Share

Bab 6

last update Last Updated: 2021-12-04 03:25:16

Di tempat lain, Denis bersiap-siap untuk menjemput Siska.

Denis membuka pintu depan rumah dan hendak pergi saat itu juga. Dia membawa sebuah Headlamp (senter kepala) di tanganya untuk menerangi jalanan yang gelap.

Rumah Denis terletak di sebelah kiri jalan yang di mana jalanan itu agak menurun karena memang rumahnya berada di atas kaki gunung. Tepat di samping kanan jalan adalah jurang yang sangat terjal. Kalau melihat ke bawah, siapapun bisa melihat pemandangan seluruh desa Western Cily dari atas sana. Dari ujung desa Westren Cily, terlihat ada sebuah danau luas yang membatasi antara desa Western Cily dan desa lain. Sejauh mata memandang, seluruh desa Westren Cily di kelilingi oleh pegunungan-pegunungan besar yang menjulang tinggi.

Tepat di atas rumah Denis adalah gunung Prau. Gunung Prau memiliki ketinggian yang cukup tinggi, yaitu sekitar 2500 MDPL.

Setelah keluar rumah, Denis langsung memakai sandal capitnya dan berjalan melewati halaman depan. Halaman itu masih terbuat dari tanah. Meskipun begitu, seluruh halamannya terlihat bersih, tidak ada satupun rumput yang tumbuh di sekitarnya.

Denis berjalan melewati halaman yang cukup luas. Bisa dibilang, halaman depan bahkan lebih besar daripada rumahnya sendiri.

Denis membuka pintu pagar yang membatasi halaman dan jalan. Pagar itu terbuat dari kayu yang tingginya sekitar satu meter, terlihat sudah cukup rapuh dan juga berlumut.

Pada saat Denis hendak beranjak pergi, tiba-tiba dia melihat cahaya putih yang menyorot dari sebelah kanan jalan. Cahaya itu cukup terang sehingga menerangi halaman rumah yang sebenarnya cukup gelap saat itu.

Beberapa detik kemudian, cahaya tersebut semakin terang dan lama kelamaan muncul sebuah mobil mewah, melaju dari bawah. Ternyata cahaya itu berasal dari mobil.

Mobil itu melaju kencang dan tiba-tiba berhenti tepat di depan Denis. Betapa terkejutnya dia setelah melihat mobil mewah itu!

Mobil itu milik kakaknya!

Denis mengerutkan kening. ‘Kakak? Kenapa dia ke sini lagi?’

Beberapa detik kemudian, keluar dua orang gadis cantik yang sangat familiar dalam mobil dalam mobil itu. Ya, tentu saja, salah satu dari mereka adalah Jessica.

Namun, Denis terkejut setelah melihat gadis cantik yang bersama kakaknya adalah orang yang dia kenal!

Siska! Itu Siska!

Kenapa Siska bisa bersama kakaknya? Apa yang terjadi?

Denis kebingungan. Jangan-jangan kakaknya sudah membocorkan identitas aslinya pada Siska?

"Hallo, Denis ...," seru Siska sambil tersenyum halus.

Siska menutup pintu mobil, lalu berjalan menghampiri Denis, sembari menjinjing kantong keresek berisi nasi goreng di tangan kiri.

"H-Haii ...." Denis tergagap. Dia membeku di tempat, menatap Siska dengan ekpresi melongo. Keringat dingin mulai mengucur dari punggungnya.

"K-Kenapa ... kamu bisa bersama ...."

Denis kemudian melihat ke arah kakaknya yang sedang berdiri di samping mobil. Dia sangat ketakutan. Takut kakaknya sudah memberitahu Siska siapa dia sebenarnya!

Di sisi lain, Jessica hanya tersenyum kecut sambil menyilangkan tangan di dada.

"Oh, kakak Jessica," seru Siska.

Siska melihat Jessica, lalu tersenyum dan kembali menatap Denis. “Tadi saat aku lagi jalan ke sini, aku bertemu dengan kakak Jessica.”

"Kak Jessica sangat baik. Dia bahkan rela mengantar aku ke sini."

Denis mengerutkan kening.

Setelah berpikir sejenak, Denis merasa aneh. Kelihatanya, Siska sama sekali tidak merasa curiga pada Denis. Kalau seandainya kakaknya sudah memberitahu identitas asli Denis, setidaknya Siska akan bertanya siapa dia sebenarnya!

Denis yang masih keheranan, dia melihat ke arah Jessica. Di sisi lain, Jessica menatap Denis, lalu mengedipkan matanya sambil tersenyum kecut.

Melihatnya, Denis akhirnya menyadari sesuatu. Rupanya, kakaknya belum memberitahu identitas asli Denis pada Siska.

"Huhhhhhhh..." Denis mengembuskan nafas lega. Syukurlah! Beruntung kakaknya tidak memberitahu Siska.

"Ya, sudah. Siska, Kakak pergi dulu ya." Jessica kemudian berseru pada Siska sambil tersenyum.

Siska membalas senyuman Jessica lalu menganggukan kepala. "Oke kak. Terimakasih banyak ya, sudah mengantar aku."

"Iya, sama-sama dek Siska. Byee." Jessica kemudian masuk ke dalam mobil lalu pergi meninggalkan mereka.

"Kakak itu sangat baik ya, Denis," ucap Siska.

Sebagai tanggapan, Denis hanya tersenyum, tidak tahu harus mengatakan apa. Untung saja kakaknya berpura-pura tidak mengenal Denis. Kalau seandainya Jessica memberitahu kalau dia kakaknya Denis, Siska pasti akan curiga.

Dibandingkan Siska, Denis yang paling tahu kepribadian kakaknya. Walaupun terkadang Jessica cukup mengerikan kalau lagi marah, tetapi sebenarnya Jessica adalah orang baik. Denis sangat tahu itu. Makanya, tidak heran kalau kakaknya mengantar Siska ke rumah.

"Ya, sudah. Ayo masuk!" ajak Denis, kemudian berbalik kembali ke rumah.

"Ayo!"

Keduanya pun akhirnya masuk ke dalam rumah Denis.

Rumah Denis memang tidak terlalu besar dan tampak biasa saja. Hanya ada tiga ruangan di dalamnya, yaitu ruang tamu, satu kamar tidur, dan satu lagi kamar mandi.

Setelah masuk, ruangan pertama yang mereka masuki adalah ruang tamu seperti pada umumnya. Dinding-dinding rumah sudah banyak yang retak bahkan warna catnya sudah agak pudar. Di sana terlihat ada tiga kursi yang tebuat dari kayu dan merekapun duduk di kursi itu sambil makan malam bersama.

Setelah itu, keduanya berbincang-bincang sampai larut malam.

Hari semakin gelap. Jam dinding di rumah Denis sudah menunjukan pukul sepuluh malam.

Denis merasa agak sedikit canggung kalau ada Siska di rumahnya malam-malam. Apalagi mereka hanya berdua dan tidak ada siapa-siapa lagi. Walaupun keduanya hanya sebatas teman, untuk seukuran remaja seperti mereka, bisa bahaya kalau berduaan malam-malam.

Meski begitu, Denis berbeda dengan pria lain. Tidak ada sedikitpun pikiran kotor yang muncul dari otaknya. Denis sudah menganggap Siska seperti saudara sendiri.

Saat yang bersamaan, di bawah kaki gunung tepatnya di pusat desa Westren Cily, terlihat ada sebuah Villa besar yang sangat luas dan begitu megah.

Villa tersebut adalah villa milik keluarga terkaya nomor satu di antara tiga keluarga kaya di desa Westren Cily, yaitu Keluarga Brington.

Dari seluruh pintu masuk dan gerbang Villa, terlihat banyak sekali penjaga-penjaga yang bertubuh kekar, memakai pakaian jas serba hitam. Mereka adalah anak buah keluarga Brington, yang ditugaskan berjaga pada malam itu.

Dalam ruangan utama Villa, terlihat tiga orang pria sedang duduk di kursi utama sambil asik berbincang-bincang dan mabuk-mabukan.

Dua di antara pria itu adalah pria bertubuh besar dan berotot. Wajahnya yang terlihat sangar membuat siapa saja yang melihat mereka akan ketakutan. Keduanya adalah pengawal eksekutif tertinggi keluarga Brington.

Kedua pria itu sedang berbicara dan berhadapan dengan seorang pemuda yang cukup tampan dengan gaya rambut Undercut. Baju yang dipakai pria itu terlihat mahal dan mewah. Terlihat juga sebuah arloji emas melingkari pergelangan tangan kananya.

Pemuda itu adalah Jacob Bringtong. Seorang Tuan Muda pertama keluarga Bringtong.

"Aku tidak sabar ingin menikmati tubuh si cantik Siska. Sudah lama aku ingin memilikinya, tapi dia malah menolakku berkali-kali. Kali ini, dia pasti akan jadi milikku. HAHAHA!" Jacob tertawa lepas.

Salah seorang pria bertubuh besar di hadapannya berkata, “Tuan Muda tenang saja. Malam ini, Tuan pasti akan bersenang-senang dengan Siska. Siska akan menjadi milikmu Tuan. HaHaHa.” Big Bear.

Related chapters

  • Agent Bayangan   Bab 7

    "Betul Tuan Muda. Kita tunggu saja. Bawahanku pasti akan segera kembali dan membawa Siska kepadamu, Tuan. Haha!" tambah pria bertubuh besar satunya lagi. Big Buster. Wakil pengawal keluarga Bringtong. Mereka tertawa terbahak-bahak sebelum kemudian dikejutkan dengan kedantangan dua orang pria bertudung hitam, membuka pintu utama Villa dan berlari menghampiri mereka dengan nafas terengah-engah. "M-Maaf Tuan Muda, kami gagal membawa Siska, Tuan." Kedua pria bertudung itu menghampiri Jacob, kemudian berlutut di hadapannya dengan ekpresi ketakutan. "APA! KALIAN GAGAL MEMBAWA SISKAAA?" Raut wajah Jacob seketika berubah merah padam. Rahangnya mengeras serta alis menyatu, menatap tajam ke arah dua pria bertudung itu. Jacob mengepalkan tangan lalu mengambil botol anggur di meja dan melemparkan botol itu ke lantai! Pranggkkk... Botol

    Last Updated : 2021-12-04
  • Agent Bayangan   Bab 8

    Mendengar penjelasan komandanya, Denis terkejut! Ternyata ada keluarga sekejam itu di Kota Bandung City? Yang Denis tahu, Bandung City adalah kota maju. Tetapi, di balik kemajuan kota itu ternyata ada kejahatan ternyembunyi di dalamnya. "Iya Denis. Atasan menyuruhku untuk mengganti misimu. Karena kamu dekat dengan kota Bandung City, kamu di tugaskan untuk menyelidikinya. Bagaimana, Siap?" "Baik Komandan. Siap!" jawab Denis dengan tegas. "Baiklah kalau begitu. Mulai besok, kamu sudah bisa menjalankan misi ini." Komandan Andri tampak senang mendengar Denis bersemangat. "Oh, satu lagi, menurut informan, ada orang-orang misterius yang membuat pasar gelap di Bandung City" "Dengan adanya pasar gelap di sana, dunia bawah semakin tak terkendali! Kamu selidiki itu juga, ya!" lanjutnya. "Oke, komandan!" "Baiklah. Sudah dulu Denis." Denis kemudian menutup panggilan lalu memasukan ponselnya ke saku celana. Dia benar-b

    Last Updated : 2021-12-05
  • Agent Bayangan   Bab 9

    "Hei? Apa yang kau bicarakan? Pria itu ingin melihat tas edisi khusus?" tanya Rio sambil tangannya menunjuk Denis dengan congkak. Ini pasti hanya lelucon! Rio memandang Denis dengan tatapan merendahkan. Denis merasa malu karena pengunjung lain juga memperhatikannya. Bella pun tidak bisa menyembunyikan rasa kesal. "Wanda! Apa kau benar-benar yakin pria itu akan mampu membeli barang di toko ini? Ayolah, jangan bercanda!" "Aku sedang tidak bercanda, Bella. Dia memiliki kartu black-gold. Dia pengunjung VIP." "Hahaha!" Sekali lagi Rio tertawa keras. " Pengunjung VIP kau bilang!? Hei, dengar, dia cuma seorang gembel di desa ini!" Salma memandang Denis dengan tatapan jijik, "Denis, Tidakkah kau malu pada dirimu sendiri? Kenapa kau tidak pergi saja dari sini?" "Hahahahaha!" Pengunjung lain ikut menertawakan Denis. Kejadian di toko i

    Last Updated : 2021-12-07
  • Agent Bayangan   Bab 10

    Denis baru menyadari bahwa dia tidak mungkin membawa belanjaan dan tas Hermes ke acara reuni. Dia memutuskan kembali ke toko dan berniat mengganti pakaian dengan yang sudah dia beli di sana, sekaligus menitipkan tas Hermes nya.“Selamat datang kembali, Tuan. Apa ada lagi yang bisa kami bantu." Bella dan Wanda keheranan melihat Denis kembali ke toko.“Maaf. Bolehkah aku ikut mengganti pakaianku di sini. Aku ada urusan mendadak," ucap Denis sambil menatap kedua wanita itu di depanya.“Oh, silahkan Tuan. Di sebelah sini," jawab Wanda dan Bella secara bersamaan sambil menunjuk sebuah ruangan khusus untuk berganti pakaian.Denis tersenyum melihat Bella yang sekarang tampak lebih sopan. Mungkin dia masih malu karena kejadian tadi.“Terimakasih. Oh, ya. Aku ingin menitip tas ini. Nanti aku ke sini lagi." Denis memberikan tas Hermes edisi khususnya pada Bella.“Baik, Tuan. Dengan senang hati." Bella membungkuk hormat, m

    Last Updated : 2021-12-10
  • Agent Bayangan   Bab 11

    “Hai semuanya. Perkenalkan, namaku Rio Martin. Dan ini ...." Rio beralih menatap Salma dan melanjutkan, “Aku yakin kalian sudah mengenalnya. Dia adalah pacar baruku, Salma."Semua orang terkejut mendengar perkataan Rio. Ternyata benar! Salma sudah putus dengan Denis!“Aku anak kedua dari keluarga Martin. Senang berkenalan dengan kalian," lanjut Rio sambil tersenyum menyeringai.“Hah! Keluarga Martin? A-Apa aku tidak salah dengar? Dia adalah Tuan Muda ke dua dari keluarga Martin!"Sekali lagi, semua orang dikejutkan dengan perkataan Rio. Mereka langsung berdiri dan bersorak kegirangan sambil memandang Rio dengan penuh takjub. Apa ini mimpi? Seorang tuan muda dari keluarga Martin sekarang ada dihadapan kita? Mereka sungguh tidak menduga dan tentu sangat bahagia bisa bertemu dengan Rio.Seketika suasana menjadi ricuh.Pantas saja, seorang gadis yang sangat cantik seperti Salma bisa berpacaran denganya! Tuan Muda Rio adal

    Last Updated : 2021-12-10
  • Agent Bayangan   Bab 12

    “Bagaimana, boleh gak?" tanya Siska bersemangat. “Emm ..." Denis berpikir sejenak. Setelah menghembuskan nafas panjang, dia menatap Siska lalu menjawab, “Baiklah. Terserah kamu saja." Mendengar persetujuan Denis, Siska senang. Dia langsung memeluk Denis sambil berkata, “Terimakasih, Denis. Kamu memang sabahat terbaikku." “Emm, sudah sudah." Karena Denis merasa canggung dipeluk oleh orang secantik Siska, dia melepaskan pelukanya dan melanjutkan, “Kalau begitu, aku pergi sekarang. Dahh ...." Denis kemudian pergi meninggalkan Siska. Sementara Siska, dia memandang punggung Denis yang pergi menjauh sambil tersenyum. Tentu dia merasa senang. Di sisi lain, Denis benar-benar khawatir kalau kakaknya akan pulang malam ini. Untuk itu, dia berhenti sejenak di persimpangan jalan dan buru-buru memanggil kakaknya. “Hallo, kak?" “Hallo Deni

    Last Updated : 2021-12-15
  • Agent Bayangan   Bab 13

    “S-Siapa kalian? Ada perlu apa kalian kepadaku!?" Siska yang masih ketakutan memaksakan diri untuk bertanya.Sementara Denis yang melihat tudung hitam yang digunakan dua pria itu, seketika dia teringat dengan apa yang dikatakan kakaknya. Mungkinkah mereka pria bertudung yang mengikuti Siska malam itu?Dua pria bertudung tersebut membuka tudungnya lalu menatap tajam sambil menyeringai ke arah Siska, “Aku yakin kau sudah tahu siapa kami, Siska."Melihat wajah mereka, ekspresi wajah Siska tiba-tiba berubah. “K-Kau ... Jameson! Mau apa lagi kalian?" tanya Siska tergagap. Rasa takutnya seketika hilang setelah mengetahui siapa mereka.Denis yang keheranan, dia menoleh pada Siska dan bertanya,“Kamu kenal mereka, Siska?"“Ya" Siska mengangguk. “Mereka adalah pengawal keluarga Brington."Denis mengangkat alis. Hah? Pengawal keluarga

    Last Updated : 2021-12-21
  • Agent Bayangan   Bab 14

    “Siap bos!" Wade beralih pada Denis lalu memandangnya dengan tajam, “Kau bocah tengik! Aku akan-"Sebelum Wade menyelesaikan bicaranya, Denis segera maju ke arahnya dan tiba-tiba ...*Bug...Denis memukulnya cukup keras sehingga membuat Wade mundur beberapa langkah ke belakang. Badannya yang besar dan berotot sama sekali bukan masalah bagi Denis. Dia memukulnya sangat keras sehingga Wade mengeluarkan sepercik darah dalam mulutnya.“Ciuhh ... Bajingan!" kelakar Wade. Dia meludahkan darah lalu mengusap pipi menggunakan punggung tangan kirinya.Sementara Jameson yang melihatnya, dia tercengang. Denis bahkan berhasil melukai Wade yang berbadan besar! Mustahil!“Wade! Kita serang dia bersama!" tegas Jameson.Jameson lalu beralih pada Denis dan menunjuknya sebelum kemudian berkata, “Harga diriku telah dipermalukan olehmu, Denis. Akan kupastikan kau takkan selamat malam ini!" Jameson meraung. Kemarahannya

    Last Updated : 2021-12-22

Latest chapter

  • Agent Bayangan   Bab 108

    “Luka sayatan di punggung Tuan Tayson sangat dalam sehingga menembus tulangnya. Dia sudah terlalu banyak mengeluarkan darah.”“Masa kritisnya sudah lewat, tapi kita tidak bisa menjamin beliau akan siuman,” ucap Dokter Herlin lemas.Mendengar itu, seketika Kim terperangah merasakan nafasnya sedikit sesak.“A-Apa ...!”Tidak bisa menjamin Tuan Tayson akan siuman! Maksudnya?Kim membelalak tak percaya mendengar pertanyaan dokter Herlin. Badannya membeku hingga beberapa detik.“Dok, A-Anda serius? Separah itukah kondisi Tuan Tayson?”“Maafkan saya, Tuan.” Dokter Herlin merasa tidak enak. Dia hanya menundukkan kepala, lemas.Kim menghembuskan nafas berat, tidak tahu apa yang harus dikatakan.‘T-Tuan Tayson!!! Anda ... Anda kenapa bisa sampai seperti ini!’ Kim bergumam sedih.Dari kejauhan, Kayla dan Drake masih memperhatikan mereka dengan wajah serius.Beberapa menit kemudian Kim kembali dengan wajah pucat, menundukkan kepala lemas lalu terduduk di kursi samping Tuan Jake.Drake dan yang l

  • Agent Bayangan   Bab 107

    Putri yang juga terkejut, dia berteriak lalu ngambil jaket Salma dan lari mengejar. Teman asramanya saling pandang, kemudian ikut menyusul. Di luar, Salma lari di samping Cindy, tidak mengatakan sepatah katapun. “Salma, ini jaket!” Putri berteriak dari belakang. Salma tidak menjawab. Ia sama sekali tidak peduli dengan pakaian yang dia pakai, yang Salma pikirkan saat ini hanyalah Denis! “Di luar dingin Salma, kamu bisa sakit,” ujar Putri cemas, mengikuti Salma hendak memakaikan jaket. Namun Salma menolak. Melihat ekspresinya Putri mengerti kalau Salma pasti sangat mengkhawatirkan Denis. Dia beralih kepada Cindy dan berkata, “Cindy, Lydia, kalian serius Denis masuk rumah sakit?” “Ya, aku serius! Semua orang sudah mengetahuinya. Sekarang Denis dirawat di rumah sakit Hopskin Hospital.” Cindy menjawab tegas. “Apa yang terjadi?” “Denis diserang saat berkunjung ke Springfield. Menurut pengakuan seorang pengawal keluarga Zero di sosial media, dia bilang saat mereka menjemput Denis ke

  • Agent Bayangan   Bab 106

    Aiden menunduk berpikir sejenak. “Hm, iya, kemarin aku bicara dengan Denis, dia bilang dia punya urusan di kota itu. Aku tidak tahu apa yang dia lakukan di sana, tiba-tiba kami mendapat kabar kalau Denis terluka. Aku penasaran siapa yang berani melukai Denis.””Katanya Denis terluka parah, apa benar begitu?” tanya Tasya gelisah.“Ya, kalau pengawal itu bilang Denis kritis, kondisinya pasti sangat parah. Aku harap tidak terjadi sesuatu hal yang serius kepadanya. Semoga aja dia baik-baik saja,” jawab Aiden lemas.Taysa tentu semakin risau mendengarnya. Semua orang yang ada di sana pada cemas berharap Tuan Tayson baik-baik saja.********[Universitas Yunzi]Pukul 22:30Dari asrama putri, Salma dan teman-teman seasramanya lagi asik mengobrol pada belum tidur. Putri duduk di samping kiri Salma, sementara yang lain duduk posisi melingkar saling berhadap-hadapan.“Eh, ngomong-ngomong, apa kalian tahu Tuan Kim?” ujar Vanie tiba-tiba.“Tuan Kim?”“Tuan Kim pemilik perusahaan Safety Mountain En

  • Agent Bayangan   Bab 105

    Kim beserta seluruh bodyguad keluarga tiba di rumah sakit Hopskin Hospital.Sebuah rumah sakit besar dan juga megah. Rumah sakit kelas elit yang hanya diperuntukan untuk pejabat pemerintah dan keluarga-keluarga kaya saja. Lokasinya tidak terlalu jauh dari Kawasan Parahiangan Asri.Denis langsung dibawa masuk oleh beberapa petugas medis dan tiga dokter tadi. Kim tentu saja ikut masuk ke dalam.Dari halaman depan, Drake memberi intruksi kepada seratus lima puluh bodyguard yang lagi berbaris rapi di hadapannya.“Seperti yang kalian lihat, Tuan Tayson mengalami kecelakaan saat sedang berkunjung ke kota Springfield. Saat ini kita belum tahu kondisinya bagaimana.”“Kita harus memperketat keamanan rumah sakit ini. Jangan biarkan orang lain masuk ke ruangan tempat Tuan Tayson dirawat. Siapapun itu, kecuali ada izin dari saya dan Tuan Kim.”“Sebagian, jaga Tuan Tayson dari ruangannya. Sebagian lagi jaga pintu masuk utama rumah sakit. Sisanya berjaga di halaman depan dan pastikan jangan ada war

  • Agent Bayangan   Bab 104

    Di salah satu helikopter hitam berlambangkan tulisan ‘K-ZERO’ warna putih di pintunya, Kim duduk di kursi kiri samping pilot, memakai headphone.“Bertahanlah Tuan Tayson, kami akan segera tiba.”Kim sangat gelisah. Ia terus melihat-lihat ke bawah dengan raut muka cemas, berharap Denis baik-baik saja.“Kita sudah tiba di perbatasan kota Springfield, Tuan,” kata si pilot.“Baiklah, langsung ke lokasi yang dikirim Drake,” jawab Kim singkat, ketika kemudian radio komunikasi mengeluarkan suara.[“Kode : 110, 110 : Arah jam 12, terlihat satu mobil di atas jembatan dikelilingi oleh sekelompok orang bersenjata.”][“Saya ulangi, arah jam 12 di atas jembatan, terlihat ada satu mobil dikelilingi oleh sekelompok orang bersenjata. Kami menunggu intruksi. Ganti,”] kata seseorang dari helikopter depan.Mendengarnya, sontak Kim mengambil teropong kecil lalu melihat ke arah yang dituju.Memang benar, di atas jembatan di bawahnya terlihat ada banyak sekali mobil Jeep dan kelompok orang bersenjata sedan

  • Agent Bayangan   Bab 103

    Drake tentu ikut menengok ke belakang. Sementara Jake melihatnya dari kaca spion.“Apa mereka mau ngejar kita sampai Bandung City? Yang benar saja!” gerutu Drake.Jake dengan cepat menginjak full pedal gas. Mereka melaju di kecepatan 90 km/jam. Jake memukul setir mobil mengernyitkan wajah.“Ah, brengsek! Mobil ini sudah cukup tua. Hanya segini kecepatan fullnya! Drake, apa kau sudah memberitahu Tuan Kim?”“Sudah, saat ini mereka pasti sedang menuju ke sini.”“Baguslah! Kita harus bertahan selama mungkin menunggu kedatangan mereka.”“Mereka semakin dekat Tuan Jake!” teriak Blondie makin panik, masih melihat ke belakang. Benar-benar kebingungan karena dia tahu kalau sudah berhadapan dengan organisasi misterius, mereka pasti akan mati!“Drake! Di bawah kursimu ada senjata. Tembak mereka! Kita harus mengulur waktu!” perintah Jake.Dengan sigap Drake berdiri membuka jok mobil. Ternyata benar di bawah joknya ada beberapa senjata. Drake mengambil satu senjata laras panjang kemudian mengeluar

  • Agent Bayangan   Bab 102

    “Sudah, lebih baik kalian segera pergi dari sini dan selamatkan nyawa Denis. Kondisinya saat ini sedang kritis. Selain itu, organisasi ini sudah mengerahkan banyak orang untuk mengejar kalian. Kalian harus cepat-cepat keluar dari kota ini!” potong kakek tua itu dengan nada santai.Jake lalu terdiam, melihat kembali tubuh Denis yang sudah berlumuran darah dan luka di punggungnya benar-benar fatal. Tuan ini benar, mereka harus segara keluar dari kota Springfield dan membawa Denis ke Bandung City. Denis harus segera dilarikan ke rumah sakit! Jika tidak, dia akan mati karena kehabisan darah!‘Sialan! Deniissss, Denisss. Makanya dari awal aku ragu mengizinkanmu masuk ke sini. Sudah dibilang organisasi ini sangat kejam. Kau tetap saja bersikeras ingin masuk.’ Jake menggerutu dalam hati, menyesal telah mengizinkan Denis masuk ke pasar gelap.“Baiklah! Bocah Blondie, ayo angkat dia,” ujar Jake kepada Blondie lalu keduanya membopong tubuh Denis dan dimasukkan ke dalam mobil. Tak lupa Blondie m

  • Agent Bayangan   Bab 101

    “Hah!? Hilang?”Sontak semua mengangkat alis.“Bagaimana bisa?” tanya Gibs heran. Nik dan para anak buah lain hanya diam saling tatap-tatapan.“B-Barusan ... ada orang tak dikenal entah dari mana datangnya. Orang itu menyerang kita lalu membawa kabur mayat bocah itu, Tuan,” ujar pria tersebut memasang wajah panik.Gibs mengerutkan dahi.Orang tak dikenal?“Siapa ... apa kau lihat wajahnya?”“T-Tidak, Tuan. Hanya saja, orang itu memakai tudung dan juga sangat kuat. Tuan Kurt saja sampai kewalahan menghadapinya. Itu sebabnya saya ke sini memberitahu Anda,” jelas pria itu.‘Hah, sangat kuat? Siapa dia?’ batin Gibs bertanya-tanya.“Tunggu apa lagi? Kerahkan semua anggota dan cari orang itu! Mereka pasti belum keluar dari sini. Cepat!” perintah Gibs kemudian dengan tegas.“B-Baik, Senior!”“Baik, Tuan!”Beberapa anak buahnya mengangguk lalu sebagian ada yang masuk ke lorong, ada juga yang keluar ruangan berniat memberitahu anak buah lain. Nik sendiri masuk lagi ke lorong itu ingin melihat

  • Agent Bayangan   Bab 100

    Detik itu juga Kurt berlari kencang ke arah Denis dengan tubuh yang diselimuti cahaya asap. Kurt mengepalkan tinju keras berniat menghabisi bocah ini sekali serangan.Denis sedikit merinding. Sialan! Ia mundur satu langkah mengarahkan tongkat besinya ke arah Kurt. Dengan cepat Denis membanting-banting tongkatnya.Tak disangka, Kurt dapat menghindari serangan Denis dengan mudah. Ia mengelak kesana-kemari tak ada satupun serangan yang bisa mengenainya. Hal itu membuat Denis terkejut! Apa-apaan orang ini? Kenapa aku tidak bisa mengenainya!?Set ... Wush. Wush.“Haha. Ada apa bocah? Kau tidak bisa mengenaiku?” Sambil mengelak, Kurt tersenyum tips mengejek Denis.“Hiyaaah!”“Haaaah.”Denis semakin kesal.Saat itu pula Denis mempercepat ayunan tongkatnya ke tubuh Kurt. Namun tetap saja, serangan yang dia lancarkan benar-benar sia-sia dan hanya memukul angin. Pria ini terlihat seolah-olah sedang menari mempermaikan Denis.‘Hh, bocah ini tidak ada apa-apanya buatku,’ batin Kurt. Semakin lama

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status