuk tak menimbulkan suara. Lalu ketika pintu itu terbuka, tatapannya pun langsung jatuh pada sosok Elle yang tertidur di tepi ranjang. Gadis itu tampak lelah, tubuhnya sedikit meringkuk, dan di dalam pelukannya tergenggam erat sebuah pigura kecil dari kayu. Ryuu melangkah mendekat dengan ayunan kaki tanpa suara, dan seketika hatinya pun langsung mencelos saat menyadari foto seseorang di dalam pigura itu. Foto dari mendiang ibu Elle. Senyuman wanita dalam foto itu terasa begitu nyata, seolah sedang mengawasinya… dan mungkin sedang bertanya, "apa yang kau lakukan pada putriku?" Ryuu masih berdiri mematung di sisi ranjang sambil memandangi ritme gerakan pelan napas Elle yang naik turun dengan teratur, namun wajah gadis itu tetap menampakkan kesedihan yang belum benar-benar sirna.

  • The Sexy Stranger    49. Seseorang Yang Menyimpan Luka dan Obsesi

    Elle sedang berada sendirian di dalam kamarnya. Ryuu meminta waktu beberapa menit untuk berdiskusi di ruangan lain dengan Michael, yang datang ke Lakeview Inn setelah dihubungi oleh Ryuu.Saat ini penginapannya telah dijaga ketat oleh sepuluh pengawal Ryuu yang menyebar di tiap titik, dan Ryuu juga menekankan pengawasan ketat untuk dirinya.Itu artinya, Elle tidak mungkin lagi bisa pergi kemana-mana tanpa dikawal setidaknya oleh lima orang penjaga. Terutama setelah kejadian barusan yang hampir saja merenggut nyawanya.Elle menghela napas pelan. Ia duduk di kursi depan meja rias, lalu menatap pigura foto ibunya yang berdiri anggun di sudut meja. Wajah teduh wanita itu tersenyum lembut, seolah menyapanya dalam diam. Cahaya lampu kamar yang temaram membuat bayangan di sekitar pigura menari pelan, memberi kesan hidup pada tatapan foto tersebut.“Ibu...” bisik Elle lirih. Suaranya nyaris tak terdengar, seperti angin yang tertahan di dada. “Apa aku telah salah memilih?”Ia menatap lebi

  • The Sexy Stranger    48. Haruka

    Ryuu segera menurunkan Elle dan memposisikannya di belakang tubuhnya. Gerakannya begitu cekatan dan tiba-tiba, hingga membuat Elle pun terkejut. “Ryuu?” guman Elle bingung, namun sayangnya gadis itu tak sempat bertanya lebih lanjut, karena teralihkan olen suara dentum keras dari pintu dapur yang merupakan akses ke bagian belakang. Pintu itu ditendang hingga terbuka lebar hingga menghantam dinding. Tiga orang pria bertubuh besar masuk dengan langkah cepat dan sigap. Masing-masing dari mereka mengangkat senjata dan menodongkannya langsung ke arah Ryuu. “Jauhkan dirimu dari perempuan itu,” gertak salah satu dari mereka. Ryuu pun serta-merta menyipitkan matanya. Ia tidak mengenal para penyusup ini, namun ia tahu pasti jika mereka bukanlah anak buahnya. Sayangnya, ia memang belum memberi perintah pada siapa pun untuk kembali mengawasi Lakeview Inn. Dan sekarang, para penjahat ini mengincar Elle? Tubuh Ryuu tetap berdiri tegak, melindungi Elle sepenuhnya dengan dada bidan

  • The Sexy Stranger    47. Tamu Tak Diundang

    Elle membuka matanya yang sayu dengan perlahan, ketika ia mendengar suara-suara berdenting lembut dari arah dapur. Suara itu seperti alunan irama pagi yang menenangkan, mengusik kesadarannya dari sisa-sisa mimpi yang masih melekat di pelupuk mata. Denting logam yang bersentuhan satu sama lain terdengar seperti simfoni sederhana namun hangat, yang hanya bisa berasal dari satu orang. Senyum manisnya pun seketika terurai saat menghirup aroma lezat di udara. Harumnya menyusup masuk ke dalam hidungnya, mengaduk perut kosong yang tiba-tiba menyadari bahwa ia lapar. Bukan hanya lapar akan makanan, tetapi juga akan kehadiran pria yang kini sedang berada di dapur. Sepertinya seseorang sedang memasak makanan untuk sarapan, dan itu pasti Ryuu. Tanpa sadar, Elle merasa rindu akan suasana ini. Rindu yang muncul begitu saja, mengalir dari lembut namun dalam, seperti gerimis tipis yang membasahi hati. Rasa rindu yang bukan hanya tertuju pada tempat atau rutinitas, tapi lebi

  • The Sexy Stranger    46. Sebuah Cerita Luka Di Masa Lalu

    Detak jantung Ryuu pun semakin menggila, seiring dengan celah pada pintu itu yang semakin lebar terbuka. Hingga akhirnya, seraut wajah cantik namun sendu mulai terlihat dari baliknya. Dua pasang bola mata berbeda warna itu pun saling beradu pandang untuk beberapa saat, sebelum kemudian Ryuu-lah yang bersuara lebih dulu. "Hai," ucap pria itu. Elle masih terdiam, dengan manik hazel-nya yang terpaku pada bola mata gelap Ryuu yang dalam dan selalu bisa membuatnya terhipnotis. "Terima kasih karena sudah membuka pintunya," ucap Ryuu lagi, sebelum kemudian ia mulai bergerak masuk ke dalam. Bukan dengan gerakan yang pelan, namun menerjang dengan kuat. Elle merasakan sepuluh jari kokoh dan hangat yang tiba-tiba merangkum wajahnya, lalu sesuatu yang basah dan panas memagut bibirnya. Ciuman itu datang dengan mendadak, bahkan Elle belum sempat mengambil satu napas pun. Ciuman yang dipenuhi dengan kelegaan, pelepas rindu, serta rasa cinta yang mendalam. "Maaf. Aku sungguh-sungguh

  • The Sexy Stranger    45. Sebuah Kesempatan

    Elle turun dari mobil dengan langkah-langkah pelan. Lakeview Inn tampak sepi seperti biasanya, hanya suara gesekan dedaunan serta kicau burung yang terdengar samar di kejauhan. Angin musim semi menyapu rambutnya, membawa aroma danau yang tenang dan nostalgia yang samar. Ia berdiri beberapa saat di depan pintu, memandang ke properti miliknya yang dulu selalu menjadi tempat perlindungan dari dunia luar. Bangunan tua berbalut ketenangan itu kini terasa seperti satu-satunya tempat yang tidak akan mengkhianatinya. Tidak seperti semua orang yang ia kenal. Saat kakinya menyentuh lantai kayu ruang tengah yang dingin dan sunyi, Elle pun menghela satu napas panjang. Sendiri. Lagi-lagi ia sendiri. Tapi sesungguhnya untuk pertama kalinya, ia merasa bahwa kesendirian ini… ternyata tidaklah menyakitkan. Justru sebaliknya. "Mungkin memang sepatutnya seperti ini," guman Elle. Mungkin tidak semua kebersamaan itu berarti. Mungkin sendiri tidak selalu sepi… tapi sebuah pilihan untuk me

  • The Sexy Stranger    44. Kembali

    Elle duduk di kursi belakang dengan tangan terlipat di pangkuannya. Kini ia tengah berada di dalam mobil yang melaju perlahan, keluar dari gerbang Mansion Takahashi yang megah. Di balik jendela yang mulai berembun oleh embusan udara dingin dari AC, Elle menatap kosong ke luar. Dunia di sekelilingnya seperti bergerak lambat, tak sejalan dengan kekacauan yang sedang berkecamuk di dalam dirinya. Sang supir yaitu seorang pria paruh baya berseragam rapi, sedikit menoleh ke arahnya melalui kaca spion di bagian tengah. “Ke mana kita akan pergi, Nona Elle?” tanyanya sopan. Elle mengangkat wajah, dan terdiam untuk sejenak. Ia bahkan tidak tahu harus ke mana. Sekujur tubuhnya masih dipenuhi amarah dan luka. Kata-kata Ryuu, atau lebih tepatnya keengganannya untuk berkata apa pun… membuat hatinya terasa seperti diremas dari dalam. Setelah beberapa saat ia berpikir, Elle pun menarik napas panjang dan menjawab, “Lakeview Inn," ucapnya akhirnya. "Itu tujuan kita." Supir itu han

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status