“Yue’er, ibu yakin kamu bisa menjadi pasangan yang baik nanti dan kamu harus lebih hati-hati pada setiap orang. Tidak lama lagi Putra Mahkota akan segera naik tahta menjadi menjadi seorang Kaisar. Kaisar satu-satunya di Yuan. Kalian harus saling melindungi dan jangan berubah menjadi orang yang tamak,” nasihat Shu Fei, ibu Fang Yue.
“Ibu tidak perlu khawatir, Fang Yue akan selalu mendengar amanat ibu dan kakak Ming.” Fang Yue memeluk Shu Fei erat.
“Permisi putri, saatnya berangkat ke istana wilayah selatan.” Asisten Chu memasuki kamar Fang Yue.
Fang Yue hanya menganggukkan kepalanya bergegas menaiki kereta kuda yang telah dihias mewah dengan ornamen warna merah. Fang Yue melangkah anggun lalu menginjakkan kakinya pada undakan kereta dengan tangan asisten Chu sebagai tumpuannya.
Duduk di dalam kereta dengan pandangan lurus kedepan seraya menggenggam belati kecil didalam lengan hanfu merahnya. Ingatannya membawa pada kenangannya bersama sang kakak yang menginginkannya untuk menikah bersama orang yang Fang Yue cintai dan bukan orang yang kejam seperti Tian Xu.
“Maaf kakak, ini kulakukan untukmu. Tolong restui setiap langkahku,” batin Fang Yue.
Fang Yue membuka celah kecil di dalam bilik kereta kudanya, melihat bagaimana suasana istana selatan saat pernikahan terjadi. Banyak rakyat yang memberikan hormat kepadanya dan kedua orangtuanya. Tangan Fang Yue terulur keluar untuk meraih kelopak bunga yang dilemparkan ke atas. Menghirup aroma kelopak yang sangat wangi membuat hatinya merasa lebih tenang.
“Kaisar beserta ibu suri utara memasuki istana selatan.”
“Putri Fang Yue masyuki istana selatan.” Teriakan bersahutan Fang Yue dengar.
Kembali Fang Yue mengeratkan genggamannya pada belati di balik hanfunya, berharap dengan begitu rasa gugup yang menghinggapinya segera hilang. Fang Yue melangkah tanpa ragu sedikitpun memasuki wilayah istana utama, dimana banyak pejabat istana sudah menyambutnya dengan membungkukkan tubuh mereka.
“Fang Yue memberi hormat pada Kaisar dan ibu suri,” ucap Fang Yue lembut.
“Fang Yue memberi hormat pada Putra Mahkota,” lanjut Fang Yue setelah berada di hadapan Tian Xu lalu mendudukan dirinya di samping Tian Xu sesuai arahan ibu suri.
Fang Yue duduk dengan anggun, sesekali melirik Tian Xu yang terlihat sangat sempurna tapi sayangnya hanya sempurna dalam fisik tidak untuk hatinya.
“Perhatikan wajah mereka satu persatu, kelak mereka yang akan mengabdi padamu-“
“Dan mereka juga yang akan berkhianat, menentang perintah Kaisar,” sela Fang Yue tegas.
“Baru menapakkan kakimu disini satu hari tapi sudah berani untuk berkomentar?” Tian Xu menyorot tajam ke arahnya.
Fang Yue hanya tertawa kecil sebagai jawaban pada ucapan sarkas Tian Xu. Dia tidak sedikitpun merasa sakit hati atas ucapan Tian Xu karena baginya Tian Xu tidak lebih dari laki-laki bodoh yang terlalu penurut. Hidupnya terlalu dipenuhi akan ambisi dan ketamakan.
Pesta perayaan yang digelar dengan megah, membawa rakyat seperti saran ayahnya. Tapi satu yang membuat Fang Yue merasa marah, yaitu sikap selir dari Kaisar Tian yang tidak tahu diri. Selalu memandang tajam ke arahnya.
“Jika bukan karena aku orang baru di istana ini, sudah ku congkel matamu sampai keluar selir Ahn,” batin Fang Yue menahan marah.
“Kalian istirahat lah, kami sudah menyiapkan kalian kamar untuk malam pertama kalian,” tutur ibu suri dengan lembut.
“Terimakasih ibu suri, anda sangat baik. Semoga Dewa selalu memberkati ibu suri.” Fang Yue menundukkan kepalanya di hadapan ibu suri.
Fang Yue mendecih sinis saat Tian Xu berjalan lebih dulu di hadapannya. Sungguh perlakuan yang bodoh dan akan membuat celah bagi para pengkhianat istana. Fang Yue hanya berjalan didampingi asisten Chu dan dayang lainnya.
“Tunggu.” Langkah mereka semua terhenti saat mendengar teriakan seorang laki-laki.
“Ada apa Jin’er?” Tian Xu menjawab dengan tegas, membuat Fang Yue semakin diam dan mengamati hubungan keduanya.
Kalau dia tidak salah ingat, laki-laki di depannya saat ini adalah anak dari selir yang ia ingin congkel matanya. “Benar-benar buah yang jatuh tidak jauh dari pohonnya. Sama-sama berakhlak buruk,” Batin Fang Yue.
“Hanya ... Mengucapkan selamat sekali lagi untuk pengantin baru. Aku berharap tidak akan ada pengkhianat diantara istana kita. Sekali lagi selamat untuk tahta yang akan segera kakak terima beberapa bulan lagi.”
“Jin’er undur diri,” lanjut Jin Chen lalu pergi dari hadapan mereka.
Dalam hati Fang Yue benar-benar mengutuk sikap Jin Chen yang menurutnya sangat tidak sopan. Ia tahu bahwa sindiran halus itu diarahkan padanya, hanya saja dia tidak berani secara terus terang menentang Fang Yue dihadapan Tian Xu.
“Sikap adikmu membuatku marah! Aku bukanlah putri yang bermurah hati yang akan memaafkan sikapnya. Kamu ingat perkataanku baik-baik, aku akan menghancurkan mereka yang mengganggu langkahku.” Fang Yue menatap Tian Xu tajam yang dibalas dengan tawa keras oleh laki-laki itu.
Keduanya sudah berada di dalam kamar utama untuk malam pertama mereka. Fang Yue tidak pernah mengharapkan malam pertama yang indah dan memabukkan jika pasangannya adalah Tian Xu. Dia akan mempertahankan kehormatannya sampai waktu yang Fang Yue tentukan sendiri. Pastinya, Fang Yue tidak akan menjadi gadis bodoh karena cinta.
“Aku juga tidak akan menghalangi langkahmu untuk membunuhnya. Aku tidak menganggap bahwa aku memiliki adik, aku hanyalah seorang putra mahkota yang akan menjadi Kaisar satu-satunya di Yuan. Tapi perhatikan langkahmu, kamu adalah istri dari Putra Mahkota saat ini, akan banyak yang mengawasi setiap pergerakanmu termasuk Jin Chen bersama selir Kaisar yang lain. Mereka licik seperti rubah,” jawab Tian Xu tajam.
“Aku tahu.” Fang Yue mendudukan dirinya pada kursi yang memiliki ukiran indah serta dihias dengan ornamen merah.
Fang Yue mengusap keramik kecil berisikan teh hijau yang khusus disajikan untuk mereka, dengan cekatan tangannya menuang teh ke dalam dua cawan kecil. Sekejap Fang Yue menutup matanya sembari menghirup aroma teh yang cukup kuat.
“Jamuan yang memuaskan. Tanpa obat di dalamnya,” gumam Fang Yue.
“Kamu menuduh kami berbuat jahat?!” gertak Tian Xu dengan geraman tertahan.
Fang Yue hanya menggelengkan kepalanya. “Kendalikan emosimu, kamu akan dikendalikan banyak orang kalau emosimu meledak-ledak.”
“Seorang kaisar haruslah bisa menahan emosi, sanggup bersikap tegas dan bersikap baik meski mengucap dengan tajam. Kita akan belajar untuk menahan emosi lebih dulu, sebelum melakukan perjanjian kita,” lanjut Fang Yue seraya berbisik di telinga Tian Xu.
“Minum teh mu selagi hangat, kita akan tidur selayaknya pasangan pengantin baru meski tidak melakukan apa-apa.” Fang Yue mendudukan dirinya pada tempat tidur untuk melepaskan hiasan diatas kepalanya.
Tubuh Tian Xu menegang saat harum tubuh Fang Yue menyeruak dan memasuki hidungnya dengan lancang. Aroma segar bunga serta buah menjadi satu menghasilkan rasa manis. Berbeda dengan ucapan tajam yang selalu dilontarkan oleh wanita itu. Tian Xu tidak tahu bagaimana selama ini Fang Yue hidup, tapi tidak dia sangka masih satu hari hidup bersama saja dia sudah direndahkan oleh Fang Yue.“Apakah seperti ini ucapanmu setiap hari? Benar-benar tidak mencerminkan seorang putri istana,” sindir Tian Xu setelah meneguk tehnya kasar.“Apakah kamu akan menjadi wanita sok tahu di istana ini? Bersikap sesuka hati dan merendahkan aku?! Perhatikan ucapanmu! Kamu di istanaku sekarang!” geram Tian Xu.Tanpa menjawab apapun, Fang Yue segera merebahkan dirinya setelah melepas lapisan hanfu nya menjadi lapisan
“Tutup mulutmu Fang Yue!” geram Tian Xu tertahan. Tian Xu memejamkan matanya, mencoba untuk mengendalikan emosinya. Dia tidak tahu bahwa Fang Yue akan selancang ini berkomentar. Terlebih sikap Jin Chen yang membuatnya marah. Anak selir itu masih tetap tidak tahu diri, bahkan di depan Fang Yue sekalipun. Jika seperti ini, Tian Xu pun tidak bisa diam saja. Dia harus melakukan sesuatu dan tentunya dia akan menggunakan Fang Yue untuk menjatuhkan anak selir yang bodoh itu. “Kamu ikut denganku,” perintah Tian Xu pada Fang Yue yang tak bisa dibantah sedikitpun. Fang Yue hanya mendengus jengah melihat sikap Tian Xu yang menurutnya sangat bodoh. Laki-laki itu sangat memperlihatkan bahwa dia sedang tidak baik-baik saja. “Beg
“Jangan pedulikan aku karena aku akan dengan mudah masuk ke aula menara itu dan naik ke atas menara. Tapi apa yang akan aku lihat? Kehancuran kalian? Kematian kalian?” Tian Xu sontak menatap tajam Fang Yue setelah mendengar ucapan penuh cemooh dari wanita itu. “Jangan pernah bersikap seolah kamu tahu segalanya di depanku! Kamu tidak lebih pintar dariku Xiao Fang Yue!” Fang Yue hanya menganggukan kepalanya. Dia menuruti saja apa yang dikatakan Tian Xu. Dia benar-benar tak habis pikir dengan Tian Xu, kenapa laki-laki yang sudah menjadi suaminya ini tidak bisa menahan emosi dan mudah sekali tersinggung. jadi jangan salahkan seorang Fang Yue yang bermulut tajam. “Baiklah. Kita gunakan cara darimu dan aku akan menyiapkan rencanaku sendiri. Saat kamu kalah nanti, kamu harus menuruti perkataanku dan hilangkan sikap sombongmu di depanku!” Fang Yue meremas kuat peta w
BRKK“Putri …,” teriak asisten Chu panik.Fang Yue hanya mengangkat tanganya tanda dia tidak butuh bantuan siapapun. Fang Yue lekas berdiri dengan tegap, menahan rasa sakit yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Ia yakin, luka kali ini cukup dalam, lengan atasnya terasa terbelah menjadi dua, serta rasa sakit yang sampai ke ubun-ubun kepala. Tapi Fang Yue bukanlah wanita lemah. Hanya menolong seseorang tidak akan membuatnya terbunuh.“Putri, anda baik-baik saja? Mata anda sudah terlihat sayu, apa perampok jalanan itu melukai anda terlalu dalam? Atau perlu saya kembali kesana dan membunuh mereka satu persatu?” Asisten Chu meraih lengan Fang Yue pelan.“Aku baik-baik saja. Jangan cemas. Hanya perampok payah tidak akan membuatku mati, asisten Chu.&r
“Asisten Chu, aku mau kamu mencari informasi mengenai Tian Xu, putra dari Kaisar wilayah selatan. Ayah ingin aku menikah dengannya, aku ingin memastikan dia sesuai dengan kriteriaku atau setidaknya dia bisa aku kendalikan,” ucap Fang Yue saat keduanya sampai di kamar Fang Yue.“Baik putri, akan saya laksanakan. Tapi ... Putri benar akan menikah dengannya?”Fang Yue menghela napasnya lelah, masih memainkan kipas lipat di tangannya, memutarnya dengan cepat. “Masih kupikirkan. Tapi kalau menikah dengannya bisa membuatku lebih kuat, kurasa perlu dipertimbangkan.”“Putri, saya akan menyelidikinya sendiri. Anda tidak perlu ikut, luka anda masih belum kering putri,” sahut asisten Chu cepat saat mendapat lirikan penuh semangat milik Fang Yue.
“Putri, apakah akan baik-baik saja saat menghadiri perjamuan makan malam ini?’“Apa maksudmu asisten Chu?” Fang Yue melirik asisten Chu yang tengah berdiri di belakangnya.“Maksud saya, Perdana Menteri.”Fang Yue hanya terkekeh pelan. “Aku kan mengendalikan pria tua itu dengan otakku. Aku akan membuat pria tua itu menyesal sudah menyarankan perjamuan makan malam dimana ada aku di sana.”Fang Yue juga berjanji akan mengumpulkan segala bukti mengenai kasus kakak laki-lakinya, terlebih statusnya yang akan berubah menjadi istri dari Putra Mahkota yang tidak lama lagi akan diangkat menjadi seorang Kaisar. Sudah bisa Fang Yue pastikan bahwa Perdana Menteri Hong yang tamak itu akan menerima segala konsekuensi atas perbuatannya.