"Saya harus kembali ke ruang Laboratorium, Sati masih ada disana." Hans harus membawa Sati untuk pergi bersamanya, membawa kehidupan menjadi lebih berarti.
"Saya akan mengikuti profesor, kita harus segera keluar dari rumah sakit ini." Akhirnya Ronald menemukan manusia normal lainnya dan berusaha keras agar tidak berpisah, karena dalam fikirannya semangkin banyak manusia normal maka semangkin besar peluang untuk hidup."Kita harus bergegas dokter Ronald." Hans berusaha bangkit dari duduknya."Tapi kondisi profesor masih tidak baik?" Ronald melihat wajah Hans kesakitan saat berusaha bangkit berdiri."Saya tidak apa-apa, ikuti saya." Perlahan Hans berjalan menuju ke arah laboratorium dengan disertai Ronald. Rasa sakit tidak lagi dirasakan, tidak sebagai penghenti melakukan kegiatan yang memang harus dilakukan.Ronald dan Hans pergi ke ruang Laboratorium untuk menjemput Sati, dengan waspada mereka berusaha tidak menimbulkan bunyi dalam melangkah yang dapat mengundang manusia terinfeksi. Menaiki anak tangga dengan terburu-buru dan tidak memikirkan apakah ada suara yang ditimbulkan dari langkah jejak kaki karena harus berpacu dengan nyawa diri sendiri. Beranggapan tempat yang dijalani ruang tertutup jadi menyimpulkan bahwa suara akan teredam dan tidak terdengar ke luar. Ketika Hans dan Ronald sampai di tangga lantai empat, manusia terinfeksi mutan mendobrak pintu lantai satu. Dengan ganasnya pintu terlepas dan terpental membentur ke arah dinding.BRUGGG!!!!! Hans menghentikan langkahnya dan melihat apa yang terjadi di bawah, Ronald yang melihat kejadian itu mengajak Hans untuk berlari lebih cepat karena takut disusul oleh manusia terinfeksi mutan. Manusia terinfeksi mutan terus mengejar dengan langkahnya yang berat dan suara geramannya yang sangat kuat.Arrrrrr Arrrrr Arrrr!!!!! Berburu mangsa yang ada di depannya dan tetap fokus pada tujuannya.Ronald terpeleset karena terburu-buru, dan dibantu berdiri oleh Hans.
"Aghh..!!" "Dokter Ronald kamu tidak apa? Ayo cepat kalau tidak kita akan tersusul.""Iya profesor."Hans membuka pintu lantai lima dan berlari dengan cepat meninggalkan Ronald yang juga berlari dibelakangnya ke ruang laboratorium,"Sati!!!!" Suara yang tidak asing memasuki ruangan berteriak keras membuat Sati terkejut." Ada apa Hans!" Sati juga ikut berteriak karena mendengar suara nada keras dari Hans, "Kita harus segera pergi dari sini Sati." Hans berjalan dengan buru-buru mengambil tas ranselnya dan mengambil beberapa sampel dari ruang pedingin penyimpanan. "Lalu bagaimana dengan Reno?" Mematikan terapi suara yang sudah direkam di Smartphone Hans."Tinggalkan dia, kita sudah tidak punya banyak waktu lagi Sati." Hans tanpa sadar menggendong menurunkan Sati yang duduk di atas meja penelitian laboratorium."Hans" Sati merasa sedikit keberatan dengan keputusan yang diambil oleh Hans."Kamu bisa berjalan Sati?" Berbicara dengan nada lembut, berbeda dengan sikap di awal saat masuk ruangan. Karena Hans sangat tahu Sati harus dilembuti."Bisa.""Bagus, ayo kita bergerak." Hans berjalan menuju pintu laboratorium.Dari arah luar terdengar suara menggeram yang sangat kuat."Aaaarrrrr...... Arrrrr..... Arrrrr......"Ronald mengintip dari balik pintu, matanya terbelalak melihat manusia terinfeksi mutan yang sudah keluar dari pintu darurat lantai lima."Profesor itu dia."Hans mengajak Sati mendekat ke arah pintu, dan mengintip ke arah lorong pintu lantai lima. Sati yang melihat bentuk makhluk itu terkejut."Makhluk apakah itu?" Berkata pelan tapi masih terdengar di telinga."Tidak ada waktu menjelaskan Sati, kita harus keluar dari rumah sakit terlebih dahulu.""Apa rencana kita profesor." Ronald bertanya rencana apa yang harus dijalankan agar terbebas dari bahaya yang mengancam."Kita akan ke parkiran bawah, kita naik mobil saya. Jika kita keluar dari sini dengan berlari kita pasti akan tersusul lagi oleh makhluk itu." Hans menjelaskan rencana sederhana yang akan dilakukannya."Tapi suara mesin mobil akan mengundang manusia terinfeksi lainnya untuk mengejar kita?" Sati sangat khawatir akan dikepung oleh manusia terinfeksi."Kita tinggal menabrak mereka Sati." Akal logika Hans tidak lagi mampu berfikir jernih, di dalam fikirannya hanya ada bagaimana cara untuk selamat dan tetap hidup. "Tapi mereka masih..." Perkataan Sati terputus oleh Ronald yang merespon ide Hans. "Saya akan mengikuti rencana profesor."Sati melihat Reno yang terbaring dengan kaki dan tangan terikat di meja penelitian, sangat berat hati Sati untuk meninggalkan Reno di ruang laboratorium sendirian dalam keadaan terikat. Hati nurani Sati masih berjalan dengan semestinya, jika benar Reno sudah hampir sembuh akan berbahaya baginya jika bertemu makhluk itu tanpa melakukan perlawanan. Sati berlari menghampiri Reno dan melepas ikatan yang ada di tangan kiri."Sati apa yang sedang kamu lakukan?" Hans terkejut dengan yang dilakukan Sati."Saya harus melepaskannya Hans." Berusaha melepas ikatan di kaki."Tidak ada waktu, cepat kita harus pergi dari sini." Hans mengajak Sati untuk cepat pergi bersamanya.Sati merasa bimbang melepaskan ikatan Reno atau pergi berlari bersama Hans."Sati ayolah." Hans menggerakkan tangannya mengajak Sati untuk segera bergegas berada di sampingnya.Akhirnya Sati meninggalkan Reno dan menggagalkan niat baiknya untuk melepas semua ikatan. Sati berlari untuk berada di dekat Hans, dalam situasi seperti ini membuat kaki Sati menjadi lebih sehat. Mungkin karena motivasi untuk bertahan hidup yang kuat.Dari arah luar ruangan manusia terinfeksi mutan memasuki setiap ruangan yang ada untuk mencari keberadaan Hans dan Ronald. Sesekali terdengar suara barang yang dilemparkan karena mungkin menghalanginya dalam proses pencarian.Arrrrrrrr....!!!!! Arrrrrr.....!!! Arrrrrr.....!!!Baaaggg!!!!!! Bruggggg!!!!!!!Bag... Bag... Bagg... Terdengar suara langkah kaki yang berukuran sangat besar dari manusia terinfeksi mutan."Dalam hitungan ketiga kita ke luar dan langsung berlari menuju tangga." Hans memberikan komando untuk memulai pelarian."Baik profesor." "Satu..... Dua..... Tiga....." Dalam hitungan ketiga semua keluar dari ruangan laboratorium.Hans, Ronald dan Sati berlari dengan kencang ke tangga darurat melewati ruangan yang ada manusia terinfeksi mutan. Berlari dengan terburu-buru menuruni anak tangga, manusia terinfeksi mutan yang mendengar suara jejak langkah berlari langsung dengan semangat menyusul ke arah Hans, Ronald dan Sati . Berlari dan terus berlari seperti kompetisi lomba lari atau permainan lari-larian sewaktu kecil, yang tertangkap akan mendapatkan hukuman dari yang menangkap. "Ayo cepat...!!!! Cepat....!!!!!" Ronald yang berlari paling belakang menyuruh untuk berlari lebih cepat. Karena merasa manusia terinfeksi mutan hanya hanya berjarak beberapa meter lagi.Sampai di lantai satu langsung menuju ke parkiran bawah dengan melewati pintu belakang. Keadaan rumah sakit benar-benar berantakan dan tidak terkebdali lagi.Bragggg!!!! Brag!!!!!! Brag!!!!! Langkah kaki manusia mutan yang terus mengejar tanpa mengenal lelah.Sati merasa jantungnya akan terlepas karena berlari terus tanpa henti. Langkah kaki goyah hingga Sati tersandung dan terjatuh ketika melewati pintu belakang rumah sakit. Ronald yang dibelakang Sati ikut terjatuh karena tersandung kaki sati."Sati!" Hans melihat kebelakang Sati terjatuh pada jarak tiga meter darinya."Hans" Sati mengulurkan tangan meminta pertolongan.Makhluk terinfeksi lainnya datang ke arah mereka dan berlari dengan cepat beramai-ramai. Hans yang melihat dari segala penjuru telah datang manusia terinfeksi dengan segera berlari ke belakang menuju ke arah Sati. Ronald yang merasa ketakutan bangkit dan juga menolong Sati. Manusia terinfeksi mutan semangkin mendekat, terdengar seperti suara tertawa darinya. Mungkin dia merasa akan mendapatkan mangsanya dan menang dalam permainan kejar-kejaran. "HAHAHA...... HAHAHA......."Bragg!!! Brag!!!! Brag!!!!Manusia-manusia terinfeksi semangkin banyak berkumpul, seperti berebut makanan yang lezat. Hans tidak sabar karena langkah Sati terlalu lama dan menghambat pergerakan, Hans memberikan tas ransel kepada Ronald. Kemudian menggendong Sati di pundaknya dan langsung berlari, Ronald mengikuti di belakang dengan membawa tas ransel."Ronald cepat!!! Kalau tidak kita jadi bahan makanan.""Baik, profesor.""Ronald ambil kunci mobil di tas, cepat keluarkan!!!"Manusia terinfeksi semangkin mendekat mengerumuni Hans, Ronald dan Sati. Karena banyaknya manusia terinfeksi yang menuju ke arah Hans, Ronald dan Sati sehingga pergerakan manusia terinfeksi mutan mengalami keterhambatan. Manusia terinfeksi mutan marah dan mencabik-cabik manusia terinfeksi lainnya yang menghalangi jalan.Aaaaarrghhhh....!!! Arghhhhh.....!!! Terdengar suara marah yang menggema di parkir bawah.Hans, Sati dan Ronald yang telah sampi memasuki mobil di kerumuni dari luar oleh manusia terinfeksi yang mencoba masuk ke mobil."Ronald jalankan!" Hans yang berada di kursi belakang menyuruh Ronald dengan cepat harus pergi dari tempat parkiran."Tapi profesor." Ronald merasa ragu dengan tindakannya."Tabrak saja mereka!!" Nada bicara Hans sangat keras karena panik membuat Ronald harus menjalankan perintah seniornya. Mobil dikemudikan dan menabrak semua manusia terinfeksi yang menghalangi jalan. Hans yang berada di kursi belakang pindah ke kursi depan.Sati merasa sangat ketakutan yang menyebabkan hanya diam membatu, tidak percaya dengan kondisi yang barusan terjadi. Mobil keluar dari area rumah sakit, manusia terinfeksi mutan sangat marah, terdengar dari suaranya yang semangkin menggelagar menggema.AAAAARRRGGHH!!!! AAAAARRRGGHH!!Membanting setiap manusia terinfeksi di sekitarnya. Di jalan banyak manusia terinfeksi yang berjalan tanpa arah menghalangi jalan, Ronald menabrak manusia terinfeksi dengan kecepatan tinggi karena takut disusul oleh manusia terinfeksi mutan. Manusia terinfeksi yang peka terhadap suara, mendengar suara mobil yang melintasi melewati area keberadaan manusia terinfeksi. Dengan refleks mereka berlari mengikuti di belakang mobil, mereka berlari mengejar dengan semangat. Sati yang melihat ke arah belakang, merasa sangat terkejut membuat mata dan seluruh tubuh Sati menegang melihat manusia mutan berlari mengikuti mobil."Hans." Sati memberikan isyarat kepada Hans untuk melihat ke arah belakang."Iya Sati" Hans yang mendengar panggilan Sati langsung melihat ke arah belakang. Mata Hans terbelalak sama seperti mata Sati melihat ratusan manusia terinfeksi mengejar mobil mereka. Bukan ratusan mungkin ribuan, karena setiap mobil berjalan melalui area dilewati, maka manusia terinfeksi ikut berlari di belakang mengejar mobil. Ronald yang merasa penasaran mencoba melihat ke arah belakang tapi dihalangi oleh Hans."Fokus Ronald!" Hans membentak kembali juniornya dengan nada yang keras."Baik profesor." Dengan sigaf Ronald fokus pandangannya ke arah depan."Percepat kecepatan mobilnya." Hans kembali melihat ke arah depan dan memandu Ronald memilih jalan yang mudah dilalui. Hans melihat dari kaca sepion mobil, ternyata manusia terinfeksi semangkin banyak mengikuti. Hans berfikir dan mencari cara bagaimana terlepas dari kejaran ribuan manusia terinfeksi.Sati yang berada di bangku belakang terus melihat kebelakang, Berfikir apakah akan selamat dari kejaran para manusia terinfeksi. Terlalu banyak untuk dihadapi, yang ada malah menjadi makanan untuk mereka. Sati membayangkan tubuh dicabik-cabik oleh para manusia terinfeksi jika tidak dapat lolos dari kejaran manusia terinfeksi. Organ-organ tubuh yang akan dimakan dengan lahapnya oleh manusia terinfeksi.Ronald semangkin penasaran melihat dari kaca sepion, merasa sangat terkejut dan lebih fokus melihat sepion dari pada melihat ke arah jalan. "Ronal fokus!" Hans berteriak kembali."Profesor itu apa?" Ronald merasa takut melihat dari kaca spion."Jangan lihat ke belakang, maju terus!." Hans terus memberikan sugesti positif kepada Ronald.Kecepatan mobil semangkin melaju kencang, Ronald merasa sangat takut dan fikirannya tidak fokus. Benar-benar takut mati di makan oleh manusia terinfeksi. Berlomba kepada takdir, siapa yang akan menang dan memegang keberuntungan. Tangan dan kaki Ronald menjadi gemetaran, seakan tidak sanggup lagi untuk memperjuangkan hidup. Jiwanya mental di pukul keras oleh ribuan manusia terinfeksi mengejar mobil yang di kendarai oleh Ronald. Jalan mobil menjadi tidak stabil, sesekali menabrak atau sekedar menyerempet mobil yang parkir di pinggir jalan. Mobil berjalan cepat di atas jembatan, di bawahnya sungai yang airnya menggenang luas."Ronald, fokus kita pasti selamat." Hans memberi semangat kepada Ronald agar tidak memikirkan manusia terinfeksi yang mengejar di belakang.Ronald tidak mendengarkan perkataan Hans, otaknya sudah tidak mampu lagi mencerna karena ketakutan kepada kematian. "Ronald awas,!!!!!" Sati berteriak karena Ronald akan menabrak truk pengangkut minyak.Teriakan Sati menyadarkan Ronald dari kegusaran pada kematian. Dengan sigap membelokkan mobil yang dikendarai, karena kecepatan mobil sangat kencang sangat sulit untuk di rem. Mobil menabrak pembatas jalan, dan masuk ke dalam sungai.Byurrrrr!!!Mobil berenang di dalam air dengan gaya batu, semangkin tenggelam ke dasar sungai. Tekanan air sangat tinggi menyebabkan kaca mobil perlahan retak. Hans, Ronald dan Sati sangat panik, kini jalan satu-satunya adalah berenang untuk mencapai ke permukaan. Air masuk dengan perlahan ke dalam mobil, dan semangkin mengusai mobil. "Sati kamu bisa berenang?" Hans mengkawatirkan keadaan Sati."Iya bisa.""Ransel Sati" Hans meminta ransel kepada Sati"Ini" Memberikan ransel kepada Hans.Hans mengambil vaksin dari tas, lalu mengantongi vaksin di kantong celana. Kaca jendela mobil semangkin meretak, air memaksa masuk ke dalam mobil. "Ayo!" Sekali lagi hans memberi aba-aba.Ronald membuka pintu mobil yang disusul oleh Hans dan Sati, terasa berat saat membuka pintu karena harus melawan tekanan air. Ronald memimpin jalan berenang ke permukaan yang disusul oleh Sati, sedangkan Hans selalu berada di belakang Sati. Ronald, Hans dan Sati sampai ke permukaan, menstabilkan paru-paru untuk bernafas.Huk huk huk!!!! Suara batuk karena terlalu lama di dalam air. Melepas karbon dioksida yang lama tertahan di dalam paru-paru, dan menghirup sebanyak-banyaknya oksigen yang ada di udara. Ronald, Hans dan Sati berenang ke tepian sungai. Sesampainya di tepian sungai terbaring terlentang menghadap langit. Energi terasa terkuras banyak saat berenang di dalam air, melawan tekanan air hingga ke tepian. Sati melihat di jembatan banyak ribuan manusia terinfeksi yang berdiri di atas jembatan. Sati menghela nafas panjang merasa sangat bersyukur lepas dari kejaran manusia terinfeksi yang ganas. "Sebenarnya itu tadi apa di rumah sakit Hans?" Sati bertanya kepada Hans kembali."Saya juga tidak tahu makhluk apa itu, saya hanya mencari dokumen penelitian saya tentang virus yang menyerang besar-besaran dahulu di ruang kerja saya. Tapi tiba-tiba makhluk itu mendobrak masuk dan menyerang saya." Hans menjelaskan tragedi yang mengancam nyawanya."Saya rasa makhluk itu manusia terinfeksi biasa yang mengalami mutasi, karena banyaknya bahan kimia di rumah sakit." Ronald menyambung penjelasan Hans."Mungkin saja, virus mengalami mutasi karena merespon bahan kimia yang di terimanya." Hans menyimpulkan dari teori yang diungkapkan oleh Ronald."Kamu bilang terluka, apakah sekarang baik-baik saja Hans?" Sati merasa kawatir."Saya baik-baik saja Sati.""Yakin?""Sangat yakin, lebih baik karena terlepas dari mereka." Mata Hans memandang ke arah jembatan yang terdapat ribuan makhluk terinfeksi."Mereka sangat banyak, lihat jembatan tertutupi oleh mereka semua." Ronald memandang takjub, karena suara mobil mampu mengundang manusia terinfeksi menjadi sebanyak itu.Senja mulai menutup hari menandakan kisah hari ini cukup sampai di sini. Warna kemerahan menciptakan suasana menyeramkan karena langit menjadi merah pekat seperti darah. Harus kagum atau merasa takut atas fenomena yang terjadi. Ribuan manusia terinfeksi liar yang berada di atas jembatan menunggu hal menakjubkan untuk di jadikan alasan hidup. Yang jelas bertahan hidup adalah faktor utama yang harus dicapai. "Akankah dunia menjadi normal kembali?" Sati menghela nafas sangat panjang memikirkan setiap ulasan perjalanan yang dilalui. Berfikir bagaimana cara mengembalikan manusia ke dalam jiwa manusia."Sekarang rencana kita apa profesor?" Ronald bertanya dengan penuh harapan dan masih terduduk di tepi sungai."Saya akan pulang ke rumah." Hans tetap pada tujuan awalnya untuk pulang ke rumah menemui Dicky."Baiklah kita akan ke rumah profesor." Dengan semangat Ronald mengikuti seniornya."Tapi kali ini kita berjalan saja, kalau tidak akan terjadi seperti tadi." Sati memberikam saran agar tidak di serbu manusia terinfeksi seperti tadi."Tapi jika kita jalan kaki pergerakan kita akan sangat lambat, sehingga sampai ke rumah profesor akan lebih lama. Tingkat bahaya juga besar bukan?" Ronald tidak setuju dengan pendapat Sati yang memperlama pergerakan."Tapi lebih berbahaya jika kita naik kendaraan." Sati tetap kokoh akan pendapatnya."Untuk besok akan kita fikirkan lagi, sekarang kita harus cari tempat berlindung. Jika ada kita cari makanan, saya merasa sangat lapar." Hans memecah pertengkaran Ronald dan Sati."Baik profesor."Hans, Ronald, dan Sati
Ruang laboratorium di rumah sakit menjadi lebih sunyi dari biasanya, tidak ada terdengar suara-suara manusia berbicara di dalam ruangan, Reno masih terikat dan tetap diam di atas meja penelitian, ikatan di tangan kiri telah terlepas yang dilepas oleh Sati sebelum pergi meninggalkan Reno sendirian di ruang laboratorium, tapi Reno tetap masih merasa seperti keadaan terikat utuh dengan sangat tenang. Malam semangkin jelas sangat mencengkam bahkan lebih dari mencengkam seperti biasanya, suara burung hantu terdengar jelas yang biasanya tidak mungkin ada burung hantu di kota. Kini sinar rembulan mulai perlahan menghilang dari hari ke hari mengikuti siklus peredaran bulan. Gelap semangkin pekat, cahaya remang-remang mulai bersembunyi dari kejamnya dunia. Tidak ada yang dapat memperotes dari setiap perjalanan yang telah dipilih, manusia normal menjadi langkah untuk hidup. Mereka manusia normal yang tersisa lebih memilih bersembunyi menunggu keajaiban datang untuk menyelamatkan. Tapi keajaib
Hans, Ronald dan Sati memulai perjalanan dengan jalan kaki atau terkadang berlari berusaha tidak menimbulkan suara dengan tujuan terpenting ke rumah Hans."Ternyata berguna juga kita bawa senjata untuk membasmi mereka yang akan menyerang." Ronald berkata sendiri merasa kagum membawa pisau dapur yang besar.Hans hanya menggelengkan kepala merasa terheran atas perkataan kesombongan Ronald."Bagaimana dengan mobil ini profesor, lumayan bisa untuk menabrak mereka yang menghalangi kita." Melihat ada mobil hitam yang terparkir di sisi kiri jalan, mngelilingi mobil fortuner yang ada di di depan. Seakan merasa sangat kagum kepada mobil yang ada di depan mata."Bisakah kita lebih cepat masuk ke mobil." Sati melihat para manusia terinfeksi mulai berdatangam berjalan ke arah mereka."Kamu benar Sati ayo segera bergegas." Membuka pintu mobil."Cepat jalankan mobilnya Ronald!" Hans memberikan perintah kepada Ronald.Ketika Ronald mulai starter, mobil
Dunia terlalu berantakan untuk di bahas secara perlahan, bahkan tidak dapat diselesaikan dengan kata. Supermarket yang dulunya ramai karena merupakan salah satu pusat pembelajaan termurah. Kini menjadi terbengkalai oleh waktu yang perlahan ingin memutuskan kehidupan. Bahan makanan yang masih dipergunakan oleh manusia normal masih layak untuk dikonsumsi. Suasana gelap karena tidak adanya pencahayaan membuat kesan horor, dengan beberapa barang-barang yang berserakan di lantai. Laba-laba beramai-ramai membuat sarang menutupi pintu masuk supermarket. Tidak ada tanda-tanda adanya manusia terinfeksi yang tinggal di supermarket, yang ada hanya serangga kecil yang sedang mencari makan untuk bertahan hidup. Di lorong bagian makanan cepat saji, Hans dan Ronald mengumpuli bahan makanan yang ada di rak makanan."Profesor kita ingin membawa berapa banyak makanan?" Ronald memasukkan makanan siap saji ke dalam tas ransel yang sebelumnya dipinjam dari Dicky."Jika bisa bawa sebanyak b
Aktivitas di rumah Hans seperti biasa tidak ada kegiatan yang terlalu melelahkan. Satria sedang berada di halaman belakang untuk mengurus tanaman sayuran yang sengaja di tanam untuk persediaan makanan. Satria terkejut tiba-tiba ada seorang pria memanjat pagar rumah yang tingginya tiga meter."Kamu siapa?" Satria setengah berbisik karena tidak ingin mengundang manusia terinfeksi datang.Pria itu sudah sampai di halaman belakang, di balik tembok para manusia terinfeksi berusaha untuk memanjat tembok pagar yang tinggi. Terdengar suara geraman dari manusia terinfeksi, membuat bulu kuduk Satria merinding."Nama saya Jack." Terlihat pria tinggi, berkulit putih, berambut pirang, bola mata berwarna biru seperti bukan berkembangsaan negara Mayapada. Dengan memakai kaos dan celana pendek jeans."Apa niat kamu ke sini?" Satria bertanya dengan penuh waspada, karena takut pria yang di depannya memiliki niat buruk."Saya dikejar-kejar Zombie, saya hanya berusaha m
Hans masuk ke dalam rumah yang disusul dari belakang oleh Ronald, Eva dan Satria."Dicky..." Hans memanggil anak kesayangannya, berlutut dan memeluk denga erat, seakan bertahun-tahun telah lama berpisah."Saya senang papa kembali ke rumah dengan selamat." Dicky memeluk erat Hans merasa legah karena bisa kembali dengan selamat."Terima kasih sayang." Mengecup kening Dicky dengan penuh kasih sayang."Tante Sati mana?" Sati tidak menyambut kedatangan Hans, membuat bertanya-tanya kemana perginya dan sedang terjadi apa di rumah."Tante ada di belakang pa." Menjawab keberadaan Sati yang masih tetap duduk di ruang belakang untuk mengawasi John.Hans bersama dengan lainnya berjalan menuju ke ruang belakang, Hans merasa sangat heran ada sesosok pria asing terlihat yang duduk di sofa tepat berada di hadapan Sati. Berjalan terus menghampiri dan tidak sabar memanggil nama Sati sambil berjalan."Sati...""Hans." Sati berbalik badan ketika mendengar suara Ha
Siang terasa terik dengan panas tidak bersahabat, aroma tidak enak yang mengudara keseluruh penjuru menjadi hiasan di setiap hari yang tidak dapat untuk dihilangkan. Belum ada hujan turun kembali ke bumi semenjak hujan turun di saat terjadi pertama kali peristiwa infeksi. Pintu kamar Dicky terbuka, John dan Dicky mengotak atik komputer. Sati yang ingin bergabung dengan Hans, Ronald, Eva di balkon, mengubah langkah menjadi ke arah kamar Dicky. Sati masuk dan memperhatikan Jack yang membuka email di komputer."Kenapa bisa terbuka komputernya?" Sati merasa bingung karena sumber energi listrik sudah padam sejak lama."Eh Sati, tadi saya periksa ternyata ada energi cadangan yang tersisa." Jack menjelaskan kepada Sati yang sedang memperhatikan."Apa yang sedang kamu kerjakan Jack?""Saya mengirim email kepada keluarga saya." mengklik send yang menandakan mengirim."Apakah ada jawaban?""Untuk saat ini belum ada jawaban.""Kling!" Tiba-tiba suara em
Sabtu, 16 Desember 2016, Malam berwarna gelap pekat, tidakada bintang menyinari perlahan malam yang menyeramkan. Seakan menyambut duka perlahan yang tidak diketahui oleh siapa-siapa yang menyaksikan. Semua masih dalam keadaan teratur, berjalan seperti malam-malam sebelumnya. Anak-anak kecil baru pulang mengaji dari mesjid, begitu juga dengan orang dewasa yang baru pulang dari selesai sholat di mesjid. Provinsi yang damai dengan bereligius yang tinggi serta menjujung adab dan moral tingkah laku. Adat istiadat yang masih dilestarikan dan tidak dapat diganggu gugat oleh suku yang lainnya.Pukul 08.30 malam bumi berguncang dengan sangat kuatnya, kecepatan tercatat di alat Seismograf sebesar tujuh skala Richter dengan pusat gempa di dasar laut dengan jarak 15 km. Di mana jarak 20 km dari bibir pantai. Bumi seolah memprotes beban umat manusia yang telah lama ditanggung, rasanya ingin memuntahkan semua isi yang ada di perut bumi. Semua orang berhamburan berlari keluar rumah da