Share

TK 6

Author: KakaResa
last update Last Updated: 2021-01-07 21:55:24

Evan bergeming ketika ibu dan ayahnya menepuk pundaknya. 

"Kamu harus pergi, ayah dan ibu tidak ingin kamu menjadi bagian prajurit perang" ujar Mikaila.

"Aku tidak ingin meninggalkan kalian" timpal Evan.

"Kami juga tak ingin berpisah dengan mu, tapi ini soal keadaan, sejauh apapun kita tinggal di Immortal, pada saat genting seperti ini mereka pasti akan menemukan kita" ujar Austin memberikan pengertiannya.

"Selama aku hidup, tak pernah jauh dengan kalian. Aku tak bisa pergi, tepatnya aku takut sendirian dan meninggalkan kalian" timpal Evan sengit.

"Kami mohon nak, pada akhirnya kamu juga pasti akan pergi" ujar Mikaila menatap penuh maksud isterinya.

"Aku tidak ingin pergi ayah. Pada akhirnya aku juga akan berperang" timpal Evan kesal.

"Tidak Evan, kamu harus pergi. Kamu pintar, tinggal sendirian tak masalah, kamu bisa belajar dengan cepat" ujar Austin.

"Belajar dengan cepat, tapi tidak dengan beradaptasi ibu. Aku mohon jangan paksa aku" timpal Evan.

Sret!

Evan memilih pergi keluar.

"Evan ayah tidak mengajarkan kamu pergi sebelum pembicaraan selesai!" tegas Mikaila.

Tak peduli, anak itu benar-benar meninggalkan kedua orangtuanya dan menyendiri. Kenapa ayah dan ibunya sangat menyebalkan hari ini pikirnya.

"Apa sebenarnya yang mereka pikirkan, tidak ada bedanya aku ikut perang atau pergi mengembara. Bagaimana jika aku mati saat pengembaraan" keluh Evan.

"Apa mereka tidak tahu aku sangat cemas meninggalkan mereka berdua" imbuhnya kesal.

Sedangkan di dalam rumah, Mikaila dan Austin merasa bingung. Jelas ini semua kesalahan mereka karena tidak berkata jujur sejak awal. 

Ini semua karena ego yang terus mereka junjung, berlandaskan cinta, kebaikan, dan tanggungjawab, kini semua itu seolah balik menyerang mereka berdua.

Sampai kapan pasangan suami-istri tersebut menyembunyikan semua kebenaran ini? Apa semuanya masih akan sama ketika rahasia itu terungkap?. 

Karena ketakutan itulah, Mikaila dan Austin berbohong. Tentang Evan yang bukan anak kandung mereka. 

Ya, anak siapa Evan? Yang Mikaila tahu, dia hanya menemukan anak itu sekarat di gunung, dan ketika sadar mengalami lupa ingatan.

Bagaimana reaksi Evan ketika tahu semua itu?.

Ditempat lain, dewi Austin tak bisa diam tenang. Dia sudah mendengar berita tentang Vaneheim, kawasan itu setahunya sudah tak terurus lagi ketika raja tak sadarkan diri. 

Dan banyak dewa dewi sihir berkeliaran, baik di pusat kota apalagi tempat terpencil yang jarang dijamah. Pikiran dewi Anggraini penuh dengan prasangka buruk saat ini, dia takut jika kawasan lainnya akan menyusul dan immortal dalam bahaya.

"Kenapa gelisah?" tanya seseorang.

Dewi Anggraini yang sedang menyapu kerajaan sontak mengangkat kepalanya kearah suara, tepatnya diatas tangga. Dewi Chanda sedang bercak pinggang dengan wajah angkuhnya.

"Aku sedang memikirkan berita tentang Vaneheim, bagaimana jika keadaan memburuk dewi?" ujar dewi Anggraini.

"Huh, jangan sok peduli. Jangan bebani pikiran mu dengan sesuatu yang tinggi" timpal dewi Chanda.

Dewi Anggraini terdiam. 

"Lihatlah dudukan kita saat ini. Aku diatas kamu dibawah. Filosofi yang tepat, orang rendahan tak perlu terlalu banyak ikut campur dengan urusan orang atas" ujar dewi Chanda angkuh.

"Kamu pikir aku akan diam saja? Aku adalah ratu immortal, tentu semuanya aku pikirkan baik-baik" imbuhnya.

"Ya dewi, maaf sebelumnya, tapi aku hanya benar-benar khawatir. Bagaimana nasib para rakyat, apalagi-"

"Sudah ku bilang jangan terlalu ikut campur!" tegas dewi Chanda.

"Aku sudah menyiapkan prajurit penjaga dan pasukan untuk menyerang bangsa iblis" imbuhnya.

Dewi Anggraini terkejut. 

"Apa dewi? Menyerang bangsa iblis? Apa tidak berbahaya ratu? Daripada menyerang, lebih baik kita mempersiapkan diri" ujar dewi Anggraini.

Dewi Chanda menatap dewi Anggraini tak suka.

"Jangan banyak bicara dewi, selesaikan saja tugas mu!" ujar dewi Chanda berlalu pergi.

Tanpa mereka sadari, interaksi keduanya diperhatikan seseorang. Siapa lagi jika bukan si penasehat raja. Aristaeus.

Lelaki itu berjalan menghampiri dewi Anggraini ketika dewi Chanda pergi.

"Ratu dewi Anggraini" sapa Aristaeus.

Dewi Anggraini tak bisa diam ketika sosok yang dia pikirkan muncul, mulutnya sangat menggebu mencerca sang penasihat.

"Aristaeus apa tidak ada yang bisa kita lakukan? Jangan dendam menyerang bangsa iblis" ujar dewi Anggraini.

"Kita tidak tahu seberapa besar persiapan mereka saat ini, yang aku khawatir bukan mereka, melainkan bangsa kita. Kamu tahu kan semenjak raja tak sadarkan diri semua ini berubah" imbuhnya.

"Ya ratu dewi aku tahu, tapi seperti biasa aku tak bisa berbagi apa-apa. Membela mu saja aku tak diberhakkan" ujar Aristaeus.

Dewi Anggraini terdiam. Dia tampak berpikir sejenak.

"Apa tak ada satupun cara yang bisa kamu lakukan?" tanyanya lesu.

"Bahkan sebelum ratu minta aku pasti akan melakukannya, tapi ratu lihat sendiri bagaimana dewi Chanda. Semakin hari dia selalu semena-mena" ujar Aristaeus.

"Maaf sebelumnya, tapi yang merusak immortal sebenarnya bukan bangsa iblis. Melainkan dewi Chanda, dia membuat semuanya tidak seimbang, hanya karena kedudukan dia memandang sebelah mata semua ini" imbuhnya jengkel.

Dewi Anggraini mengangguk, dia sangat setuju dengan apa yang dikatakan Arietaes. 

"Ratu, mungkin semua ini akan membaik bila kamu melawan nya" ujar Aristaes.

Dewi Anggraini mendongak kaget.

"Aku tidak bisa" tolaknya cepat.

"Kenapa ratu? Dari segi kekuatan bahkan ratu melebihi dewi Chanda, jika terus membiarkan diri mu tertindas, maka semua hal ini akan berlangsung lama" ujar Aristaes.

"Tidak bisa Aristaeus. Percuma aku jelaskan, kamu tak akan mengerti" timpal dewi Anggraini sembari memalingkan wajahnya.

Aristaeus mendesih, dia tak bisa memaksa sang ratu untuk jujur, tempatnya dia tak berani. Lelaki itu sangat menghormati sang dewi ratu.

"Maafkan aku Aristaeus. Aku juga ikut menyengsarakan immortal" ujar dewi Anggraini.

"Benar kata dewi Chanda, aku tak perlu membebani pikiran ku seperti ini. Karena nyatanya aku ambil bagian dalam merusak immortal" imbuhnya sedih.

"Tidak ratu.. jangan berbicara seperti itu, semua ini takdir. Kita harus bangkit" ujar Aristaeus.

"Keberatan hati ratu sudah menunjukkan, bahwa peduli kamu sangat besar untuk immortal" imbuhnya.

"Aku diancam tidak boleh menyentuh raja lagi, jika melawan" ujar dewi Anggraini pada akhirnya.

Dia memilih menceritakan alasan kenapa dia tak pernah melawan kepada Aristaeus, baginya penasihat itu sudah seperti keluarga. Aristaeus lah membuat dirinya masih baik-baik saja sampai saat ini. 

Jika bukan karena dia, mungkin keadaan dirinya lebih buruk daripada sekarang.

"Apa?" pekik Aristaeus.

"Aku terlalu egois, hanya memikirkan perasaan ku sendiri" ujar dewi Anggraini.

"Aku salah Aristaeus, karena cinta ku kepada raja, rakyat menjadi korban" imbuhnya.

Aristaeus tergugu. Dia mengerti betul apa yang dirasakan ratunya itu.

"Aku mengerti ratu, aku juga seperti itu. Saat isteri ku meninggal, semua hal aku lakukan untuk membahagiakannya disaat-saat terakhir" ujar Aristaeus.

"Kita bukan egois, hanya saja terlalu mementingkan pasangan kita" imbuhnya tersenyum sendu.

"Terimakasih untuk semua pengertian kamu Aristaeus. Jangan pernah kapok dengan kerajaan ini" 

Related chapters

  • The King Immortal   TK 7

    Lucifer. Sang pangeran iblis yang sebentar lagi akan menjadikan raja, tertawa senang setelah rencananya berjalan dengan lancar.Dia tak salah, menjadikan Vaneheim sebagai sasaran pertama dalam melancarkan aksinya. Tempat yang di huni dewa dewi bodoh itu sudah sangat jarang dijaga.Dan terbukti, sekarang tempat itu sudah berubah menjadi sarang pasukan bangsanya. lalu siapa sasaran berikutnya?."Kehancuran immortal sudah di mulai.." gumam Lucifer menatap pantulan dirinya di air.Saat ini dia sedang berada di Vaneheim, salah seorang peramu bangsa iblis berhasil membuat sebuah obat untuk mempercepat pertumbuhan bangsa iblis dengan cepat."Setelah bangsa ku menjadi banyak, sisanya akan aku kirimkan ke kawasan penjahat. Mereka akan menjadi bagian baru bangsa iblis" ujar Lucifer tersenyum miring.Di tempat lain, Evan masih masih merajuk kepada orangtuanya. Namun tetap, karena h

    Last Updated : 2021-01-08
  • The King Immortal   TK 8

    Di bangsa iblis, ada sebuah pasukan terkenal, para petarung handal dan mempunyai kekuatan besar.Mereka memiliki peran yang besar, kehebatannya terkenal dikalangan semua bangsa iblis. Dan mereka jugalah yang nanti akan menjadi bom bagi immortal.Pasukan itu dipimpin oleh seorang iblis yang kuat, tangguh dan sangat ditakuti oleh kaum iblis. Zalan namanya, dia adalah anak dari jendral perang bangsa iblis, sekaligus teman pangeran Lucifer.Kehebatan Zalan di dukung pasukannya yang sama kuat, pertama Kanika, iblis perempuan yang sangat pendiam namun mematikan. Serangannya tak bisa terlihat musuh.Kedua adalah Awar, iblis berbadan tinggi dan besar. Gerakannya sangat agresif dan mempunyai serangan kutukan. Siapa saja yang terkena olehnya akan mati dalam beberapa jam.Kemudian Ladia, dia adalah iblis yang terkenal dengan lumpur dan kemampuan hisapnya. Tak ada yang bisa tahan ketika Ladia membuka luba

    Last Updated : 2021-01-10
  • The King Immortal   TK 9

    Ceklek!Evan membuka pintu kamarnya, Mikaila dan Austin langsung tersenyum dan berhambur memeluk dirinya.Sungguh, Evan jadi merasa bersalah. Dia sudah menyakiti perasaan orang yang jelas-jelas tulus sayang padanya.Mikaila dan Austin adalah sosok pengganti yang memberikannya kehangatan sebuah kasih sayang, yang dengan ikhlas menjaga, merawat dan membesarkannya sampai saat ini meski tahu mereka tak memiliki hubungan darah.Tapi Evan juga tak bisa mengatakan maaf saat ini, kenyatannya dia memilliki ego tinggi."Mari kita makan" ujar Austin menginterupsi.Mereka bertiga pun beranjak menuju meja makan dan mulai sarapan pagi dengan suasana lebih baik dari sebelumnya.Ting!Hanya suara dentingan alat makan yang terdengar, Mikaila dan Austin tidak pernah menghilangkan gurat senyum diwajahnya.Ditempat lain, saat udara ma

    Last Updated : 2021-01-10
  • The King Immortal   TK 10

    Drrt!Drrt!Drrt!Mikaila tiba-tiba menghentikan gerakan makannya, di ikuti sang isteri dan anaknya. Sesaat tadi dia mendengar suara, dibarengi dengan tanah yang mereka pijak terasa bergetar."Apa suara batu jatuh lagi?" tanya Evan.Mikaila dan Austin saling pandang, tak lama kemudian mereka mengangguk. Mungkin benar batu di gunung kembali jatuh. Dan pasti benda itu cukup besar sampai getarannya sampai ke rumah.Mereka bertiga pun kembali melanjutkan makannya, Evan kembali diam. Tapi justru perasaannya tiba-tiba tak karuan, entah karena apa. Padahal saat ini lelaki itu sedang bersama kedua orangtuanya.Kebingungan itu membantu Evan menyelesaikan makannya dengan cepat, lantas seperti biasa, lelaki itu menunggu di ruang tamu sampai kedua orangtuanya selesai.Tap!Tap!Tap!Sret!Evan mendudukkan bokongnya di kur

    Last Updated : 2021-01-11
  • The King Immortal   TK 11

    Evan dan kedua orangtuanya masih berdebat, akan tetapi hal itu terganggu dengan suara ledakan yang terdengar samar-samar dari rumahnya.Duar!Sontak Evan, Mikaila dan Austin berlari keluar rumah. Dapat mereka lihat ada asap mengepul dari arah kota."Ada apa itu ayah?" tanya Evan terkejut.Mikaila menggeleng, dia pun baru pertama kali melihat hal semacam ini terjadi. Evan sendiri dibuat semakin gelisah melihat kepulan asap itu."Ayah aku ingin pergi kesana" ujar Evan tiba-tiba."Jangan sayang itu berbahaya" timpal Austin khawatir.Ekspresi Evan lah yang membuat kedua orangtuanya ikut tak tenang, mereka jelas melihat gurat gelisah di wajah anaknya itu, meski tak tahu kenapa?."Perasaan ku tidak enak, entah karena apa. Aku tidak mengerti" gumam Evan.Mikaila dan Austin hanya bisa saling pandang, larut dengan pikirannya masing-mas

    Last Updated : 2021-01-12
  • The King Immortal   TK 12

    Immortal dalam keadaan sangat kacau, kerajaan tak mampu memberikan ketenangan bagi masyarakat sebagaimana mestinya.Beberapa melakukan demo ditengah kerusakan istana, mereka menuntut bantuan kepada raja. Banyak rumah dan ladang yang hancur, dan tak ada satupun penyuluhan atas semua itu.Rakyat merasa diabaikan. Namun apa yang bisa dilakukan? Pihak kerajaan juga tak bisa berbuat apa-apa, terlebih ratu yang sibuk menangisi anaknya.Dewi Chanda tak sama sekali memperdulikan masyarakat di luar, dia tak ingin meninggalkan anaknya, padahal tabib jelas mengatakan hanya menderita luka ringan."Dewi Chanda! Masyarakat terus mengamuk diluar" ujar Arietaeus kembali mengingatkan.Perempuan itu merasa terpanggil, lantas kepalanya menoleh menatap sosok penasehat kerajaannya sedang berdiri sembari bersidekap tangan depan dada."Berani sekali kamu memanggil ku seperti itu" desis dewi Ch

    Last Updated : 2021-01-13
  • The King Immortal   TK 13

    Karena rasa penasaran yang besar, Mikaila pergi ke kota untuk melihat keadaan disana, tanpa sepengetahuan Evan tentunya dan hanya mengantongi ijin dari sang isteri, Austin.Wush!Wush!Wush!Mikaila sengaja tak pergi menggunakan direwolf agar anaknya tak curiga, dan sepanjang perjalanan matanya tak henti dibuat terkejut.Beberapa wilayah seperti terdampak sebuah serangan. Ditambah beberapa orang terlihat pergi membawa banyak barang.Apa mereka akan pergi berniaga? Atau kemana? Mikaila ingin bertanya soal itu, tapi ekspresi orang-orang yang terlihat kacau dan marah membuatnya urung. Mungkin jika dia memaksa bertanya, bukan jawaban yang akan dia dapatkan.Wush!Wush!Wush!Hingga akhirnya Mikaila melihat sosok teman berdagangnya. Dia pun langsung turun dan menghampiri dia."Nura!" sapa Mikaila."Mikaila! Apa i

    Last Updated : 2021-01-14
  • The King Immortal   TK 14

    Kanagara sudah sadarkan diri, pangeran itu langsung mengeluhkan keadaan yang tengah mengelilinginya sekarang.Serangan, kerusakan, bangsa iblis, kemarahan rakyat, pelarian, prajurit, perang dan masalah-masalah lainnya. Membuat ia ingin tak sadarkan diri saja, sama seperti sang ayah yang saat ini sedang ditatapnya.Ya, untuk yang ke dua kalinya lelaki itu datang melihat raja di kamarnya. Tak ada yang berubah, orangtua itu terlihat damai nan asik dengan tidurnya."Aku bahkan tidak tahu bagaimana rasanya tangan itu mengelus kepala ku" ujar Kanagara di samping sang ayah."Sejak lahir, kita tak pernah bermain. Jika ayah sadar jangan marah melihat sikap ku ini ya" imbuhnya tersenyum lucu.Berharap sekali saja, ada jawaban dari raja. Jujur Kanagara sangat lelah, dia ingin menyerah pada kehidupannya, yang menjadi kenyataan adalah, kehidupan rakyat biasa lebih enak daripada mengemban nama pangeran.

    Last Updated : 2021-01-15

Latest chapter

  • The King Immortal   TK 19

    Achilles tak menyangka akan mengatakan kalimat seperti itu, dan mirisnya lelaki yang ditolongnya mengatakan pernyataan setuju.Memang sepintas tak merugikan, Achilles menyediakan tempat sedangkan orang yang ditolongnya menyediakan tenaga."Jadi siapa nama mu?" tanya lelaki itu.Achilles mendongak, nafasnya sedikit memburu karena menggendong seekor kijang yang ternyata lumayan berat."Achilles" jawabnya.Lelaki itu mengangguk, dia tidak terlihat kesusahan sama sekali. Padahal dia membawa banyak hewan buruan dan keranjang buah. Achilles sampai ternganga jika kalian tahu."Lalu nama mu siapa?" benar sekali, Achilles sampai lupa menanyakan hal serupa itu padanya."Aku.." ujar lelaki itu menggantung."Kenapa? Apa jangan-jangan kamu lupa ingatan saat terjatuh itu!" pekik Achilles."Haha, benar sekali tapi tidak juga" ujar lelaki itu

  • The King Immortal   TK 18

    "Nggh.."Achilles tergugu ketika suara lenguhan menyapa telinganya.Matanya yang masih mengantuk dipaksakan terbuka dan melihat sekitar, ternyata lelaki yang diselamatkannya mulai sadarkan diri.Sontak Achilles langsung menghampirinya. Dengan pelan dan apatis dia menggoyangkan bahunya."Hey.. bangun.." ujar Achilles."Hm.. ahh" lelaki itu meringis memegangi kepalanya yang pusing."Dimana aku?" tanyanya."Kamu sudah sadar?" timpal Achilles bertanya."Aku ingin pingsan saja, dan tidak bangun lagi" ujar lelaki itu."Hah? Kalau begitu mati saja" timpal Achilles.Lelaki itu menggeleng, mati? Bukan, bukan itu kemauannya."Tidak. Aku hanya ingin tidur dengan waktu yang lama. Agar aku tak perlu mengetahui apa saja yang terjadi di dunia ini dan aku melupakan semua rasa sakit yang ada" ujar lelaki itu.

  • The King Immortal   TK 17

    Seminggu berlalu.Tak terasa saja, hari sudah berganti minggu. Selama itu pula Evan terbang. Tanpa beristirahat sejenak pun. Kalian bayangkan, tanpa beristirahat sejenak pun!.Rasa sedih, kecewa, sakit dan perasaan-perasaan lainnya yang menumpuk di hati lelaki itu, membuatnya berlaku demikian.Tak kuasa dengan semu itu dan ingin melupakannya, namun Evan berlaku salah. Keinginannya itu justru menyakiti dirinya sendiri.Saat ini pun dia juga masih belum tahu dimana?. Setelah beberapa hari lalu di terbang diatas air atau padang pasir. Kini dibawah kakinya terdapat daratan. Ada tanah yang bisa dia pijak.Nging!Brak!Kepala Evan tiba-tiba berdengung. Pandangannya mengabur dan dewa itu kehilangan keseimbangannya. Tubuhnya melayang jatuh kebawah, siap menghantam apa saja yang ada dibawahnya."Aku lelah.." gumam Evan memejamkan matanya.Ditempat lain

  • The King Immortal   TK 16

    Brak!Evan yang sedang melamun langsung terkejut ketika beberapa barang, jatuh tepat disampingnya.Dan si pelaku tampak menahan tangisnya, siapa lagi jika bukan Mikaila. Melihat sang ayah dengan nafas memburu seperti itu, lantas Evan berdiri menyamakan tinggi badannya."Cepat pergi dari sini" ujar Mikaila tegas."Ayah mengusir ku?" tanya Evan tak kuasa.Namun Mikaila enggan menjawab, hanya tangannya yang menunjukan arah kemana lelaki itu harus pergi."Aku tidak mau pergi ayah, aku akan tetap disi-""Kamu ingin ayah mati hah?!" ujar Mikaila berteriak."Kalau kamu tetap disini ayah akan bunuh diri!" tegasnya.Evan menggelengkan kepalanya, air mata sudah berada diujung pelupuk mata indah lelaki itu.Sret!Tanpa diduga, Mikaia membawa sebuah pisau runcing yang ia sembunyikan dibalik bajunya. Dan dengan

  • The King Immortal   TK 15

    Saat ini para penasehat, dewi Chanda, Aristaeus dan kepala jendral sedang berkumpul melaksanakan rapat setelah membagikan bantuan kepada rakyat tadi.Permasalahannya tak jauh soal penyerangan bangsa iblis dan perang yang memungkinkan akan terjadi."Kita tarik semua dewa dewi muda dan jadikan mereka bala tentara perang" ujar dewi Chanda."Itu berarti kita mengobarkan masa depan immortal, aku tidak akan setuju" timpal Aristaues."Aku tidak membutuhkan persetujuan mu" ujar dewi Chanda."Tanpa kuantitas, immortal bisa kalah. Atau kamu memang ingin kerajaan ini hancur hah?" imbuhnya."Saat ini tak ada yang bisa kita lakukan selain bertahan, tapi selama itu juga bukan berarti kita hanya diam" ujar salah satu jendral."Kita harus memperkuat pertahanan dan menyiapkan pasukan sebanyak mungkin untuk kemungkinan terburuk" imbuhnya."Lantas jendral setuju

  • The King Immortal   TK 14

    Kanagara sudah sadarkan diri, pangeran itu langsung mengeluhkan keadaan yang tengah mengelilinginya sekarang.Serangan, kerusakan, bangsa iblis, kemarahan rakyat, pelarian, prajurit, perang dan masalah-masalah lainnya. Membuat ia ingin tak sadarkan diri saja, sama seperti sang ayah yang saat ini sedang ditatapnya.Ya, untuk yang ke dua kalinya lelaki itu datang melihat raja di kamarnya. Tak ada yang berubah, orangtua itu terlihat damai nan asik dengan tidurnya."Aku bahkan tidak tahu bagaimana rasanya tangan itu mengelus kepala ku" ujar Kanagara di samping sang ayah."Sejak lahir, kita tak pernah bermain. Jika ayah sadar jangan marah melihat sikap ku ini ya" imbuhnya tersenyum lucu.Berharap sekali saja, ada jawaban dari raja. Jujur Kanagara sangat lelah, dia ingin menyerah pada kehidupannya, yang menjadi kenyataan adalah, kehidupan rakyat biasa lebih enak daripada mengemban nama pangeran.

  • The King Immortal   TK 13

    Karena rasa penasaran yang besar, Mikaila pergi ke kota untuk melihat keadaan disana, tanpa sepengetahuan Evan tentunya dan hanya mengantongi ijin dari sang isteri, Austin.Wush!Wush!Wush!Mikaila sengaja tak pergi menggunakan direwolf agar anaknya tak curiga, dan sepanjang perjalanan matanya tak henti dibuat terkejut.Beberapa wilayah seperti terdampak sebuah serangan. Ditambah beberapa orang terlihat pergi membawa banyak barang.Apa mereka akan pergi berniaga? Atau kemana? Mikaila ingin bertanya soal itu, tapi ekspresi orang-orang yang terlihat kacau dan marah membuatnya urung. Mungkin jika dia memaksa bertanya, bukan jawaban yang akan dia dapatkan.Wush!Wush!Wush!Hingga akhirnya Mikaila melihat sosok teman berdagangnya. Dia pun langsung turun dan menghampiri dia."Nura!" sapa Mikaila."Mikaila! Apa i

  • The King Immortal   TK 12

    Immortal dalam keadaan sangat kacau, kerajaan tak mampu memberikan ketenangan bagi masyarakat sebagaimana mestinya.Beberapa melakukan demo ditengah kerusakan istana, mereka menuntut bantuan kepada raja. Banyak rumah dan ladang yang hancur, dan tak ada satupun penyuluhan atas semua itu.Rakyat merasa diabaikan. Namun apa yang bisa dilakukan? Pihak kerajaan juga tak bisa berbuat apa-apa, terlebih ratu yang sibuk menangisi anaknya.Dewi Chanda tak sama sekali memperdulikan masyarakat di luar, dia tak ingin meninggalkan anaknya, padahal tabib jelas mengatakan hanya menderita luka ringan."Dewi Chanda! Masyarakat terus mengamuk diluar" ujar Arietaeus kembali mengingatkan.Perempuan itu merasa terpanggil, lantas kepalanya menoleh menatap sosok penasehat kerajaannya sedang berdiri sembari bersidekap tangan depan dada."Berani sekali kamu memanggil ku seperti itu" desis dewi Ch

  • The King Immortal   TK 11

    Evan dan kedua orangtuanya masih berdebat, akan tetapi hal itu terganggu dengan suara ledakan yang terdengar samar-samar dari rumahnya.Duar!Sontak Evan, Mikaila dan Austin berlari keluar rumah. Dapat mereka lihat ada asap mengepul dari arah kota."Ada apa itu ayah?" tanya Evan terkejut.Mikaila menggeleng, dia pun baru pertama kali melihat hal semacam ini terjadi. Evan sendiri dibuat semakin gelisah melihat kepulan asap itu."Ayah aku ingin pergi kesana" ujar Evan tiba-tiba."Jangan sayang itu berbahaya" timpal Austin khawatir.Ekspresi Evan lah yang membuat kedua orangtuanya ikut tak tenang, mereka jelas melihat gurat gelisah di wajah anaknya itu, meski tak tahu kenapa?."Perasaan ku tidak enak, entah karena apa. Aku tidak mengerti" gumam Evan.Mikaila dan Austin hanya bisa saling pandang, larut dengan pikirannya masing-mas

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status