Share

Bab 10 : Perkenalan

Penulis: Maya Nandani
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-27 06:47:41

"Ini vaksin ketiga yang kamu suntikkan Hans?" Sebelumnya tadi di tengah malam vaksin kedua sudah disuntikkan.

"Iya Sati."

"Dia semangkin sangat tenang, dan sekarang tidak menggeram dan menggertakkan gigi lagi. Apakah berhasil?" Membasuh tubuhnya dengan kain basah di atas kursi roda.

"Belum tahu Sati, kita harus memeriksa darahnya lagi."

"Iya Hans." Membuka baju dan membasuh dengan kain basah. 

Hans tidak memperhatikan Sati membasuh tubuhnya, perhatiannya kini hanya tertuju khusus untuk Reno. 

"Hans kapan kamu menyuntikkan vaksin kedua?" Memakai baju kembali setelah selesai membasuh, dan merapikan busana yang dipakai.

"Tadi malam ketika kamu terletap tidur, saya akan menyuntikkan setiap dua belas jam sekali."

"Berarti saat saya tidur, kamu tidak tidur?"

"Saya hanya setengah tidur, anatara tidur dan tidak tidur karena saya harus  berjaga di sini. Bagaimana mungkin saya bisa tenang jika kita seruangan dengan makhluk berbahaya. "

"Kamu memang sangat teliti Hans. Tidak ingin ada kesalahan walau sangat kecil." Menghampiri Hans yang sibuk mengambil darah untuk diperiksa kembali. 

"Lebih tepatnya kita harus benar waspada dalam situasi seperti ini. Jika tidak nasib kita akan sama seperti mereka yang terinfeksi di luar sana.

"Kamu tidak lelah Hans, saya bisa menggantikan kamu dalam berjaga. Jadi kita buat jadwal gitu." Di tengah jalan menuju Hans, Sati menghentikan kursi rodanya dan mulai berjalan dengan menggunakan kedua kakinya walau sangat lambat dan butuh banyak latihan.

"Tidak Sati, kondisi kamu masih belum mendukung. Lagian saya ini pria jadi serahkan saja kepada pria." Masih tetap sibuk mengecek semua kondisi tubuh Reno.

"Iya jika itu yang terbaik." Sati berjalan berbelok ke arah jendela karena dia ingin melihat apa yang terjadi di luar.

"Sebenarnya saya ingin keluar mencari makanan untuk kita, dari kemarin kita belum ada makan. Kita hanya minum air saja dari kemarin. Apakah kamu tidak lapar Sati?."

Sati berhenti di belakang tirai jendela, "Lapar, tapi harus bertahan bukan dalam situasi seperti ini?"

"Saya akan ke market lantai dua yang ada di rumh sakit, pasti banyak makanan di sana." Meletakkan sampel di kotak atas meja penelitian dekat mikroskop.

"Tapi tidak Sati, saya lebih khawatir meninggalkan kamu sendirian bersama dengan makhluk berbahaya ini."  Menyambung kembali perkataannya yang sempat tertunda.

"Namanya Reno, dia tidak berbahaya Hans. Hanya sedikit agak liar saja jika kumat." Membuka tirai jendela dan melihat ke arah luar. Para manusia terinfeksi tidak berada pada posisi semula, mereka mengalami pergerakan dari posisi awal. 

"Sama saja Sati." Hans melihat Sati ke arah kamar mandi, yang dilihatnya hanya kursi rodanya. Melihat kesekitar dan ternyata Sati berdiri di dekat jendela.

"Sati sejak kapan kamu sudah bisa berjalan?" Hans merasa senang karena Sati memiliki perkembangan yang positif.

"Sejak kemarin bukan? Saya sudah bisa berdiri dengan mengambil titik tumpuh di atas meja. Dan tadi malam saya melatih diri berjalan sebelum tidur." Mencoba mengingatkan kembali saat Sati sudah dapat berdiri, sebelum dia terjatuh karena terkejut dengan  Reno yang memberontak. 

"Sangat bagus Sati." Hans menghampiri Sati.

"Tapi masih sangat sulit berjalan, masih sangat lambat seperti siput. Saya harus sangat berhati-hati dalam melangkah karena takut jatuh. Saya masih butuh alat bantu untuk berjalan."

"Saya akan mencarikannya untuk kamu, saya juga akan mencari makanan dan minuman untuk pasokan persediaan kebutuhan kita." Mata Hans berbinar-binar karena merasa senang, senyumnya sangat lebar.

"Iya."

"Tapi tetap saja saya tidak bisa tenang meninggalkan kamu sendirian bersama makhluk berbahaya itu."  Menunjuk ke arah Reno dengan jarinya. 

"Reno, tidak berbahaya Hans. Percaya lah, jika ada apa-apa saya akan langsung membunuhnya. Kamu juga sudah mengikat kuat, jadi pasti sangat aman." Mencoba meyakinkan agar Hans mencari makanan untuk perut yang sangat lapar.

Hans tertawa lepas. "Hahaha!!!"

"Kenapa?"

"Membunuhnya? Kamu membunuh?"

"Hans!!" Sati merasa kesal karena ledekan dari Hans.

"Ok Sati saya percaya kepada kamu. Saya janji akan segera kembali jadi jaga diri selama saya pergi." Hans mengelus kepala Sati.

Sati merasa ada yang aneh dengan Hans, tapi mungkin hanya perasaannya saja.

"Saya akan tinggalkan besi ini bersama kamu, peganglah dan pastikan tetap berada di dekat kamu." Hans memberikan pemukul besi kepada Sati

"Iya Hans."

Hans mengambil tas ranselnya yang kosong dan berkata kepada Reno. "Jangan macam-macam kamu dengan Sati, bersikap baiklah dan jika bisa tolong jaga Sati."

Sati tertawa mendengar perkataan Hans, Hans hanya tersenyum.

"Sati ingat pesanku." Mendorong lemari yang menutupi pintu laboratorium dengan celah hanya lewat ntuk badan dengan posisi miring. Karena dikhawatirkan jika dengan celah besar akan mengundang manusia terinfeksi lainnya untuk masuk ke dalam ruangan laboratorium.

"Iya, saya akan mengingatnya jadi cepatlah kembali."

"Ok." Hans keluar ruangan dengan sangat hati-hati, dengan berusaha tanpa ada suara.

πŸ’ŽπŸ’ŽπŸ’Ž

"Sepertinya ada yang aneh atau perasaan saya saja. Dia itu seperti mau pergi perang saja." Sati mengelus kepalanya yang telah dielus oleh Hans.

Sati berjalan menghampiri Reno dengan sangat lambat. Sati memandangi Reno dengan penuh perhatian. Kini reno terikat dengan posisi X, entah sejak kapan posisi ikatannya berubah. Mungkin Hans merubahnya tadi malam saat dia menyuntikkan vaksin karena pada saat itu semua manusia terinfeksi akan tertidur.

"Sekarang kamu menjadi anak yang sangat baik." Sati mulai berbicara kepada Reno dan mengelus kepala Reno.

"Iya saya lupa memberitahukan kamu, nama kamu Reno, iya nama kamu Reno. Ingat ya R E N O. "Sati membentuk dengan jarinya satu persatu huruf yang menyusun kata Reno. 

"Nama saya Sati dan pria yang tadi adalah Hans, dia seorang dokter profesor muda di rumah sakit ini." Memperkenalkan diri kepada Reno, Sati tidak tahu apakah Reno memahami yang dikatakannya. Menurut kesopanan memang harus saling memperkenalkan diri.

"Hmm... Apa yang harus saya lakukan. Bentar ya Reno saya akan segera kembali." Sati berjalan ke kamar mandi dan mengambil kain basah yang digunakannya tadi untuk membasuh tubuhnya.

"Reno ijinkan saya membersihkan tubuh kamu, agar tidak berbau busuk." Sati membuka Jaket dan menaikkan kaos yang di pakai Reno, kaos dan jaket tidak seutuhnya terlepas karena tangan Reno dalam posisi terikat. Memulai membasuh tubuh Reno yang berotot dengan perlahan.

"Benar kata Hans, kamu itu memiliki bentuk tubuh yang bagus. Pasti dulu semua cewek banyak jatuh cinta pada kamu Reno. Kamu tampan, putih, tinggi, rapi, modis, benar-benar idaman cewek banget." Sati terus membasuh tubuh Reno dan Reno hanya terdiam saja tanpa bisa berkomentar atau bergerak, seakan seperti patung yang diam.

"Maafkan kami Reno, kamu harus menjadi objek uji coba vaksin yang kami buat. Saya memilih kamu karena saya melihat kamu berbeda dari yang lainnya. Entahlah mungkin perasaan saya saja, sekali lagi maaf." Merapikan kembali baju Reno. Sati berhenti dan berfikir sejenak, karena kini dia harus membasuh tubuh bagian bawah.

"Reno maafin saya, saya juga harus membasuh bagian bawah tubuh kamu. Tapi percayalah saya tidak akan membuka zona pribadi kamu. Saya hanya akan membasuh disekitarnya saja, saya janji tidak akan menyentuh aset  masa depan kamu, maafkan saya." Setelah berbicara, Sati membuka celana Reno dan menurunkan. Dan dengan perasaan malu membasuhnya, kali ini Sati hanya diam saja tidak berbicara karena takut melakukan kesalahan dalam membasuh. Sati membasuh dekat area pribadi Reno yang membuat sangat meneganggkan, dan Sati menjadi terkejut  ketika Reno sedikit bersuara pelan.

"Arrghhh."

Sati menghentikan aktivitasnya dan memakaikan kembali celana Reno. "He... He.... He.... Maaf ya Reno, kamu pasti kegelian ya. Maaf..." Sambil menyatuhkan kedua telapak tangan memohon maaf.

"Nah sekarang sudah selesai, kamu tidak memiliki bau  seperti tadi. Andai saja Hans bawa parfum mungkin akan ada udara segar untuk dihirup di ruangan ini." Sati kembali memandang Reno dengan penuh kekaguman atas ketampanan yang dimiliki Reno.

"Tidak diragukan lagi kamu memang tampan Reno, Hans saja kalah. Tapi Hans memang tampan juga, saya yakin seratus persen Hans dokter terpopuler di rumah sakit yang banyak dibicarakan oleh petugas medis cewek-cewek."

Tiba-tiba raut wajah Sati berubah menjadi cemberut.

"Tapi apakah semua yang tampan akan menyakiti hati? Saya sangat mencintainya, bagi saya dia adalah dunia saya. Kenyataan yang ada saya bukan apa-apa untuk dia." Sati teringat yang dilakukan Aries kepadanya di malam yang menghancurkan dunianya.

Sati meninggalkan Reno dan duduk di depan jendela mengamati manusia terinfeksi di luar. Sati meneteskan air mata, dan menangis berusaha tanpa suara. Benar-benar sangat menyakitkan jika terus diingat.

"Sati bodoh, jangan menangis." Menenangkan diri sendiri atas apa yang terjadi. Berusaha lebih kuat dari semula. Sati terdiam memandang langit yang kemerahan.

"Tuhan kapan semua ini akan berakhir, sebenarnya saya sangat lelah. Dan sekarang harus berada dalam kenyataan seperti ini, tidak tahu apa yang sedang terjadi." Sati berdo'a berharap Tuhan mendengar perkataan Sati, tapi sebenarnya Tuhan memang mendengar setiap perkataan hambanya.

Sati kembali melihat manusia terinfeksi yang baru saja disadarinya ada yang aneh dengan mereka. Sati mengamati dengan sangat serius katena mungkin yang dilihatnya adalah suatu kesalahan dari mata dalam melihat.  Makhluk terinfeksi satu persatu seperti merasa kesakitan, mereka menggigit bibir bawahnya. Ada yang melukai diri sendiri, mengigit tubuhnya. Atau mengigit benda yang ada disekitarnya.

"Reaksi mereka sama seperti Reno kemarin." Melihat dengan  cermat mereka seperti berteriak tapi tidak terdengar sampai ke ruangan. 

"Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Apakah pengendalian jarak jauh? Tapi kenapa seperti Zombie?" Mental Sati seperti tertampar dengan apa yang terjadi, dia merasa sangat terkejut dan tidak percaya dengan yang dilihatnya.

"Jika benar manusia terinfeksi memang masih hidup berarti mereka dipaksa menjadi mode hampir mati. Mereka disiksa seperti itu? Ini kejahatan dunia, apakah ini uji coba senjata biologis? Sebenarnya apa yang sedang terjadi?" Sati berbicara sendiri dengan fikirannya,bterlalu banyak pertanyaan yang tidak mampu dipahami denga akal.

Suara lemari terdengar tergeser, membuat Sati terkejut atas lamunannya. 

"Sati, maaf saya lama." Duduk di samping Sati dan meletakkan tas ranselnya yang terisi penuh.

"Sati, kamu kenapa?" Menyadari ada yang aneh kepada Sati.

"Ah..." Sati tersadar seutuhnya.

"Saya tidak ada apa-apa Hans."

"Kamu yakin?"

"Iya, Hmm.... Kamu menemukan apa saja di supermarket?"

"Iya makanam dan minuman semua, ini makanlah." Memberikan sebungkus roti dan sebotol air minum mineral, Sati langsung memakannya. Seperti biasa memakan dengan sangat hikmat.

"Di sana sangat aman, di dalam rumah sakit juga sudah tidak banyak lagi manusia terinfeksi seperti kemarin."

"Sangat bagus Hans, mempermudah dalam melakukan pergerakan." Memakan roti dengan perlahan.

"Sati kamu benar tidak apa-apa?" Masih merasa khawatir karena Sati melamun ketika kedatangan Hans.

Sati terdiam memandang Hans, memilih kata yang tepat untuk menjelaskan apa yang dilihatnya kepada Hans. Atau lebih baik diam tidak berkata apa yang terjadi karena takut Hans tidak percaya seperti kemarin. Di saat Sati berkata Reno masih memiliki detak Jantung. 

"Saya baik-baik saja Hans."

"Saya harap kamu tidak menyembunyikan hal yang penting Sati. Karena Saya sangat mengkhawatirkan kamu."

Sati hanya tersenyum mendengar perkataan Hans.

"Sati ada yang lupa."

"Apa?" Bertanya dengan nada lembut.

Hans mencari sesuatu di tasnya.

"Nah ketemu, lihatlah ini alat bantu kamu berjalan." Hans merakit alat bantu jalan untuk siap digunakan.

"Terima kasih Hans."Meminum air mineral botol yang diberikan Hans tadi.

Pandangan Hans teralih pada manusia terinfeksi yang dirasanya ada yang aneh.

"Akhirnya saya menemukannya."

"Menemukan apa?"

"Kejanggalan yang saya cari-cari dari kemarin. Kamu tahu kemarin saya duduk saja disini memandangi manusia tetinfeksi."

"Iya tahu."

"Karena saya mencari jawaban yang terjadi pada Reno, apakah sama juga terjadi pada mereka?"

"Maksud kamu."

"Entahlah setelah saya membawa Reno kemarin, saya merasa Reno kesakitan , seperti ada yang menyiksa dia di dalam tubuhnya. Mungkin itu gejala virus yang mengusai sel tubuh atau yang lainnya."

Sati hanya terdiam mendengar penjelasan Hans.

"Lihat Sati apa yang dilakukan mereka." Hans memandang manusia terinfeksi dan Sati mengikuti pandangan Hans.

"Benar dugaan saya bukan hanya Reno yang mengalami kesakitan, buktinya mereka seperti berteriak keras, menggigit apa yang bisa dilampiaskan menahan rasa sakit." 

"Sebenarnya hal ini yang ingin saya bicarakan kepada kamu, tapi saya takut kamu tidak percaya kepada saya seperti kemarin"

"Kemarin?"

"Saya bilang bahwa Reno memiliki detak jantung yang sangat lemah. Dan kamu tidak percaya dengan perkataan saya."

"Hmmm... Maafkan saya Sati awalnya tidak percaya kepada kamu. Tapi malamnya ketika Reno tertidur saya mengecek dengan lebih teliti tubuhnya. Kamu benar Reno memiliki detak jantung yang sangat lemah hampir tidak ada detak jika tidak dengan teliti dan sabar dalam mengeceknya. Saya juga merasakan nafas Reno yang sangat lemah." Hans teringat dengan kegiatan tadi malam saat menguji coba kebenaran perkataan Sati. 

"Saya harap Tuhan memaafkan perbuatan saya yang membunuh mereka." Hans memohon ampun atas dosa-dosanya yang telah membunuh manusia terinfeksi.

"Saya sudah bilang kita melindungi diri Hans." Sati tidak suka dengan sikap Hans yang merasa pesimis seperti itu.

"Benar Sati, tapi kenyataannya mereka masih hidup."

Sati hanya bisa terdiam tidak mampu lagi berkata-kata, rasanya logikanya telah lelah mencerna setiap hal yang terjadi. Bukan jawaban yang ditemukan dari pertanyaan-pertanyaan sebelumnya melainkan hanya ada pertanyaan-pertanyaan yang terus menumpuk menyerang fikir untuk diselesaikan.

"Seperti apa dunia di luar sana, apakah sama dengan yang dialami oleh kami?" Kesekian kali Sati bertanya kepada dirinya sendiri.

Begitulah fikiran Sati terus penasaran pada dunia luar, karena saat ini hanya ada rumah sakit yang menjadi benteng tempat berlindung. Tidak lebih tepatnya ruang laboratorium menjadi benteng tempat berlindung dari mereka yang terinfeksi. Selalu bertanya akankah hari ini dan hari-hari sebelumnya menjadi selamanya untuk ke depannya.  Sayangnya waktu masih belum bisa menjawab pertanyaan ini. 

Bab terkait

  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 11 : Mutasi

    "Ini suntikan vaksin yang kelima buat kamu Reno, cairannya cantik ya berwarna biru" Sati menyuntikkan vaksin kepada Reno dengan hati-hati. Dimana suntikan vaksin keempat telah dilakukan di malam hari."Sekarang pukul dua belas siang, nyebelin Hans sering keluar sekarang. Saya jadi ditinggal sendirian, dulu dia takut kamu memangsa saya. Sekarang malah saya ditinggal bareng kamu terus. Katanya tidak akan lama tapi waktu sudah berlalu terlalu lama. Apa sebenarnya yang dicari Hans di ruang kerjanya?" Melihat mata Reno dengan menggunakan cahaya senter."Bagus sekarang kamu tidak terlalu peka terhadap cahaya, jadi biasa saja seperti manusia normal. Sebentar warna mata kamu berubah Reno, saya yakin berubah tidak tertutupi lapisan putih terlalu tebal." Melihat mata Reno lebih teliti karena takut salah dalam menyimpulkan yang dilihat.Setiap manusia terinfeksi terdapat lapisan putih tebal di bola matanya yang menyebabkan terlalu peka terhadap cahaya, dan penglihatan mereka yan

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-28
  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 12 : Mangsa

    "Saya harus kembali ke ruang Laboratorium, Sati masih ada disana." Hans harus membawa Sati untuk pergi bersamanya, membawa kehidupan menjadi lebih berarti."Saya akan mengikuti profesor, kita harus segera keluar dari rumah sakit ini." Akhirnya Ronald menemukan manusia normal lainnya dan berusaha keras agar tidak berpisah, karena dalam fikirannya semangkin banyak manusia normal maka semangkin besar peluang untuk hidup."Kita harus bergegas dokter Ronald." Hans berusaha bangkit dari duduknya."Tapi kondisi profesor masih tidak baik?" Ronald melihat wajah Hans kesakitan saat berusaha bangkit berdiri."Saya tidak apa-apa, ikuti saya." Perlahan Hans berjalan menuju ke arah laboratorium dengan disertai Ronald. Rasa sakit tidak lagi dirasakan, tidak sebagai penghenti melakukan kegiatan yang memang harus dilakukan.Ronald dan Hans pergi ke ruang Laboratorium untuk menjemput Sati, dengan waspada mereka berusaha tidak menimbulkan bunyi dalam melangkah yang dapat mengundan

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-29
  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 13 : Kegundahan

    "Sekarang rencana kita apa profesor?" Ronald bertanya dengan penuh harapan dan masih terduduk di tepi sungai."Saya akan pulang ke rumah." Hans tetap pada tujuan awalnya untuk pulang ke rumah menemui Dicky."Baiklah kita akan ke rumah profesor." Dengan semangat Ronald mengikuti seniornya."Tapi kali ini kita berjalan saja, kalau tidak akan terjadi seperti tadi." Sati memberikam saran agar tidak di serbu manusia terinfeksi seperti tadi."Tapi jika kita jalan kaki pergerakan kita akan sangat lambat, sehingga sampai ke rumah profesor akan lebih lama. Tingkat bahaya juga besar bukan?" Ronald tidak setuju dengan pendapat Sati yang memperlama pergerakan."Tapi lebih berbahaya jika kita naik kendaraan." Sati tetap kokoh akan pendapatnya."Untuk besok akan kita fikirkan lagi, sekarang kita harus cari tempat berlindung. Jika ada kita cari makanan, saya merasa sangat lapar." Hans memecah pertengkaran Ronald dan Sati."Baik profesor."Hans, Ronald, dan Sati

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-31
  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 14 : Terbangun

    Ruang laboratorium di rumah sakit menjadi lebih sunyi dari biasanya, tidak ada terdengar suara-suara manusia berbicara di dalam ruangan, Reno masih terikat dan tetap diam di atas meja penelitian, ikatan di tangan kiri telah terlepas yang dilepas oleh Sati sebelum pergi meninggalkan Reno sendirian di ruang laboratorium, tapi Reno tetap masih merasa seperti keadaan terikat utuh dengan sangat tenang. Malam semangkin jelas sangat mencengkam bahkan lebih dari mencengkam seperti biasanya, suara burung hantu terdengar jelas yang biasanya tidak mungkin ada burung hantu di kota. Kini sinar rembulan mulai perlahan menghilang dari hari ke hari mengikuti siklus peredaran bulan. Gelap semangkin pekat, cahaya remang-remang mulai bersembunyi dari kejamnya dunia. Tidak ada yang dapat memperotes dari setiap perjalanan yang telah dipilih, manusia normal menjadi langkah untuk hidup. Mereka manusia normal yang tersisa lebih memilih bersembunyi menunggu keajaiban datang untuk menyelamatkan. Tapi keajaib

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-01
  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 15 : Istirahat

    Hans, Ronald dan Sati memulai perjalanan dengan jalan kaki atau terkadang berlari berusaha tidak menimbulkan suara dengan tujuan terpenting ke rumah Hans."Ternyata berguna juga kita bawa senjata untuk membasmi mereka yang akan menyerang." Ronald berkata sendiri merasa kagum membawa pisau dapur yang besar.Hans hanya menggelengkan kepala merasa terheran atas perkataan kesombongan Ronald."Bagaimana dengan mobil ini profesor, lumayan bisa untuk menabrak mereka yang menghalangi kita." Melihat ada mobil hitam yang terparkir di sisi kiri jalan, mngelilingi mobil fortuner yang ada di di depan. Seakan merasa sangat kagum kepada mobil yang ada di depan mata."Bisakah kita lebih cepat masuk ke mobil." Sati melihat para manusia terinfeksi mulai berdatangam berjalan ke arah mereka."Kamu benar Sati ayo segera bergegas." Membuka pintu mobil."Cepat jalankan mobilnya Ronald!" Hans memberikan perintah kepada Ronald.Ketika Ronald mulai starter, mobil

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-03
  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 16 : Wanita Pemanah

    Dunia terlalu berantakan untuk di bahas secara perlahan, bahkan tidak dapat diselesaikan dengan kata. Supermarket yang dulunya ramai karena merupakan salah satu pusat pembelajaan termurah. Kini menjadi terbengkalai oleh waktu yang perlahan ingin memutuskan kehidupan. Bahan makanan yang masih dipergunakan oleh manusia normal masih layak untuk dikonsumsi. Suasana gelap karena tidak adanya pencahayaan membuat kesan horor, dengan beberapa barang-barang yang berserakan di lantai. Laba-laba beramai-ramai membuat sarang menutupi pintu masuk supermarket. Tidak ada tanda-tanda adanya manusia terinfeksi yang tinggal di supermarket, yang ada hanya serangga kecil yang sedang mencari makan untuk bertahan hidup. Di lorong bagian makanan cepat saji, Hans dan Ronald mengumpuli bahan makanan yang ada di rak makanan."Profesor kita ingin membawa berapa banyak makanan?" Ronald memasukkan makanan siap saji ke dalam tas ransel yang sebelumnya dipinjam dari Dicky."Jika bisa bawa sebanyak b

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-04
  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 17 : Pria bermata Biru

    Aktivitas di rumah Hans seperti biasa tidak ada kegiatan yang terlalu melelahkan. Satria sedang berada di halaman belakang untuk mengurus tanaman sayuran yang sengaja di tanam untuk persediaan makanan. Satria terkejut tiba-tiba ada seorang pria memanjat pagar rumah yang tingginya tiga meter."Kamu siapa?" Satria setengah berbisik karena tidak ingin mengundang manusia terinfeksi datang.Pria itu sudah sampai di halaman belakang, di balik tembok para manusia terinfeksi berusaha untuk memanjat tembok pagar yang tinggi. Terdengar suara geraman dari manusia terinfeksi, membuat bulu kuduk Satria merinding."Nama saya Jack." Terlihat pria tinggi, berkulit putih, berambut pirang, bola mata berwarna biru seperti bukan berkembangsaan negara Mayapada. Dengan memakai kaos dan celana pendek jeans."Apa niat kamu ke sini?" Satria bertanya dengan penuh waspada, karena takut pria yang di depannya memiliki niat buruk."Saya dikejar-kejar Zombie, saya hanya berusaha m

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-05
  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 18 : Pria Asing

    Hans masuk ke dalam rumah yang disusul dari belakang oleh Ronald, Eva dan Satria."Dicky..." Hans memanggil anak kesayangannya, berlutut dan memeluk denga erat, seakan bertahun-tahun telah lama berpisah."Saya senang papa kembali ke rumah dengan selamat." Dicky memeluk erat Hans merasa legah karena bisa kembali dengan selamat."Terima kasih sayang." Mengecup kening Dicky dengan penuh kasih sayang."Tante Sati mana?" Sati tidak menyambut kedatangan Hans, membuat bertanya-tanya kemana perginya dan sedang terjadi apa di rumah."Tante ada di belakang pa." Menjawab keberadaan Sati yang masih tetap duduk di ruang belakang untuk mengawasi John.Hans bersama dengan lainnya berjalan menuju ke ruang belakang, Hans merasa sangat heran ada sesosok pria asing terlihat yang duduk di sofa tepat berada di hadapan Sati. Berjalan terus menghampiri dan tidak sabar memanggil nama Sati sambil berjalan."Sati...""Hans." Sati berbalik badan ketika mendengar suara Ha

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-08

Bab terbaru

  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 31. xxxV005 - 3

    Pagi merangkak perlahan dengan sinar cemerlang, wewangian bunga yang berhembus saat musim semi seolah sangat menyejukkan hati manusia yang merasa gundah. Udara bersih dari bagian wilayah negara Zsanai yang terletak diantara pulau-pulau negara yang indah, menimbulkan daya tarik tersendiri yang pantas untuk dinikmati. Setiap pagi selama empat belas hari berjalan, para pasukan negara no satu selalu melakukan aktivitas fisik sebagai pemanasan untuk memulai hari yang panjang. Bersama dengan pasukan negara no tiga keduanya terlihat dengan rapi berlari pagi mengelilingi desa. Hal ini memberikan sensasi tersendiri kepada desa yang dengan tiba-tiba dijadikan pusat pelatihan persahabatan. Banyak jiwa-jiwa patriot yang tanpa ragu akan membela negaranya masing-masing. Sehingga menimbulkan keinginan yang kuat bagi anak-anak penduduk sekitar untuk menjadi bagian dari pasukan. Mereka sangat kagum dengan pasukan yang menjadi pagar maupun benteng negara dalam melindungi rakyat. Para pasukan yang be

  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 30 :xxxV005 - 2

    Pasukan negara nomor satu telah tiba di negara Zsanai yang merupakan negara nomor tiga urutan di dunia. Sambutan hangat mengusungkan nama perdamaian, menjadi tolak ukur dalam persahabatan yang akan dijalin diantara kedua negara yang sudah lama mengalami persaingan sengit dalam dekade tahun terakhir, tanpa adanya kecurigaan yang terlintas pada negara nomor tiga terhadap negara nomor satu. Tempat penginapan yang merupakan tempat peristirahatan negara nomor satu, telah disiapkan sebaik mungkin dengan fasilitas yang lengkap. Dengan pelayanan yang diusahakan semaksimal mungkin agar tidak timbulnya saling meremehkan diantara kedua negara. Di pusat pemerintahan negara Zsanai di ruang perdana menteri dengan bergayakan interior klasikal berpadukan warna biru muda. Seorang wanita berkulit putih berambut pirang dengan tinggi semampai berhadapan dengan Perdana menteri yang baru saja kembali dari menyambut kedatangan Presiden Alex beserta rombongan pasukan secara langsung. Pukul tujuh malam waktu

  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 29 : xxxV005

    Tahun 2020 Pengetahuan adalah segalanya sebagai tolak ukur kemajuan teknologi dalam suatu negara. Ilmu pengetahuan sains yang merupakan pemimpin dunia dalam dekade beberapa abad terakhir. Kemajuan teknologi yang hampir sampai ke puncaknya sama seperti masa lampau yang tiba-tiba binasa begitu saja, akibat dari kemajuan teknologi yang saling menghancurkan bukan lagi menjadi sesuatu hal yang janggal untuk dipermasalahkan. Kini di dunia semua negara berlomba untuk mencapai teknologi baru dengan segala gebrakan yang dilakukan. Tapi negara-negara yang tidak memiliki sumber daya manusia yang mendukung dalam sains dan pengetahuan lainnya menjadi sangat terbelakang, hanya menjadi penonton atau menjadi korban dari permainan teknologi dengan uji coba proyek-proyek dari negara yang memiliki kemajuan teknologi. Kegentingan dunia pada tahap ini mewarnai bumi diambang kehancuran yang tidak bisa didefinisikan kembali seperti milyaran tahun yang lalu. Namun kembali lagi, manusia

  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 28 : Koloni Manusia Terinfeksi Mutan

    Siang hari yang terik di kota menjadi hal yang terus berjalan tanpa akhir. Gedung televisi yang terdiri dari sepuluh tingkat terletak di sebelah utara kota merupakan tempat markas utama koloni manusia terinfeksi mutan. Membentuk masyarakat kecil yang seolah tinggal dilingkungan apartemen dengan satu pemimpin yang sangat ditaati. Terdapat ruangan penyimpanan yang berisi penuh oleh ratusan manusia terinfeksi yang masih memiliki nyawa, tertumpuk seperti barang yang tidak berguna. Ruangan di sudut lorong lantai tiga terdapat aula besar yang kini berahli fungsi menjadi ruangan makan manusia terinfeksi mutan. Santapan yang paling menyedapkan dan merupakam makanam pokok utama manusia terinfeksi mutan adalah manusia terinfeksi. Memakan manusia terinfeksi dengan lahapnya dalam posisi manusia terinfeksi masih sadarkan diri. Terjadinya pemisahan paksa bagian tubuh manusia terinfeksi telah menjadi musik klasik yang menenangkan jiwa."Aaaakkkhhh!!!! Akkhhhh!!!"Darah mengalir dengan bebasn

  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 27: Selintas

    Siang merangkak menciptakan sumber energi utama tepat di atas kepala, memancarkan pesona yang tidak mampu untuk diterjemah. Udara lembab menghembus setiap permukaan atmosfer kota yang kini akan menjadi kenangan. Tumbuhan liar mulai menjalar dengan perlahan menjangkit tubuh kota. Tiga bulan berlalu setelah tragedi yang tidak mampu dijelaskan menggunakan akal logika akan penyebab terjadinya. Seakan para manusia normal telah musnah dari permukaan, atau memang sebenarnya tidak ada lagi yang tersisa. Hanya ada manusia-manusia terinfeksi yang semangkin hari menjadi semangkin sangat liar, karena ada rasa lapar yang sangat luar biasa menggerogoti tubuh. Ada rasa sakit luar biasa di otak yang memerintahkan untuk melakukan segala hal secara paksa. Hujan tidak lagi turun ke bumi, padahal air adalah sumber kehidupan utama bagi manusia normal yang selamat. Manusia-manusia normal yang entah sembunyi dimana untuk bertahan hidup. Manusia terinfeksi mutan mulai memperbanyak koloni, tidak diketahui b

  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 26 : xxxLT004

    Kematian adalah aroma manis yang siap disantap oleh burung pemakan bangkai. Berjuta kesenduan tergantikan oleh pemandangan takjub oleh kematian itu sendiri. Kesombongan dan keangkuhan musnah seketika tanpa melihat siapa dan bagaimana suatu kebenaran. Alam bergejolak dengan berbagai kemerahan yang bercampur menjadi satu, karena sekali lagi ulah manusia. Perlakuan manusia sendiri kepada alam yang tidak bersahabat. Memaksa alam untuk menstabilkan dirinya sendiri. Berharap semua dalam keadaan aman, tapi perlakuan diri terhadap alam tidak baik. Apakah bukan sesuatu mustahil yang harus diperhitungkan dengan matang. Pemukiman yang ditempati oleh tujuh desa dengan berdirinya berbagai bangunan gedung-gedung pencakar langit dalam sekejap musnah. Haya perlu hitungan menit untuk menghilangkan tujuh desa tanpa jejak. Resot-resot yang dibangun menjadi seolah hanya cerita di negeri dongeng yang indah untuk di dengar atas kemegahannya yang terletak di tebing berpemandangan langsung de

  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 25 : XXXMT003 – 2

    Sati tersadar sepenuhnya dengan fikiran yang tidak tenang, mencari arti yang dilihat tentang gambaran gunung api purba. Gambar yang terletak di dalam komputer yang berwarna merah, hijau dan orange. Berada di laboratorium yang tidak diketahui tempatnya, dengan teknologi sangat canggih. Bukan teknologi di tahun 2018 atau pun di tahun yang sebelumnya.“Saya rasa untuk disaat ini belum ada teknologi secanggih yang seperti saya lihat tadi, kecuali organisasi yang itu. Apa mereka yang dibalik ini semua? Tapi apa tujuan mereka pada negara ini?” Sati bergumam dengan dirinya sendiri, teringat pada satu organisasi yang selalu membuat masalah secara tersembunyi. Sati berdialog dengan diri sendiri mencari jawaban atas pertanyaan yang terlalu banyak.Malam semangkin larut, udara menjadi lebih dingin dari pada sore hari. Hewan malam tidak henti-hentinya menimbulkan suara dari aktivitas yang dilakukan untuk bertahan hidup. Tidak ada aktivitas manusia lagi yang mengh

  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 24: XXXMT003

    Langit di ujung laut barat memperlihatkan kemerahannya, bukan senja penutup hari yang akan tenggelam ketika malam tiba. Tapi lebih sebuah pertanda yang akan merenggut segalanya, senja yang tidak pernah selesai. Lautan menjadi sebuah misteri dari sebuah nada yang melenakan. Dengan berbagai hewan dan mikro organisme tempat habitat yang menjalankan fungsi kehidupan. Burung camar berlarian di atas pantai, seolah kebebasan tersendiri ketika laut sangat bersahabat.Lima belas kilometer dari lepas bibir pantai berdiri dengan angkuh tergagah gunung api purba, yang merupakan induk dari beberap gunung yang ada di sampingnya dengan jarak beberapa kilometer. Gunung-gunung yang berada di tengah laut berdiri sendiri tanpa da tumbuhan dan hewan yang berada di pulau yang sama, karena enggan untuk hidup dan beradaptasi dengan lingkungan gunung. Hanya satu-satunya makhluk hidup yang disebut dengan mikro organisme yang dapat bertahan hidup pada lingkungan gunung berapi

  • The New Man (Manusia Baru)Β Β Β Bab 23: xxxPJ002-2

    Pesawat mengalami turbulence dan sulit dikendalikan, Aliran udara berantakan dan menyebabkan pesawat terperangkap di udara. Tekanan udara yang lebih tinggi dari biasanya membuat mesin gagal berfungsi hingga mesin mengalami mati. Sayap pesawat miring sebelah karena mendapat tekanan udara yang terlalu kuat pada sebelah bagian badan pesawat. Lagi-lagi pesawat menjadi tidak terkendali."Kapten mesin tidak berfungsi dengan baik, mesin mati kapten.""Ya Tuhan.... Naik.... Naik...." Kapten masih berharap pesawat yang dikendalikan bisa naik, sangat berbahaya di daerah pegunungan terbang dalam posisi rendah."Tidak bisa kapten.""Ya Tuhan..... Ya Tuhan...." Kapten terus menyebut nama Tuhan dengan pengharapan Tuhan membantu untuk menyelamatkan semua nyawa yang ada di pesawat.Sementara di kabin pesawat para penumpang sangat cemas atau kondisi pesawat yang terombang ambing di udara dengan keras, suara teriakan refleks sangat keras memenuhi seisi pesawat.

DMCA.com Protection Status