Siang hari yang terik di atas Bukit Pujon."Ayo anak muda kau pasti bisa. Gunakan otot-otot kuatmu itu," kata si kakek saat Damar mulai menaiki beberapa anak tangga. Damar hanya mengangguk, keringat yang bercucuran sudah cukup mewakili semua usahanya. "Semangat, Mar. Kau pasti bisa," kata Parwan menimpali. Damar hanya meliriknya dengan tatapan kesal karena Parwan hanya bisa mengoceh saja tanpa ada kontribusi yang nyata. Sementara si kakek terus menyemangati Damar dari atas punggungnya. Ya, pada akhirnya Damar menggendong kakek tua itu. Mau bagaimana lagi, si kakek tak mau diantar dengan kuda, ia juga tak punya cukup uang untuk menyewa kereta. Parwan, sepanjang jalan ia hanya bisa mengeluh. Jangankan menggendong kakek tua itu, membawa badannya sendiri saja ia kesusahan."Hei gembul, jangan diam saja. Usap keringat temanmu ini !" kata kakek pada Parwan."Aku punya nama, Ki," jawab Parwan kecut."Kau tak terima ? kenyataannya memang
Last Updated : 2022-04-10 Read more