"Ya? Ada apa, Viktor? Apakah akhirnya kau berubah pikiran dan membiarkan aku untuk melihat Beliye Nochi?"Xandrova bertanya dengan antusias penuh. Dia menggenggam kedua tangan Viktor.Astaga! Siapa yang bisa menolak wajah menggemaskan Zoya! Dia ... dia seperti anak kucing putih yang sedang menggoda untuk mengajak bermain.Viktor berkata-kata di dalam hati seraya mengulas senyum. Dia tidak tahu dan tidak mengerti, mengapa hatinya selalu luluh dengan tingkah menggemaskan Xandrova."Oke ... oke. Namun, berjanjilah untuk tetap bersamaku, Zoya!"Senyum lebar pun mengembang tanpa perintah di bibir Xandrova yang berwarna merah muda.Kedua manik mata biru Xandrova mengatakan ucapan terima kasih kepada Viktor tanpa bersuara. Bukan berterima kasih karena telah mengizinkannya untuk melihat Beliye Nochi, tetapi berterima kasih karena telah menjadi suami paling pengertian dan paling perhatian untuknya."Viktor, kau sangat tampan."Xandrova membawa kedua tangan suaminya yang dia genggam sedari tadi
"Selamat malam, Nona." Viktor akhirnya menyapa wanita yang sedang memandangnya. Dia risih dan tidak bisa mengendalikan dirinya jika mendapatkan tatapan seperti itu. Ya, seperti seseorang yang membutuhkan teman tidur. "Siapa yang berada di punggung Anda?" Si wanita yang Viktor tidak ketahui namanya bertanya tanpa memikirkan sebab akibat. Sesekali wanita itu berdiri tidak seimbang. Kedua kakinya seolah tidak mampu menopang tubuhnya yang menggoda. "Istri saya. Benar, dia adalah Istri kecil saya yang menggemaskan." "Oh, saーsaya pikir ... saya pikir Anda pria lajang yang sedang membawa seorang wanita ke kamar Anda." Brengsek sekali wanita ini! Viktor memaki si wanita tanpa nama di dalam hati. Ia gusar karena ucapan si wanita. "Maaf jika saya lancang. Perkenalkan, nama saya adalah Viona Zakharchenko. Saya blasteran Rusia-Inggris. Dan, siapa nama Anda?" Wanita bernama Viona mengulurkan tangan kepada Viktor, tetapi apa boleh buat, Viktor tidak bisa menyambutnya. Memangnya, siapa yang
Maafkan aku, Viktor. Aku belum bisa membuka seluruh hatiku untukmu. Kau adalah Suamiku. Aku tahu itu. Xandrova menatap Viktor dengan kedua mata sendunya. Dia mengutarakan isi hatinya tanpa berani mengungkapkan langsung kepada sang suami.Viktor beranjak dari sofa menuju ranjang di mana sang istri berada. Dia membungkukkan badannya meraih tas yang sengaja Xandrova jatuhkan tadi."Zoya, apakah kau ingin aku membuatkan sesuatu yang bisa menghangatkan tubuhmu?"Saat ini kita tidak berada di rumah. Lalu, apakah dia akan meninggalkan aku sendirian di sini? Lagi, Xandrova berkata di dalam hatinya. Dia menggelengkan kepala."Lalu, apa yang membuatmu terbangun?"Viktor duduk di pinggir ranjang menatap wajah Xandrova yang memerah."Apakah kau kedinginan? Boleh 'kah aku menyentuh tanganmu?"Kau adalah Istriku, Zoya. Namun demi menghormatimu, aku rela membuang jauh-jauh harga diriku.Tidak berbeda jauh dengan Xandrova, Viktor pun tak ingin pasangannya tahu tentang apa yang sedang dipikirkannya.
"Halo, Tuan Viktor. Perkenalkan, nama saya Andriy Shevchenko. Saya telah berada di depan kamar hotel Anda."Viktor terperangah mendengar penjelasan pria yang baru saja dikenalnya. Dia mendengarkan dengan seksama. "Apakah Anda berkenan membukakan pintu untuk saya, Tuan Viktor?"Viktor berpikir sejenak. Dia akhirnya menguatkan hati untuk menemui si pria asingーentah siapa dia."Baiklah. Saya akan membukakan pintu."Viktor mengakhiri percakapan dengan orang yang baru dikenalnya. Dia berjalan seraya mengantongi ponsel ke saku celana."Halo, Tuan Viktor."Seorang pria berusia awal 30-an tahun membungkukkan badannya saat Viktor membuka pintu."Perkenalkan, saya adalah Andriy Shevchenko. Saya diutus oleh Tuan Gennadius untuk membantu Anda menjalankan bisnis di Konstantin Coーinduk perusahaan Konstantin yang berbasis di St Petersburg, Rusia."Viktor terperangah. Sepasang netra biru Viktor nyaris terlepas dari rongganya."Sayang, siapa yang datang?"Xandrova muncul di balik pintu dengan tiba-ti
"Tidak apa-apa, Zoya."Xandrova merapikan dasi yang dikenakan Viktor seraya tersenyum."Bagaimana perasaan mu, Viktor? Apakah kau gugup?"Viktor tersenyum."Tidak. Tidak sama sekali."Bagi seorang Viktor, tampil di depan umum bukanlah hal baru. Karena sejak pernikahannya dengan Xandrova, dia telah terlatih berhadapan dengan banyak orang.Tok! Tok! Tok!Seseorang mengetuk pintu ruang tidur hingga menarik perhatian Viktor."Itu pasti Andriy."Xandrova berkata seraya tersenyum. Dia tidak berkedip saat menatap penampilan terbaik Viktor."Apakah kau akhirnya membiarkan Andriy masuk ke kamar kita?"Viktor menatap Xandrova sedang mengangguk perlahan."Ya, Viktor."Viktor bergegas pergi menuju pintu dan membukanya."Tuan Viktor, kita harus pergi sekarang atau kita akan terlambat."Andriy mengatakan hal itu sambil membungkukkan badan. Viktor pun mengangguk sebagai tanda setuju untuk segera pergi."Tunggu, Andriy! Apakah Papa juga ikut ke sana?"Seperti biasa, Xandrova bertanya dengan raut waja
Ketika Anda memutuskan untuk menikah, hal apa saja yang mampu menjadi tiang di dalam rumah tangga Anda, selain cinta dan memupuk rasa saling percaya? Viktor ingin sekali bertanya hal tersebut kepada sang ayah mertua yang sering kali dia pergoki sedang bersama wanita lain, selain Galana. Namun, Viktor tidak berdaya ketika dihadapkan dengan suatu kenyataan bahwa dia bukan siapa-siapa di keluarga Konstantin. Maka, Viktor pun hanya mampu berkata-kata di dalam hatinya."Bukan urusanmu!"Davidoff membalas pertanyaan Viktor dengan ketus. Dia menyimpan smartphone miliknya ke saku jas.Viktor melihat Andriy menggelengkan kepala ke arahnya. Begitu pula dengan Caleb yang menggeleng sambil mengangkat kedua bahu."Oh, ya, Tuan Viktor. Saya hampir saja lupa untuk memperkenalkan pria di samping saya."Andriy mencoba untuk mengalihkan perhatian Viktor agar tuannya tidak sakit hati dengan perkataan Davidoff tadi."Pria ini bernama Caleb. Dia bertugas sebagai bodyguard Anda, Tuan Viktor."Siapa yang
Gennadius menggeser posisi berdirinya dengan bantuan tongkat. Pria tua itu memberikan kesempatan kepada Viktor untuk tampil di depan publik. Dia dengan sigap mendampingi Viktor yang masih terlihat canggung di depan kamera."Tuan Viktor, katakan kepada para wartawan bahwa Anda sangat bahagia bisa berada di Lakhta Center bersama para pebisnis! Anda bisa mengatakan hal-hal yang menyenangkan kepada mereka!"Viktor terdiam sesaat. Dia teringat sosok Xandrova sedang tersenyum ke arahnya."Hmm ...."Suasana ricuh pun mendadak hening ketika Viktor berdeham."Saya sangat bangga dapat menginjakkan kaki di Lakhta Center dan berdiri di antara para pebisnis sukses dan ya ...."Viktor berdiri seraya mengangkat dagunya terlalu tinggi."Tentu saja, saya akan mencuri ilmu dari mereka. Setidaknya itulah yang akan dilakukan oleh para pemula."Viktor tersenyum tipis seraya melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kanannya."Pa, mengapa Papa membiarkan Viktor berkecimpung ke dunia bisnis? Bukan ha
Berbagai serangkaian acara seminar bisnis yang diselenggarakan di gedung pencakar langit Lakhta Center berjalan dengan baik. Hal-hal yang dikhawatirkan oleh Viktor pun tidak terjadi."Viktor, kemarilah!"Gennadius memanggil cucu menantunya yang masih duduk bersama Andriy. Viktor pun segera berdiri dan beranjak menghampiri Gennadius."Ya, Kakek?"Viktor berdiri di samping Gennadius. Dia menatap pria tua yang sejak tadi dilihatnya dari meja keluarga Konstantin."Perkenalkan, Vladimir! Anak muda ini adalah Cucu menantuku."Gennadius memperkenalkan Viktor sebagai cucu menantu di depan CEO RHC juga di depan semua orang yang bersama mereka."Oh, dia adalah Suami dari Zoya, benar?"Pria tua bernama Vladimir tertawa bersama Gennadius."Ha! Ha Ha! Ya, benar. Pria ini yang menolong Zoya ketika kecelakaan itu terjadi."Deg! Deg! Deg!Jaーjadi, pria tua ini bernama Vladimir. Dan, Beliau adalah Kakek dari Maksim. Begitukah? Namun, mengapa Beliau tidak marah atau sakit hati saat Cucunya gagal menika