Share

Bab 5 : Vaksin

Author: Maya Nandani
last update Last Updated: 2021-05-21 02:06:32

Pagi meniupkan udara dingin dari sisa embun tadi malam, menciptakan kenyaman tidak pernah ada semenjak pandemi terjadi. Suara kicauan burung menyanyikan lagu pilu untuk mencoba menghibur setiap orang yang mendengar. Walau tidak tahu siapa yang mendengar, apakah manusia terinfeksi mengerti tentang seni yang mendebarkan jiwa, tidak ada yang tahu pasti bahkan manusia terinfeksi sendiri. Bau busuk melambung di udara mengundang para burung pemakan bangkai bersama lalat yang berpesta pora. 

Masih di dalam ruang laboratorium, Hans dan Sati melanjutkan penelitian yang menemukan titik buntu tapi tidak untuk menyerah. Memakai pakaian lengkap penelitian laboratorium memulai kembali penelitian selanjutnya untuk mencari penyebab sekaligus solusi dari permasalahan yang terjadi. Sati yang mendapatkan air Zam-zam dari ruang kepala laboratorium meneteskan  air  di mikroskop lainnya yang tidak digunakan. Dia mengamati dengan teliti, tidak ada bakteri maupun parasit lain yang ada pada air, benar-benar bersih. Sati memperbesar hasil proyeksi objek hingga memperlihatkan molekul air yang sangat indah. Merasa sangat takjub dengan yang dilihat, Hans yang ada di sampingnya hanya memandang penuh kekaguman yang tidak bisa mengeluarkan kata-kata. Hans mengambil air dari kamar mandi laboratorium dan meneteskan di kaca preparat lalu meletakkan di meja objek mikroskop yang tadi terdapat air zam-zam. Dia ingin melihat perbandingan apa yang bisa ditemukan antara air zam-zam dengan air lainnya.  Sati melakukan perbesaran proyeksi dan dihasilkan banyak mikroorganisme yang hidup pada air. Hans masih saja merasa penasaran dengan yang disaksikan terlalu luar biasa, dia membiarkan air Zam-zam di ruang terbuka diudara, agar bakteri dari udara dapat melakukan pencemaran terhadap air. Untuk sepuluh menit menunggu air agar tercemar udara bebas, sambil menunggu Hans mencampurkan setetes air zam-zam pada air dari kamar mandi tadi yang masih berada di meja objek mikroskop. Sati mengamati bersama Hans dan dihasilkan mikroorganisme tidak berani mendekat pada tetesan air zam-zam. Karena lebih penasaran Hans mencampur air keduanya, mengaduk pelan di kaca preparat. Hasil yang didapat air kamar mandi menjadi bersih dan organisme menjadi mati. Dia mengambil air yang dibiarkannya terbuka tadi dan meneteskan kembali di kaca preparat yang lain, hasil yang didapatkan tetap sama seperti di awal. Tidak ada mikroorganisme yang berani mendekati air zam-zam apalagi berenang di dalam air. 

"Benar-benar bersih." Suara Hans memuji takjub yang dilihat oleh kedua mata.

Sati hanya tersenyum melihat setiap tingkah teman bertahan hidup yang berada di samping.

"Saya hanya sering membaca jurnal tentang air ini, tapi tidak pernah menguji langsung lebih tepatnya saya belum sempat menguji kebenaran." membuat alasan agar tidak terlihat terlalu polos.

Sati hanya dapat tersenyum mendengar alasan dari Hans.

"Mari kita coba menggunakan air biasa, yang ada didispenser. Apakah ada mikroorganisme di dalamnya?" Sati menemukan suatu cara agar Hans memiliki banyak perbedaan hasil molekul air.

Setelah diteteskan dan diuji coba dengan hal yang sama seperti air zam-zam didapatkan bahwa hanya air zam zam yang mampu mempertahankan kebersihan airnya.

"Jelas airnya bersih, sebelum air layak dikonsumsi harus di masak atau ditetesi obat agar mikroorganisme mati." Memberikan pendapat atas hasil yang diperoleh.

"Air yang layak dikonsumsi adalah air yang tidak memiliki bau, tidak berwarna kotor, tidak mengandung timbal dan zat berbahaya lainnya sekaligus pH air tidak lebih dari tujuh." Melanjutkan penjelasan lebih detail kepada Sati tentang kiteria air yang layak dikonsumsi.

"Iya... Iya.... Bapak dokter." ledekan Sati hanya membuat Hans senyum-senyum sendiri akan tingkahnya.

"Kelamaan saya lihat bukan seperti dokter, jadi seperti guru." Sati melanjutkan ledekannya kepada Hans.

"Saya sekaligus guru, karena gelar saya Profesor jadi saya juga mengajar kelas mahasiswa." Merasa sedikit bangga dengan keadaan pendidikan yang dimiliki.

"Iya juga ya..." Sati kehabisan kata-kata dan sejenak terdiam.

"Ingat tidak dengan peneliti Masaru Emoto yang terkenal dengan penelitiannya mengungkapkan bahwa suatu keanehan terjadi pada sifat air.  Awalnya dia melakukan penelitian untuk menyembuhkan istrinya yang terkena penyakit kanker dan tidak dapat ditolong lagi. Sehingga dia meneliti tentang air, mengumpulkan dua ribu contoh foto kristal air dari berbagai penjuru dunia." Membuka percakapan kembali dan mengingatkan kepada Hans tentang peristiwa besar yang menakjubkan dalam dunia penelitian yang terjadi di abad 21.

" Peneliti Emoto menemukan bahwa partikel molekul air ternyata bisa berubah-ubah tergantung sugesti perasaan manusia disekelilingnya, yang secara tidak langsung mengisyaratkan pengaruh perasaan terhadap klasterisasi molekul air yang terbentuk oleh adanya ikatan hidrogen, Dia juga menemukan  partikel kristal air terlihat menjadi indah dan mengagumkan apabila mendapat reaksi positif disekitarnya, Tapi akan sebaliknya partikel kristal air terlihat menjadi buruk dan tidak enak dipandang mata apabila mendapat efek negatif disekitarnya." Hans menjelaskan dengan lantang dan lancar yang ada di isi kepala.

"Benar Hans, air akan berubah molekulnya tergantung dengan sugesti energi yang kita berikan."

"Beliau menyimpulkan bahwa partikel air dapat dipengaruhi oleh suara musik, doa-doa dan kata-kata yang ditulis dan dicelupkan ke dalam air tersebut." Hans melanjutkan penjelasan yang diketahui.

"Dan peneliti selanjutnya menemukan bahwa air yang dibacakan dengan ayat suci Al-Qur'an lebih indah bentuknya dari pada mendapat sugesti positif dari pujian." Sati langsung menyambung penjelasan Hans.

"Maka perkembangan saat ini di sekolah akan diputarkan musik klasik untuk pengantar belajar. Karena dapat merileksasikan fikiran." Mengingat sekolah Dicky yang menerapkan energi suara dalam belajar. 

"Benar, berbeda dengan masa kita sekolah dulu, harus dengan tegap melihat guru menjelaskan."

"Sati, kamu punya buku message from Water?" 

"Tidak, saya tidak memilikinya. Sangat sulit buku ditemukan di dalam negeri, jika beli dari luar negeri yang ada lebih mahal biaya kirim dari pada bukunya sendiri."

"Tapi kamu hebat, kamu banyak tahu tapi tidak memiliki bukunya, kamu benar-benar penuh misteri." Hans mengisyaratkan misteri pada Sati.

"Saya bukan hantu yang penuh misteri." Mendengar perkataan Sati, Hans dan Sati tertawa bersama seakan tidak ada beban hidup yang menjerat saat ini.

 

"Sampel yang kemarin masih ada?" Sati bertanya karena ingin melakukan uji coba kembali.

"Masih, saya menyimpannya di lemari pendingin sederhana agar tidak rusak."

"Apakah pasokan sumber energi kita cukup?"

"Sangat cukup Sati, ada banyak di lemari penyimpanan barang." Menenangkan kekhawariran yang ada.

"Baguslah, sekarang kita apakah bisa  uji coba lagi? Tapi kali ini menggunakan DNA saya. " Sati menawarkan diri untuk terlibat lebih jauh menjadi bahan uji coba.

"Baiklah." Mengambil sampel dari lemari penyimpanan, sedangkan Sati sedang mengambil sampel pada dirinya sendiri, lalu memberikannya kepada Hans untuk diteliti.

Sati dan Hans mengamati dengan serius dari layar proyeksi.

"Sama saja Sati, virus mengusai sel kamu juga. Apalagi kamu tidak pernah divaksin jadi saya rasa pergerakan infeksi jauh lebih cepat dari pada orang yang pernah terkena infeksi. Jadi jika kita ditularkan virus yang sama kita akan berubah menjadi mereka seperti di luar sana. Mereka yang seperti Zombie dan memakan organ manusia jika kelaparan." Mematahkan semangat setelah melihat hasil yang sama seperti uji coba kemarin, pada akhirnya menemukan titik buntu yang sama.

Sati tidak memperdulikan perkataan Hans dan terus melihat layar proyeksi. Terlihat virus berhasil menginjeksikan asam nukleat pada sel dan mengusai aktivitas sel. Tapi tiba-tiba sel melakukan perlawanan pada virus.

"Hans lihat!" Menunjuk ke layar untuk menegaskan yang dilihat.

"Ini luar biasa Sati." Ekspreai terkejut dan tidak mampu berkata-kata.

"Hans coba kamu teteskan air zam-zam." Dengan cepat Hans menjalankan perintah.

"Siap, bu bos." sedikit kesal karena sangat bawel terdengarnya.

"Virusnya....!" Sati terbelalak melihat yang terjadi di layar proyeksi.

"Kenapa virusnya?" menghampiri dan melihat yang terjadi.

"Virusnya melemah, dan bekerja sama dengan baik dengan sel." Sati merasa kagum dengan hasil yang di dapat.

"Melemah, virus diatur oleh sel.!!!!" Hans berteriak.

"Sstttt...!!" menenangkan Hans yang merasa gembira dengan hasil yang diperoleh.

"Tapi belum seutuhnya, mungkin butuh proses. Tapi virus tidak berhasil menguasai inti sel inang." Sati merasa belum seutuhnya virus mengalami kematian.

"Atau harus pakai metode suara, karena seperti tadi jika ayat suci Al-Qur'an memiliki energi super power pasti bisa mengatasi ini. Kita suntikkan vaksin tapi untuk penyembuhan selanjutnya kita bisa gunakan metode ini untuk menambah efek positif pada molekulnya."  Hans memberikan argumen yang masuk akal untuk diuji coba kebenarannya.

"Bisa jadi Hans."

"Kita harus uji coba dengan yang nyata Sati." Hans berfikir untuk menggunakan uji coba makhluk hidup.

"Uji coba dengan salah satu manusia terinfeksi?" Sati memberikan usul untuk menggunakan manusia terinfeksi secara langsung.

"Benar, untuk terlihat sejauh mana vaksin mampu mengatasi." Membenarkan usulan Sati seakan satu pemikiran.

"Tidak salah, kalau begitu ijinkan saya memilih objek yang akan menjadi uji coba penelitian." Sati memohon kepada Hans sambil menyatukan kedua tangan.

"Baiklah Sati." 

Sati hanya tersenyum mendengar persetujuan dari Hans. Merasa menang dengan permintaan yang dikabulkan. 

Kini mereka berdua sudah duduk di depan kaca gedung jendela laboratorium yang sangat besar. Entah sejak kapan dalam sekejap keduanya semangkin kompak. Setelah merapikan dan membersihkan percobaan dan memperbanyak vaksin. Tirai kaca jendela di buka, sehingga mata bisa memandang keluar sedang apa yang terjadi selama beberapa hari telah terlewati. Langit masih saja terlihat berwarna kemerahan seperti senja. Hans memberikan sebungkus roti dan minum kepada Sati, untuk yang sekian kali memakam dengan hikmat sambil mengincar makhluk terinfeksi mana yang bisa digunakan dalam penelitian.

"Maaf Sati kita hanya memiliki sedikit persediaan jadi hanya bisa makan satu kali sehari, hanya sebuah roti dan minum mineral." Meminta maaf atas kelemahan yang tidak memiliki pasokan makanan yang cukup banyak.

"Ha..ha..ha...." dengan lepas suara tertawa keluar tapi tetap terkendali 

"Kenapa tertawa?" berhenti makan dan memandang dengan wajah yang sangat serius.

"Ingin pesan pizza dimana? Semua orang terinfeksi, yang ada makan daging manusia terinfeksi. Ini yang paling aman, dan sudah cukup untuk tubuh." Menunjukkan roti yang tinggal setengah.

Hans tersenyum, "Kelihatannya kamu tidak suka makan?"

"Saya memang tidak suka makan, habisan kelebihan berat badan dari yang biasanya membuat saya sulit bergerak. Rasanya ada beban berat di tubuh." Membayangkan dalam kepala jika menjadi gendut.

"Bagus, kelebihan berat badan sangat tidak baik untuk organ tubuh." Hans membenarkan yang dikatakan oleh Sati.

"Setuju, bay the way kamu sering fitnes ya? Bentuk tubuh kamu bagus banget, pasti idaman cewek-cewek." Untuk pertama kalinya Sati memuji pria yang berada disampingnya.

"Saya hanya olaraga ketika bosan saja."

"Ketika bosan hasil seperti ini, kalau ada orang yang rajin pasti tampan banget." Membayangkan pria tampan dengan tubuh ideal dan menawan.

"Awas jatuh, menghayal ketinggian." Hans mengingatkan bahwa semua hanya hayalan, apalagi pada situasi sulit seperti ini ingin menemukan pria idaman dimana. Sedangkan semua tempat dipenuhi manusia terinfeksi.

"Sudah turun pakai tangga tadi. Hmmm... Boleh tanya tidak?"

"Tanya apa?" Terus menguyah roti di dalam mulut.

"Kamu sudah berkeluarga, bisa ceritakan seperti apa keluarga kamu. Pasti istri kamu beruntung dapatin kamu." Sati memuji wanita yang bersanding dengan Hans.

Hans terdiam sejenak, memandang mata sati.

"Kamu ingin dengar kisah saya?"

"Tentu, kita harus saling mengenal, kita patner."

" Tapi gantian ya?"

"Iya, janji." memberikan jari kelingking dan mengikat janji seperti anak kecil.

"Ok."

πŸ’ŽπŸ’ŽπŸ’Ž

Malam minggu bulan januari tahun 2020 pukul delapan malam di jalan lintas pusat kota sebelum pandemi terjadi. Suasana jalan raya tidak terlalu ramai, mungkin karena banyaknya para pemuda-pemudi yang lebih memilih di cafe untuk menghabiskan malam minggu. Mobil Hans bersama keluarga kecilnya melakukan perjalanan pulang dari gedung bioskop. 

"Pa, filmnya seru banget, seorang anak laki-laki yang memiliki indra keenam bisa melewati dimensi-dimensi lain." Regina istri Hans hanya bisa tersenyum mendengar cerita anaknya.

"Kamu suka?"

"Suka pa, nanti kalau aku sudah besar ingin jadi peneliti."

"Apa hubungan peneliti dengan indigo sayang?" Regina bertanya kepada putra semata wayangnya.

"Karena saya bukan indigo ma, jadi harus jadi peneliti agar bisa mengunjungi dimensi satu dengan yang lainnya."

"Ide bagus sayang." Hans menyemangati impian anaknya.

"Harus berhasil ma, agar papa tidak bekerja lagi bisa temani mama di rumah. Jadi mama gak kesepian lagi." 

"Mama tidak pernah kesepian, kan ada kamu." Mengusap kepala Dicky yang duduk di kursi belakang.

"Saya melayang ma." Memperagakan burung seperti terbang.

Semua tertawa dengan riang, truk besar pengangkut bahan pasokan makanan berkendara di luar jalur dan menabrak mobil yang dikendarai Hans yang melewati persimpangan. 

"BRUUGGG!!!!" Suara tabrakan yang menyebabkan mobil Hans berguling-guling di jalan raya.

Orang-orang berkumpul melihat kecelakaan yang terjadi, mencoba membantu dengan menelpon petugas dan nomor darurat. Hans dan keluarga pingsan dibawa ke rumah sakit dengan menggunakan ambulance, sedangkan pengendara truk telah meninggal di tempat akibat terkena serangan jantung.

Hans tersadar di tengah pemeriksaan, menanyakan keadaan istri dan anaknya.

"Dokter bagaimana dengan kondisi anak dan istri saya?" Hans menanyakan pertanyaan yang umum kepada dokter mengenai orang yang dicintai.

"Maaf dokter Hans, istri anda sudah meninggal dan anak anda masih koma karena benturan keras di kepalanya." Dengan nada menyesal dokter memberi tahu kondisi keluarga Hans.

"Dokter berbohong?" Hans tidak percaya dengan apa yang didengar dari perkataan dokter.

"Saya tidak berbohong, saya mengatakan yang sebenarnya. Petugas medis lain sudah berusaha sebaik mungkin tapi kami tidak bisa melampaui yang diinginkan Tuhan." Mencoba meyakinkan Hans untuk menerima takdir yang terjadi.

"Bohong!!!" Hans berlari meninggalkan dokter.

"Dokter Hans,,,, Hans,,,..." Dokter mengejar Hans, tapi kalah cepat dengan lari Hans.

Hans pergi ke ruang UGD untuk mencari istri dan anaknya, tidak menemukannya di ruangan. Pindah ke ruang ICU menemukan Dicky yang terbaring koma dengan penuh luka ditubuhnya.

"Dicky,,, maafkan papa." Hans menangis dan mengingat harus mencari keberadaan istrinya.

"Regina.... Regina......!!!!!" Berteriak seperti orang gila yang lepas kendali, berharap istrinya menyambut teriakkannya.

"Hans... Hans tenanglah." dokter bersama beberapa petugas medis berhasil menyusul.

"Regina...!!!!!! Regina....!!!!"

"Dokter Hans tenanglah,!!!" Dokter Menampar pipi Hans dengan keras untuk menyadarkan.

"Regina... Regina..." menangis dan menyebut dengan nada pelan.

"Regina ada di ruang mayat Hans." Dokter mengatakan keberadaan istri Hans.

Mendengar perkataan dari dokter, Hans langsung lari ke ruang mayat. Membuka satu persatu penutup wajah pada semua mayat yang ada di ruangan, membuka satu persatu lemari penyimpanan mayat. Mencari istrinya yang kini menjadi mayat. Dekat ruang pemandian terdapat satu mayat yang belum diperiksanya, Hans berjalan dengan langkah lemah. Membuka penutup wajah mayat, iya menemukan apa yang dicari yaitu istri yang sangat dia cintai. Memeluk dengan erat istrinya dan mencium tanpa ragu bersama air mata terus membasahi pipi. Dokter dengan para medis hanya mampu melihat adegan tersebut tanpa bisa melakukan perbuatan apa-apa.

"Maafkan saya Hans." Memegang pundak Hans untuk memberikan dukungan psikologis menerima semua kenyataan yang terjadi.

πŸ’ŽπŸ’ŽπŸ’Ž

"Maafkan saya Hans." Memotong cerita Hans karena tidak ingin melihat Hans lebih jauh mengingat kenangan pahitnya.

Hans menghapus air mata yang sempat menetes karena teringat dengan mendiang istrinya.

"Tidak apa Sati."

"Seharusnya saya tidak bertanya aneh-aneh, saya sangat kelewatan batas"

"Tidak apa, masa itu memang merupakan masa sulit saya. Istri saya meninggal dan Dicky koma selama seminggu, rasanya saat itu saya ingin menyusul istri saya. Ketika saya ingin mengakhiri hidup saya, wajah Dicky datang membayang dan menyebut nama saya. Saya paham pada satu hal, saya tidak bisa menjadikan Dicky menjadi anak yatim piatu karena impiannya akan hancur."

"Saya sangat yakin Dicky pasti akan menjadi orang sukses yang dihargai dunia." Sati memberikan semangat kepada Hans.

"Dicky anak yang cerdas Sati, ketika dia tahu Regina meninggal dia hanya berkata, mama yang tenang disana, lihat Dicky akan berhasil dengan impian dan menjaga papa. Jadi mama tidak perlu khawatir." Menghentikan cerita sejenak, menghapus air mata yang akan terjatuh.

"Anak sekecil itu bisa lebih tegar dari pada saya." Melanjutkan kata-kata yang terhenti.

"Saya mengerti." Sati tertunduk merasa bersalah, karena tuntutan darinya membuat suasana menjadi tidak menyenangkan.

"Lalu bagaimana dengan kamu, Sati?" Hans bertanya balik kepada Sati tentang perjalanan hidupnya.

"Saya?" 

"Iya, kenapa bisa kamu yang menyebabkan kecelakaan beruntun."

"Kamu mengetahuinya?"

"Polisi sudah memeriksa TKP, kamu yang menyebabkan tabrakan beruntun." Mengingat polisi yang bolak balik ke ruang ICU dan mendatangi keluarga Sati untuk meminta keterangan.

"Iya, memang  itu adalah salah saya." Sati mengakui kesalahan yang telah diperbuatnya karena kecerobohan akan emosi yang menguasai.

Related chapters

  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 6 : Masa Lalu

    Kabut tipis menyelimuti kota setelah hujan menambah sejuk akan suasana yang tersaji pada kehidupan. Air yang tertampung pada dedaunan berlomba untuk turun jatuh ke bumi berkumpul dengan yang lain. Aktivitas kota kembali aktif berjalan yang tadinya sempat terhenti karena hujan. Kendaraan mulai ramai memadati pusat kota yang tadinya dalam sekejap menjadi sunyi. Aktivitas manusia yang terus berjalan dari masa ke masa dan turun menurun tidak pernah berhenti hingga teknologi mengalami kemajuan dengan pesat dan cepat, tapi manusia tetap saja merasa tidak pernah puas dengan hasil yang diperoleh. Senin, 1 Januari 2035 pukul 10.00 am pagi hari, di lembaga penelitian pusat provinsi devisi Fisika Komputasi."Sati gimana proyek penelitian perkembangan obat terbaru yang diluncurkan perusahan farmasi Salam, apakah mengandung bahan berbahaya?" Viya yang duduk di belakang Sati karena meja kerja yang saling membelakangi."Sementara ini saya belum menemukan ada bahan b

    Last Updated : 2021-05-22
  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 7 : Berbeda

    Malam memihak pada kegelapan yang menyelimuti waktu, sunyi menerjang gelombang takdir yang dipermainkan bagai mainan anak kecil. Terkadang hanya terdengar suara serangga malam sekedar memecah sunyi atau menyorakkan kegembiraan karena habitat yang tidak terganggu, suara-suara yang mulai merambah kota terdengar sangat merdu. Sesekali masih terdengar suara teriakan manusia tidak terinfeksi yang terancam akan menjadi korban untuk dimakan organ dalam tubuh oleh manusia terinfeksi. Gelap menyelimuti setiap daerah karena fasilitas energi listrik dalam penerangan yang padam total, seolah kembali ke masa silam yang belum mengenal teknologi listrik. Langit masih saja berwarna kemerahan seperti senja menambah kesan angker suram, purnama kini menunjukkan estetikanya dengan mulai merangkak merambah cahaya ke seluruh penjuru bumi. Sama seperti dalam buku yang berjudul bulan berwarna jingga memiliki kesan mistis tidak lagi mampu di tanya atau dijelaskan oleh akal maupun kata-kata. Su

    Last Updated : 2021-05-23
  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 8 : Reno

    Sati yang masih tidur dengan sangat lelap dibangunkan oleh suara berisik dari luar ruangan kepala laboratorium, seakan ada tubrukan benda besar yang jatuh ke bawah. Pagi buta masih menyandra sang fajar untuk bersinar terang, faktanya fajar selalu berlomba bersinar di balik langit kemerahan. Untuk saat ini kalah bersama malam yang hampir mulai terkikis oleh fajar. Jam tidak lagi menjadi tolak ukur waktu dalam keharian karena kini hanya ada siang dan malam sebagai penentu. "Kenapa saya ada disini?" Merasa bingung saat terbangun dari tidur berada di atas sofa ruang kepala laboratorium."Bukannya malam tadi saya ada di dekat jendela melihat pria terinfeksi dan ketiduran di dekat jendela?" Berfikir dengan sangat keras, bagaiman cara bisa sampai di sofa. Apakah Sati mempunyai penyakit berjalan diwaktu tidur, sedangkan kedua kaki masih sangat sulit untuk digerakkan.Sati meraih kursi roda yang berada di samping sofa, dengan perlahan mencoba berdiri dan berjalan perlahan

    Last Updated : 2021-05-25
  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 9 : Keanehan

    Sang fajar merangkak perahan di angkasa mengudara di atmosfer bumi, selalu menjadi pemandangan yang biasa saja karena telah terbiasa dalam keseharian. Kini waktu sangat terbiasa menginvestasikan detiknya pada perjalanan tanpa lagi memperotes apa yang sedang terjadi. Takdir bergejolak mempermainkan setiap manusia yang berlomba bertahan untuk hidup, sebenarnya kehidupan itu apa?Saling memakan sebangsa sendiri atau memakan sepantasnya yang telah ditakdirkan? Alur kehidupan semangkin rumit saat jiwa-jiwa liar mengusai setiap tubuh. Nafsu menggerogoti kebenaran dan menikam setiap yang belum terinfeksi. Mengabiskan setiap sisa kehidupan yang masih terlihat wajar. Sati masih saja memandang Reno yang diam seperti anak baik penurut, dengan terikat di atas meja penelitian."Hans kenapa dia tidak bangun-bangun ya, padahal sudah jam sepuluh pagi." Merasa sangat heran karena manusia terinfeksi lainnya sudah melakukan aktivitas seperti biasa berjalan tanpa tujuan

    Last Updated : 2021-05-26
  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 10 : Perkenalan

    "Ini vaksin ketiga yang kamu suntikkan Hans?" Sebelumnya tadi di tengah malam vaksin kedua sudah disuntikkan."Iya Sati.""Dia semangkin sangat tenang, dan sekarang tidak menggeram dan menggertakkan gigi lagi. Apakah berhasil?" Membasuh tubuhnya dengan kain basah di atas kursi roda."Belum tahu Sati, kita harus memeriksa darahnya lagi.""Iya Hans." Membuka baju dan membasuh dengan kain basah.Hans tidak memperhatikan Sati membasuh tubuhnya, perhatiannya kini hanya tertuju khusus untuk Reno."Hans kapan kamu menyuntikkan vaksin kedua?" Memakai baju kembali setelah selesai membasuh, dan merapikan busana yang dipakai."Tadi malam ketika kamu terletap tidur, saya akan menyuntikkan setiap dua belas jam sekali.""Berarti saat saya tidur, kamu tidak tidur?""Saya hanya setengah tidur, anatara tidur dan tidak tidur karena saya harus berjaga di sini. Bagaimana mungkin saya bisa tenang jika kita seruangan dengan makhluk berbahaya. ""Kamu memang

    Last Updated : 2021-05-27
  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 11 : Mutasi

    "Ini suntikan vaksin yang kelima buat kamu Reno, cairannya cantik ya berwarna biru" Sati menyuntikkan vaksin kepada Reno dengan hati-hati. Dimana suntikan vaksin keempat telah dilakukan di malam hari."Sekarang pukul dua belas siang, nyebelin Hans sering keluar sekarang. Saya jadi ditinggal sendirian, dulu dia takut kamu memangsa saya. Sekarang malah saya ditinggal bareng kamu terus. Katanya tidak akan lama tapi waktu sudah berlalu terlalu lama. Apa sebenarnya yang dicari Hans di ruang kerjanya?" Melihat mata Reno dengan menggunakan cahaya senter."Bagus sekarang kamu tidak terlalu peka terhadap cahaya, jadi biasa saja seperti manusia normal. Sebentar warna mata kamu berubah Reno, saya yakin berubah tidak tertutupi lapisan putih terlalu tebal." Melihat mata Reno lebih teliti karena takut salah dalam menyimpulkan yang dilihat.Setiap manusia terinfeksi terdapat lapisan putih tebal di bola matanya yang menyebabkan terlalu peka terhadap cahaya, dan penglihatan mereka yan

    Last Updated : 2021-05-28
  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 12 : Mangsa

    "Saya harus kembali ke ruang Laboratorium, Sati masih ada disana." Hans harus membawa Sati untuk pergi bersamanya, membawa kehidupan menjadi lebih berarti."Saya akan mengikuti profesor, kita harus segera keluar dari rumah sakit ini." Akhirnya Ronald menemukan manusia normal lainnya dan berusaha keras agar tidak berpisah, karena dalam fikirannya semangkin banyak manusia normal maka semangkin besar peluang untuk hidup."Kita harus bergegas dokter Ronald." Hans berusaha bangkit dari duduknya."Tapi kondisi profesor masih tidak baik?" Ronald melihat wajah Hans kesakitan saat berusaha bangkit berdiri."Saya tidak apa-apa, ikuti saya." Perlahan Hans berjalan menuju ke arah laboratorium dengan disertai Ronald. Rasa sakit tidak lagi dirasakan, tidak sebagai penghenti melakukan kegiatan yang memang harus dilakukan.Ronald dan Hans pergi ke ruang Laboratorium untuk menjemput Sati, dengan waspada mereka berusaha tidak menimbulkan bunyi dalam melangkah yang dapat mengundan

    Last Updated : 2021-05-29
  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 13 : Kegundahan

    "Sekarang rencana kita apa profesor?" Ronald bertanya dengan penuh harapan dan masih terduduk di tepi sungai."Saya akan pulang ke rumah." Hans tetap pada tujuan awalnya untuk pulang ke rumah menemui Dicky."Baiklah kita akan ke rumah profesor." Dengan semangat Ronald mengikuti seniornya."Tapi kali ini kita berjalan saja, kalau tidak akan terjadi seperti tadi." Sati memberikam saran agar tidak di serbu manusia terinfeksi seperti tadi."Tapi jika kita jalan kaki pergerakan kita akan sangat lambat, sehingga sampai ke rumah profesor akan lebih lama. Tingkat bahaya juga besar bukan?" Ronald tidak setuju dengan pendapat Sati yang memperlama pergerakan."Tapi lebih berbahaya jika kita naik kendaraan." Sati tetap kokoh akan pendapatnya."Untuk besok akan kita fikirkan lagi, sekarang kita harus cari tempat berlindung. Jika ada kita cari makanan, saya merasa sangat lapar." Hans memecah pertengkaran Ronald dan Sati."Baik profesor."Hans, Ronald, dan Sati

    Last Updated : 2021-05-31

Latest chapter

  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 31. xxxV005 - 3

    Pagi merangkak perlahan dengan sinar cemerlang, wewangian bunga yang berhembus saat musim semi seolah sangat menyejukkan hati manusia yang merasa gundah. Udara bersih dari bagian wilayah negara Zsanai yang terletak diantara pulau-pulau negara yang indah, menimbulkan daya tarik tersendiri yang pantas untuk dinikmati. Setiap pagi selama empat belas hari berjalan, para pasukan negara no satu selalu melakukan aktivitas fisik sebagai pemanasan untuk memulai hari yang panjang. Bersama dengan pasukan negara no tiga keduanya terlihat dengan rapi berlari pagi mengelilingi desa. Hal ini memberikan sensasi tersendiri kepada desa yang dengan tiba-tiba dijadikan pusat pelatihan persahabatan. Banyak jiwa-jiwa patriot yang tanpa ragu akan membela negaranya masing-masing. Sehingga menimbulkan keinginan yang kuat bagi anak-anak penduduk sekitar untuk menjadi bagian dari pasukan. Mereka sangat kagum dengan pasukan yang menjadi pagar maupun benteng negara dalam melindungi rakyat. Para pasukan yang be

  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 30 :xxxV005 - 2

    Pasukan negara nomor satu telah tiba di negara Zsanai yang merupakan negara nomor tiga urutan di dunia. Sambutan hangat mengusungkan nama perdamaian, menjadi tolak ukur dalam persahabatan yang akan dijalin diantara kedua negara yang sudah lama mengalami persaingan sengit dalam dekade tahun terakhir, tanpa adanya kecurigaan yang terlintas pada negara nomor tiga terhadap negara nomor satu. Tempat penginapan yang merupakan tempat peristirahatan negara nomor satu, telah disiapkan sebaik mungkin dengan fasilitas yang lengkap. Dengan pelayanan yang diusahakan semaksimal mungkin agar tidak timbulnya saling meremehkan diantara kedua negara. Di pusat pemerintahan negara Zsanai di ruang perdana menteri dengan bergayakan interior klasikal berpadukan warna biru muda. Seorang wanita berkulit putih berambut pirang dengan tinggi semampai berhadapan dengan Perdana menteri yang baru saja kembali dari menyambut kedatangan Presiden Alex beserta rombongan pasukan secara langsung. Pukul tujuh malam waktu

  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 29 : xxxV005

    Tahun 2020 Pengetahuan adalah segalanya sebagai tolak ukur kemajuan teknologi dalam suatu negara. Ilmu pengetahuan sains yang merupakan pemimpin dunia dalam dekade beberapa abad terakhir. Kemajuan teknologi yang hampir sampai ke puncaknya sama seperti masa lampau yang tiba-tiba binasa begitu saja, akibat dari kemajuan teknologi yang saling menghancurkan bukan lagi menjadi sesuatu hal yang janggal untuk dipermasalahkan. Kini di dunia semua negara berlomba untuk mencapai teknologi baru dengan segala gebrakan yang dilakukan. Tapi negara-negara yang tidak memiliki sumber daya manusia yang mendukung dalam sains dan pengetahuan lainnya menjadi sangat terbelakang, hanya menjadi penonton atau menjadi korban dari permainan teknologi dengan uji coba proyek-proyek dari negara yang memiliki kemajuan teknologi. Kegentingan dunia pada tahap ini mewarnai bumi diambang kehancuran yang tidak bisa didefinisikan kembali seperti milyaran tahun yang lalu. Namun kembali lagi, manusia

  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 28 : Koloni Manusia Terinfeksi Mutan

    Siang hari yang terik di kota menjadi hal yang terus berjalan tanpa akhir. Gedung televisi yang terdiri dari sepuluh tingkat terletak di sebelah utara kota merupakan tempat markas utama koloni manusia terinfeksi mutan. Membentuk masyarakat kecil yang seolah tinggal dilingkungan apartemen dengan satu pemimpin yang sangat ditaati. Terdapat ruangan penyimpanan yang berisi penuh oleh ratusan manusia terinfeksi yang masih memiliki nyawa, tertumpuk seperti barang yang tidak berguna. Ruangan di sudut lorong lantai tiga terdapat aula besar yang kini berahli fungsi menjadi ruangan makan manusia terinfeksi mutan. Santapan yang paling menyedapkan dan merupakam makanam pokok utama manusia terinfeksi mutan adalah manusia terinfeksi. Memakan manusia terinfeksi dengan lahapnya dalam posisi manusia terinfeksi masih sadarkan diri. Terjadinya pemisahan paksa bagian tubuh manusia terinfeksi telah menjadi musik klasik yang menenangkan jiwa."Aaaakkkhhh!!!! Akkhhhh!!!"Darah mengalir dengan bebasn

  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 27: Selintas

    Siang merangkak menciptakan sumber energi utama tepat di atas kepala, memancarkan pesona yang tidak mampu untuk diterjemah. Udara lembab menghembus setiap permukaan atmosfer kota yang kini akan menjadi kenangan. Tumbuhan liar mulai menjalar dengan perlahan menjangkit tubuh kota. Tiga bulan berlalu setelah tragedi yang tidak mampu dijelaskan menggunakan akal logika akan penyebab terjadinya. Seakan para manusia normal telah musnah dari permukaan, atau memang sebenarnya tidak ada lagi yang tersisa. Hanya ada manusia-manusia terinfeksi yang semangkin hari menjadi semangkin sangat liar, karena ada rasa lapar yang sangat luar biasa menggerogoti tubuh. Ada rasa sakit luar biasa di otak yang memerintahkan untuk melakukan segala hal secara paksa. Hujan tidak lagi turun ke bumi, padahal air adalah sumber kehidupan utama bagi manusia normal yang selamat. Manusia-manusia normal yang entah sembunyi dimana untuk bertahan hidup. Manusia terinfeksi mutan mulai memperbanyak koloni, tidak diketahui b

  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 26 : xxxLT004

    Kematian adalah aroma manis yang siap disantap oleh burung pemakan bangkai. Berjuta kesenduan tergantikan oleh pemandangan takjub oleh kematian itu sendiri. Kesombongan dan keangkuhan musnah seketika tanpa melihat siapa dan bagaimana suatu kebenaran. Alam bergejolak dengan berbagai kemerahan yang bercampur menjadi satu, karena sekali lagi ulah manusia. Perlakuan manusia sendiri kepada alam yang tidak bersahabat. Memaksa alam untuk menstabilkan dirinya sendiri. Berharap semua dalam keadaan aman, tapi perlakuan diri terhadap alam tidak baik. Apakah bukan sesuatu mustahil yang harus diperhitungkan dengan matang. Pemukiman yang ditempati oleh tujuh desa dengan berdirinya berbagai bangunan gedung-gedung pencakar langit dalam sekejap musnah. Haya perlu hitungan menit untuk menghilangkan tujuh desa tanpa jejak. Resot-resot yang dibangun menjadi seolah hanya cerita di negeri dongeng yang indah untuk di dengar atas kemegahannya yang terletak di tebing berpemandangan langsung de

  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 25 : XXXMT003 – 2

    Sati tersadar sepenuhnya dengan fikiran yang tidak tenang, mencari arti yang dilihat tentang gambaran gunung api purba. Gambar yang terletak di dalam komputer yang berwarna merah, hijau dan orange. Berada di laboratorium yang tidak diketahui tempatnya, dengan teknologi sangat canggih. Bukan teknologi di tahun 2018 atau pun di tahun yang sebelumnya.“Saya rasa untuk disaat ini belum ada teknologi secanggih yang seperti saya lihat tadi, kecuali organisasi yang itu. Apa mereka yang dibalik ini semua? Tapi apa tujuan mereka pada negara ini?” Sati bergumam dengan dirinya sendiri, teringat pada satu organisasi yang selalu membuat masalah secara tersembunyi. Sati berdialog dengan diri sendiri mencari jawaban atas pertanyaan yang terlalu banyak.Malam semangkin larut, udara menjadi lebih dingin dari pada sore hari. Hewan malam tidak henti-hentinya menimbulkan suara dari aktivitas yang dilakukan untuk bertahan hidup. Tidak ada aktivitas manusia lagi yang mengh

  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 24: XXXMT003

    Langit di ujung laut barat memperlihatkan kemerahannya, bukan senja penutup hari yang akan tenggelam ketika malam tiba. Tapi lebih sebuah pertanda yang akan merenggut segalanya, senja yang tidak pernah selesai. Lautan menjadi sebuah misteri dari sebuah nada yang melenakan. Dengan berbagai hewan dan mikro organisme tempat habitat yang menjalankan fungsi kehidupan. Burung camar berlarian di atas pantai, seolah kebebasan tersendiri ketika laut sangat bersahabat.Lima belas kilometer dari lepas bibir pantai berdiri dengan angkuh tergagah gunung api purba, yang merupakan induk dari beberap gunung yang ada di sampingnya dengan jarak beberapa kilometer. Gunung-gunung yang berada di tengah laut berdiri sendiri tanpa da tumbuhan dan hewan yang berada di pulau yang sama, karena enggan untuk hidup dan beradaptasi dengan lingkungan gunung. Hanya satu-satunya makhluk hidup yang disebut dengan mikro organisme yang dapat bertahan hidup pada lingkungan gunung berapi

  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 23: xxxPJ002-2

    Pesawat mengalami turbulence dan sulit dikendalikan, Aliran udara berantakan dan menyebabkan pesawat terperangkap di udara. Tekanan udara yang lebih tinggi dari biasanya membuat mesin gagal berfungsi hingga mesin mengalami mati. Sayap pesawat miring sebelah karena mendapat tekanan udara yang terlalu kuat pada sebelah bagian badan pesawat. Lagi-lagi pesawat menjadi tidak terkendali."Kapten mesin tidak berfungsi dengan baik, mesin mati kapten.""Ya Tuhan.... Naik.... Naik...." Kapten masih berharap pesawat yang dikendalikan bisa naik, sangat berbahaya di daerah pegunungan terbang dalam posisi rendah."Tidak bisa kapten.""Ya Tuhan..... Ya Tuhan...." Kapten terus menyebut nama Tuhan dengan pengharapan Tuhan membantu untuk menyelamatkan semua nyawa yang ada di pesawat.Sementara di kabin pesawat para penumpang sangat cemas atau kondisi pesawat yang terombang ambing di udara dengan keras, suara teriakan refleks sangat keras memenuhi seisi pesawat.

DMCA.com Protection Status