"Tidak apa-apa, Zoya."Xandrova merapikan dasi yang dikenakan Viktor seraya tersenyum."Bagaimana perasaan mu, Viktor? Apakah kau gugup?"Viktor tersenyum."Tidak. Tidak sama sekali."Bagi seorang Viktor, tampil di depan umum bukanlah hal baru. Karena sejak pernikahannya dengan Xandrova, dia telah terlatih berhadapan dengan banyak orang.Tok! Tok! Tok!Seseorang mengetuk pintu ruang tidur hingga menarik perhatian Viktor."Itu pasti Andriy."Xandrova berkata seraya tersenyum. Dia tidak berkedip saat menatap penampilan terbaik Viktor."Apakah kau akhirnya membiarkan Andriy masuk ke kamar kita?"Viktor menatap Xandrova sedang mengangguk perlahan."Ya, Viktor."Viktor bergegas pergi menuju pintu dan membukanya."Tuan Viktor, kita harus pergi sekarang atau kita akan terlambat."Andriy mengatakan hal itu sambil membungkukkan badan. Viktor pun mengangguk sebagai tanda setuju untuk segera pergi."Tunggu, Andriy! Apakah Papa juga ikut ke sana?"Seperti biasa, Xandrova bertanya dengan raut waja
Ketika Anda memutuskan untuk menikah, hal apa saja yang mampu menjadi tiang di dalam rumah tangga Anda, selain cinta dan memupuk rasa saling percaya? Viktor ingin sekali bertanya hal tersebut kepada sang ayah mertua yang sering kali dia pergoki sedang bersama wanita lain, selain Galana. Namun, Viktor tidak berdaya ketika dihadapkan dengan suatu kenyataan bahwa dia bukan siapa-siapa di keluarga Konstantin. Maka, Viktor pun hanya mampu berkata-kata di dalam hatinya."Bukan urusanmu!"Davidoff membalas pertanyaan Viktor dengan ketus. Dia menyimpan smartphone miliknya ke saku jas.Viktor melihat Andriy menggelengkan kepala ke arahnya. Begitu pula dengan Caleb yang menggeleng sambil mengangkat kedua bahu."Oh, ya, Tuan Viktor. Saya hampir saja lupa untuk memperkenalkan pria di samping saya."Andriy mencoba untuk mengalihkan perhatian Viktor agar tuannya tidak sakit hati dengan perkataan Davidoff tadi."Pria ini bernama Caleb. Dia bertugas sebagai bodyguard Anda, Tuan Viktor."Siapa yang
Gennadius menggeser posisi berdirinya dengan bantuan tongkat. Pria tua itu memberikan kesempatan kepada Viktor untuk tampil di depan publik. Dia dengan sigap mendampingi Viktor yang masih terlihat canggung di depan kamera."Tuan Viktor, katakan kepada para wartawan bahwa Anda sangat bahagia bisa berada di Lakhta Center bersama para pebisnis! Anda bisa mengatakan hal-hal yang menyenangkan kepada mereka!"Viktor terdiam sesaat. Dia teringat sosok Xandrova sedang tersenyum ke arahnya."Hmm ...."Suasana ricuh pun mendadak hening ketika Viktor berdeham."Saya sangat bangga dapat menginjakkan kaki di Lakhta Center dan berdiri di antara para pebisnis sukses dan ya ...."Viktor berdiri seraya mengangkat dagunya terlalu tinggi."Tentu saja, saya akan mencuri ilmu dari mereka. Setidaknya itulah yang akan dilakukan oleh para pemula."Viktor tersenyum tipis seraya melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kanannya."Pa, mengapa Papa membiarkan Viktor berkecimpung ke dunia bisnis? Bukan ha
Berbagai serangkaian acara seminar bisnis yang diselenggarakan di gedung pencakar langit Lakhta Center berjalan dengan baik. Hal-hal yang dikhawatirkan oleh Viktor pun tidak terjadi."Viktor, kemarilah!"Gennadius memanggil cucu menantunya yang masih duduk bersama Andriy. Viktor pun segera berdiri dan beranjak menghampiri Gennadius."Ya, Kakek?"Viktor berdiri di samping Gennadius. Dia menatap pria tua yang sejak tadi dilihatnya dari meja keluarga Konstantin."Perkenalkan, Vladimir! Anak muda ini adalah Cucu menantuku."Gennadius memperkenalkan Viktor sebagai cucu menantu di depan CEO RHC juga di depan semua orang yang bersama mereka."Oh, dia adalah Suami dari Zoya, benar?"Pria tua bernama Vladimir tertawa bersama Gennadius."Ha! Ha Ha! Ya, benar. Pria ini yang menolong Zoya ketika kecelakaan itu terjadi."Deg! Deg! Deg!Jaーjadi, pria tua ini bernama Vladimir. Dan, Beliau adalah Kakek dari Maksim. Begitukah? Namun, mengapa Beliau tidak marah atau sakit hati saat Cucunya gagal menika
Mobil yang ditumpangi oleh Gennadius meluncur bebas meninggalkan Lakhta Center. Viktor menatapnya hingga menghilang di jalan raya."Silakan, Tuan Viktor!"Andriy dengan sigap mempersilakan Viktor untuk masuk ke mobil."Ya, Andriy."Viktor masuk ke Limousine yang sudah siap mengantarnya kembali ke hotel."Oh Andriy, di mana Papa David?"Viktor celingukan mencari keberadaan Davidoff yang tidak terlihat sosoknya sama sekali."Tuan David berkata bahwa dia akan pergi untuk urusan lain dan akan kembali ke hotel dengan taksi online."Viktor menarik napas dan duduk bersandar menghadap Andriy juga Caleb."Andriy, bisa 'kah kau menjawab pertanyaan saya tadi?"Viktor tidak bisa lagi menahan rasa keingintahuannya."Oh, itu ...."Viktor mengerutkan kening. Dia mengusap dagunya."Ya? Katakan saja, Andriy!"Viktor memandangi wajah Andriy sedang menatapnya seolah membuang keraguan di dalam dirinya."Tuan Maksim adalah ...."Andriy terlihat ragu-ragu. Namun, tatapan Viktor membuatnya ketakutan."Tuan
Viktor berusaha bertahan saat Viona terus mendorongnya ke dalam lift. Kini, ia berhasil berada di luar lift berkat bantuan Andriy dan Caleb."Anda benar-benar sudah gila, Nona Viona!"Baru saja Viktor menutup mulutnya, Xandrova datang bersama Galana dengan wajah tegang."Siapa wanita ini, Viktor? Apa hubunganmu dengannya?"Viktor yang terkejut segera mengubah mimik wajahnya.Sejak kapan Zoya dan Mama tiba di sini? Apakah mereka melihat Viona mendorongku dan berusaha untuk menyentuhku?Viktor tercengang ketika mendapatkan Xandrova dan Galana sudah berdiri di dekatnya. Dia menatap istrinya sambil bertanya-tanya di dalam hati."Aーaku sendiri tidak tahu, Zoya.""Bohong!"Galana membantah ucapan sang menantu. Kedua mata wanita itu menyala-nyala saat berteriak."Jika mereka berdua tidak saling kenal, lalu mengapa terlihat akrab?!"Galana menunjuk Viktor dan Viona bergantian. Viona menyimpan senyum dalam diam.Sial! Apa yang baru saja Mama katakan?! Viktor membatin. Dia tidak bisa hanya berp
Berbicara terus terang kepada pasangan adalah suatu keharusan dalam suatu hubungan. Itulah kejujuran.(Viktor Czar Romanov, The Romanov Diadem)**Viktor berdiri di hadapan Xandrova. Wanita itu membalikkan badan, lalu berjalan ke arah jendela yang tertutup. Viktor melihat raut wajah Xandrova tanpa ekspresi hingga akhirnya Xandrova mengutarakan apa yang sedang pikirkannya."Tapi, Viktor ... wanita itu telah mengucapkan sumpah akan merebut mu dariku. Tidakkah kau mendengarnya?"Xandrova membuka jendela kamar seraya berbicara dengan suaminya. Dia tampak enggan membalikkan badan.Sepertinya Zoya sudah terhasut oleh wanita yang bahkan aku sendiri tidak mengenalnya.Viktor melangkah mendekati Xandrova sambil berbicara di dalam hati. Kini, dia berdiri di samping sang istri kecilnya."Zoya, apakah kau percaya pada setiap kata yang ke luar dari mulutku?"Xandrova menarik lengan kanan sang suami agar tubuh mereka saling berhadapan."Viktor, apa maksudmu? Apakah kau meragukan ketulusanku?"Vikto
Sebagai wanita muda yang sudah berstatus istri dari seorang pria miskin seperti Viktor, bukanlah perkara mudah. Viktor memang tidak pernah menuntut macam-macam pada Xandrova. Namun saat mengetahui ada wanita lain secara terang-terangan mengatakan akan merebut Viktor darinya, Xandrova pun mulai memikirkan cara untuk mempertahankan Viktor di sisinya."Kau sungguh sangat cantik, Zoya. Pantas saja banyak pria terpikat saat melihat pesona mu!"Viktor memuji sang istri dengan tulus. Karena baginya, memiliki Xandrova merupakan hal terindah di dalam hidupnya."Suatu keberkahan memilikimu bagiku dapat memiliki mu, Zoya.""Jangan menggodaku, Viktor!"Xandrova mengerucutkan bibirnya. Dia mengedarkan pandangan ke lain arah guna menghindari kontak mata dengan Viktor."Aku tersadar, bahwa aku tidaklah cantik dan aku tidak memiliki body goals seperti wanita itu!"Lagi, Xandrova mengerucutkan bibirnya untuk kali ke dua.Astaga! Rupanya dia masih memikirkan Viona, batin Viktor seraya menggelengkan kep