"Bozhe!" Bozhe sendiri artinya, Astaga! Berasal dari bahasa Rusia.
Suara gaduh yang berasal dari ruang keluarga menyentakkan seorang remaja laki-laki berusia 14 tahun yang sedang tertidur. Dia membuka kedua matanya lebar-lebar, lalu duduk memeluk lututnya di atas ranjang. Netra biru miliknya pun mengisyaratkan ketakutan.
Belum sempat menenangkan dirinya, suara gaduh kembali terdengar seiring dengan suara seorang laki-laki tua yang si remaja yakini adalah sang kakek.
"Chto proiskhodit?" Memiliki arti, "Apa yang sedang terjadi?"
Remaja itu memelankan suaranya. Dia mencoba mengatur irama jantung yang berdegup semakin kencang.
Tubuhnya bergetar hebat sejak ia mendengar suara gaduh pertama.
"Bukankah itu adalah suara Kakek Vladimir?! Letak kamarku yang sangat dekat dengan ruang keluarga, kerap membuatku tersiksa mendengar pertengkaran orang dewasa!"
Usai berseru seorang diri, si remaja beranjak dari ranjang tanpa alas kaki. Dia membuka lemari pakaian dan mencari mantelnya seraya melirik jarum jam dinding yang tidak pernah berhenti berdetak.
"Pukul 02.00 dini hari dan mengapa Kakek belum tidur?! Lalu, siapa yang sedang bertengkar dengan Kakek?!"
Setelah mengenakan mantel dengan motif tim sepakbola nasional negaranya, Rusia, si remaja kembali tersentak. Namun kali ini bukan karena suara gaduh, melainkan karena suara pintu ruang tidurnya yang dibuka secara paksa oleh seseorang.
"Aaarrgghhh!"
Remaja tersebut pun histeris. Dia mengarahkan pandangannya kepada seorang pria dewasa yang membuka pintu tadi seraya mundur dengan teratur.
"Hei, Bocah! Rupanya kau belum tidur!"
Pria dewasa itu berteriak seraya menyeringai. Tindakannya sontak membuat si remaja laki-laki ketakutan hingga wajahnya memerah.
"Hei, cepat pakai alas kakimu!"
Pria berbadan kekar dengan tato naga merah di leher belakangnya berteriak untuk kali ke dua. Namun tentu saja, si remaja laki-laki berambut hitam pekat itu tidak mengindahkannya.
"Alexei, apakah kau tidak menemukan Bocah itu?! Apa yang membuatmu begitu lama?!"
Suara pria lainnya terdengar dari ambang pintu ruang tidur si remaja. Pria yang baru saja datang tersebut terlihat enggan masuk ke ruang tidur. Dia memilih untuk tetap berada di tempatnya.
Hah?! Siapa lagi dia?! Dan, mengapa mereka mencari ku?! tanya si remaja dalam hatinya.
Tak! Tak! Tak!
Dengan penerangan temaram, pria bernama Alexei segera melangkah menuju sudut ruang tidur di mana remaja laki-laki itu berada.
"Jangan khawatir, Egory! Saya sedang menghampiri Bocah yang menyusahkan banyak orang di mansion Romanov ini."
Suara berat Alexei terdengar dan tersimpan dengan baik di dalam otak si remaja. Dia menatap Alexei dengan penuh tanda tanya.
Aーapa yang akan ... merekaーAlexei dan Egoryーlakukan padaku? Apakah mereka akan membawaku? Jika ya, ke mana mereka akan membawaku larut malam seperti ini?
Si remaja bertanya untuk kali ke dua di dalam hatinya dengan penuh kecurigaan.
"Hei, Bocah!"
Alexei berseru memanggil si remaja malang itu dan tanpa disadari, Dia sudah berada di hadapannya. Alexei menatap lurus ke arah remaja laki-laki, lalu memegang kedua bahunya.
"Mulai sekarang, namamu adalah Viktor Gusev. Ingatlah hal itu dengan baik! Ha! Ha! Ha!"
Alexei mengguncang kedua bahu si remaja yang diketahui bernama Viktor Gusev, lalu menarik tangannya.
Bruk!
Bukannya membawa pergi dari ruang tidur, Alexei justru mendorong Viktor hingga tersungkur di lantai.
Senyum sinis pun mengembang di bibir Alexei.
"Aarrgghh!"
Viktor histeris kesakitan. Kedua matanya berkaca-kaca dan jauh di dasar hatinya, Dia sangat ingin lari dari situasi saat ini.
"Apa yang kau lakukan, Alexei?!"
Egory berjalan menghampiri kawannya, kemudian berlutut untuk memastikan kondisi Viktor yang sedang meringis kesakitan.
"Ingatkah kau, apa yang diperintahkan oleh Tuan Lenin kepada kitaーAlexei dan Egory?! Ya, kita harus segera membawa pergi Viktor kecil dari mansion ini tanpa melukainya!"
Viktor kecil? Ya, bocah ini adalah anak laki-laki satu-satunya dari pasangan Tuan Viktor Borya Romanov dan Nyonya Yekaterina Lubov Romanova yang tewas di tangan Tuan Lenin Vujovic Romanov 60 menit yang lalu. Seperti kabar yang beredar luas di kalangan keluarga kaya raya, bahwa Tuan Lenin merupakan saudara tiri dari Tuan Viktor Borya Romanov.
Usai bermain-main dengan pikirannya, Egory menatap wajah Viktor yang memelas. Dia mengulurkan tangan guna membantu si remaja.
"Berdiri dan pakai alas kakimu! Kita akan segera pergi dari sini."
Viktor membuka matanya lebar-lebar menatap lawan bicaranya.
"Tiーtidak! Aーaku tidak mau!"
Viktor tidak menyambut baik uluran tangan Egory. Dia bergegas berdiri dan menjauhkan dirinya dari 2 pria dewasa yang mendekatinya seraya berteriak menolak segala perintah Egory.
"Aーaku tidak akan pergi dari mansion ini dan aku tidak akan mengubah namaku sampai kapanpun! Aku akan tetap tinggal di sini bersama kedua orang tua juga kakekku!"
Viktor mencoba memposisikan dirinya sekarang ini meskipun sulit untuk anak seusianya.
"Hei Bocah, kau pikir, siapa dirimu?! Kau harus tahu bahwa kedua orang tuamu telah tewas!"
Alexei membentak Viktor hingga wajahnya yang merah padam. Dia menggertakkan gigi mencoba menahan emosi yang menyerangnya sejak tadi.
"Aーaku ... aーaku tidak ...."
Bagaikan terkena anak panah di jantungnya, Viktor tidak mampu menyelesaikan kalimatnya usai mendengar dengan jelas berita duka yang baru saja Alexei ungkapkan.
"Lepaskan! Aku mohon, lepaskan aku! Kau pasti berbohong! Aku tidak akan pernah mempercayai ucapan kalian!"
***
Puk! Puk! Puk!
"Viktor, bangun!"
Seorang wanita menepuk pipi pria yang tertidur di sebelahnya dengan kedua tangan.
"Ah!"
Viktor membuka kedua matanya. Dia duduk tegak, lalu menatap ke sekelilingnya dan tidak menemukan keberadaan Alexei juga Egory.
"Mobil?!"
Viktor melemparkan pandangannya kepada wanita cantik nan anggun yang sedang tersenyum ke arahnya.
Dia baru saja tersadar bahwa dirinya kini berada di dalam mobil mewah buatan dalam negeri.
"Ya. Apakah kau tidak ingat? Kita pergi menikmati festival musim panas, Viktor, dan, sekarang kita telah sampai. Lihatlah!"
Viktor kembali mengedarkan pandangannya usai sang istri mencoba mengingatkan kembali di mana dirinya berada saat ini.
Sial! Ternyata mimpi yang sama! maki Viktor di dalam hati.
Namun, siapa Alexei dan Egory? Aku sama sekali tidak mengenal mereka, batinnya kembali.
Bukannya menatap pemandangan di sekelilingnya, Viktor justru mengingat kembali potongan ingatan masa lalunya yang selalu hadir di setiap mimpinya.
"ZoーZoya, aーaku ...."
Plak!
Seseorang melempar majalah otomotif ke arah Viktor hingga membuat pria itu terkejut dan terpaksa tidak melanjutkan kalimatnya.
"Aaaarrggh!"
Viktor menoleh ke bagian mobil paling depan di mana ayah mertuanya berada.
"Jika kau sudah bangun, lebih baik cepat ke luar dari mobil!"
Galina berseru dengan ketus seraya menatap Viktor yang masih terkejut dengan tindakan suaminya tadi.
"Ma, tidak perlu terlalu kasar seperti itu kepada Suami saya!"
Xandrova mencoba membela Viktor, lalu meraih tangan suaminya dan menggenggamnya erat. Sesekali Xandrova menoleh ke arah sang ibunda kandung yang duduk di sebelah kirinya.
"Xandrova Zoya Konstantin!"
Galana berteriak memanggil nama lengkap anak perempuan satu-satunya, sekaligus cucu perempuan satu-satunya keluarga Konstantin yang kaya raya di St Petersburg, Rusia.
"Jika kau tidak mengalami kejadian mengenaskan beberapa bulan lalu, mungkin saja saya dan Ayahmu tidak memiliki Menantu yang tidak berguna seperti Viktor! Bukankah begitu, Davidoff?!"
Galana menoleh ke arah sang suami yang sedang mengangguk. Usai menghardik sang menantu, wanita 45 tahun tersebut segera membuka pintu mobil.
Brak!
"Kalian berdua, cepatlah keluar!"
Sebelum menapakkan kakinya di jalan beraspal, Galana menoleh ke arah Viktor dan Xandrova seraya menggelengkan kepala.
"Viktor, bawa semua koper ke kamar yang telah disewa oleh keluarga Konstantin!"
Privet, Zoyaliciouz! Semoga kalian suka dengan novel pertama Zoya di Goodnovel App. Tinggalkan komentar yuk! Dan jangan lupa add instagram Zoya @zoyaalicia_dmitrovka yah! Weheheheee..........
Bagi seorang Viktor Gusev Konstantin, menyematkan nama keluarga istrinya bukanlah beban seperti kebanyakan yang orang katakan padanya. Namun, bukan juga suatu kebanggaan."Viktor, biarkan aku membantumu!"Xandrova menatap Viktor dengan cemas. Raut wajah cantiknya terlihat lebih pucat dari biasanya."Tidak, Zoya!"Kalimat penegasan yang baru saja diucapkan oleh Viktor, tentu saja membuat Xandrova terkejut."Mengapa? Aku ini Istrimu, 'kan?"Xandrova mengerutkan kening seraya menunggu Viktor menjawab pertanyaannya."Ya! Justru karena kau adalah Istriku, maka aku tidak akan membiarkanmu melakukan hal berat seperti membawa koper-koper ini, Zoya."Suara bariton milik Viktor membuat Xandrova tersenyum. Bukan karena suaranya yang khas, tetapi karena makna yang tersirat di dalam kalimat yang diucapkan oleh Viktor barusan selalu mampu menghipnotis dirinya dan menjadikannya sebagai wanita berharga di mata pria itu."Viktor, Ya lyublyu vas!" Memiliki arti, "Aku mencintaimu!"Xandrova berjinjit, l
Viktor terkejut ketika membuka pintu kamar hotel mertuanya. Dia melihat sosok wanita berdiri membelakanginya. Viktor berhasil menguasai dirinya, lalu dia pun tersenyum."Halo, selamat siang. Anda mencari siapa?"Viktor maju beberapa langkah. Wanita tersebut memutar tubuhnya. Betapa terkejutnya Viktor ketika si wanita tersebut membuka kacamata hitamnya."Viktor, mengapa kau lama sekali? Tahukah kau? Aku lelah menunggumu."Viktor tersenyum lebar seraya meraih tangan si wanita yang ternyata adalah Xandrova. Dia menatapnya dari ujung rambut hingga ujung kaki."Kau sungguh sempurna, Zoya!"Viktor berseru dengan kedua mata berbinar. Mendapatkan perlakuan istimewa dari sang suami, tentu saja membuat Xandrova salah tingkah."Viktor, siapa yang datang? Persilakan tamu kita untuk masuk dan jangan biarkan dia kecewa!"Suara Galana menggelegar dari dalam kamar hotel. Viktor pun tertawa kecil mendengarnya.Memangnya Mama pikir, siapa yang datang mengunjungi mereka, Davidoff dan Galana? tanya Vikto
Maksim menatap Viktor dengan penuh tanda tanya. Dia menunggu Viktor menjelaskan arti dari kalimat yang sempat membuatnya tersinggung. "Katakan!"Dengan sedikit membentak, Maksim memerintahkan Viktor untuk lekas menjawab pertanyaannya. Namun dengan gertakan serta sorot mata tajam Maksim, tidak lantas membuat nyali Viktor menciut. Pria itu justru menatap Maksim seraya menarik salah satu sudut bibirnya ke atas. "Untuk pria seperti Anda, bukankah sudah semestinya Anda cukup cerdas untuk memahami perkataan saya, Tuan Maksim Smirnov Romanov yang terhormat?!"Viktor menyeringai sambil menepuk pelan bahu kiri Maksim. Dia menoleh ke arah Xandrova dan mendapatkan wanita itu sedang memandangnya. Viktor pun mengangguk kepada istrinya."Ayo, Zoya!"Sial! Berani sekali dia menyebutkan nama lengkap ku dengan nada menghina! Dan, berani sekali dia membalas tatapan ku, batin Maksim geram dengan tingkah Viktor barusan. Pria miskin itu seharusnya tidak bisa berkutik saat aku memandangnya, lanjutnya di
Suara berat Maksim menyudahi kegiatan berfoto Xandrova dengan para penggemar. Mereka semua menatap Maksim yang baru saja tiba. Sadar akan kehadiran Maksim, Viktor bergegas mengembalikan smartphone milik salah satu remaja dan menarik tangan Xandrova agar berdiri di sisinya."Buーbukankah Anda adalah ....""Ya, saya adalah Maksim Smirnov Romanov. Mantan tunangan dari Miss Pretty yang kalian puji-puji itu!"Maksim memotong ucapan salah seorang gadis sambil menunjuk Xandrova dengan dagunya. Sikap angkuh Maksim barusan, tentu saja membuat Viktor naik darah. "Tidak bisakah Anda menunjukkan sikap sopan santun di tempat umum, Tuan Maksim yang kaya raya?!"Entah kalimat pertanyaan atau kalimat merendahkan yang keluar dari mulut seorang Viktor. Karena sejujurnya Viktor memang berniat merendahkan Maksim di setiap kesempatan yang ada. "Jadi, mengapa kalian gagal menikah, Tuan Maksim?"Lagi, si gadis pirang mengajukan pertanyaan yang menohok. "Tuan Maksim, sekarang adalah kesempatan bagus untuk
Musim panas tahun ini sungguh berbeda bagi Viktor. Pasalnya, saat ini dia tidak sendirian lagi. Dia telah menikahi Xandrova berkat kemurahan hati sang tuan besar keluarga KonstantinーGennadius Zigfrids Konstantinーyang menjodohkan cucu satu-satunya dengan Viktor. Viktor merasa sangat bahagia, meskipun belum sepenuhnya bisa dikatakan bahagia selama kemiskinan masih melekat di dirinya.Pasangan Viktor dan Xandrova berjalan menyusuri sungai Neva. Mereka berdua tidak berbicara sejak meninggalkan Maksim tadi. Mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing. Kehadiran keduanya berhasil menarik perhatian siapa saja yang berada di sana.Viktor mencoba menahan amarahnya di depan Xandrova. Karena dia tidak ingin membuat sang istri ketakutan atau merasa tidak nyaman ketika bersamanya. Dan, Xandrova menyadari hal itu. "Viktor, aーaku ...."Viktor menghentikan langkahnya ketika tahu bahwa Xandrova ingin mengatakan sesuatu. Viktor menggenggam kedua tangan Xandrova. "Ada apa? Katakan saja, Zoya!"Xandrov
Bagi siapa saja yang tinggal di Rusia tidak akan merasa aneh jika siang terasa panjang saat musim panas berlangsung. Menjelang jam makan malam, langit masih cerah layaknya siang hari. Viktor dan Xandrova tiba di restoran di mana kedua orang tuanya sudah menunggu kehadiran mereka.Viktor mengikuti langkah Xandrova yang tiba-tiba berhenti. Viktor mengikuti arah pandang Xandrova dan mengerti mengapa sang istri menghentikan langkahnya.Oh, tunggu! Siapa pria yang duduk di sebelah Davidoff? Hati kecil Viktor bertanya seraya menatap Xandrova yang sedang meliriknya."Apakah sebaiknya kita pergi saja, Viktor?"Getaran suara yang dihasilkan Xandrova membuat Viktor tahu bahwa sang istri merasa tidak nyaman dengan kehadiran pria misterius itu."Ada apa, Zoya? Apakah kau berpikir pria yang duduk di sebelah Papa David adalah mantan tunangan mu?"Xandrova mendengus, lalu mengangguk kecil."Memangnya selain dia, siapa lagi?"Viktor terkekeh. Dia meraih tangan kiri Xandrova dan menggenggamnya."Kau t
Davidoff bertanya sambil meletakkan alat makannya. Dia menatap Galana seraya menaikkan sebelah alisnya. "Bagaimana menurut mu, Galana? Bukankah itu hanya bunga?"Hah?! Apa?! Hanya bunga?! Namun, apakah Papa tahu bahwa setiap bunga memiliki arti tersendiri?!Viktor menatap bunga mawar merah di tangan Feliks. Apakah kalian tahu, arti bunga mawar merah? Benar! Bunga mawar merah melambangkan cinta dan kasih sayang. Berbeda dengan warna bunga mawar lainnya. "Bawa pergi buket bunga itu jauh-jauh dari sini!"Viktor telah membuat keputusan yang mengejutkan banyak orang. Feliks menatap tuannya guna menunggu instruksi selanjutnya. Tidak lama kemudian, Feliks mengangguk setelah Maksim menjentikkan jari."Viktor, jangan keras kepala!"Lagi, Davidoff menegur Viktor dengan keras. Begitu juga dengan Galana yang sama gusarnya seperti sang suami. "Berapa kali harus saya katakan, Viktor! Itu hanya sebuah buket bunga.""Maaf, Ma. Saya tetap pada pendirian saya."Sesuai wataknya sedari dulu, Viktor me
Xandrova: Viktor, cepat kembali! Kedua orang tuaku dan Maksim telah menjebak mu. Viktor membaca pesan singkat dari Xandrova dengan cepat. Di pesan itu tertulis bahwa kedua mertuanya dan Maksim telah menjebak Viktor. Usai mengetahui perbuatan kedua mertuanya, Viktor tidak tinggal diam. Dia berlari menuju pintu meninggalkan kamar mertuanya. Derap langkah Viktor terdengar menggema di koridor lantai 7 Four Seasons Hotel tempatnya menginap. Tujuannya hanya satu yaitu menjauhkan Xandrova dari Maksim. ** Terlambat! Meja tempat dia dan keluarga Konstantin makan malam tadi telah kosong. "Apakah aku terlambat? Kau di mana, Zoya?" Viktor menyesali dirinya sendiri. Dia menghentikan seorang pelayan wanita yang melintas di depannya. "Permisi, Nona. Apakah Anda melihat ke mana perginya keluarga yang makan malam di meja itu?" Si pelayan pun menggeleng. "Mohon maaf, Tuan. Keluarga itu sudah pergi sejak 10 menit yang lalu." "Bagaimana dengan wanita muda di keluarga itu? Apakah Anda melihatnya