Flashback on ...
Setelah 6 bulan mengenal wanita sederhana yang bekerja di perusahaannya dan sangat membuatnya tertarik. Aliando yang sudah sangat tergila-gila kepada Viera, mengajak wanita dengan mata bulat, lengkap dengan bulu mata lentik, serta hidung mancung dan bibir tipis merah jambu itu untuk pergi dinner di sebuah restaurant yang sangat mewah.
Dengan menyewa pemain musik, serta mendekorasi ruangan yang disulap menjadi tempat romantis sebagai momen untuk menyatakan perasaannya. Aliando menyiapkan sebuket bunga mawar merah dan menata lilin-lilin kecil membentuk tanda cinta di lantai tempat Viera akan berjalan memasuki ruangan khusus di dalam restoran itu.
Dan tibalah saat Viera memasuki ruangan itu, dengan perasaan terkejutnya seolah merasa tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Viera merasa takjub dengan suasana romantis yang telah khusus disiapkan Aliando untuknya. Sontak Viera berkaca-kaca dan berucap, "Apa semua ini, Al?" Viera tidak berkedip menatap pria di depannya dengan perasaan tidak biasa.
Aliando menggengam jemari wanita di depannya, "Xaviera Mabella, aku mungkin bukanlah laki-laki terbaik yang ada di dunia ini, tapi demi kamu, aku akan berusaha untuk menjadi laki-laki terbaik untuk kamu."
"Aku yang dulu mungkin adalah seorang playboy yang suka mempermainkan banyak wanita, tapi semuanya berubah semenjak aku mengenalmu. Segala pesonamu telah menghancurkan sifat playboyku. Aku hanya ingin bisa bersamamu, aku sangat mencintaimu Viera. Maukah kamu menjadi kekasihku?"
Viera menutup mulutnya dengan perasaan tak menentu, seolah tidak percaya dengan semua yang dialaminya. Dia merasa hanyalah seorang gadis kampung yang ingin berjuang untuk membahagiakan orang tuanya. Namun baru 6 bulan bekerja di perusahaan, malah ada lelaki tampan yang mengungkapkan perasaan memintanya untuk menjadi kekasihnya. Viera seolah bingung menjawab pernyataan cinta dari pria tampan yang merupakan manager di perusahaan tempat ia bekerja.
Sejujurnya tujuan utamanya pergi merantau ke Jakarta adalah untuk fokus bekerja demi bisa membantu orang tuanya yang terlilit utang dari rentenir. Karena itulah ia nekad untuk pergi ke kota besar dengan modal seadanya asalkan cukup hanya untuk makan.
Dan seperti yang diharapkannya, ia bisa diterima bekerja di sebuah perusahaan properti yang lumayan besar dan memberinya gaji yang cukup lumayan dan bisa ia kirimkan setiap bulan untuk orang tuanya agar bisa mencicil utang-utangnya. Bahkan rumah satu-satunya harus direlakan karena telah disita oleh lintah darat itu.
Sebenarnya ada 1 jalan pintas yang akan membebaskan seluruh utang-utang keluarganya. Yaitu, dengan cara menerima pinangan dari bos lintah darat yang berusia 50 tahun dan sudah mempunyai 4 istri. Pria tua yang tidak sadar usia itu akan menganggap lunas hutang-hutangnya jika mau dinikahi. Awalnya Viera yang merasa sangat shock, benar-benar sangat muak dan jijik pada pria yang sudah bau tanah itu.
Akan tetapi, begitu melihat orang tuanya diusir dari rumah, hal itu membuatnya tidak tega dan mengatakan pada orang tuanya bahwa ia bersedia menikah dengan pria tua tersebut. Namun, kedua orang tuanya tidak mengijinkannya dan menyuruhnya untuk segera pergi jauh-jauh dari kampung. Dan tidak perlu memikirkan kedua orang tuanya yang bilang akan mencari sebuah kontrakan.
Viera yang terlihat melamun saat mengingat kejadian pahit beberapa bulan yang lalu, kini menatap dengan intens pria yang merupakan atasannya dan sudah 6 bulan ini menjadi sahabatnya.
"Al, aku tidak menyangka kamu tidak menyerah dengan usahamu untuk mengungkapkan perasaanmu dan memintaku untuk menjadi kekasihmu. Aku sangat bahagia, wanita mana yang sanggup menolak pesonamu itu. Apalagi diperlakukan sangat spesial seperti ini, tapi tujuanku datang ke Jakarta hanya untuk bekerja saja."
Suara napas berat dari Viera terdengar dari deru napasnya, seolah menandakan bahwa ia saat ini tengah menyimpan beban berat dalam kehidupannya. "Aku masih mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi biaya hidup keluargaku di kampung, dan utang-utang keluargaku. Aku takut kalau aku menerima cintamu dan menjadi kekasihmu, membuatku melupakan tanggung jawabku pada mereka. Aku harap kamu bisa mengerti dengan keputusanku Al, maafkan aku!"
Aliando seolah tidak percaya mendengar jawaban dari wanita yang telah lama dicintainya sekali lagi menolaknya. Bahkan dengan wajah tampannya, ia bisa mendapatkan semua wanita yang diinginkannya. Akan tetapi, wanita yang hanya berasal dari kampung ini sudah 100 kali menolak pernyataan cintanya dan sama sekali tidak tertarik dengan wajah tampannya yang dipuja-puja oleh para wanita. Desahan napas berat pun akhirnya keluar dari suaranya.
"Aku mengerti Viera, aku akan mencoba mengerti dan menghormati keputusanmu itu. Aku janji aku tidak akan pernah ikut campur mengenai masalah keluargamu. Bahkan kalau kamu mau, aku akan sangat bersedia ikut membantu keluargamu, aku mohon terimalah aku menjadi kekasihmu." Aliando masih menggenggam erat tangan Viera seolah tidak akan melepaskan tangan lembut itu.
Viera menggelengkan kepalanya, "Aku sangat keberatan kalau kamu mempunyai keinginan untuk membantu keluargaku. Aku tidak mau ada orang yang mengatai aku adalah perempuan matre, aku bisa mencari uang sendiri tanpa harus memanfaatkan orang lain. Jadi buang jauh-jauh pikiranmu itu!"
Aliando benar-benar mencoba untuk mengendalikan dirinya dengan menyembunyikan amarahnya saat cintanya tidak diterima oleh wanita di depannya. Sehingga ia akan melakukan apapun untuk bisa mendapatkan sosok Viera yang sudah membuatnya gila. "Iya Lia, aku janji padamu. Tapi kamu mau kan menjadi kekasihku, aku sangat mencintaimu Viera, jangan menolakku untuk yang ke 101 kalinya."
Viera masih belum mengeluarkan sepatah kata pun, karena sejujurnya ia merasa sangat kasihan dengan pria di depannya itu. Akan tetapi, ia belum mempunyai perasaan cinta yang dicarinya selama ini. Saat ia berada di dekat Aliando, yang ia rasakan hanyalah sebuah rasa nyaman dan bukanlah sebuah cinta. Sehingga ia merasa bingung dan sekaligus iba jika terus-menerus menolak Aliando yang ia tahu adalah seorang playboy dahulunya. Akan tetapi, semua sifat buruknya langsung berubah begitu dekat dengannya.
Perubahan baik itu bisa dilihatnya karena Aliando tidak pernah lagi kelihatan berjalan dengan para wanita. Dan malah sibuk dengan pekerjaannya, selain sering jalan dengannya. "Memangnya kamu yakin mencintaiku, Al?Terus pacar-pacar kamu bagaimana nasibnya?" Viera mencoba mencairkan suasana tegang di sekitarnya dengan cara mengungkit masa lalu laki-laki di depannya yang diketahuinya dulu mempunyai banyak kekasih.
"Aku sudah berubah, aku sama sekali sudah tidak berhubungan dengan wanita mana pun, karena aku hanya ingin bersamamu. Kamulah yang telah merubahku seperti ini, aku mohon terimalah cintaku." Aliando menatap wanita di depannya dengan sorot mata penuh permohonan.
"Astaga, kenapa sekarang aku terlihat lebih seperti seorang pengemis cinta. Apakah ini adalah sebuah karma untukku karena dulu sering bermain-main dengan para wanita?" batin Aliando.
Viera merasa tidak tega jika dirinya menolak pria penuh pesona di depannya yang terlihat sangat memelas wajahnya. "Tapi aku punya syarat yang harus kamu penuhi Al, apa kamu bersedia berjanji untuk memenuhinya?"
"Syarat apa itu? Semua syaratmu akan aku penuhi, asalkan kamu mau menjadi kekasihku," jawab Aliando dengan penuh keyakinan saat menatap wajah cantik Viera yang seolah sudah memberikan angin segar untuknya.
Viera mulai membuka suara, "Kalau kita menjadi sepasang kekasih, kamu jangan mendesak atau mengajakku untuk menikah. Karena aku masih belum berpikir ke arah pernikahan, yang aku fikirkan sekarang ini hanyalah fokus membantu keluargaku dulu. Itu saja syarat dariku, jadi selama kita berpacaran, kamu jangan mengungkit masalah pernikahan. Apa kamu bersedia berjanji padaku?"
Aliando begitu terkejut dengan pernyataan yang diucapkan wanita yang telah dicintainya itu. Bahkan selama ini semua wanita yang dia pacari ingin segera dinikahi, tapi sosok wanita yang sangat dia cintai ini benar-benar membuatnya bertanya-tanya dalam hati.
"Baiklah ... hanya waktu yang akan menjawabnya. Semoga aku bisa menaklukkan hatinya dan merubah pendiriannya itu. Karena kali ini aku benar-benar serius menjalin hubungan dengannya. Hanya wanita ini yang ingin aku nikahi, tapi untuk sekarang aku harus benar-benar mengalah dan menuruti keinginannya itu," gumam Aliando di dalam hati.
"Baiklah, aku janji tidak akan membicarakan masalah pernikahan, apalagi mendesakmu untuk menikah denganku. Biarlah semua berjalan seperti air yang mengalir, kita jalani saja hubungan kita dengan saling mencintai satu sama lain."
Flashback off ...
Aliando menghembuskan napas berat saat mengingat masa lalu penuh perjuangan saat mendapatkan kekasihnya. Dan ia yang sangat mencintai Viera, sama sekali tidak pernah menyangka akan ada sosok pria yang saat ini dekat dengan kekasihnya. Sifat over possesive yang dimilikinya seolah ingin menghancur leburkan dirinya ketika menyadari siapa sosok pria yang ternyata memiliki sebuah rahasia besar yang disembunyikannya. Yakni, merupakan seorang CEO di perusahaan besar yang sangat terkenal di Jakarta.
Dengan rahang yang mengeras dan bunyi gemeretak giginya, Aliando mengepalkan kedua tangannya. "Aku tidak akan pernah membiarkan ada 1 pun pria dekat denganmu Viera. Apalagi merebutmu dariku, sampai mati pun aku tidak akan pernah melepaskanmu. Apapun akan aku lakukan asalkan kamu tetap menjadi milikku."
Puas meluapkan kekesalannya dengan mengumpat beberapa kali, Aliando bangkit berdiri dari kursi dan berjalan menuju ke arah pintu keluar setelah memanggil pelayan untuk memberikan uang dan tip. Dan berlalu pergi menuju mobil miliknya yang terparkir rapi di depan restauran.
TBC ...
Sementara itu, di perusahaan Tamtama Group, Viera sedang makan siang bersama sahabatnya yang bernama Aisyah. Keduanya menikmati bekal yang dibawanya seraya bercerita kesana-kemari membahas hal-hal yang yang bersangkutan dengan sosok pria yang tak lain adalah adalah sang manager sekaligus merupakan kekasih Viera. "Tumben Pak Aliando nggak ikut kita makan? Kenapa kamu nggak ajak Faqih saja biar ikut makan siang bersama kita?" "Tadi Al bilang ada janji diluar dengan temannya, katanya sih urusan pekerjaan. Tapi dia memintaku untuk menyimpan bekal makan siangnya, karena dia akan memakannya setelah dia kembali. Makanya aku tidak mengajak Faqih makan bersama, karena kamu tau sendiri aku hanya membawa bekal untuk 3 orang saja. Lagipula dia tadi bilang akan makan di kantin bersama sepupunya," jawab Viera seraya mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya. "Ngomong-ngomong, aku jadi penasaran pak Al lagi ketemuan sama siapa
Senja pun telah beranjak ke peraduannya, dan berganti dengan gemerlap cahaya bintang yang berkilauan. Suasana malam bertabur bintang di hari ini semakin menghiasi gelapnya malam. Setelah sebelumnya menghubungi pria yang sangat tidak disukainya, untuk bertemu di sebuah restoran, kini Aliando sudah duduk di kursi yang terletak di sebelah belakang paling ujung dengan tembok dan dekat dengan pintu keluar. Mempunyai tubuh sixpack dan wajah tampan yang selalu menjadi idaman kaum hawa, membuatnya selalu menjadi pusat perhatian di manapun ia berada. Pria yang memakai kemeja berwarna putih dengan lengan di lipat sampai siku, tengah menyilangkan kedua kakinya seraya tangannya bersedekap pada dadanya, menunggu sosok yang ditunggunya. Tak lama menunggu, datanglah sosok orang yang dinantikannya. Pria yang sangat tidak disukainya, yakni yang bernama Faqih Mahendra merupakan pegawai baru di perusahaannya dan dekat dengan kekasih yang sudah lama menjali
Aliando menatap siluet Faqih dari belakang yang berjalan agak sempoyongan. Ia tersenyum menyeringai dan bangkit dari kursinya seraya menatap ke arah Alisa, "Sepertinya obat perangsang itu sudah bekerja di tubuh Faqih. Kamu tunggu saja dia di sini, sebentar lagi dia pasti kembali dari toilet dan mengajakmu ke hotel untuk bercinta. Aku pergi dulu untuk menemui kekasihku, selamat bersenang-senang." Aliando melambaikan tangannya saat meninggalkan Alisa dan melangkah keluar dari restoran dengan senyuman terbit dari wajahnya. Seolah hari ini merupakan sebuah kemenangan untuknya, karena berhasil menyingkirkan 1 penghalang yang berani mendekati sang kekasih. "Akhirnya aku bisa membuat pria sialan itu berakhir di tangan Lisa dan begitu Viera melihat video menjijikkan dari Faqih saat bercinta, ia pasti tidak akan mau berteman dengan pria bajingan itu." Aliando masuk ke dalam mobilnya begitu sampai di parkiran. Namun, baru saja ia ingin mengemudika
Karena sudah tidak bisa menahan dirinya lebih lama lagi, Faqih mulai meraup bibir merah merekah Viera, menyesap sari kemanisannya dan melesakkan lidahnya untuk mengabsen setiap sudut rongga dalam mulut wanita di bawahnya yang masih mencoba untuk menghindar dan menolak. Dan penolakan dari Viera malah semakin membuatnya terbakar gairah yang membara.Seolah penolakan itu semakin membuatnya merasa sangat tertantang untuk menaklukkan wanita yang asyik bergerak seperti cacing kepanasan saat menolak perbuatannya.Tidak berhenti melumat bibir Viera, tangan Faqih sudah bergerilya, karena kedua tangannya sudah masuk ke balik kaos casual wanita yang masih berusaha menolak perbuatannya. Bahkan ia sudah mulai meremas dua benda padat yang membusung di depannya dengan liar, dan berpindah tempat untuk memilinnya.Otak Fasya yang menolak perbuatan gila Faqih, seolah berbanding terbalik dengan respon dari tubuhnya. Tubuhnya seketika mengg
Viera benar-benar merasa sangat shock begitu mendengar perkataan dari pria yang sudah 6 bulan menjadi kekasihnya, mengatakan hal yang sama sekali tidak pernah terpikirkan olehnya. "Apa maksudmu Al? Jangan bilang kalau kamu mau ...." Ia tidak bisa melanjutkan kalimat menakutkan itu dari bibirnya karena sudah sangat ketakutan.Aliando yang tengah memasang sabuk pengaman di tubuhnya, melirik sekilas ke arah wanita yang membuatnya merasa sangat frustasi. Karena wanita yang sangat dicintainya malah berakhir di tangan pria yang sangat dibencinya. Sehingga ia yang dikuasai amarah, sama sekali tidak memperdulikan kenyataan pahit bahwa calon istrinya sudah tidak suci lagi akibat perbuatannya."Ya, malam ini kamu juga harus melayaniku. Sama seperti kamu melayani bajingan itu," sarkas Aliando dengan wajah penuh kilatan amarah. Kembali fokus menatap ke arah depan setelah menyalakan mesin mobil dan mengemudikannya meninggalkan area kos Viera.Re
Viera mencoba memberontak saat Aliando sudah brutal menciumnya dan menindih tubuhnya yang tadi jatuh terhempas di ranjang king size sangat empuk tersebut setelah didorong dengan kasar oleh pria yang tak lain adalah kekasihnya sendiri. Ia sama sekali tidak membalas ataupun menikmati ciuman kasar dari Aliando, karena ia fokus ingin melepaskan diri dari cengkeraman pria yang terlihat sangat buas, seolah ingin memangsanya habis-habisan."Ya Allah, selamatkan hambamu ini dari pria yang sudah dikuasai oleh amarah nafsu syetan ini. Aliando benar-benar sudah berubah, dulu dia tidak pernah kasar padaku. Akan tetapi, kenapa sekarang dia jadi begini?" gumam Viera yang masih berusaha memberontak saat otaknya mulai bisa menangkap bahaya yang mengancamnya ketika kancing kemeja yang dipakainya dilepaskan satu persatu oleh pria yang masih tidak melepaskan bibirnya.Namun, saat ia memegangi kemejanya, rasa perih dirasakan pada bibirnya ketika Aliando menggigit bibir
Viera yang awalnya sangat kuat, mencoba melawan pria yang sudah menguasai tubuhnya. Namun, lama-kelamaan ia sudah kehabisan tenaga, karena kekuatannya tidak sebanding dengan tubuh kekar yang sudah bergerak sangat liar di atasnya.Bulir bening air mata sudah menganak sungai di wajah pucatnya saat mendapat perlakuan beringas dari pria yang sudah 1 tahun menjadi kekasihnya tersebut. Ketidakberdayaan yang dirasakan, membuat ia hanya bisa pasrah saat sebuah kehancuran datang bertubi-tubi padanya hari ini.Seharusnya ia menyerahkan kesuciannya pada pria yang nantinya akan menjadi suaminya, tetapi sama sekali tidak pernah menyangka jika harga diri yang selama ini dijaga sudah hilang dan hancur dalam semalam. Tidak ada lagi yang bisa ia banggakan di dalam dirinya, sehingga ia berniat untuk mengakhiri hidupnya saat pria yang terlihat menatapnya dengan kilatan penuh hasrat menggelora itu sudah menegang saat mencapai klimaks dan melenguh panjang
Suasana hening di presidential suite room sebuah hotel mewah, sangat hening. Seolah menegaskan bahwa penghuni ruangan kamar hotel tersebut sedang larut dalam alam bawah sadarnya. Hingga 2 jam kemudian, tepatnya pukul 23.15 WIB, sebuah pergerakan dari seorang pria yang mempunyai badan sixpack terlihat menggerakkan tangannya untuk mengusap ranjang, seperti tengah mencari keberadaan seseorang yang tadinya ada di sampingnya.Pria yang tak lain adalah Faqih itu refleks langsung membuka kelopak matanya untuk memastikan ketakutannya."Viera ...." Faqih yang baru saja mengumpulkan kesadarannya, mulai mengedarkan pandangannya ke segala arah. Tentu saja saat ini, ia tengah mencari sosok wanita yang baru diperkosanya akibat dari obat perangsang yang diberikan oleh Aliando dan Alisa. Sehingga ia sampai melupakan semua norma-norma dan melakukan perbuatan terlarang demi bisa menyalurkan hasratnya yang sudah membakar habis dirinya.Tub
Aliando tadi menyuruh orang tua Viera untuk beristirahat di apartemennya dengan menyuruh asistennya menjemput calon mertuanya. Ia sudah menganggap orang tua Viera adalah mertuanya karena merasa yakin akan menikahi wanita yang selama 5 tahun ini sangat berarti di hatinya.Ia yang mengerti akan amnesia seperti dialami olehnya dulu, yaitu tidak sepenuhnya hilang ingatan, tetapi hanya ingatan beberapa tahun saja yang hilang. Jadi, ia ingin mengeceknya sendiri dengan menunggu hingga Viera tersadar. Dengan menyakini bahwa wanita itu mungkin hanya melupakan sesuatu yang menyakitkan, yaitu melupakan kejadian di mana ia memperkosa Viera.Beberapa jam berlalu, Aliando bahkan sudah tertidur di kursi yang berada di sebelah ranjang pesakitan Viera. Ia menggenggam erat telapak tangan dengan jemari lentik tersebut. Berharap akan mengetahui jika Viera sadar dari biusnya.Pukul dua dini hari, Viera perlahan membuka mata dan mengamati sua
Supriyan dan Siti Aminah, serta Aliando seketika menolehkan kepala untuk melihat ke arah sosok sumber suara. Tentu saja mereka bisa melihat raut wajah penuh kemarahan dari sosok wanita paruh baya dengan wajah sangat sembab dan sudah dipastikan dari tadi tidak berhenti menangis meratapi nasib sang putra yang sedang berjuang menghadapi masa kritisnya.Supriyan yang seketika mengepalkan kedua tangannya, sudah tidak bisa menahan diri lagi karena ia tidak terima dituduh hal yang sama sekali tidak pernah terpikirkan olehnya. Ia hanya memikirkan nasib cucunya, sehingga memutuskan untuk mengatakan semua kebenaran pada Aliando. Ia kini sudah menepis tuduhan dari wanita yang menjadi besannya tersebut."Jangan asal menuduh, Nyonya. Sama sekali tidak pernah terpikirkan bagi kami untuk mencari pengganti menantu di saat seperti ini. Kami hanya memikirkan keadaan putri dan cucu yang sangat malang. Apakah itu salah? Apakah salah jika seorang ayah meng
Begitu mendengar cerita dari ayah Viera, Aliando langsung mematikan sambungan telepon dan buru-buru bangkit dari ranjang king size yang menjadi saksi bisu kesedihannya hari ini. Setelah pulang dari rumah sakit, ia berdiam diri di apartemen untuk menenggelamkan dirinya dengan kesedihan. Ia sengaja tidak pulang ke rumah karena tidak ingin orang tuanya melihat dirinya yang berada di titik paling terendah dalam hidupnya.Ia yang dari tadi belum mengganti pakaiannya, memudahkannya untuk langsung pergi ke rumah sakit. Begitu mengambil kunci mobil miliknya, Aliando berjalan dengan terburu-buru hingga tanpa ia sadari, kakinya menabrak sudut lemari dan tidak dipedulikannya. Meskipun sebenarnya rasa sakit itu sangat terasa, tidak membuatnya ingin memeriksa kakinya karena ia fokus berjalan keluar dari apartemen.Begitu berada di luar pintu, ia berlari menuju ke arah lift dengan senyuman tidak berhenti terukir di bibirnya. Bahkan degup jantungnya
Pasangan suami istri yang tidak lain adalah orang tua Viera, merasa sangat shock dan sedih saat mendengar semua penjelasan panjang lebar dari dokter. Seolah saat ini dunia mereka seketika runtuh saat mengetahui bahwa putri satu-satunya mengalami amnesia dan kelumpuhan.Wajah keduanya terlihat sangat pucat saat melihat nasib malang cucunya yang mungkin dilupakan oleh sang ibu. Begitu melihat para perawat yang membawa putri dan menantunya keluar dari ruangan operasi menuju ke ruangan kamar, mereka berjalan mengikuti di belakang dengan perasaan yang tidak menentu.Tidak lupa bulir kesedihan menghiasi wajah mereka yang mewakili perasaan yang hancur. Hal itu semakin bertambah besar saat mendengar suara cucunya yang memanggil-manggil sang ibu."Mama ... Mama," ucap Rafa beberapa kali dengan melambai-lambai pada sang mama. Merasa panggilannya diabaikan dan juga sang mama tidak kunjung membuka mata, membuatnya menceb
Ani Mahendra melanjutkan perkataannya untuk mengungkapkan apa yang ditakutkannya saat ini. "Maaf, aku hanyalah seorang ibu yang takut kehilangan putra satu-satunya. Meskipun aku tahu bahwa jodoh, rezeki, maut sudah ditentukan oleh Tuhan, tetapi tidak bisa menghilangkan pikiran burukku yang menganggap bahwa semua ini terjadi karena Viera. Kalian boleh membenci dan marah padaku, tetapi satu-satunya yang kupikirkan hanyalah putraku."Supriyan yang merasa mendapatkan sebuah penghinaan yang sangat luar biasa hari ini, tidak bisa lagi menahan amarahnya. "Lakukan apapun sesuka Anda, Nyonya Mahendra. Namun, jangan pernah sekali-kali menyebut bahwa putri kami adalah wanita pembawa sial karena di dunia ini, semua manusia mendapatkan rahmat dari Tuhan secara adil.""Jadi, tidak ada anak yang dilahirkan pembawa sial. Saya sangat berterima kasih atas semua penghinaan ini karena mengetahui sifat Anda sebenarnya yang seperti tidak mengakui kebesaran dari T
Setelah selesai melakukan transfusi darah, Aliando sudah berjalan keluar dari ruang operasi. Sebenarnya, ia sangat ingin menunggu sampai proses operasi selesai. Namun, ia sudah memantapkan hatinya untuk tidak lagi memikirkan Viera. Ia memutuskan untuk melupakan wanita yang sangat berarti penting untuknya tersebut.Dengan langkah kaki panjangnya, ia berjalan menghampiri orang tua Viera yang sedang duduk di kursi. "Ayah, Ibu, saya pamit pulang dulu. Sepertinya proses operasi berjalanlancar dan Alhamdulilah Faqih pun bangkit dari kematian. Semua ini terjadi karena Allah telah memberikan mu'jizat untuk Viera dan Faqih."Supriyan kini bangkit dari posisinya dan langsung menepuk bahu kokoh pria yang lebih tinggi darinya tersebut. "Terima kasih, Nak Aliando. Semoga Viera segera sembuh dan bisa mengucapkan terima kasih padamu.""Apa kau tidak ingin menunggu hingga proses operasi selesai, Nak Aliando?" t
Semua orang yang berada di depan ruangan operasi terlihat sangat khawatir dan cemas menunggu penjelasan dari pria yang menggunakan seragam operasi tersebut. Tentu saja di dalam hati sedang sibuk merapal doa untuk keselamatan pasangan pengantin yang baru saja melangsungkan pernikahan tersebut.Sementara itu, sang dokter yang merasa sangat tidak enak untuk menyampaikan kabar pada keluarga pasien, menghela napas berat sebelum mengeluarkan suara. Apalagi ia melihat raut wajah keluarga pasien yang baru saja menghujaninya dengan beragam pertanyaan."Dengan sangat menyesal kami memberitahukan kabar duka ini. Bahwa pasien laki-laki baru saja mengembuskan napas terakhir pukul 21.35 WIB sebelum dilakukan proses operasi."Sontak saja suara teriakan histeris dari sosok wanita paruh baya yang tidak lain adalah mama dari Faqih sudah memenuhi area sekitar ruangan operasi tersebut."Tidaaak!"
Aliando benar-benar merasa shock begitu melihat wanita yang ada di dalam mobil dengan bersimbah darah itu adalah satu-satunya wanita yang lima tahun lalu sangat dicintainya. Dengan tubuh yang gemetar dan tangannya pun demikian, ia meminta bersama orang-orang berusaha untuk mengeluarkan dua insan yang saat ini masih memakai gaun pengantin tersebut.Kaca mobil yang sebagian sudah pecah, memudahkan Aliando untuk membuka pintu mobil. Meskipun harus mengorbankan tangannya tergores tajamnya kaca dan mengoyak kulitnya."Viera, bertahanlah. Tidak akan terjadi apa-apa padamu. Aku akan membawamu ke rumah sakit. Jangan tinggalkan aku, kamu tidak boleh mati. Ingatanku sudah kembali dan akan menebus segala dosa-dosaku padamu, Viera." Membuka pintu mobil dan mengeluarkan tubuh wanita yang sudah tidak sadarkan diri tersebut.Sementara itu, beberapa orang lainnya juga mencoba mengeluarkan pengantin pria yang masih sadar dan merintih.Faqih yang bisa melihat Aliando menge
Faqih hanya terkekeh menanggapi rengutan dari wanita yang menurutnya malah terlihat semakin menggemaskan karena mengetahui bahwa Viera merasa malu dan terlihat kikuk padanya. Ia pun mendekatkan wajahnya untuk berbisik pada daun telinga sang istri dengan senyuman menyeringai."Kenapa? Kamu malu aku membantumu mengganti pakaian? Padahal kita sudah sah menjadi suami istri dan aku bebas menelanjangimu sepuasnya malam ini."Refleks Viera langsung mengarahkan tangannya ke bibir pria yang membuatnya bergidik ngeri hingga bulu kuduknya seketika meremang. "Dasar otak udang! Jangan sampai ayah dan ibuku mendengarnya! Sangat memalukan."Viera menyembunyikan kegugupannya begitu berada di depan orang tua dan mertuanya yang sedang asyik berbincang. "Ibu, ayo kita pulang. Kasihan Rafa sudah kelelahan dan tidak nyaman tidur dalam posisi meringkuk seperti itu."Sebenarnya beberapa saat yang lalu, mama dari Faqi