BRKK
“Putri …,” teriak asisten Chu panik.
Fang Yue hanya mengangkat tanganya tanda dia tidak butuh bantuan siapapun. Fang Yue lekas berdiri dengan tegap, menahan rasa sakit yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Ia yakin, luka kali ini cukup dalam, lengan atasnya terasa terbelah menjadi dua, serta rasa sakit yang sampai ke ubun-ubun kepala. Tapi Fang Yue bukanlah wanita lemah. Hanya menolong seseorang tidak akan membuatnya terbunuh.
“Putri, anda baik-baik saja? Mata anda sudah terlihat sayu, apa perampok jalanan itu melukai anda terlalu dalam? Atau perlu saya kembali kesana dan membunuh mereka satu persatu?” Asisten Chu meraih lengan Fang Yue pelan.
“Aku baik-baik saja. Jangan cemas. Hanya perampok payah tidak akan membuatku mati, asisten Chu.”
“Sekarang periksalah jalan utama di pintu belakang, kita akan segera menyelinap untuk masuk ke kamarku. Aku tidak ingin ayah menghukumku karena aku kembali dengan kondisi terluka,” lirih Fang Yue.
Asisten Chu hanya menganggukkan kepalanya dan segera melangkah cepat guna memeriksa pintu istana bagian belakang. Mereka akan masuk melalui atap, jadi para prajurit istana juga tidak akan memergoki mereka.
“Putri apakah aman untuk kita menaiki atap istana sekarang?” Baru saja asisten Chu menutup mulutnya, Fang Yue sudah berada pada atap istana lalu menatap asisten Chu dengan seringai di wajahnya.
“Ash!” keluh asisten Chu lalu segera menyusul Fang Yue.
Keduanya berjalan mengendap di tengah malam, di bawah rembulan yang bersinar dengan terangnya. Hanya berniat untuk melihat dunia luar tapi justru kembali dengan kondisi tubuh penuh luka. Hati Fang Yue yang terlalu baik membuatnya menolong seseorang yang tengah berburu tapi dikepung dengan perampok jalanan.
Sebenarnya Fang Yue ingin mengutuk putra bangsawan itu. Berburu tapi tidak membawa pengawalan yang cukup banyak. Seharusnya kalau menang putra bangsawan itu laki-laki lemah, tidak perlu berburu saja sekalian. Kalau putra bangsawan itu sampai terbunuh justru akan menyusahkan semua orang.
“Obati aku asisten Chu.” Fang Yue mulai membuka lapisan baju merahnya perlahan.
“Argh!” Fang Yue menghentikan tangannya yang sedang melepas pakaiannya, pasalnya darah sudah terlanjur mengering dan menempel pada pakaian yang ia gunakan.
“Saya akan ambilkan air hangat untuk anda.” Selepas Asisten Chu yang pergi, Fang Yue membuka laci di samping tempat tidurnya. Segera menelan pil pereda rasa sakit buatannya.
Setelah ini dia akan jauh lebih baik meski luka belum mengering.
“Putri, luka ini terlalu dalam. Perlu saya panggilkan tabib istana? Ini butuh beberapa jahitan karena belati perampok itu merobek luka lama pada lengan anda.”
“Tidak perlu. Kamu saja yang jahit lukanya. Aku akan menelan pil yang lain. Lakukan malam ini, aku tidak mau ayah curiga kalau kita memanggil tabib istana.” Fang Yue segera meraih pil lain lalu menelannya tanpa air.
Sebentar lagi tubuhnya akan mengalami mati rasa dan asisten Chu bisa menjahit lukanya dengan tenang. Fang Yue saat ini benar-benar tidak menunjukan sikap sebagai seorang putri kaisar, justru terlihat seperti putri seorang guru bela diri. Wajah cantik nan tegas, sama sekali tidak merasakan sakit atau ngilu saat menatap luka di tubuhnya.
Keesokan pagi.
“Putri, dayang Shu berpesan bahwa kaisar ingin menemui anda setelah makan pagi.” Fang Yue mengerutkan dahinya mendengar bisikan asisten Chu.
“Apa yang akan dikatakan pria tua itu? Seharusnya dia tidak tahu ulahku kemarin,” batin Fang Yue bingung.
“Baiklah. Sebentar lagi aku akan kesana. kamu ganti penutup lukanya dulu.”
“Aku ingin hanfu perpaduan merah hitam dayang Im,” ucap Fang Yue.
Sekarang Fang Yue tengah duduk di depan cermin, menunggu para dayang menyelesaikan tatanan rambutnya. Hiasan rambut sederhana yang terbuat dari emas, berbentuk bunga persik.
Fang Yue melangkah dengan tegas, menapaki wilayah istana yang luas nan megah. pilar-pilar yang berdiri kokoh serta prajurit yang berjajar rapi tidak membuat langkahnya ragu sedikitpun. Justru membuat matanya menyorot semakin tajam. Penutup muka bermotif bunga persik yang ia gunakan semakin membuat Fang Yue terlihat tidak tersentuh.
“Wajahku terlalu suci untuk bisa dipandang orang sembarangan. Biarkan mereka yang dekat denganku yang bisa melihat wajahku,” ucap Fang Yue sejak ia kecil.
“Putri Fang Yue datang mengunjungi Kaisar Xiao,” teriak seorang kasim istana.
Fang Yue memasuki ruangan kaisar dengan asisten Chu yang menunggunya di luar ruangan.
“Putri Fang Yue memberi hormat pada Kaisar.” Fang Yue menundukan kepalanya di hadapan kaisar Xiao.
“Yue’er, duduklah,” ucap Kaisar Xiao pelan.
Fang Yue segera duduk di hadapan sang ayah dengan senyum tegas miliknya. Tangan yang lentik itu membuka penutup wajahnya perlahan.
“Anak nakal! Darimana saja kemarin malam?” Kaisar Xiao memandang putrinya penuh intimidasi.
“Luka apa yang kali ini kamu bawa? Kenapa tidak memanggil tabib?”
Fang Yue hanya menampilkan senyum tipis. “ Tidak aku sangka ayah akan tahu. Hukuman apa yang kali ini aku terima?”
“Darah yang mengering di dekat gerbang istana belakang milik siapa kalau bukan milikmu? Adakah dayang yang terbunuh disini?”
“Hukuman kali ini adalah kamu harus mempercantik diri di dalam istana. Ayah akan menikahkan kamu dengan putra dari Kaisar wilayah selatan, Tian Xu,” tegas Kaisar Xiao.
“Menikah? Dalam rangka apa lagi ini? Wilayah mana yang ingin ayah kuasai hingga membuatku menikahinya? Sebesar itukah wilayahnya?”
Kaisar Xiao yang tersinggung dengan ucapan Fang Yue pun segera merubah raut mukanya menjadi lebih tegas.
“Jaga ucapanmu Xiao Fang Yue!” geram Kaisar Xiao.
Fang Yue hanya mendecih sinis seraya memandang ayahnya. “Benar bukan? Lalu apa jadinya kalau aku tidak setuju? Bagaimana kalau aku pergi dari istana dan membatalkan pernikahan?”
Fang Yue memandang ayahnya tajam saat terdengar tawa yang begitu keras. Tawa licik yang Fang Yue benci.
“Pikirkan baik-baik. Ambisimu untuk melenyapkan Perdana Menteri sialan itu apakah sudah hilang dari dalam dirimu? Atau kau terima saja kekalahanmu itu?” ucap Kaisar Xiao memprovokasi.
Fang Yue hanya diam mendengar ucapan ayahnya, dalam hati ia menyanggah segala tuduhan ayahnya. Tapi kalau untuk menikah apakah itu bisa menguntungkannya? Atau perlu ia cari tahu dulu siapa Tian Xu sebenarnya? Dia tidak boleh gegabah dalam mengambil keputusan.
“Aku akan memikirkan sampai besok pagi. Aku tidak mau hidup dengan laki-laki yang lemah dan bisa ditindas. Aku ingin dia bisa melindungiku tapi aku tidak suka laki-laki yang kejam. Aku harap dia bukan laki-laki seperti yang aku ucapkan.”
“Yue’er undur diri,” lanjut Fang Yue seraya menundukan kepalanya dan berlalu dari hadapan Kaisar Xiao.
“Aku berjanji kak, akan aku bunuh Perdana Menteri sialan itu untukmu! Akan kupenggal kepalanya dengan tanganku sendiri, kalau perlu aku hancurkan semua keturunannya dengan tanganku sendiri,” batin Fang Yue bertekad.
“Asisten Chu, aku mau kamu mencari informasi mengenai Tian Xu, putra dari Kaisar wilayah selatan. Ayah ingin aku menikah dengannya, aku ingin memastikan dia sesuai dengan kriteriaku atau setidaknya dia bisa aku kendalikan,” ucap Fang Yue saat keduanya sampai di kamar Fang Yue.“Baik putri, akan saya laksanakan. Tapi ... Putri benar akan menikah dengannya?”Fang Yue menghela napasnya lelah, masih memainkan kipas lipat di tangannya, memutarnya dengan cepat. “Masih kupikirkan. Tapi kalau menikah dengannya bisa membuatku lebih kuat, kurasa perlu dipertimbangkan.”“Putri, saya akan menyelidikinya sendiri. Anda tidak perlu ikut, luka anda masih belum kering putri,” sahut asisten Chu cepat saat mendapat lirikan penuh semangat milik Fang Yue.
“Putri, apakah akan baik-baik saja saat menghadiri perjamuan makan malam ini?’“Apa maksudmu asisten Chu?” Fang Yue melirik asisten Chu yang tengah berdiri di belakangnya.“Maksud saya, Perdana Menteri.”Fang Yue hanya terkekeh pelan. “Aku kan mengendalikan pria tua itu dengan otakku. Aku akan membuat pria tua itu menyesal sudah menyarankan perjamuan makan malam dimana ada aku di sana.”Fang Yue juga berjanji akan mengumpulkan segala bukti mengenai kasus kakak laki-lakinya, terlebih statusnya yang akan berubah menjadi istri dari Putra Mahkota yang tidak lama lagi akan diangkat menjadi seorang Kaisar. Sudah bisa Fang Yue pastikan bahwa Perdana Menteri Hong yang tamak itu akan menerima segala konsekuensi atas perbuatannya.
“Yue’er, ibu yakin kamu bisa menjadi pasangan yang baik nanti dan kamu harus lebih hati-hati pada setiap orang. Tidak lama lagi Putra Mahkota akan segera naik tahta menjadi menjadi seorang Kaisar. Kaisar satu-satunya di Yuan. Kalian harus saling melindungi dan jangan berubah menjadi orang yang tamak,” nasihat Shu Fei, ibu Fang Yue.“Ibu tidak perlu khawatir, Fang Yue akan selalu mendengar amanat ibu dan kakak Ming.” Fang Yue memeluk Shu Fei erat.“Permisi putri, saatnya berangkat ke istana wilayah selatan.” Asisten Chu memasuki kamar Fang Yue.Fang Yue hanya menganggukkan kepalanya bergegas menaiki kereta kuda yang telah dihias mewah dengan ornamen warna merah. Fang Yue melangkah anggun lalu menginjakkan kakinya pada undakan kereta dengan tangan asisten Chu sebagai tumpuannya.
Tubuh Tian Xu menegang saat harum tubuh Fang Yue menyeruak dan memasuki hidungnya dengan lancang. Aroma segar bunga serta buah menjadi satu menghasilkan rasa manis. Berbeda dengan ucapan tajam yang selalu dilontarkan oleh wanita itu. Tian Xu tidak tahu bagaimana selama ini Fang Yue hidup, tapi tidak dia sangka masih satu hari hidup bersama saja dia sudah direndahkan oleh Fang Yue.“Apakah seperti ini ucapanmu setiap hari? Benar-benar tidak mencerminkan seorang putri istana,” sindir Tian Xu setelah meneguk tehnya kasar.“Apakah kamu akan menjadi wanita sok tahu di istana ini? Bersikap sesuka hati dan merendahkan aku?! Perhatikan ucapanmu! Kamu di istanaku sekarang!” geram Tian Xu.Tanpa menjawab apapun, Fang Yue segera merebahkan dirinya setelah melepas lapisan hanfu nya menjadi lapisan
“Tutup mulutmu Fang Yue!” geram Tian Xu tertahan. Tian Xu memejamkan matanya, mencoba untuk mengendalikan emosinya. Dia tidak tahu bahwa Fang Yue akan selancang ini berkomentar. Terlebih sikap Jin Chen yang membuatnya marah. Anak selir itu masih tetap tidak tahu diri, bahkan di depan Fang Yue sekalipun. Jika seperti ini, Tian Xu pun tidak bisa diam saja. Dia harus melakukan sesuatu dan tentunya dia akan menggunakan Fang Yue untuk menjatuhkan anak selir yang bodoh itu. “Kamu ikut denganku,” perintah Tian Xu pada Fang Yue yang tak bisa dibantah sedikitpun. Fang Yue hanya mendengus jengah melihat sikap Tian Xu yang menurutnya sangat bodoh. Laki-laki itu sangat memperlihatkan bahwa dia sedang tidak baik-baik saja. “Beg
“Jangan pedulikan aku karena aku akan dengan mudah masuk ke aula menara itu dan naik ke atas menara. Tapi apa yang akan aku lihat? Kehancuran kalian? Kematian kalian?” Tian Xu sontak menatap tajam Fang Yue setelah mendengar ucapan penuh cemooh dari wanita itu. “Jangan pernah bersikap seolah kamu tahu segalanya di depanku! Kamu tidak lebih pintar dariku Xiao Fang Yue!” Fang Yue hanya menganggukan kepalanya. Dia menuruti saja apa yang dikatakan Tian Xu. Dia benar-benar tak habis pikir dengan Tian Xu, kenapa laki-laki yang sudah menjadi suaminya ini tidak bisa menahan emosi dan mudah sekali tersinggung. jadi jangan salahkan seorang Fang Yue yang bermulut tajam. “Baiklah. Kita gunakan cara darimu dan aku akan menyiapkan rencanaku sendiri. Saat kamu kalah nanti, kamu harus menuruti perkataanku dan hilangkan sikap sombongmu di depanku!” Fang Yue meremas kuat peta w