Privet, Zoyaliciouz! Ini adalah bab akhir dan nantikan kelanjutannya di trilogi The Romanov Diadem. Spasibo.
"Bozhe!" Bozhe sendiri artinya, Astaga! Berasal dari bahasa Rusia. Suara gaduh yang berasal dari ruang keluarga menyentakkan seorang remaja laki-laki berusia 14 tahun yang sedang tertidur. Dia membuka kedua matanya lebar-lebar, lalu duduk memeluk lututnya di atas ranjang. Netra biru miliknya pun mengisyaratkan ketakutan. Belum sempat menenangkan dirinya, suara gaduh kembali terdengar seiring dengan suara seorang laki-laki tua yang si remaja yakini adalah sang kakek. "Chto proiskhodit?" Memiliki arti, "Apa yang sedang terjadi?" Remaja itu memelankan suaranya. Dia mencoba mengatur irama jantung yang berdegup semakin kencang. Tubuhnya bergetar hebat sejak ia mendengar suara gaduh pertama. "Bukankah itu adalah suara Kakek Vladimir?! Letak kamarku yang sangat dekat dengan ruang keluarga, kerap membuatku tersiksa mendengar pertengkaran orang dewasa!" Usai berseru seorang diri, si remaja beranjak dari ranjang tanpa alas kaki. Dia membuka lemari pakaian dan mencari mantelnya seraya mel
Bagi seorang Viktor Gusev Konstantin, menyematkan nama keluarga istrinya bukanlah beban seperti kebanyakan yang orang katakan padanya. Namun, bukan juga suatu kebanggaan."Viktor, biarkan aku membantumu!"Xandrova menatap Viktor dengan cemas. Raut wajah cantiknya terlihat lebih pucat dari biasanya."Tidak, Zoya!"Kalimat penegasan yang baru saja diucapkan oleh Viktor, tentu saja membuat Xandrova terkejut."Mengapa? Aku ini Istrimu, 'kan?"Xandrova mengerutkan kening seraya menunggu Viktor menjawab pertanyaannya."Ya! Justru karena kau adalah Istriku, maka aku tidak akan membiarkanmu melakukan hal berat seperti membawa koper-koper ini, Zoya."Suara bariton milik Viktor membuat Xandrova tersenyum. Bukan karena suaranya yang khas, tetapi karena makna yang tersirat di dalam kalimat yang diucapkan oleh Viktor barusan selalu mampu menghipnotis dirinya dan menjadikannya sebagai wanita berharga di mata pria itu."Viktor, Ya lyublyu vas!" Memiliki arti, "Aku mencintaimu!"Xandrova berjinjit, l
Viktor terkejut ketika membuka pintu kamar hotel mertuanya. Dia melihat sosok wanita berdiri membelakanginya. Viktor berhasil menguasai dirinya, lalu dia pun tersenyum."Halo, selamat siang. Anda mencari siapa?"Viktor maju beberapa langkah. Wanita tersebut memutar tubuhnya. Betapa terkejutnya Viktor ketika si wanita tersebut membuka kacamata hitamnya."Viktor, mengapa kau lama sekali? Tahukah kau? Aku lelah menunggumu."Viktor tersenyum lebar seraya meraih tangan si wanita yang ternyata adalah Xandrova. Dia menatapnya dari ujung rambut hingga ujung kaki."Kau sungguh sempurna, Zoya!"Viktor berseru dengan kedua mata berbinar. Mendapatkan perlakuan istimewa dari sang suami, tentu saja membuat Xandrova salah tingkah."Viktor, siapa yang datang? Persilakan tamu kita untuk masuk dan jangan biarkan dia kecewa!"Suara Galana menggelegar dari dalam kamar hotel. Viktor pun tertawa kecil mendengarnya.Memangnya Mama pikir, siapa yang datang mengunjungi mereka, Davidoff dan Galana? tanya Vikto
Maksim menatap Viktor dengan penuh tanda tanya. Dia menunggu Viktor menjelaskan arti dari kalimat yang sempat membuatnya tersinggung. "Katakan!"Dengan sedikit membentak, Maksim memerintahkan Viktor untuk lekas menjawab pertanyaannya. Namun dengan gertakan serta sorot mata tajam Maksim, tidak lantas membuat nyali Viktor menciut. Pria itu justru menatap Maksim seraya menarik salah satu sudut bibirnya ke atas. "Untuk pria seperti Anda, bukankah sudah semestinya Anda cukup cerdas untuk memahami perkataan saya, Tuan Maksim Smirnov Romanov yang terhormat?!"Viktor menyeringai sambil menepuk pelan bahu kiri Maksim. Dia menoleh ke arah Xandrova dan mendapatkan wanita itu sedang memandangnya. Viktor pun mengangguk kepada istrinya."Ayo, Zoya!"Sial! Berani sekali dia menyebutkan nama lengkap ku dengan nada menghina! Dan, berani sekali dia membalas tatapan ku, batin Maksim geram dengan tingkah Viktor barusan. Pria miskin itu seharusnya tidak bisa berkutik saat aku memandangnya, lanjutnya di
Suara berat Maksim menyudahi kegiatan berfoto Xandrova dengan para penggemar. Mereka semua menatap Maksim yang baru saja tiba. Sadar akan kehadiran Maksim, Viktor bergegas mengembalikan smartphone milik salah satu remaja dan menarik tangan Xandrova agar berdiri di sisinya."Buーbukankah Anda adalah ....""Ya, saya adalah Maksim Smirnov Romanov. Mantan tunangan dari Miss Pretty yang kalian puji-puji itu!"Maksim memotong ucapan salah seorang gadis sambil menunjuk Xandrova dengan dagunya. Sikap angkuh Maksim barusan, tentu saja membuat Viktor naik darah. "Tidak bisakah Anda menunjukkan sikap sopan santun di tempat umum, Tuan Maksim yang kaya raya?!"Entah kalimat pertanyaan atau kalimat merendahkan yang keluar dari mulut seorang Viktor. Karena sejujurnya Viktor memang berniat merendahkan Maksim di setiap kesempatan yang ada. "Jadi, mengapa kalian gagal menikah, Tuan Maksim?"Lagi, si gadis pirang mengajukan pertanyaan yang menohok. "Tuan Maksim, sekarang adalah kesempatan bagus untuk
Musim panas tahun ini sungguh berbeda bagi Viktor. Pasalnya, saat ini dia tidak sendirian lagi. Dia telah menikahi Xandrova berkat kemurahan hati sang tuan besar keluarga KonstantinーGennadius Zigfrids Konstantinーyang menjodohkan cucu satu-satunya dengan Viktor. Viktor merasa sangat bahagia, meskipun belum sepenuhnya bisa dikatakan bahagia selama kemiskinan masih melekat di dirinya.Pasangan Viktor dan Xandrova berjalan menyusuri sungai Neva. Mereka berdua tidak berbicara sejak meninggalkan Maksim tadi. Mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing. Kehadiran keduanya berhasil menarik perhatian siapa saja yang berada di sana.Viktor mencoba menahan amarahnya di depan Xandrova. Karena dia tidak ingin membuat sang istri ketakutan atau merasa tidak nyaman ketika bersamanya. Dan, Xandrova menyadari hal itu. "Viktor, aーaku ...."Viktor menghentikan langkahnya ketika tahu bahwa Xandrova ingin mengatakan sesuatu. Viktor menggenggam kedua tangan Xandrova. "Ada apa? Katakan saja, Zoya!"Xandrov
Bagi siapa saja yang tinggal di Rusia tidak akan merasa aneh jika siang terasa panjang saat musim panas berlangsung. Menjelang jam makan malam, langit masih cerah layaknya siang hari. Viktor dan Xandrova tiba di restoran di mana kedua orang tuanya sudah menunggu kehadiran mereka.Viktor mengikuti langkah Xandrova yang tiba-tiba berhenti. Viktor mengikuti arah pandang Xandrova dan mengerti mengapa sang istri menghentikan langkahnya.Oh, tunggu! Siapa pria yang duduk di sebelah Davidoff? Hati kecil Viktor bertanya seraya menatap Xandrova yang sedang meliriknya."Apakah sebaiknya kita pergi saja, Viktor?"Getaran suara yang dihasilkan Xandrova membuat Viktor tahu bahwa sang istri merasa tidak nyaman dengan kehadiran pria misterius itu."Ada apa, Zoya? Apakah kau berpikir pria yang duduk di sebelah Papa David adalah mantan tunangan mu?"Xandrova mendengus, lalu mengangguk kecil."Memangnya selain dia, siapa lagi?"Viktor terkekeh. Dia meraih tangan kiri Xandrova dan menggenggamnya."Kau t
Davidoff bertanya sambil meletakkan alat makannya. Dia menatap Galana seraya menaikkan sebelah alisnya. "Bagaimana menurut mu, Galana? Bukankah itu hanya bunga?"Hah?! Apa?! Hanya bunga?! Namun, apakah Papa tahu bahwa setiap bunga memiliki arti tersendiri?!Viktor menatap bunga mawar merah di tangan Feliks. Apakah kalian tahu, arti bunga mawar merah? Benar! Bunga mawar merah melambangkan cinta dan kasih sayang. Berbeda dengan warna bunga mawar lainnya. "Bawa pergi buket bunga itu jauh-jauh dari sini!"Viktor telah membuat keputusan yang mengejutkan banyak orang. Feliks menatap tuannya guna menunggu instruksi selanjutnya. Tidak lama kemudian, Feliks mengangguk setelah Maksim menjentikkan jari."Viktor, jangan keras kepala!"Lagi, Davidoff menegur Viktor dengan keras. Begitu juga dengan Galana yang sama gusarnya seperti sang suami. "Berapa kali harus saya katakan, Viktor! Itu hanya sebuah buket bunga.""Maaf, Ma. Saya tetap pada pendirian saya."Sesuai wataknya sedari dulu, Viktor me