Agent Bayangan

Agent Bayangan

last updateLast Updated : 2022-11-13
By:  Guardian_eagleOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
10
17 ratings. 17 reviews
108Chapters
11.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Denis terpaksa menyembunyikan identitasnya dengan berpura-pura menjadi miskin dan berkuliah di salah satu Universitas ternama. Hal itu iya lakukan karena dirinya adalah seorang Agent Intelejen Negara. Suatu hari, ia mendapatkan informasi bahwa akan ada musuh yang menyerang negara, dalam waktu dekat. Apa yang akan dilakukan Denis? Apakah dia mampu menyelamatkan semua orang? Termasuk mereka yang selalu menghinanya?

View More

Chapter 1

Bab 1

Jam menunjukkan pukul delapan pagi. Ketika tiba-tiba terdengar sebuah teriakan.

"Denis! Antarkan belanjaan itu ke luar!" bentak assisten manager minimarket desa Western Cily, menyuruh Denis mengantarkan belanjaan costumer keluar.

"Hei, Divan! Bukannya tadi manajer yang menyuruhmu mengantar belanjaan itu? Kenapa malah nyuruh Denis?" sahut gadis cantik di samping Denis dengan nada kesal. Matanya melotot ke arah Divan sambil menunjuk kardus besar di pojok ruangan.

"Emang kenapa kalau aku nyuruh dia, Siska? Aku ini atasan kalian! Lagi pula si Denis ini cuma pegawai paruh waktu, wajar dong kalau aku memberinya perintah. Hahaha!"

Divan tertawa puas memasukkan tangan ke saku celana lalu pergi begitu saja.

"Kau-"

Melihat itu Siska geram mengepalkan tangannya.

Siska kirana. Gadis cantik berambut pirang yang merupakan sahabat Denis. Wajahnya yang cantik dengan postur tubuh yang ideal dan seksi membuat para pria yang melihatnya terpesona melihat kecantikan Siska. Selama ini Divan selalu memerintah Denis sesuka hati. Siska tidak tega melihat sahabatnya selalu ditindas.

“Sudah Denis kamu diam aja, biar aku yang mengantar belanjaan itu.”  

“Tidak, gak papa biar aku saja,” jawab Denis pasrah kemudian pergi ke pojok ruangan mengambil barang belanjaan tanpa menghiraukan Siska.

“D-Deniss-” tangan Siska menggantung di udara.

Belanjaan yang diambil Denis terbungkus dalam sebuah kardus mie instan, tampaknya itu cukup berat.

Suasana mini market pagi ini cukup ramai, banyak orang-orang yang melihat kejadian tersebut dan kini semua mata mereka tertuju pada Denis.

Denis tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya mampu menyembunyikan rasa malunya, mengangkat kardus belanjaan ke atas pundak lalu pergi keluar tanpa memperdulikan orang-orang disekitar.

"Denis, kamu tidak perlu melakukan itu! Biar aku saja yang mengantarnya!" teriak Siska berlari menyusul Denis.

"Terimakasih Siska. Sudah biar aku saja...." Denis tersenyum tipis melirik wajah Siska sejenak lalu pergi. Siska terdiam hanya bisa menatap Denis dengan perasa'an iba.

Jujur selama ini Denis tidak mau dirinya selalu dijadikan bahan suruhan orang lain. Apalagi selalu dihina dan dicemooh semua orang hanya karena dirinya miskin. Itu sangat menggangu!

Sebenarnya Denis bukan orang miskin. Bisa dibilang dia adalah salah satu keturunan dari orang yang sangat kaya di dunia. Hanya saja Denis bukan tife sombong yang suka memperlihatkan kekayaan ke publik apalagi saat ini dia lagi bertugas menjalankan misi rahasia dari organisasi Savior Eagle, yang mengharuskan Denis mengambil keputusan berpura-pura menjadi miskin. Tidak lain dan tidak bukan semua itu untuk memperlancar misinya ketika di desa.

Setiba di luar Denis berjalan melewati halaman depan menuju ke arah mobil mewah BMW series 5, yang terparkir di pinggir jalan.

Suasana pagi hari di desa Westren Cily sangat sejuk. Dengan wilayah tropisnya yang berada di kaki gunung dan tepat di bawahnya ada sungai yang cukup luas menjadikan desa Westren Cily menjadi sebuah desa yang cukup terkenal karena memiliki pemandangan alam yang sangat indah. Setiap hari selalu saja banyak pengunjung yang sengaja datang dari luar desa, dari luar kota, bahkan ada yang sengaja datang jauh-jauh dari luar negeri sekedar untuk menikmati pemandangan alam dan bersantai-santai di desa ini.

Setelah berada di belakang mobil mewah tersebut, Denis melihat sepasang pria dan wanita cantik lagi asik berbincang dan bermesraan tertawa akrab di samping mobil. Sejak tadi Denis berniat memanggil dua sejoli yang berada di hadapannya, tetapi ia mengurungkan kembali niatnya saat melihat dua orang itu cukup familiar.

"Bukankah dia, Rio, teman Divan?" batin Denis mengerutkan dahi.

Rasa penasaran membuatnya terus memperhatikan pria di depannya tanpa menghiraukan gadis yang tengah mengandeng tangan pria itu sambil fokus menatap ponsel.

Sebelumnya, Divan memang menyuruh dia untuk mengantarkan belanjaan ini tanpa memberitahu siapa pemiliknya. Sekarang, setelah mengetahui pemilik dari belanjaan tersebut ekspresi Denis tiba-tiba berubah, dia merasa kesal.

"Hei! Rio!"

Terkejut mendengar suara seseorang memanggilnya, sontak pria tersebut memutar kepalanya ke belakang

"Hmm, kau rupanya. Ada apa?" tanya pria itu sambil menatap Denis dengan tatapan jijik. Rio Martin.

Ya, Rio adalah teman Divan assiten manajer tadi. Rio merupakan tuan muda ke dua dari keluarga Martin, salah satu keluarga terkaya yang cukup berpengaruh di desa Western Cily.

Sementara itu, gadis cantik yang berada di samping Rio hanya asik menatap layar ponsel tanpa melihat Denis. Seolah tidak peduli dengan keberadaannya.

"Ini belanjaanmu!"

"Lah, bukanya si Divan yang seharusnya mengantar belanjaanku?" tanya Rio seraya mengangkat alis, melihat kardus yang tengah dibawa Denis di pundaknya.

“Dia menyuruhku," jawab Denis singkat males berbicara dengannya.

Melihat kekesalan dari sorot mata Denis, Divan tertawa. “Pptttf ... HaHaHa! Begitu rupanya. Ada apa dengan tatapanmu, Denis? Kelihatannya kau tidak terima di suruh Divan? Wajar kalau dia menyuruhmu, kau itu hanya pegawai paruh waktu di minimarket ini. Hahaha!”

Rio tertawa mengejek, sebelum kemudian berkata dengan nada memerintah. "Oke, oke. Masukan saja ke bagasi."

Denis tidak menghiraukan perkataan Rio, dia hanya diam lalu berjalan ke belakang mobil berniat buru-buru menyimpan kardus itu ke bagasi dan segera kembali ke minimarket. Denis merasa males jika harus berurusan dengan orang seperti Rio.

Saat bersamaan, gadis cantik yang sedari tadi hanya fokus menatap layar ponsel di samping Rio, ekspresinya tiba-tiba berubah kaget ketika mendengar nama ‘Denis'.

‘Hah! D-Denis?’

Jantungnya berdetak kencang. Seketika perasaan takut dan malu berkecamuk dalam hatinya. Gadis itu perlahan memutar kepalanya ke samping lalu setelah melihat pemuda yang tengah membawa kardus di belakang mobil, dia tercengang!

"D-Denis!"

Mendengar namanya dipanggil, Denis tentu melihat ke arah sumber suara dan kalian tahu? Begitu pandangan mereka beradu dan melihat wajah dari gadis itu, ekspresi Denis sontak berubah!

"S-Salmaaa ... ?"

Dia ...

Dia Salma!

Dalam sekejap mata Denis memanas dan kardus belanjaan yang belum sempat dia simpan tiba-tiba jatuh ke tanah!

Salma adalah mantan pacar Denis dan mereka baru saja putus tiga hari yang lalu. Tentu saja Salma yang mengakhiri hubungan mereka.

Ketika Salma memutuskan hubungan dengan Denis, ia beralasan bahwa dirinya ingin sendiri dulu. Tetapi kenyataanya baru tiga hari saja Salma sudah bersama pria lain. Terlebih, dia bersama Rio, orang yang dia kenal!

"S-Salma? Kamu ...."

Jantung Denis bertedak kencang seolah merasa tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ia tidak tahu harus berkata apa.

Yang jelas meski Denis tidak terlalu mengenal Rio, dia tahu bahwa Rio orang yang sombong dan suka memamerkan kekayaan hanya untuk menarik perhatian gadis-gadis cantik. Tentu Denis tidak terima kalau mantan pacarnya jatuh ke tangan pria brengsek seperti Rio!

"Denis, kenapa kamu di sini? Kamu ... Kamu jangan salah paham. A-Aku di sini bersama Rio karena ...." Salma mulai panik dan malu, dia tidak berani memandang Denis.

Sementara itu, Rio menatap kardus belanjaan yang dijatuhkan Denis, kemudian menatap Denis tajam. "Hei, Apa-apaan ini? Itu belanjaanku, kenapa kau jatuhkan!"

"Rio, dia mantan pacarku yang dulu aku bicarakan!" ucap Salma mengingatkan Rio.

Seketika Rio tertegun. Dia menatap Denis dari ujung kepala sampai ujung kaki memperhatikan dengan seksama.

"Oh, jadi dia si Denis mantan pacarmu itu?"

Segera setelahnya, Rio menyadari sesuatu.

"Pfttt- Ahahaha, sial! Dasar bodoh, dia benar-benar tahu bagaimana caranya membodohi orang. Aku mengerti sekarang! Jadi si Divan sengaja menyuruhmu agar kamu melihat mantan pacarnya bersamaku. Ahahahah. Ini sungguh menyenangkan. Benar-benar menyenangkan! Haha." Rio tertawa terbahak-bahak sampai orang-orang yang ada di halaman mini market melihat ke arahnya.

Dia benar-benar tidak menyangka kalau mantan Salma adalah Denis. Sebelumnya Rio mengira kalau Denis yang dibicarakan Salma adalah orang lain, rupanya si Denis miskin ini?

Tentu Rio sudah tahu kalau Denis sangat miskin. Dia mengetahuinya karena Divan sering cerita.

Di sisi lain, Denis menggertakan gigi menahan amarah. Dia tahu bahwa Rio adalah teman dekat Divan. Keluarganya memiliki beberapa restoran mewah di desa Westren Cily dan dia terbiasa membawa mobil BMW series 5 nya ke minimarket ini hanya untuk pamer kekayaan.

Denis mengepalkan tangan mendengar perkataan Rio. Dia baru sadar, Jadi, sebenarnya Divan sengaja menyuruh dia agar dia bisa bertemu Rio dan Salma? Kurang ajar!

Denis jadi curiga, jangan-jangan sebab putusnya hubungan dia dengan Salma ada Divan di balik semua ini. Jika tidak, bagaimana Salma bisa bersama Rio hanya beberapa hari ketika mereka putus?

Denis, Divan, Salma, dan Siska mereka berempat dulunya teman sekelas semasa SMA. Walaupun Rio bukan teman sekelas mereka, Denis sangat tahu kelakuan Rio karena mereka memang sering bertemu. Divan pasti memperdaya Salma untuk memutuskan hubungan dengannya dan menyuruh berpacaran dengan Rio.

Denis merasa nafasnya menjadi sedikit sesak.

"Salma, aku tahu kamu tidak lagi mencintaiku, tapi kamu tidak seharusnya bersama pria macam dia setelah kita putus. Kamu tahu berapa banyak wanita yang dia kencani sebelumnya?"

Denis tidak bisa menahan amarah. Dia sangat mencintai Salma. Sangat!

Salma mulai cemas dan kesal mendengar ucapan Denis. "Denis, kamu pikir kamu siapa? Kamu tidak punya hak mengajariku, mengatur hidupku, atau menentukanku harus dengan siapa. Dengar ya! Kita sudah putus dan aku bebas menentukan bersama dengan siapapun yang aku mau!"

"Dan ...." Salma semakin marah lalu menatap Denis tajam, "Lihat dirimu Denis! Kamu ini hanya orang miskin! Meskipun aku mengakui bahwa kamu tampan, tapi percuma kalau tidak punya uang!"

"Ngaca dong! Untuk biaya sehari-hari saja kamu harus bekerja paruh waktu. Kamu tidak pantas denganku!" Salma menatap Denis dengan tatapan jijik. Nada bicaranya terdengar keras sehingga membuat semua orang yang ada di sana mendengar perkataan Salma.

Denis merasakan kekecewaan yang sangat mendalam. Hatinya merasa sakit. Rasa marah dan kesedihan bercampur aduk dalam benaknya.

"Apa kamu ke sini hanya untuk membuat aku malu? Pergi kamu!" tambah Salma sambil mengibaskan tangan, menyuruh Denis pergi.

Salma mulai merasa malu karena diperhatikan semua orang. Dia tidak ingin orang-orang di sana tahu kalau wanita cantik sepertinya pernah berpacaran dengan orang miskin.

"HaHaHa, Salma sayang, kenapa kamu menyuruhnya pergi. Harusnya kamu biarkan saja dia di sini dan melihat kita! Haha!" Rio tertawa puas.

Wajah Salma memerah.

“Rio, moodku sudah berantakan melihat dia di sini, mungkin lain kali saja ...,” jawab Salma ketika kemudian melepaskan tangan Rio dari gandengannya.

Denis tidak tahu lagi harus melakukan apa. Dia langsung pergi menjauh, meninggal mereka dan tidak menghiraukan kardus belanjaan yang dijatuhkannya. Pikirannya sangat berantakan. Semua itu karena uang! Denis ditindas hanya karena dia miskin.

Sejujurnya, Denis sudah tidak tahan ingin mengungkapkan identitas siapa dia sebenarnya kepada semua orang, termasuk pada Salma. Sayangnya Denis tidak bisa melakukan itu, dia sedang menjalankan tugas dari organisasi. Seadainya sedang tidak bertugas, Denis bisa saja membongkar identitasnya kepada semua orang saat itu juga.

Sesampainya di dalam toko, Denis disambut dengan tawa menyebalkan dari semua karyawan laki-laki. Divan tentu saja ada di sana sambil memegang perut menahan tawa.

Ya, Divan memberitahu para karyawan laki-laki alasan sebenarnya kenapa dia menyuruh Denis mengantarkan belanja'an itu.

"Hahaha! Hei, Denis, apa yang kau temukan tadi ketika mengantar belanjaan itu?" Salah satu dari mereka mencemooh.

"Ah, tentu saja! Salma memang benar-benar gadis yang sempurna," timpal Divan sambil menyeringai.

Denis mengepalkan tinjunya erat, matanya sudah sangat merah saat ini. Dia benar-benar ingin membunuh Divan!

"Kenapa kau melakukan ini padaku?" Denis mendesis menahan amarah. Nafasnya berat.

Divan masih tertawa dan menjawab, "Hahaha! Hei, sini lihat aku! Aku sama sekali tidak takut padamu!"

"Dari semua kaum miskin yang ada di desa ini, kaulah yang paling hina! Salma itu gadis yang sangat cantik dan sempurna! Akan buang-buang waktu saja kalau dia bersamamu. Ya, tentu akan jauh lebih baik kalau dia bersenang-senang dengan sahabatku, Rio. Setidaknya untuk beberapa hari ..."

"Dan ngomong-ngomong, Denis. Tahukah kamu kalau Rio hanya butuh beberapa menit saja untuk berpacaran dengan Salma setelah kalian berdua putus? Sementara kamu butuh waktu lebih dari satu bulan sampai akhirnya Salma mau menjadi pacarmu. Hahaha!"

Divan dan semua karyawan laki-laki di sana tertawa semakin keras tidak mempedulikan harga diri Denis.

"Kurang ajar! Rasakan ini!"

Bug ...

Tiba-tiba Denis berteriak dan mendaratkan pukulan tepat mengenai wajah Divan!

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
mxhd ixkxdrx
Dimana sambungannya?
2023-08-12 00:30:45
0
user avatar
Yenika Koesrini
keren sekali
2022-09-01 20:42:25
1
user avatar
panda22🥀
walau menanti setidaknya pasti. yo semangat denis ...
2022-03-04 19:22:21
0
user avatar
panda22🥀
ditunggu kaaa
2022-02-23 19:46:47
3
user avatar
Luna Lupin
up lagi kaaa
2022-02-23 00:11:00
2
user avatar
Anggrek Bulan
Patut sekali diacungi jempol deh ceritanya
2022-02-18 21:26:44
2
user avatar
malapalas
cerita anti mainstream, jarang ada cerita intelijen negara. lanjut kak, keren
2022-02-18 17:03:24
0
user avatar
Nilwa Sari
Itu mulut lancar banget ya kalau buat hina orang. si divan ama si rio sama aja, mulutnya kayak bilah pisau.
2022-02-18 08:52:00
2
user avatar
Skyy
keren ceritanya kak.
2022-02-18 07:31:29
0
user avatar
Dian Apriria
Wah, keren, Kak. Segera lanjut...
2022-02-18 00:13:36
0
user avatar
Aulia Hazuki
Keren Kaaak
2022-02-17 23:28:26
0
user avatar
Siti Auliya
keren thor, lanjut
2022-02-17 22:56:51
0
user avatar
Siti Auliya
keren banget
2022-02-17 22:55:52
0
user avatar
Helminawati Pandia
Seru Lanjut thor
2022-02-17 22:50:19
0
user avatar
Chandra
pemuda yang tidak terduga
2022-02-05 19:35:02
2
  • 1
  • 2
108 Chapters
Bab 1
Jam menunjukkan pukul delapan pagi. Ketika tiba-tiba terdengar sebuah teriakan. "Denis! Antarkan belanjaan itu ke luar!" bentak assisten manager minimarket desa Western Cily, menyuruh Denis mengantarkan belanjaan costumer keluar. "Hei, Divan! Bukannya tadi manajer yang menyuruhmu mengantar belanjaan itu? Kenapa malah nyuruh Denis?" sahut gadis cantik di samping Denis dengan nada kesal. Matanya melotot ke arah Divan sambil menunjuk kardus besar di pojok ruangan. "Emang kenapa kalau aku nyuruh dia, Siska? Aku ini atasan kalian! Lagi pula si Denis ini cuma pegawai paruh waktu, wajar dong kalau aku memberinya perintah. Hahaha!" Divan tertawa puas memasukkan tangan ke saku celana lalu pergi begitu saja. "Kau-" Melihat itu Siska geram mengepalkan tangannya. Siska kirana. Gadis cantik berambut pirang yang merupakan sahabat Denis. Wajahnya yang cantik dengan postur tubuh yang ideal dan seksi membuat para pria yang melihatnya terpesona melihat kecantikan Siska. Selama ini Divan selalu me
last updateLast Updated : 2021-10-12
Read more
Bab 2
Divan, tentu tidak terima mendapat pukulan dari Denis. Dia membalasnya dan mereka berdua akhirnya bertengkar sampai membuat keributan di dalam toko. Makanan dan barang-barang di rak minimarket terlihat pada jatuh berhamburan ke lantai akibat mereka berdua. Siska yang dari tadi ada di sana dengan cepat pergi memanggil Tuan Lyle. Manajer minimarket. Beberapa saat kemudian setelah Tuan Lyle tiba, betapa terkejutnya dia setelah melihat Denis sedang memukuli Divan di pinggir jendela dekat meja kasir. "Denis, berhenti!" teriak manajer Lyle Siska bergegas lari menghampiri Denis dan menarik lengannya agar berhenti. "Sudah Denis, berhenti! Kamu tidak perlu melakukan ini!" Siska berusaha menenangkan sambil memeluk erat tubuh Denis dari belakang. "Apa-apaan ini, Denis? Kenapa kau memukuli Divan?" Manajer Lyle menghampiri Denis dan membentaknya marah. “Dia mengerjaiku, tuan Lyle!” jawab Denis berat menahan amarah. “Tidak, Tuan. Jangan salah paham dulu! Aku hanya menyuruhnya mengantarkan be
last updateLast Updated : 2021-10-12
Read more
Bab 3
Denis terus memperhatikan gadis itu dari ujung rambut sampai ujung kaki, dan terlihat ada sebuah koper besar di sampingnya.   Setelah terdiam sejenak sambil memfokuskan pandangan, Denis akhirnya menyadari bahwa gadis yang sedang terbaring di kursi rumahnya adalah kakak perempuanya dari Soul Kalbar. Jessica Tayson.   “Kakak! kenapa kakak ada di sini?” seru Denis saat itu juga.   Jessica yang terkejut mendengar suara adiknya secara tiba-tiba, ia langsung duduk dan melirik ke arah Denis.   Jessica menyeringai, “Hmmm, emang kenapa kalau aku ada di sini, adikku yang tampan?” ucap Jessica.   “M-Maksudku, mau apa kakak ke desa Westren Cily?” Denis bertanya sambil menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal.   “Hehe, Dengar Denis! Kamu pasti belum tahu-kan, untuk apa kakak ke sini?” Jessica tersenyum, lalu menghampiri Denis yang masih berdiri
last updateLast Updated : 2021-10-12
Read more
Bab 4
"Haiii, halo, Denis. Aku sudah dalam perjalanan menuju rumahmu. Kamu udah makan belum? Aku belikan nasi goreng buat kamu, ya. Kita makan malam bareng, bagaimana?" tanya Siska tampak bersemangat dari balik telepon.   "Eeee ... I-Iya, boleh boleh." Denis gugup. Ia tidak tahu harus berkata apa. Yang jelas, dia sangat kebingungan karena kakaknya masih di rumah.   “Hmmm, oke ... Ngomong-ngomong kamu kenapa kok bicaranya gugup begitu? Kamu tidak suka ya, kalau aku kerumahmu?” tanya Siska penasaran.   Denis terkejut. "T-Tidak ... bukan begitu Siska. Aku tidak apa-apa, kok."   "Bener, tidak apa-apa?"   "Iya ... Kamu tenang saja," jawab Denis.   "Hmmm ... Baguslah kalau begitu."   Dari seberang sana, Siska merasa agak sedikit kecewa. Siska curiga kalau Denis sedang menyembunyikan sesuatu. Tidak biasanya Denis gugup begini.   "
last updateLast Updated : 2021-10-12
Read more
Bab 5
"Iya, kalau tidak ada orang itu, dari tadi kita pasti sudah berhasil menculik Siska!" jawab pria satunya lagi.   "Sudah, kita tunggu saja. Sebentar lagi orang itu pasti akan pergi. Setelah itu, kita culik Siska dan bawa dia pada bos besar!" tegas si pemimpin.   Sebagai tanggapan, pria satunya hanya menganggukan kepala.   Beberapa detik kemudian setelah melihat ke pemilik mobil, pria itu menyadari sesuatu. “Ngomong-ngomong, bos. Gadis yang mendekati Siska ternyata cantik juga ya. Kelihatannya dia orang yang sangat kaya.”   “Maksudmu?” tanya si pemimpin.   "Coba lihat bos, mobil yang dikendarai gadis itu sangat mewah! Itu mobil Bentley Bacalar! Mobil itu seharga dua juta dolar dan hanya ada 12 unit saja di dunia ini!" Temanya menjelaskan sambil menunjuk mobil Jessica.   Mendengarnya, pria itu terkejut lalu melihat kembali ke arah mobil Jessica.  
last updateLast Updated : 2021-10-12
Read more
Bab 6
Di tempat lain, Denis bersiap-siap untuk menjemput Siska.   Denis membuka pintu depan rumah dan hendak pergi saat itu juga. Dia membawa sebuah Headlamp (senter kepala) di tanganya untuk menerangi jalanan yang gelap.   Rumah Denis terletak di sebelah kiri jalan yang di mana jalanan itu agak menurun karena memang rumahnya berada di atas kaki gunung. Tepat di samping kanan jalan adalah jurang yang sangat terjal. Kalau melihat ke bawah, siapapun bisa melihat pemandangan seluruh desa Western Cily dari atas sana. Dari ujung desa Westren Cily, terlihat ada sebuah danau luas yang membatasi antara desa Western Cily dan desa lain. Sejauh mata memandang, seluruh desa Westren Cily di kelilingi oleh pegunungan-pegunungan besar yang menjulang tinggi.   Tepat di atas rumah Denis adalah gunung Prau. Gunung Prau memiliki ketinggian yang cukup tinggi, yaitu sekitar 2500 MDPL.   Setelah keluar rumah, Denis langsung mem
last updateLast Updated : 2021-12-04
Read more
Bab 7
"Betul Tuan Muda. Kita tunggu saja. Bawahanku pasti akan segera kembali dan membawa Siska kepadamu, Tuan. Haha!" tambah pria bertubuh besar satunya lagi. Big Buster. Wakil pengawal keluarga Bringtong.   Mereka tertawa terbahak-bahak sebelum kemudian dikejutkan dengan kedantangan dua orang pria bertudung hitam, membuka pintu utama Villa dan berlari menghampiri mereka dengan nafas terengah-engah.   "M-Maaf Tuan Muda, kami gagal membawa Siska, Tuan." Kedua pria bertudung itu menghampiri Jacob, kemudian berlutut di hadapannya dengan ekpresi ketakutan.   "APA! KALIAN GAGAL MEMBAWA SISKAAA?"   Raut wajah Jacob seketika berubah merah padam. Rahangnya mengeras serta alis menyatu, menatap tajam ke arah dua pria bertudung itu.   Jacob mengepalkan tangan lalu mengambil botol anggur di meja dan melemparkan botol itu ke lantai!   Pranggkkk...   Botol
last updateLast Updated : 2021-12-04
Read more
Bab 8
Mendengar penjelasan komandanya, Denis terkejut! Ternyata ada keluarga sekejam itu di Kota Bandung City? Yang Denis tahu, Bandung City adalah kota maju. Tetapi, di balik kemajuan kota itu ternyata ada kejahatan ternyembunyi di dalamnya. "Iya Denis. Atasan menyuruhku untuk mengganti misimu. Karena kamu dekat dengan kota Bandung City, kamu di tugaskan untuk menyelidikinya. Bagaimana, Siap?" "Baik Komandan. Siap!" jawab Denis dengan tegas. "Baiklah kalau begitu. Mulai besok, kamu sudah bisa menjalankan misi ini." Komandan Andri tampak senang mendengar Denis bersemangat. "Oh, satu lagi, menurut informan, ada orang-orang misterius yang membuat pasar gelap di Bandung City" "Dengan adanya pasar gelap di sana, dunia bawah semakin tak terkendali! Kamu selidiki itu juga, ya!" lanjutnya. "Oke, komandan!"  "Baiklah. Sudah dulu Denis." Denis kemudian menutup panggilan lalu memasukan ponselnya ke saku celana. Dia benar-b
last updateLast Updated : 2021-12-05
Read more
Bab 9
"Hei? Apa yang kau bicarakan? Pria itu ingin melihat tas edisi khusus?" tanya Rio sambil tangannya menunjuk Denis dengan congkak. Ini pasti hanya lelucon!   Rio memandang Denis dengan tatapan merendahkan. Denis merasa malu karena pengunjung lain juga memperhatikannya.   Bella pun tidak bisa menyembunyikan rasa kesal. "Wanda! Apa kau benar-benar yakin pria itu akan mampu membeli barang di toko ini? Ayolah, jangan bercanda!"   "Aku sedang tidak bercanda, Bella. Dia memiliki kartu black-gold. Dia pengunjung VIP."   "Hahaha!" Sekali lagi Rio tertawa keras. " Pengunjung VIP kau bilang!? Hei, dengar, dia cuma seorang gembel di desa ini!"   Salma memandang Denis dengan tatapan jijik, "Denis, Tidakkah kau malu pada dirimu sendiri? Kenapa kau tidak pergi saja dari sini?"   "Hahahahaha!"   Pengunjung lain ikut menertawakan Denis. Kejadian di toko i
last updateLast Updated : 2021-12-07
Read more
Bab 10
Denis baru menyadari bahwa dia tidak mungkin membawa belanjaan dan tas Hermes ke acara reuni. Dia memutuskan kembali ke toko dan berniat mengganti pakaian dengan yang sudah dia beli di sana, sekaligus menitipkan tas Hermes nya.“Selamat datang kembali, Tuan. Apa ada lagi yang bisa kami bantu." Bella dan Wanda keheranan melihat Denis kembali ke toko.“Maaf. Bolehkah aku ikut mengganti pakaianku di sini. Aku ada urusan mendadak," ucap Denis sambil menatap kedua wanita itu di depanya.“Oh, silahkan Tuan. Di sebelah sini," jawab Wanda dan Bella secara bersamaan sambil menunjuk sebuah ruangan khusus untuk berganti pakaian.Denis tersenyum melihat Bella yang sekarang tampak lebih sopan. Mungkin dia masih malu karena kejadian tadi.“Terimakasih. Oh, ya. Aku ingin menitip tas ini. Nanti aku ke sini lagi." Denis memberikan tas Hermes edisi khususnya pada Bella.“Baik, Tuan. Dengan senang hati." Bella membungkuk hormat, m
last updateLast Updated : 2021-12-10
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status