Share

4. Istri?

Author: Black Aurora
last update Last Updated: 2025-03-04 13:39:16

Ryuu menatap Elle yang masih terdiam dengan ekspresi sulit ditebak, mengira bahwa keheningan gadis itu adalah sebuah tanda persetujuan.

Jadi tanpa ragu, pria itu pun mengulurkan tangannya, bermaksud untuk menyentuh dagu Elle agar gadis itu bisa menatapnya langsung.

Seketika Elle pun tersentak dari lamunannya. Dengan cepat dia pun segera melepaskan tangannya dari cengkeraman Ryuu, lalu bergerak mundur selangkah.

Ya Tuhan. Ternyata ia tidak salah mendengar!

Ryuu adalah pria yang sangat tampan, Elle harus akui hal itu. Wajahnya yang Asia dengan aura berwibawa serta tubuhnya yang tinggi penuh otot adalah perpaduan yang sempurna, dan Elle pun yakin jika tak kan ada wanita normal yang tidak akan terpikat oleh visualnya.

Dan karena itulah semula ia mengira dirinya saja yang terlalu terbawa perasaan karena kedekatan tubuh mereka, dan Elle pun mengira bahwa ia mulai mengkhayal yang tidak-tidak.

Dan sekarang jantungnya tak bisa berhenti berdebar, seolah ingin meloncat keluar dari rongga dadanya.

Elle sungguh tak menyangka jika pria itu begitu gamblangnya menyatakan ingin menciumnya!

Aargh, mereka bahkan baru bertemu kemarin untuk pertama kalinya!

Tapi meskipun Ryuu Takahashi telah menjadi tamu penginapan pertama setelah sekian lama Lakeview Inn tak pernah lagi menerima tamu, itu bukan berarti dia bisa seenaknya saja berbuat yang tak senonoh kepadanya!

Seharusnya Elle membela harga dirinya. Seharusnya ia melemparkan saja black card itu ke wajah Ryuu, dan berkata enyahlah dari hadapannya.

Namun aura dominan penuh intimidasi yang menguar dari bola mata pekat serta dari setiap senti tubuh Ryuu, membuat Elle merasa seperti sebuah mangsa tak berdaya di hadapan predatornya.

Elle kembali mundur, dan napasnya pun tercekat saat melihat Ryuu yang malah ikut maju selangkah.

Elle mundur lagi, dan Ryuu pun kembali maju.

Jarak di antara mereka terus menyempit, membuat Elle semakin gugup. Hingga akhirnya, dia membalikkan tubuh dan berlari menuju penginapan.

Kali ini Ryuu hanya berdiri diam di tempatnya, menyaksikan setiap gerakan Elle yang terburu-buru, bahkan gadis itu hampir terpeleset saat menaiki tangga teras.

Sontak, sebuah senyum geli pun muncul di wajahnya.

“Dia sangat polos dan menggemaskan…” gumannya pelan, seperti sebuah bisikan yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri.

Dia bisa saja mengejar Elle sekarang, tapi tidak. Ryuu memutuskan untuk membiarkannya.

"Kamu bisa melarikan diri sekarang, Elle Harper," gumannya lagi, seraya memasukkan kedua tangannya ke dalam saku dan sedikit memiringkan kepalanya, melihat Elle yang telah menghilang dari balik pintu masuk yang dibanting menutup.

"Tapi... tidak untuk lain kali."

***

DEG DEG.

Dengan napas yang masih putus-putus, Elle merapatkan punggungnya ke pintu yang baru saja ia banting tertutup.

Bayangan mata pekat Ryuu yang menatapnya intens, senyum misterius yang tersungging di bibir pria itu, serta suara beratnya yang dengan gamblang menyatakan niatnya untuk menciumnya, terus terngiang di kepala Elle.

Apa-apaan pria itu?!

Elle mengusap wajahnya dengan kedua tangan. Ia tak tahu harus bersikap bagaimana.

Di satu sisi, ia ingin mengusir pria itu jauh-jauh.

Tapi di sisi lain, ia sadar bahwa Ryuu adalah tamu pertama yang datang ke Lakeview Inn, setelah bertahun-tahun penginapannya ini sepi dari pengunjung.

Jika bukan karena situasi finansial yang sulit, Elle pasti sudah menyuruh pria itu pergi sejak tadi.

Namun ia butuh uang untuk membangun kembali penginapannya yang mulai rapuh. Dan sekarang, tamu pertamanya justru seorang pria yang… mesum dan kurang ajar!

Elle mendesah panjang. Ia harus bersikap lebih tegas lain kali, jika Ryuu kembali menggodanya seperti tadi.

Tidak boleh ada lagi kejadian memalukan seperti ini. Tidak boleh!

Berusaha mengalihkan pikirannya, Elle memutuskan untuk membuat teh hangat dan mengeluarkan beberapa biskuit manis untuk Akio dan Ayaka.

Kedua anak kembar itu pasti lelah dan lapar setelah berlarian di sekitar danau di belakang penginapan. Setidaknya, mengurus mereka bisa membuatnya melupakan kejadian barusan.

Setelah menyiapkan nampan berisi teh dan biskuit, Elle membawanya ke luar.

Ia terus berjalan ke belakang penginapan, untuk meletakkan nampan ini di atas salah meja kayu di dekat danau.

Udara sore yang sejuk membuat suasana terasa lebih nyaman. Elle baru saja hendak meletakkan nampan di atas meja ketika tiba-tiba…

“Elle! Pejamkan matamu!” seru sebuah suara anak-anak yang renyah dan ceria penuh semangat, yang ternyata adalah Ayaka.

Elle tersentak kecil. Gadis kecil itu mendadak muncul di hadapannya dengan mata berbinar.

“Hah? Kenapa?”

“Pokoknya pejamkan mata!” Ayaka bersikeras.

Elle menghela napas dan tersenyum kecil. “Baiklah, baiklah.”

Ia menutup matanya, lalu telinganya mendengar suara langkah kecil Ayaka yang sepertinya menaiki bangku taman di depannya.

Lalu, Elle pun merasakan sesuatu diletakkan di atas kepalanya.

“Sekarang buka matamu, Elle!”

Ketika Elle membuka matanya, ia melihat Ayaka yang telah berdiri di atas bangku di hadapannya dengan senyum yang lebar.

Gadis kecil itu mengenakan mahkota yang terbuat dari bunga-bunga liar berwarna-warni yang indah di atas kepala bersurai panjangnya.

“Tadaaa! Sekarang kita sama!” seru Ayaka sambil menunjuk ke kepala Elle.

Elle terkejut dan segera meraba ubun-ubunnya. Benar saja, ada sesuatu yang melingkari kepalanya.

“Aku membuat mahkota bunga yang lebih besar dan lebih bagus untukmu, Elle!” Ayaka menepuk dadanya dengan bangga. “Karena hari ini adalah hari yang sangat spesial.”

Elle tersenyum lembut dengan hati yang terasa hangat. Ayaka telah bersusah-payah membuatkan mahkota dari bunga khusus untuknya.

Ya ampun, ini manis sekali.

“Terima kasih, Ayaka. Tapi… kenapa hari ini spesial?”

Dengan wajah penuh kegembiraan, Ayaka menjawab tanpa ragu, “Karena hari ini kamu akan menikah dengan Daddy!”

Dan Elle pun terpaku di tempatnya, dengan jantungnya yang kembali berdebar kencang. Pipinya terasa panas, dia bahkan bisa merasakan telinganya memerah.

"A-Apa?" Suaranya terdengar lebih tinggi dari biasanya, mencerminkan perasaan terkejutnya.

Ayaka mengangguk penuh keyakinan, kedua matanya yang besar berkilat penuh semangat. "Hari ini spesial, karena Daddy bilang dia akan segera membuat Elle jadi istrinya!"

Sekarang Elle hampir saja tersedak udara. Dia lalu menoleh ke samping, dimana ada Akio yang baru saja tiba entah dari mana.

Melihat tatapan penuh tanya dari Elle, anak lelaki itu pun hanya mengangkat bahu kecilnya, seolah berkata, 'Aku juga baru tahu tentang hal ini.'

"A-Ayaka, sepertinya... kamu sudah salah paham, Sayang..." Elle berusaha mengendalikan napasnya yang gugup dan tidak beraturan.

"Aku tidak akan menikah dengan Daddy-mu. Kami bahkan baru kenal semalam."

"Tapi Daddy bilang kalau dia menyukai Elle," balas Ayaka dengan matanya yang polos.

"Dan Daddy juga tidak pernah membiarkan wanita lain menyentuhnya, tapi kemarin saat makan malam, Daddy telah memelukmu, Elle! Juga tadi, Daddy memegang pinggangmu. Itu artinya Daddy telah memilih Elle!"

Elle rasanya benar-benar ingin pingsan di tempat detik ini juga.

Tunggu... Semalam itu kan sebenarnya dirinya yang hampir jatuh karena terpeleset, lalu Ryuu hanya bermaksud untuk menolongnya.

Bukan dengan sengaja memeluknya!

Tapi kalau pagi ini... Elle pun meringis dan mengutuk Ryuu dalam hati. Ayaka pasti melihat kejadian tadi, lalu otak mungilnya itu pun menyimpulkan dengan pemikirannya sendiri!

"Itu tidak seperti yang kamu pikirkan, Ayaka... Aku hanya~"

"Aku akan memberi tahu Daddy kalau Elle masih tidak percaya!" Ayaka memotong dengan bibir cemberut namun wajah penuh tekad.

Gadis kecil itu dengan cepat melompat turun dari bangku dan berlari ke arah penginapan.

"Ayaka! Jangan!" Elle refleks berteriak, tapi anak itu sudah berlari terlalu jauh, meninggalkan angin yang menerbangkan helai-helai rambut Elle.

Akio yang dari tadi hanya diam dan mengawasi semuanya, kini menghela napas pelan. "Ayaka memang seperti itu. Kalau dia sudah punya ide, tidak ada yang bisa mengubah pikirannya."

Elle menatap anak laki-laki itu dengan ekspresi putus asa. "Apa yang harus aku lakukan?"

Akio menatapnya dengan mimik serius, lalu berkata dengan nada tenang. "Mungkin memang sudah takdirmu untuk menjadi istrinya Daddy, Elle."

Elle hampir saja menjatuhkan gelas teh yang ia pegang mendengarnya. "Akio! Jangan ikut-ikutan!"

Anak laki-laki itu hanya tersenyum kecil, sebelum mengambil satu biskuit dari nampan dan mulai mengunyahnya dengan santai.

Seolah ia baru saja tidak mengatakan sesuatu yang bisa membuat Elle seperti terkena serangan jantung.

Ada apa dengan mereka semua sih, sebenarnya??

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Bianca
seneng bgt elle disayang keluarga ini
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • The Sexy Stranger    5. Alasan

    Ayaka berlari masuk ke dalam penginapan dengan langkah mungilnya yang gesit. Sepatu pink ballerina kecilnya menapaki lantai kayu dengan suara berdebum pelan. Manik gelapnya langsung mencari sosok yang ingin ditemuinya. Dan di sanalah Daddy-nya, berdiri di dekat jendela besar yang menghadap ke danau, dengan tangan bersidekap di dada. "Daddy! Daddy!" panggil Ayaka dengan penuh semangat. Ryuu menoleh ke arah putrinya dengan sedikit mengernyit. "Ada apa, Ayaka? Kenapa kamu berlari-lari seperti itu?" Ayaka langsung berhenti di hadapan ayahnya, napasnya sedikit terengah karena terlalu bersemangat. "Daddy! Hari ini adalah hari spesial!" Ryuu menatap putrinya dengan penuh tanda tanya. "Hari spesial apa?" Ayaka mengangkat kedua tangannya ke udara dengan penuh antusias. "Hari ini Elle akan menikah dengan Daddy!" Ruangan yang semula tenang mendadak dipenuhi keheningan yang canggung, sementara Ryuu pun terpaku di tempatnya. "... Apa?" Ryuu akhirnya bersuara, suaranya dalam dan t

    Last Updated : 2025-03-06
  • The Sexy Stranger    6. Membuatnya Terikat

    Suasana ruang makan terasa hangat dan akrab. Aroma keju leleh dan saus tomat yang gurih memenuhi udara saat empat kotak pizza besar terbuka di tengah meja. Sesuai janji sebelumnya, Ryuu telah memesan makan siang kesukaan putra-putrinya, ia sengaja melakukan itu agar Elle tidak lelah memasak untuk mereka. "Ayaka, jangan ambil yang terbesar lagi," tegur Akio dengan suara datarnya, tapi matanya melirik ke arah potongan pizza yang sudah diambil oleh saudara kembarnya. "Tapi ini yang paling banyak kejunya!" protes Ayaka, pipinya sudah menggembung karena gigitan sebelumya. Elle pun tertawa pelan, diam-diam sungguh menikmati kebersamaan mereka. Ayaka yang imut dan lucu serta Akio yang cool tapi ternyata juga berisik, membuat gadis itu merasakan sesuatu yang menyenangkan di dalam hatinya. Namun tawa itu pun seketika terhenti, ketika ponselnya bergetar di atas meja. Ia mengambilnya dan melihat sebuah e-mail masuk. [Draft Kontrak Kerja Sama: Lakeview Inn Investment] Alis Ell

    Last Updated : 2025-03-07
  • The Sexy Stranger    7. Serba Salah

    Ketika Elle akhirnya melanjutkan kembali belanjaannya, ia mulai merasakan tidak nyaman. Bukan karena barang-barang di keranjang belanjanya yang jumlahnya semakin bertambah, melainkan karena tatapan orang-orang yang ada di sekitarnya. Sejak mereka masuk ke supermarket, Elle sudah merasakan bagaimana mata para wanita tertuju pada Ryuu. Pria itu memang tampak mencolok dengan tubuhnya yang maskulin, wajah tampan khas warga Jepang, serta aura percaya diri yang luar biasa. Bahkan hanya dengan berdiri santai sambil memegang troli, Ryuu terlihat seperti model di sebuah iklan eksklusif. Telinga Elle pun juga mendengar bisik-bisik di sekelilingnya. "Siapa pria tampan itu? Seperti orang Jepang ya?" "Lihat otot lengannya. Astaga, dia seksi sekali!" "Apa dua anak itu adalah anaknya? Hah? Tapi siapa wanita di sebelahnya??" Elle pun menundukkan wajahnya seraya berusaha mengabaikan bisikan-bisikan itu, sebelum seseorang menepuk pundaknya dengan lembut. "Elle, sayang… bagaimana kabarm

    Last Updated : 2025-03-07
  • The Sexy Stranger    8. Seperti Seorang Ibu

    Elle menghela napas panjang saat menutup pintu bagasi mobil, memastikan semua kantung belanjaan sudah tersusun rapi di dalamnya. Namun sebelum ia bisa melangkah ke sisi pintu penumpang, suara Ryuu yang tenang namun penuh arti tiba-tiba membuatnya berhenti. "Jadi..." Ryuu menyandarkan satu tangan di pinggiran bagasi, menatapnya dengan ekspresi penasaran. "Pria itu, si Bradley Scott, apakah dia adalah alasan kenapa kamu tidak tertarik untuk menjalin hubungan lagi?" Elle tampak menegang sejenak, lalu dengan perlahan ia pun memutar tubuhnya menghadap Ryuu. Pria ini ternyata lebih jeli dari yang ia kira. Dia pasti sudah menebak. Jadi, apa gunanya menyembunyikannya lagi? Elle mengangkat bahunya, berusaha untuk terdengar santai. "Ya, dia mantan tunanganku. Dan sekarang dia akan menikah dengan mantan sahabatku, Catherine." Sejenak, Ryuu terlihat benar-benar terkejut. Manik monolid-nya yang gelap terlihat sedikit membesar, bibirnya sedikit terbuka seolah ingin mengatakan ses

    Last Updated : 2025-03-08
  • The Sexy Stranger    9. Sedikit Hiburan

    Pagi ini, Elle bangun lebih awal dari biasanya. Ia langsung menuju dapur bermaksud untuk menyiapkan sarapan, sebelum semua tamunya bangun. Ia ingin menyibukkan diri dengan sesuatu yang konkret seperti memasak, membersihkan, melakukan pekerjaan yang memang menjadi bagian dari rutinitasnya. Namun harapannya pun pupus, ketika ia menemukan seseorang sudah berdiri di sana, mengenakan kaus putih sederhana dan celana jogger abu-abu. Ryuu. Pria itu terlihat sedang membuka lemari dapur dengan ekspresi bingung. Wajahnya masih sedikit mengantuk, rambut hitamnya agak berantakan, dan kancing atas kausnya sedikit terbuka, memperlihatkan kulitnya yang putih khas Asia. Elle membeku di ambang pintu. "Apa yang kamu lakukan di sini?" Ryuu menoleh dengan santai, seolah tidak melihat sesuatu yang aneh dengan kehadirannya di dapur ini. "Mencari kopi," sahutnya dengan senyuman. Elle mengerjap. "Kamu bisa meminta padaku untuk dibuatkan kopi. Aku yang mengelola penginapan ini, dan kamu

    Last Updated : 2025-03-08
  • The Sexy Stranger    10. Badai

    Angin kencang terdengar meraung di luar jendela, membuat ranting-ranting pohon di sekitar penginapan bergoyang liar. Langit yang tadinya kelam kini sesekali diterangi kilatan petir, diiringi suara gemuruh yang mengguncang malam. Hujan deras pun turun tanpa ampun, membasahi halaman Lakeview Inn dan menyapu dedaunan yang berserakan. Elle berdiri di dekat jendela ruang tamu, menatap cuaca yang semakin memburuk dengan wajah khawatir. Ia tahu badai sedang menuju ke sini, tetapi tidak menyangka akan datang secepat dan sekuat ini. Lalu tiba-tiba... BRAAK! Elle tersentak ketika sebuah suara keras menggema dari sisi penginapan. Tak butuh waktu lama sebelum listrik yang kemudian mendadak padam, menenggelamkan seluruh bangunan dalam pekatnya kegelapan. Langkah-langkah tergesa pun terdengar dari arah koridor. Elle menoleh dan melihat Ryuu yang datang dengan membawa senter. Sementara Ayaka dan Akio mengikuti di belakangnya dengan mata membelalak karena kaget. "Apa y

    Last Updated : 2025-03-09
  • The Sexy Stranger    11. Seharusnya Aku Berhenti Menggodamu

    Pagi hari ini di Lakeview Inn dimulai dengan langit yang masih kelabu, tampak sisa-sisa badai semalam meninggalkan embun dingin yang masih menyelimuti udara. Namun suasana terasa jauh lebih hangat dan damai di dalam kamar. Ryuu sudah terjaga lebih dulu. Ia duduk di tepi tempat tidur sambil mengamati ketiga orang yang masih terlelap di sisinya. Akio dan Ayaka terlihat tidur dalam posisi berantakan, tangan dan kaki mereka saling bertumpuk, sementara selimut mereka hampir jatuh dari kasur. Dengan sabar, Ryuu pun membetulkan posisi tidur kedua bocah itu. Ia menarik selimut mereka hingga ke bahu, memastikan tubuh kecil mereka tetap hangat. Namun sebelum ia berdiri, manik gelapnya tertumbuk pada sosok di sisi lain tempat tidur. Elle. Gadis itu masih tampak sangat pulas. Napasnya berhembus dengan teratur, dan wajahnya tampak begitu damai dalam tidur. Ryuu memiringkan kepalanya sedikit, memperhatikan bagaimana helaian rambut cokelat kemerahan itu jatuh berantakan di atas bantal

    Last Updated : 2025-03-10
  • The Sexy Stranger    12. Ketika Badai Telah Reda

    Elle menggigit bibirnya gugup saat melihat bagaimana Ryuu masih menatapnya dengan intens. Ada sesuatu di mata pria itu yang membuat napasnya tercekat... sesuatu yang mendalam, berbahaya, dan menghipnotis. Gadis itu tersentak ketika tubuhnya tiba-tiba ditarik mendekat dalam satu gerakan cepat, lalu tiba-tiba saja Ryuu telah mengangkat dan mendudukkannya di atas meja makan. Seketika Elle pun menahan napasnya dengan dada yang naik turun tak beraturan, serta kedua tangannya yang otomatis berpegangan pada bahu Ryuu demi keseimbangan. "R-Ryuu~~" "Sshh..." Jari Ryuu menyentuh dagu Elle, mengangkat wajahnya sedikit agar ia bisa menatap mata gadis itu lebih dalam. "Kamu terlalu menggemaskan pagi ini," bisiknya dengan suaranya yang dalam. "Dan aku pun tidak ingin lagi menahan diri." Kemudian bibirnya kembali menyentuh bibir Elle, untuk yang kedua kalinya. Dan kali ini... Ryuu tidak terburu-buru. Ia mengeksplorasi dengan lembut untuk menguji respons Elle, menikmati set

    Last Updated : 2025-03-11

Latest chapter

  • The Sexy Stranger    52. Luka Yang Belum Sembuh

    Cahaya mentari pagi menyusup pelan melalui tirai putih yang bergoyang tertiup angin lembut. Udara kamar itu masih penuh terisi oleh aroma semalam, yaitu aroma keintiman mendalam yang dipenuhi emosi. Di atas ranjang besar dengan seprainya yang kusut, tubuh Elle terbaring di atas tubuh Ryuu yang masih setengah tertidur. Dada bidang pria itu naik turun dengan perlahan, membuat Elle tersenyum kecil. Jemarinya yang lentik menyusuri garis tegas rahang Ryuu, lalu turun ke leher serta bahunya yang kekar. Elle mengecup kulit bahu itu dengan lembut, hingga akhirnya Ryuu membuka mata dan menatapnya dengan setengah mengantuk. "Sudah pagi?" guman Ryuu dengan suaranya yang serak dan dalam, suara maskulin penuh sensualitas yang selalu membuat Elle merinding. Elle mengangguk, lalu mengecup singkat bibir pria itu. "Ya, sudah pagi. Tapi rasanya aku malas sekali untuk beranjak." Ryuu tersenyum tipis. Lalu tangannya yang besar dan kokoh mengusap punggung Elle dengan lembut. "Hm. Kalau begit

  • The Sexy Stranger    51. Sebut Namaku

    Desahan lirih Elle pecah begitu saja, saat jemari Ryuu menyentuh kulit pahanya yang halus. Untuk beberapa saat, Ryuu hanya mengusap perlahan pahanya dengan gerakan naik-turun yang sensual... namun seolah menyimpan sejuta peringatan yang membuat Elle merinding penuh antisipasi. Dan ia pun menggigit bibirnya serta memejamkan mata, ketika Ryuu menyentuh bagian sensitifnya yang lembut. Jemari piawai pria itu bermain-main serta menggodanya di sana, hingga tanpa sadar membuat Elle melenguh lirih. Hawa di kamar pun terasa penuh dan intens karena tarikan hasrat yang tak lagi mampu lagi mereka tahan. Ryuu menatap lekat pada wajah Elle yang mulai merona dengan cantiknya. Manik gelap pria itu menyorotkan kerinduan sekaligus rasa memiliki yang menakutkan, seakan menyatakan bahwa malam ini bukan sekadar tentang sentuhan atau gairah, tapi tentang penegasan, pengakuan, serta penaklukan yang lembut. “Elle…” bisik Ryuu di antara kecupan kecil pada kelopak mata gadis itu, “Aku ingin kamu meman

  • The Sexy Stranger    50. Janji

    Suasana di kamar itu terasa sunyi. Hanya denting jam dinding dan desiran lembut angin yang menyusup dari celah jendela yang samar terdengar. Ryuu membuka pintu kamar dengan perlahan, berusaha untuk tak menimbulkan suara. Lalu ketika pintu itu terbuka, tatapannya pun langsung jatuh pada sosok Elle yang tertidur di tepi ranjang. Gadis itu tampak lelah, tubuhnya sedikit meringkuk, dan di dalam pelukannya tergenggam erat sebuah pigura kecil dari kayu. Ryuu melangkah mendekat dengan ayunan kaki tanpa suara, dan seketika hatinya pun langsung mencelos saat menyadari foto seseorang di dalam pigura itu. Foto dari mendiang ibu Elle. Senyuman wanita dalam foto itu terasa begitu nyata, seolah sedang mengawasinya… dan mungkin sedang bertanya, "apa yang kau lakukan pada putriku?" Ryuu masih berdiri mematung di sisi ranjang sambil memandangi ritme gerakan pelan napas Elle yang naik turun dengan teratur, namun wajah gadis itu tetap menampakkan kesedihan yang belum benar-benar sirna.

  • The Sexy Stranger    49. Seseorang Yang Menyimpan Luka dan Obsesi

    Elle sedang berada sendirian di dalam kamarnya. Ryuu meminta waktu beberapa menit untuk berdiskusi di ruangan lain dengan Michael, yang datang ke Lakeview Inn setelah dihubungi oleh Ryuu.Saat ini penginapannya telah dijaga ketat oleh sepuluh pengawal Ryuu yang menyebar di tiap titik, dan Ryuu juga menekankan pengawasan ketat untuk dirinya.Itu artinya, Elle tidak mungkin lagi bisa pergi kemana-mana tanpa dikawal setidaknya oleh lima orang penjaga. Terutama setelah kejadian barusan yang hampir saja merenggut nyawanya.Elle menghela napas pelan. Ia duduk di kursi depan meja rias, lalu menatap pigura foto ibunya yang berdiri anggun di sudut meja. Wajah teduh wanita itu tersenyum lembut, seolah menyapanya dalam diam. Cahaya lampu kamar yang temaram membuat bayangan di sekitar pigura menari pelan, memberi kesan hidup pada tatapan foto tersebut.“Ibu...” bisik Elle lirih. Suaranya nyaris tak terdengar, seperti angin yang tertahan di dada. “Apa aku telah salah memilih?”Ia menatap lebi

  • The Sexy Stranger    48. Haruka

    Ryuu segera menurunkan Elle dan memposisikannya di belakang tubuhnya. Gerakannya begitu cekatan dan tiba-tiba, hingga membuat Elle pun terkejut. “Ryuu?” guman Elle bingung, namun sayangnya gadis itu tak sempat bertanya lebih lanjut, karena teralihkan olen suara dentum keras dari pintu dapur yang merupakan akses ke bagian belakang. Pintu itu ditendang hingga terbuka lebar hingga menghantam dinding. Tiga orang pria bertubuh besar masuk dengan langkah cepat dan sigap. Masing-masing dari mereka mengangkat senjata dan menodongkannya langsung ke arah Ryuu. “Jauhkan dirimu dari perempuan itu,” gertak salah satu dari mereka. Ryuu pun serta-merta menyipitkan matanya. Ia tidak mengenal para penyusup ini, namun ia tahu pasti jika mereka bukanlah anak buahnya. Sayangnya, ia memang belum memberi perintah pada siapa pun untuk kembali mengawasi Lakeview Inn. Dan sekarang, para penjahat ini mengincar Elle? Tubuh Ryuu tetap berdiri tegak, melindungi Elle sepenuhnya dengan dada bidan

  • The Sexy Stranger    47. Tamu Tak Diundang

    Elle membuka matanya yang sayu dengan perlahan, ketika ia mendengar suara-suara berdenting lembut dari arah dapur. Suara itu seperti alunan irama pagi yang menenangkan, mengusik kesadarannya dari sisa-sisa mimpi yang masih melekat di pelupuk mata. Denting logam yang bersentuhan satu sama lain terdengar seperti simfoni sederhana namun hangat, yang hanya bisa berasal dari satu orang. Senyum manisnya pun seketika terurai saat menghirup aroma lezat di udara. Harumnya menyusup masuk ke dalam hidungnya, mengaduk perut kosong yang tiba-tiba menyadari bahwa ia lapar. Bukan hanya lapar akan makanan, tetapi juga akan kehadiran pria yang kini sedang berada di dapur. Sepertinya seseorang sedang memasak makanan untuk sarapan, dan itu pasti Ryuu. Tanpa sadar, Elle merasa rindu akan suasana ini. Rindu yang muncul begitu saja, mengalir dari lembut namun dalam, seperti gerimis tipis yang membasahi hati. Rasa rindu yang bukan hanya tertuju pada tempat atau rutinitas, tapi lebi

  • The Sexy Stranger    46. Sebuah Cerita Luka Di Masa Lalu

    Detak jantung Ryuu pun semakin menggila, seiring dengan celah pada pintu itu yang semakin lebar terbuka. Hingga akhirnya, seraut wajah cantik namun sendu mulai terlihat dari baliknya. Dua pasang bola mata berbeda warna itu pun saling beradu pandang untuk beberapa saat, sebelum kemudian Ryuu-lah yang bersuara lebih dulu. "Hai," ucap pria itu. Elle masih terdiam, dengan manik hazel-nya yang terpaku pada bola mata gelap Ryuu yang dalam dan selalu bisa membuatnya terhipnotis. "Terima kasih karena sudah membuka pintunya," ucap Ryuu lagi, sebelum kemudian ia mulai bergerak masuk ke dalam. Bukan dengan gerakan yang pelan, namun menerjang dengan kuat. Elle merasakan sepuluh jari kokoh dan hangat yang tiba-tiba merangkum wajahnya, lalu sesuatu yang basah dan panas memagut bibirnya. Ciuman itu datang dengan mendadak, bahkan Elle belum sempat mengambil satu napas pun. Ciuman yang dipenuhi dengan kelegaan, pelepas rindu, serta rasa cinta yang mendalam. "Maaf. Aku sungguh-sungguh

  • The Sexy Stranger    45. Sebuah Kesempatan

    Elle turun dari mobil dengan langkah-langkah pelan. Lakeview Inn tampak sepi seperti biasanya, hanya suara gesekan dedaunan serta kicau burung yang terdengar samar di kejauhan. Angin musim semi menyapu rambutnya, membawa aroma danau yang tenang dan nostalgia yang samar. Ia berdiri beberapa saat di depan pintu, memandang ke properti miliknya yang dulu selalu menjadi tempat perlindungan dari dunia luar. Bangunan tua berbalut ketenangan itu kini terasa seperti satu-satunya tempat yang tidak akan mengkhianatinya. Tidak seperti semua orang yang ia kenal. Saat kakinya menyentuh lantai kayu ruang tengah yang dingin dan sunyi, Elle pun menghela satu napas panjang. Sendiri. Lagi-lagi ia sendiri. Tapi sesungguhnya untuk pertama kalinya, ia merasa bahwa kesendirian ini… ternyata tidaklah menyakitkan. Justru sebaliknya. "Mungkin memang sepatutnya seperti ini," guman Elle. Mungkin tidak semua kebersamaan itu berarti. Mungkin sendiri tidak selalu sepi… tapi sebuah pilihan untuk me

  • The Sexy Stranger    44. Kembali

    Elle duduk di kursi belakang dengan tangan terlipat di pangkuannya. Kini ia tengah berada di dalam mobil yang melaju perlahan, keluar dari gerbang Mansion Takahashi yang megah. Di balik jendela yang mulai berembun oleh embusan udara dingin dari AC, Elle menatap kosong ke luar. Dunia di sekelilingnya seperti bergerak lambat, tak sejalan dengan kekacauan yang sedang berkecamuk di dalam dirinya. Sang supir yaitu seorang pria paruh baya berseragam rapi, sedikit menoleh ke arahnya melalui kaca spion di bagian tengah. “Ke mana kita akan pergi, Nona Elle?” tanyanya sopan. Elle mengangkat wajah, dan terdiam untuk sejenak. Ia bahkan tidak tahu harus ke mana. Sekujur tubuhnya masih dipenuhi amarah dan luka. Kata-kata Ryuu, atau lebih tepatnya keengganannya untuk berkata apa pun… membuat hatinya terasa seperti diremas dari dalam. Setelah beberapa saat ia berpikir, Elle pun menarik napas panjang dan menjawab, “Lakeview Inn," ucapnya akhirnya. "Itu tujuan kita." Supir itu han

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status