The Last Queen

The Last Queen

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-12
Oleh:  Noviares  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
100Bab
4.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Ratu Sekar Ayu adalah seorang ratu yang hebat. Di bawah kekuasaannya ia berhasil membawa Kerajaan Welirang menuju masa kejayaan walau jalan yang ia lalui tak mudah. Pengkhianatan, perang, intrik dan kelicikan orang-orang di istana yang menghalangi jalannya untuk bertahta berhasil ia kalahkan dengan kerja keras dan perjuangan. Sayangnya ia jatuh cinta pada orang yang salah, yang pada akhirnya membawa Kerajaan Welirang di ambang kehancuran. Dialah ratu terakhir yang menduduki singgahsana kerajaan sebelum akhirnya kerajaan itu benar-benar hancur dan hilang ditelan oleh waktu. Ratu yang hebat hanya tinggal nama. Tak ada yang salah dengannya, kesalahannya hanya satu, yaitu jatuh cinta.

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

1. MIMPI

Dahulu, berabad-abad yang lalu, jauh sebelum Nusantara bersatu menjadi sebuah negara kesatuan, pulau-pulau yang terbentang dari ujung barat hingga ke timur negeri ini terbagi menjadi banyak wilayah kerajaan, tak terkecuali Pulau Jawa. Sudah banyak kerajaan Jawa yang telah berhasil mengukir tinta emas, tak sedikit pula yang pada akhirnya harus tumbang sebelum sampai mencatatkan diri dalam sejarah peradaban negeri ini. Hal itu akibat peperangan demi peperangan perebutan wilayah untuk memperluas daerah kekuasaan. Tanah yang subur serta kekayaan alam yang berlimpah menjadikan tanah Jawa bak gula yang selalu diperebutkan para semut. Adu gengsi dan ambisi juga menjadi salah satu alasan yang tak bisa dikesampingkan. Hal itu membuat kerajaan-kerajaan kecil tak memiliki banyak pilihan kecuali tunduk di bawah kekuasaan kerajaan-kerajaan besar agar tetap bisa bertahan, alih-alih mencatatkan diri dalam sejarah.Sementara itu di sebuah desa kecil yang asri dan damai jauh dari hiruk

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
100 Bab

1. MIMPI

Dahulu, berabad-abad yang lalu, jauh sebelum Nusantara bersatu menjadi sebuah negara kesatuan, pulau-pulau yang terbentang dari ujung barat hingga ke timur negeri ini terbagi menjadi banyak wilayah kerajaan, tak terkecuali Pulau Jawa. Sudah banyak kerajaan Jawa yang telah berhasil mengukir tinta emas, tak sedikit pula yang pada akhirnya harus tumbang sebelum sampai mencatatkan diri dalam sejarah peradaban negeri ini. Hal itu akibat peperangan demi peperangan perebutan wilayah untuk memperluas daerah kekuasaan. Tanah yang subur serta kekayaan alam yang berlimpah menjadikan tanah Jawa bak gula yang selalu diperebutkan para semut. Adu gengsi dan ambisi juga menjadi salah satu alasan yang tak bisa dikesampingkan. Hal itu membuat kerajaan-kerajaan kecil tak memiliki banyak pilihan kecuali tunduk di bawah kekuasaan kerajaan-kerajaan besar agar tetap bisa bertahan, alih-alih mencatatkan diri dalam sejarah. Sementara itu di sebuah desa kecil yang asri dan damai jauh dari hiruk
Baca selengkapnya

2. SANG PUTRI

Siang hari yang terik di atas Bukit Pujon."Ayo anak muda kau pasti bisa. Gunakan otot-otot kuatmu itu," kata si kakek saat Damar mulai menaiki beberapa anak tangga. Damar hanya mengangguk, keringat yang bercucuran sudah cukup mewakili semua usahanya. "Semangat, Mar. Kau pasti bisa," kata Parwan menimpali. Damar hanya meliriknya dengan tatapan kesal karena Parwan hanya bisa mengoceh saja tanpa ada kontribusi yang nyata. Sementara si kakek terus menyemangati Damar dari atas punggungnya. Ya, pada akhirnya Damar menggendong kakek tua itu. Mau bagaimana lagi, si kakek tak mau diantar dengan kuda, ia juga tak punya cukup uang untuk menyewa kereta. Parwan, sepanjang jalan ia hanya bisa mengeluh. Jangankan menggendong kakek tua itu, membawa badannya sendiri saja ia kesusahan."Hei gembul, jangan diam saja. Usap keringat temanmu ini !" kata kakek pada Parwan."Aku punya nama, Ki," jawab Parwan kecut."Kau tak terima ? kenyataannya memang
Baca selengkapnya

3. GELANG PERTAPA

"Tunggu Putri !!" Seseorang menghentikan langkah Putri Sekar Ayu sehingga ia berdiri lebih lama di hadapan Damar. Entah itu berkah ataukah apa namanya, yang jelas Damar merasa sangat beruntung dapat melihat putri sedekat itu. "Nampaknya kudamu sudah terlalu sepuh, Pangeran," kata Putri Sekar Ayu mengolok kakak sepupunya."Jika eyang tahu, Putri tidak akan diperbolehkan lagi menunggang kuda.""Tenang saja, eyang hanya menggertakku saja.""Jangan melibatkanku nanti, ya.""Hmm, sedikit," jawab Putri Sekar Ayu sambil tersenyum meledek. Sementara Damar semakin terpukau oleh senyum menawan putri."Kau ini, ayo cepat. Matahari sudah condong ke barat."Pangeran Respati mengajak Putri Sekar Ayu untuk segera memasuki tempat persembahyangan, namun tiba-tiba putri menghentikan langkahnya. Ia lalu berbalik berjalan ke arah Damar."Apa kau akhirnya mengenaliku ?" gumam Damar dalam hati sambil menatap putri yang sedang berj
Baca selengkapnya

4. PERJODOHAN

Siang hari yang terik, seperti biasa pande besi milik Mpu Geger selalu riuh oleh pukulan palu dan besi. Hantaman besi yang memekakkan telinga menjadi hal yang sudah biasa dan sahabat sehari-hari bagi keluarga Mpu Geger, tak terkecuali Utari. Gadis itu diam-diam memperhatikan para pemande besi yang sedang bekerja. Sahut menyahut antar pemande seketika berubah menjadi harmoni yang indah ketika ia menatap Damar di seberang sana. Bak menyaksikan pertunjukan gamelan, dan Damarlah penabuh favoritnya. Utari adalah putri Mpu Geger, sudah sejak lama ia menaruh hati pada Damar. Sayangnya gadis manis itu tak berani menunjukkan perasannya, ia hanya bisa mencintai Damar dalam diam. Damar tak menyadari saat Utari diam-diam memperhatikannya. Pikirannya belum juga waras. Setelah bertemu dengan Putri Sekar Ayu, Damar masih belum terbangun dari mimpinya. Wajah cantik Putri Sekar Ayu selalu muncul dan menari-nari di fikirannya. Suara lembut, senyum manis dan gemulai selendang hijaunya tak
Baca selengkapnya

5. DILEMA

Damar benar-benar dilema. Mustahil rasanya jika harus menerima orang baru saat hatinya telah terisi oleh orang lain. Entahlah, mengapa sedikit pun tak ada cinta untuk gadis itu. Padahal Utari adalah gadis yang cantik dan baik. Damar hanya takut nanti Utari tak bahagia hidup dengan suami yang tak pernah mencintainya. Namun menolaknya juga bukan pilihan yang tepat, Utari tetap akan terluka. Jadi menerima ataupun menolak, dua-duanya hanya akan menyakiti hati Utari entah hari ini atau pun esok. Bagai buah simalakama semua keputusan yang akan ia ambil tak akan bisa membuat dirinya dan semua orang bahagia. Damar benar-benar tak tahu lagi harus beebuat apa. Jika sudah seperti itu, rasanya ia ingin menghilang saja agar semua kecemasannya ikut hilang bersamanya.Lain halnya dengar Damar, Utari merasa sangat bahagia mendengar rencana pernikahan itu. Ia sangat berterimakasih pada ayahnya yang telah mewujudkan mimpinya sedari dulu yaitu bisa hidup bahagia bersama Damar, pemuda yang sanga
Baca selengkapnya

6. TRIK KUNO

Putri Sekar Ayu sedang berlatih pedang bersama beberapa prajurit pilihan di halaman belakang istananya. Semakin hari kemampuan bela diri dan ilmu pedang yang ia kuasai semakin mumpuni. Gerak tangan dan kaki lincahnya membuat para prajurit kuwalahan menghadapinya. Gemulai indah gerakannya saat mengayunkan pedang membuat lawan-lawannya kehilangan fokus. Saat mereka lengah, saat itulah putri langsung melumpuhkan mereka dengan mudah. Putri Sekar Ayu memang berbeda. Jika para putri kerajaan biasanya lebih suka menghabisakan waktu di keputren, melakukan aktifitas sebagaimana seorang putri pada umumnya, maka Putri Sekar Ayu lebih tertarik dengan pedang, berkuda atau memanah. Itu bukan berarti ia tak bisa melakukan tugas-tugas sebagai seorang putri, ia tetap melakukannya namun ia menginginkan sesuatu yang lebih dan ingin terlihat berbeda dari putri-putri lain di istana. "Prajurit pilihan ? kemampuan kalian tak ada seujung jariku," kata Putri Sekar Ayu pada salah sa
Baca selengkapnya

7. PERNIKAHAN

Suara gamelan terdengar dari rumah Mpu Geger. Hari bahagia yang dinanti-nantikan telah tiba. Beberapa waga desa berjalan beriringan menuju tempat hajatan, sementara itu Mpu Geger sebagai tuan rumah telah menyambut kedatangan mereka dengan jamuan dan pertunjukan tari yang ia datangkan langsung dari Blambangan. Pesta itu tergolong mewah jika dibandingkan dengan pernikahan yang pernah digelar oleh warga desa lainnya. Sebagai orang terpandang di desanya, tentu Mpu Geger tak akan mengadakan pesta yang biasa-biasa saja. Apalagi ini adalah pernikahan Utari, putri bungsu kesayangannya.Damar dan Utari tampak sibuk menyalami tamu yang datang. Utari terlihat cantik dalam balutan busana indah hasil rancangannya sendiri. Semua orang tahu kemampuan Utari dalam membatik, maka ia ingin membuat dirinya istimewa dalam pernikahannya ini lewat karya yang ia buat sendiri. Selendang berwarna hijau semakin menambah sempurna penampilannya di hari bahagia itu. Akhirnya ia dapat merasakan bagaimana r
Baca selengkapnya

8. ALUN-ALUN KOTA

Di alun-alun kuta raja sedang diadakan pesta rakyat untuk menyambut masa panen tiba. Biasanya tempat itu akan ramai oleh warga dari seluruh penjuru negeri untuk menyaksikan hiburan atau sekedar untuk berjalan-jalan saja. Sebagai pengantin baru Utari ingin sekali datang ke sana bersama Damar. Selain untuk jalan-jalan, Utari juga ingin pamer kemesraan pada para gadis di desanya yang selama ini menggandrungi Damar, ia ingin menunjukkan pada mereka bahwa sekarang Damar adalah miliknya, mereka tak bisa lagi menggoda suaminya seperti yang mereka lakukan dulu sebelum Damar menikahinya.Untuk menyenangkan hati istrinya, sore itu Damar mengiyakan ajakan Utari. Mereka pergi dengan menunggangi kuda, Utari duduk di belakang sementara Damar di depan memegang kendali. Sepanjang jalan Utari tak sedikit pun melepaskan  kedua lengannya dari tubuh Damar. Para gadis yang menyaksikan pemandangan itu hanya bisa menatap iri sambil sesekali berbisik membicarakan kemesraan mereka berdua. Walau
Baca selengkapnya

9. PENYELAMAT

"Putri ..." Pangeran Respati segera berlari untuk menyelamatkan putri. Ia merasa sangat bersalah karena telah meninggalkan putri seorang diri. Jika sampai terjadi sesuatu pada putri, ia tak akan bisa memaafkan dirinya sendiri. Namun langkahnya tiba-tiba terhenti saat ia melihat seorang pria berhasil menghalau dahan pohon itu. Akhirnya Pangeran Respati bisa sedikit bernafas lega saat melihat putri baik-baik saja.Putri membuka matanya. Sementara itu di hadapannya seorang pria sedang berdiri mengerahkan seluruh tenaganya menghalau batang pohon agar tak sampai menyentuh kulit putri. Putri masih belum bisa berkata-kata, untuk beberapa saat ia hanya terpaku memandangi pria yang berdiri di hadapannya itu. Tak disangka tatapan mata pria itu mampu membuat jantung putri berdebar."Kau ... Gelang ... Candi," kata putri sambil berusaha mengingat wajah pria itu di antara dedaunan yang jatuh berguguran. Damar sedikit terkejut, ia tak menyangka ternyata putri masih mengingat pertemu
Baca selengkapnya

10. TELIK SANDI

Siang hari yang cukup terik, Mpu Geger meminta Parwan untuk memandikan kuda miliknya di sungai. Sungai itu lumayan jauh namun Parwan begitu bersemangat mengemban tugas itu. Selain tempatnya sejuk jika beruntung ia juga akan bertemu dengan bidadari-bidadari sungai yang sedang beraktifitas di sana, mandi atau mencuci pakaian. Karena tak kunjung kembali, Damar meminta ijin Mpu Geger untuk menyusulnya, ia khawatir kalau-kalau sahabatnya itu diculik oleh bidadari penghuni sungai. Mpu Geger hanya tertawa, ia mengerti apa maksud Damar, lalu mempersilahkan menantunya itu untuk segera menjemput Parwan di sungai. Damar tahu Parwan pasti baik-baik saja, ia hanya ingin keluar sebentar karena setelah menikah dengan Utari ia jarang menghabiskan waktu di luar seperti dulu. Damar menghampiri Parwan diam-diam. Saat itu Parwan sedang menebar pesona pada gadis-gadis yang sedang mencuci pakaian di seberang sana. Damar melempar air dengan beberapa batu sehingga cipratannya membasahi pakaian
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status