Pagi merangkak perlahan dengan sinar cemerlang, wewangian bunga yang berhembus saat musim semi seolah sangat menyejukkan hati manusia yang merasa gundah. Udara bersih dari bagian wilayah negara Zsanai yang terletak diantara pulau-pulau negara yang indah, menimbulkan daya tarik tersendiri yang pantas untuk dinikmati. Setiap pagi selama empat belas hari berjalan, para pasukan negara no satu selalu melakukan aktivitas fisik sebagai pemanasan untuk memulai hari yang panjang. Bersama dengan pasukan negara no tiga keduanya terlihat dengan rapi berlari pagi mengelilingi desa. Hal ini memberikan sensasi tersendiri kepada desa yang dengan tiba-tiba dijadikan pusat pelatihan persahabatan. Banyak jiwa-jiwa patriot yang tanpa ragu akan membela negaranya masing-masing. Sehingga menimbulkan keinginan yang kuat bagi anak-anak penduduk sekitar untuk menjadi bagian dari pasukan. Mereka sangat kagum dengan pasukan yang menjadi pagar maupun benteng negara dalam melindungi rakyat. Para pasukan yang be
Langit kelam berwarna gelap pekat, bukan berwarna hitam yang khas tapi berwarna abu-abu yang sengaja bersembunyi dibalik awan berwarna kemerahan. Seakan senja pekat tapi tidak pernah akan selesai. Hujan turun dengan derasnya, menciptakan kamuflase yang hampir tenggelam oleh waktu. Memuji setiap insan yang lewat pada ambang kematian. Bukan kematian hakiki, tapi diantara pertengahan kehidupan dan kematian. Burung pemakan bangkai menari di udara, hujan tidak memberatkan sayap untuk terbang menyantap daging-daging tidak bisa diolah oleh mikroorganisme. Waktu tidak berjalan namun detiknya terus berdetak sebelum musnah tanpa jejak. Suara burung gagak menambah susana menjadi mencekam, tidak bisa dipungkiri lagi inilah ambang diantara pintu kematian. Bau anyir darah dari air mandi kematian telah memberi warna indah pada setiap tempat.Bau obat-obat menyengat, suara detik jam diruangan berlomba dengan suara mesin pada tubuh. Tetesan air infus terdengar sangat jelas berlomba dengan detik jam ya
Hans sampai ke lorong ruang logistik dengan susah payah dan penuh dengan langkah hati-hati. Dengan mudah Hans memasuki ruang tidak terkunci karena pada jam terjadinya infeksi merupakan jam kerja setelah istirahat jam makan siang, mungkin para karyawan belum kembali semua atau berlarian keluar ketika mendengar teriakan untuk melihat apa yang sedang terjadi, sama seperti yang dialami oleh tim medis Hans. Di dalam ruangan Hans melihat banyak kotak-kotak yang berisi obat-obatan dan bahan makanan maupun minuman untuk bahan persediaan rumah sakit. "Semua ini sangat dibutuhkan dalam keadaan seperti ini. Lebih baik saya membawa banyak sebagai bahan persediaan untuk satu bulan." Hans sibuk berbicara sendiri untuk menasehati dirinya dalam bertahan hidup.Tiba-tiba Hans berhenti mengumpuli obat dan makanan yang diperlukan untuk bertahan hidup. Mencoba memutar otak dengan pelan sambil bergumam pada diri sendiri ketika ingat akan satu hal." Tunggu, saya membawanya menggunakan apa ya? Apa ya?" Han
Sati terbangun kedua kalinya setelah dia melakukan kewajibannya kepada Tuhan, tidur yang sangat lelap hingga tidak menyadari kepergian Hans dari subuh tadi, Perlahan matahari merangkat menyinari bumi, burung berkicau dengan riangnya seolah tanpa beban. Udara pagi yang segar menghiasi dunia tanpa aktivitas manusia yang biasanya pagi-pagi sudah bergemalut dengan mesin. Sati sangat terkejut karena tidak melihat Hans di dekat pintu masuk ruang ICU. Mata Sati menjelajah ke seluruh ruangan dengan cepat tapi tetap saja tidak menemukan apa yang sedang dicari. Mengamati dengan teliti kamar mandi yang ada di ruangan dalam fikir Sati mungkin Hans sedang mandi atau melakukan hal lain yang berkaitan dengan membersihkan diri, tapi ketika teliti dalam penglihatan tidak ada pergerakan di dalam kamar mandi. Karena sangat cemas Sati tidak sadar kalau tidak bisa berjalan. Dia terjatuh dari tempat tidur dengan wajah khawatir, rasa sakit akibat terjatuh tidak diperdulikan. Terus menuju kursi roda,
Dua hari setelah pandemi pada pukul 11.00 am siang hari, cuaca sangat terik tanpa aktivitas manusia yang padat seperti biasanya. Asap masih saja menggebul ke udara karena api sangat sulit untuk padam dengan sendirinya. Aktivitas manusia terinfeksi masih tetap sama seperti kemarin, tanpa arah tujuan. Di dalam Laboratorium Sati dan Hans memakai pakaian pengaman yang lengkap di laboratorium untuk mengantisipasi pencegahan penyebaran virus melalui udara ketika meneliti. Tidak ada satu orang pun yang tahu penyebaran lain seperti apa yang terjadi, hanya mencoba menjaga diri. Pakaian yang dikenakan tertutup tanpa celah dengan tingkat steril yang tinggi menggunakan sinar biru ketika mensterilkan diri. Sati memeriksa lensa pada mikroskop dan menghidupkan layar lebar untuk proyeksi melihat objek."Di abad 22 ini kita tidak butuh sumber energi listrik untuk menggunakan fasilitas seperti ini." Hans memecah kesunyian."Benar Hans sekarang sudah ada sumber energi dari elektron yang bersifat
Pagi meniupkan udara dingin dari sisa embun tadi malam, menciptakan kenyaman tidak pernah ada semenjak pandemi terjadi. Suara kicauan burung menyanyikan lagu pilu untuk mencoba menghibur setiap orang yang mendengar. Walau tidak tahu siapa yang mendengar, apakah manusia terinfeksi mengerti tentang seni yang mendebarkan jiwa, tidak ada yang tahu pasti bahkan manusia terinfeksi sendiri. Bau busuk melambung di udara mengundang para burung pemakan bangkai bersama lalat yang berpesta pora. Masih di dalam ruang laboratorium, Hans dan Sati melanjutkan penelitian yang menemukan titik buntu tapi tidak untuk menyerah. Memakai pakaian lengkap penelitian laboratorium memulai kembali penelitian selanjutnya untuk mencari penyebab sekaligus solusi dari permasalahan yang terjadi. Sati yang mendapatkan air Zam-zam dari ruang kepala laboratorium meneteskan air di mikroskop lainnya yang tidak digunakan. Dia mengamati dengan teliti, tidak ada bakteri maupun parasit lain yang ada pada air, benar-benar b
Kabut tipis menyelimuti kota setelah hujan menambah sejuk akan suasana yang tersaji pada kehidupan. Air yang tertampung pada dedaunan berlomba untuk turun jatuh ke bumi berkumpul dengan yang lain. Aktivitas kota kembali aktif berjalan yang tadinya sempat terhenti karena hujan. Kendaraan mulai ramai memadati pusat kota yang tadinya dalam sekejap menjadi sunyi. Aktivitas manusia yang terus berjalan dari masa ke masa dan turun menurun tidak pernah berhenti hingga teknologi mengalami kemajuan dengan pesat dan cepat, tapi manusia tetap saja merasa tidak pernah puas dengan hasil yang diperoleh. Senin, 1 Januari 2035 pukul 10.00 am pagi hari, di lembaga penelitian pusat provinsi devisi Fisika Komputasi."Sati gimana proyek penelitian perkembangan obat terbaru yang diluncurkan perusahan farmasi Salam, apakah mengandung bahan berbahaya?" Viya yang duduk di belakang Sati karena meja kerja yang saling membelakangi."Sementara ini saya belum menemukan ada bahan b
Malam memihak pada kegelapan yang menyelimuti waktu, sunyi menerjang gelombang takdir yang dipermainkan bagai mainan anak kecil. Terkadang hanya terdengar suara serangga malam sekedar memecah sunyi atau menyorakkan kegembiraan karena habitat yang tidak terganggu, suara-suara yang mulai merambah kota terdengar sangat merdu. Sesekali masih terdengar suara teriakan manusia tidak terinfeksi yang terancam akan menjadi korban untuk dimakan organ dalam tubuh oleh manusia terinfeksi. Gelap menyelimuti setiap daerah karena fasilitas energi listrik dalam penerangan yang padam total, seolah kembali ke masa silam yang belum mengenal teknologi listrik. Langit masih saja berwarna kemerahan seperti senja menambah kesan angker suram, purnama kini menunjukkan estetikanya dengan mulai merangkak merambah cahaya ke seluruh penjuru bumi. Sama seperti dalam buku yang berjudul bulan berwarna jingga memiliki kesan mistis tidak lagi mampu di tanya atau dijelaskan oleh akal maupun kata-kata. Su