Home / Fantasi / The Key Of Island / Bab 6: Cairan Serba Guna

Share

Bab 6: Cairan Serba Guna

Author: M4Y5
last update Last Updated: 2025-01-22 17:55:33

"Bibi," tanya Flinz dengan hati-hati, "Kenapa cairan ini begitu penting? Apa yang bisa dilakukan dengan benda seperti ini?" 

Bibi Helen menatap Flinz sebentar sebelum menjawab. "Cairan dari slime adalah bahan dasar untuk membuat ramuan. Jika diolah dengan benar, cairan ini bisa menjadi obat penyembuh luka, bahan bakar untuk lentera, bahkan perekat yang kuat. Tapi itu semua tergantung pada keahlian orang yang mengolahnya." 

Flinz memiringkan kepalanya, mencoba memahami penjelasan itu. "Jadi, slime ini seperti... sumber daya di dunia ini?" 

"Bibi, bagaimana orang-orang di desa ini bisa melakukan hal-hal luar biasa seperti tadi? Mengendalikan tanah, membentuk batu... itu seperti sihir dalam dongeng," tanya Flinz, duduk di kursi dekat meja. 

Bibi Helen berhenti sejenak, lalu menatap Flinz dengan serius. "Sihir di dunia ini adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Tapi seperti yang kau lihat, tidak semua orang bisa melakukannya. Mereka yang memiliki kemampuan sihir biasanya dilahirkan dengan bakat tertentu. Di desa kita, hanya dua elemen sihir yang dominan: tanah dan batu. Orang-orang di sini telah mempelajari cara memanfaatkan elemen-elemen itu untuk bertahan hidup." 

Flinz mengangguk, mencoba mencerna informasi itu. "Jadi, tidak semua orang bisa menggunakan sihir?" 

"Tepat sekali," jawab Bibi Helen. "Dan bahkan mereka yang bisa menggunakan sihir harus melatih kemampuan mereka selama bertahun-tahun. Kau tidak bisa begitu saja menguasainya tanpa usaha." 

Flinz terdiam sejenak, memikirkan apa yang baru saja ia dengar. Dunia ini penuh dengan hal-hal baru yang membuatnya merasa kecil, tetapi di sisi lain, ia juga merasa bahwa ada peluang besar untuk tumbuh dan belajar. 

"Bibi," kata Flinz tiba-tiba, "Bagaimana aku bisa tahu apakah aku memiliki bakat sihir?" 

Bibi Helen tersenyum tipis. "Itu pertanyaan yang bagus. Biasanya, orang akan tahu sejak kecil, karena bakat sihir sering kali muncul secara alami. Tapi kadang-kadang, butuh situasi tertentu untuk memunculkannya. Kau mungkin harus bersabar dan melihat apa yang bisa kau lakukan seiring waktu." 

Flinz mengangguk. Dalam hatinya, ia merasa semakin terdorong untuk mencari tahu lebih banyak tentang dirinya sendiri dan kemampuannya. Ia ingin menjadi bagian dari dunia ini, bukan hanya sebagai pengamat, tetapi sebagai seseorang yang mampu membuat perbedaan. 

"Untuk sekarang, istirahatlah dulu," kata Bibi Helen sambil menuangkan secangkir teh herbal untuk Flinz. "Besok kita akan membicarakan lebih banyak tentang apa yang bisa kau lakukan di sini." 

Flinz meminum teh itu perlahan, merasakan kehangatan yang menyebar ke seluruh tubuhnya. Ia merasa bersyukur karena telah bertemu Bibi Helen dan mendapatkan tempat untuk memulai hidup barunya.

Flashback end

Hari baru dimulai, dan sinar matahari pagi menembus jendela kecil di kamar Flinz. Suara kicauan burung dan angin yang menyapu pepohonan di luar membuat suasana desa semakin terasa hidup. Flinz membuka matanya, merasakan kenyamanan tempat tidurnya yang sederhana, dan membiarkan dirinya sejenak menikmati ketenangan pagi itu. Namun, ia tahu bahwa hari ini adalah langkah pertama dari perjalanan panjang yang menantinya. 

 

*"Hari ini adalah hari pertama dari banyak hari-hari yang akan datang. Aku punya kesempatan baru di dunia ini, tapi aku harus memanfaatkan setiap momen sebaik mungkin. Aku ingin belajar, berkembang, dan menjadi lebih dari yang aku bayangkan."* 

Flinz duduk di pinggir tempat tidurnya, menatap keluar jendela ke arah desa yang sibuk. Angin yang masuk melalui jendela membawa aroma tanah yang segar, memberi semangat baru. Beberapa hari yang lalu, ia merasa asing dan bingung. Namun sekarang, ia sudah memiliki tujuan—menjadi seorang penyihir yang kuat. 

Kamar itu sunyi, tetapi di dalam dirinya, Flinz merasakan semangat yang membara. Bibi Helen memberinya kesempatan untuk tinggal bersamanya, memberi Flinz tempat untuk bertumbuh. Ini bukan sekadar tempat berlindung, ini adalah kesempatan untuk menjalani hidup dengan arti yang lebih besar. 

Flinz tahu bahwa ia harus berlatih dan belajar, mulai dari hal-hal kecil. Ia ingin mengenal lebih jauh tentang sihir—khususnya elemen tanah dan batu yang mendominasi desa ini. Mungkin itu adalah jalan pertama yang bisa ia pilih. Tetapi, lebih dari itu, ia ingin menjadi lebih kuat. Ia ingin bisa melindungi dirinya, Bibi Helen, dan semua orang yang membantunya. 

Beberapa hari yang lalu, Flinz tidak pernah membayangkan bahwa ia akan berada di sini, di dunia yang sama sekali berbeda. Sekarang, dunia ini adalah rumah barunya, dan ia takkan membiarkan kesempatan ini terlewat begitu saja. 

Flinz mengambil napas dalam-dalam, lalu berdiri dan berjalan menuju pintu kamar. Begitu melangkah keluar, ia melihat Bibi Helen yang sedang sibuk di halaman depan, membersihkan kebun dan menyiapkan sayuran. 

"Bibi," panggil Flinz dengan suara pelan namun penuh tekad. 

Bibi Helen menoleh dan tersenyum melihat Flinz yang sudah bangun pagi. "Ah, sudah bangun, Nak. Bagaimana tidurmu?" 

Flinz tersenyum kembali, meskipun sedikit malu. "Tidurku nyenyak, Bibi. Terima kasih telah memberiku tempat yang begitu nyaman." 

Bibi Helen mengangguk dan mengatur keranjang di tangannya. "Bagus kalau kau merasa baik-baik saja. Sekarang, kau harus memulai hari dengan baik. Ada banyak yang perlu kau pelajari di sini." 

"Betul," jawab Flinz, dan untuk pertama kalinya, ia merasa siap menghadapi hari itu. "Aku ingin mulai belajar tentang sihir. Tentang bagaimana aku bisa mengendalikan elemen tanah atau batu." 

Bibi Helen tersenyum lebar. "Kau sangat antusias. Baiklah, ada baiknya kau memulai dengan belajar dasar-dasarnya dulu. Di desa ini, kita punya banyak pengrajin dan penyihir yang bisa membantu. Aku bisa mengenalkan mu pada mereka." 

Flinz mengangguk mantap. "Aku siap, Bibi. Aku akan berlatih keras dan belajar sebanyak mungkin. Suatu saat nanti, aku ingin menjadi penyihir yang kuat." 

*"Aku tahu ini bukan jalan yang mudah, dan pasti ada banyak rintangan yang menunggu. Tapi aku tidak akan berhenti. Aku akan terus berusaha dan belajar. Dunia ini memberiku kesempatan baru, dan aku tidak akan menyia-nyiakannya."* 

Bibi Helen meletakkan keranjangnya dan berjalan mendekat, memberi Flinz punggung tangan yang lembut. "Aku tahu kau bisa melakukannya, Nak. Jangan pernah ragu pada dirimu. Dunia ini penuh dengan kemungkinan, dan kau bisa menemukan jalanmu sendiri." 

Flinz tersenyum, merasa lebih ringan dengan kata-kata Bibi Helen. Ia tahu bahwa perjalanan ini baru saja dimulai, dan ada banyak hal yang harus ia temui dan pelajari. Namun, ia sudah merasa lebih siap dari sebelumnya. 

Dengan tekad yang kuat, Flinz melangkah keluar dari pondok dan menyusuri jalan desa yang penuh dengan kehidupan. Hari ini adalah awal dari segalanya. Ia tahu bahwa di dunia ini, ia harus menemukan jalannya sendiri. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tetapi Flinz yakin, dengan tekad dan usaha, ia akan bisa mengubah takdirnya. 

--- 

 

Flinz kini memiliki tempat dan keluarga di dunia baru ini, dan meskipun perjalanan panjang masih menantinya, ia siap untuk menghadapi segala tantangan. Dengan tekad untuk belajar sihir dan menjadi penyihir yang kuat, Flinz berharap dapat menemukan tujuan hidup yang lebih besar. 

Apa yang akan terjadi dengan perjalanan Flinz selanjutnya? Akan kah ia menguasai sihir dengan cepat, atau adakah rintangan besar yang harus dihadapi? Perjalanan Flinz untuk menemukan tujuan dan kekuatan dirinya baru saja dimulai, dan dunia baru ini masih penuh dengan rahasia dan kemungkinan yang belum terungkap.

.

.

.

Bersambung ...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • The Key Of Island    Bab 1: Awal Dari Sebuah Akhir

    Langit di kota itu memancarkan warna jingga saat mentari pagi mulai menembus jalanan kota yang sibuk. Orang-orang berlalu-lalang, sibuk dengan urusan masing-masing. Di salah satu sudut jalan, seorang pria muda bernama Flinz sedang menyapu trotoar. Dengan tubuh tegap namun wajah penuh kelelahan, ia menggerakkan sapunya, mengumpulkan dedaunan dan sampah yang berserakan.Flinz mengenakan seragam oranye khas tukang sapu. Pakaian itu penuh noda dan debu, mencerminkan rutinitasnya yang tak pernah berubah. Ia bekerja tanpa banyak bicara, wajahnya kosong tanpa ekspresi. Sesekali, ia berhenti sejenak untuk menghapus keringat di dahinya.Flinz menatap ke arah jalan yang dipenuhi kendaraan. Matanya mengikuti mobil-mobil yang melaju cepat, membayangkan kehidupan yang jauh dari apa yang ia miliki sekarang."Lihat mereka, semua punya tujuan. Mereka punya tempat untuk pergi, hal-hal yang harus dilakukan. Sementara aku...? Aku hanya di sini, berdiri dengan sapu ini setiap hari. Apa gunanya semua ini?

    Last Updated : 2025-01-20
  • The Key Of Island    Bab 2: Jejak Baru

    Flinz meraba wajahnya, lalu menatap tangannya sekali lagi, mencoba memahami apa yang telah terjadi. Ia merasakan perutnya, kaki, dan dada, memastikan bahwa ini nyata. Tubuhnya benar-benar telah berubah menjadi anak berusia sekitar 14 tahun."Bagaimana ini mungkin? Apa aku sedang bermimpi?"Ketika Flinz mencoba berdiri, tubuhnya sedikit goyah, tetapi akhirnya ia berhasil menopang dirinya sendiri. Saat itulah, ia merasakan sesuatu yang aneh di dalam dirinya—seperti ada kekuatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Kekuatan itu tidak terlihat, tetapi kehadirannya begitu nyata, seperti bayangan gelap yang melingkupinya."Apa ini? Aku... merasa berbeda. Tubuh ini tidak hanya kecil, tapi juga ada sesuatu yang lain. Sesuatu yang... tidak biasa."Flinz mengamati sekeliling gua yang gelap. Dinding-dindingnya dipenuhi lumut bercahaya redup, memberikan sedikit penerangan. Ia mendengar suara gemuruh kecil dari jauh, mungkin dari sungai bawah tanah atau air terjun.Dengan rasa bingung dan taku

    Last Updated : 2025-01-20
  • The Key Of Island    Bab 3: Bibi Helen

    Setelah beberapa saat berjalan, Flinz memberanikan diri bertanya, "Siapa nama Anda, Bu?" Wanita itu menoleh, sedikit tersenyum. "Kau bisa memanggilku Bibi Helen." Nama itu terukir di ingatan Flinz. Bibi Helen, orang pertama yang ia temui di dunia baru ini, adalah titik awal dari perjalanannya untuk memahami kehidupan barunya. Namun, di balik rasa syukurnya, Flinz tidak bisa menghilangkan perasaan gelisah. Dunia ini terasa asing, dan kekuatan misterius dalam tubuhnya masih menjadi tanda tanya besar. Flinz mengikuti Bibi Helen dengan langkah ragu, sementara mereka melewati jalan setapak yang mengarah ke pinggiran hutan. Di sepanjang perjalanan, Bibi Helen tidak banyak bicara, hanya sesekali menoleh untuk memastikan Flinz benar-benar mengikutinya. Namun, rasa ingin tahu Flinz tak bisa diredam. Hutan di sekitar mereka terlihat indah sekaligus misterius. Pohon-pohon tinggi menjulang, dengan daun-daun yang memancarkan kilauan hijau keemasan setiap kali terkena sinar matahari. Burung-bur

    Last Updated : 2025-01-22
  • The Key Of Island    Bab 4: Pertarungan Pertama

    Flashback: Perjalanan Menuju Rumah Bibi Helen "Baiklah, Nak," kata Bibi Helen sembari menghela napas panjang. "Aku tidak tahu siapa kau sebenarnya atau dari mana asalmu. Tapi... aku tidak tega meninggalkanmu sendirian. Kau bisa tinggal di rumahku untuk sementara waktu." Flinz tertegun. Perasaan lega menyelimuti dirinya, dan ia menundukkan kepala sebagai tanda hormat. "Terima kasih, Bibi Helen. Aku tidak tahu bagaimana aku bisa membalas kebaikanmu." Wanita paruh baya itu hanya tersenyum tipis, lalu melangkah lebih dulu. "Ayo, kita harus segera pergi sebelum matahari semakin tinggi. Jalan menuju rumahku tidak mudah, dan kau masih harus banyak belajar." Flinz mengangguk dan mengikuti langkah kaki Bibi Helen. Namun, tubuhnya yang baru, yang lebih kecil dan ringan dibandingkan tubuhnya sebelumnya, masih terasa aneh. Langkahnya kerap goyah, dan beberapa kali ia hampir terjatuh. "Pelan-pelan, Nak," ujar Bibi Helen sambil menoleh ke belakang. "Kau terlihat seperti anak rusa yang baru

    Last Updated : 2025-01-22
  • The Key Of Island    Bab 5: Memasuki Desa

    Bibi Helen mengangguk. "Bisa dibilang begitu. Setiap makhluk di dunia ini memiliki sesuatu yang dapat dimanfaatkan, baik itu untuk bertahan hidup, untuk berdagang, atau untuk keperluan lain. Bahkan monster yang terlihat tidak berguna seperti slime ini punya nilai." Flinz terdiam sejenak, menatap tangannya yang masih sedikit gemetar setelah pertarungannya tadi. Ia merasa lega karena berhasil mengalahkan monster itu, tetapi ia juga sadar betapa lemahnya dirinya. "Apakah semua orang di dunia ini tahu cara memanfaatkan hal-hal seperti ini?" tanya Flinz lagi, nada suaranya menunjukkan rasa ingin tahu yang semakin besar. "Tidak semua," jawab Bibi Helen sambil memasukkan wadah cairan slime ke dalam keranjangnya. "Ada yang memilih hidup sederhana tanpa terlibat dengan monster atau dunia luar. Tapi bagi mereka yang ingin bertahan di luar desa, memahami cara memanfaatkan sumber daya ini adalah hal yang wajib." Flinz mengangguk perlahan, menyerap informasi itu. Dalam hatinya, ia merasa dunia

    Last Updated : 2025-01-22

Latest chapter

  • The Key Of Island    Bab 6: Cairan Serba Guna

    "Bibi," tanya Flinz dengan hati-hati, "Kenapa cairan ini begitu penting? Apa yang bisa dilakukan dengan benda seperti ini?" Bibi Helen menatap Flinz sebentar sebelum menjawab. "Cairan dari slime adalah bahan dasar untuk membuat ramuan. Jika diolah dengan benar, cairan ini bisa menjadi obat penyembuh luka, bahan bakar untuk lentera, bahkan perekat yang kuat. Tapi itu semua tergantung pada keahlian orang yang mengolahnya." Flinz memiringkan kepalanya, mencoba memahami penjelasan itu. "Jadi, slime ini seperti... sumber daya di dunia ini?" "Bibi, bagaimana orang-orang di desa ini bisa melakukan hal-hal luar biasa seperti tadi? Mengendalikan tanah, membentuk batu... itu seperti sihir dalam dongeng," tanya Flinz, duduk di kursi dekat meja. Bibi Helen berhenti sejenak, lalu menatap Flinz dengan serius. "Sihir di dunia ini adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Tapi seperti yang kau lihat, tidak semua orang bisa melakukannya. Mereka yang memiliki kemampuan sihir biasanya dilahirkan

  • The Key Of Island    Bab 5: Memasuki Desa

    Bibi Helen mengangguk. "Bisa dibilang begitu. Setiap makhluk di dunia ini memiliki sesuatu yang dapat dimanfaatkan, baik itu untuk bertahan hidup, untuk berdagang, atau untuk keperluan lain. Bahkan monster yang terlihat tidak berguna seperti slime ini punya nilai." Flinz terdiam sejenak, menatap tangannya yang masih sedikit gemetar setelah pertarungannya tadi. Ia merasa lega karena berhasil mengalahkan monster itu, tetapi ia juga sadar betapa lemahnya dirinya. "Apakah semua orang di dunia ini tahu cara memanfaatkan hal-hal seperti ini?" tanya Flinz lagi, nada suaranya menunjukkan rasa ingin tahu yang semakin besar. "Tidak semua," jawab Bibi Helen sambil memasukkan wadah cairan slime ke dalam keranjangnya. "Ada yang memilih hidup sederhana tanpa terlibat dengan monster atau dunia luar. Tapi bagi mereka yang ingin bertahan di luar desa, memahami cara memanfaatkan sumber daya ini adalah hal yang wajib." Flinz mengangguk perlahan, menyerap informasi itu. Dalam hatinya, ia merasa dunia

  • The Key Of Island    Bab 4: Pertarungan Pertama

    Flashback: Perjalanan Menuju Rumah Bibi Helen "Baiklah, Nak," kata Bibi Helen sembari menghela napas panjang. "Aku tidak tahu siapa kau sebenarnya atau dari mana asalmu. Tapi... aku tidak tega meninggalkanmu sendirian. Kau bisa tinggal di rumahku untuk sementara waktu." Flinz tertegun. Perasaan lega menyelimuti dirinya, dan ia menundukkan kepala sebagai tanda hormat. "Terima kasih, Bibi Helen. Aku tidak tahu bagaimana aku bisa membalas kebaikanmu." Wanita paruh baya itu hanya tersenyum tipis, lalu melangkah lebih dulu. "Ayo, kita harus segera pergi sebelum matahari semakin tinggi. Jalan menuju rumahku tidak mudah, dan kau masih harus banyak belajar." Flinz mengangguk dan mengikuti langkah kaki Bibi Helen. Namun, tubuhnya yang baru, yang lebih kecil dan ringan dibandingkan tubuhnya sebelumnya, masih terasa aneh. Langkahnya kerap goyah, dan beberapa kali ia hampir terjatuh. "Pelan-pelan, Nak," ujar Bibi Helen sambil menoleh ke belakang. "Kau terlihat seperti anak rusa yang baru

  • The Key Of Island    Bab 3: Bibi Helen

    Setelah beberapa saat berjalan, Flinz memberanikan diri bertanya, "Siapa nama Anda, Bu?" Wanita itu menoleh, sedikit tersenyum. "Kau bisa memanggilku Bibi Helen." Nama itu terukir di ingatan Flinz. Bibi Helen, orang pertama yang ia temui di dunia baru ini, adalah titik awal dari perjalanannya untuk memahami kehidupan barunya. Namun, di balik rasa syukurnya, Flinz tidak bisa menghilangkan perasaan gelisah. Dunia ini terasa asing, dan kekuatan misterius dalam tubuhnya masih menjadi tanda tanya besar. Flinz mengikuti Bibi Helen dengan langkah ragu, sementara mereka melewati jalan setapak yang mengarah ke pinggiran hutan. Di sepanjang perjalanan, Bibi Helen tidak banyak bicara, hanya sesekali menoleh untuk memastikan Flinz benar-benar mengikutinya. Namun, rasa ingin tahu Flinz tak bisa diredam. Hutan di sekitar mereka terlihat indah sekaligus misterius. Pohon-pohon tinggi menjulang, dengan daun-daun yang memancarkan kilauan hijau keemasan setiap kali terkena sinar matahari. Burung-bur

  • The Key Of Island    Bab 2: Jejak Baru

    Flinz meraba wajahnya, lalu menatap tangannya sekali lagi, mencoba memahami apa yang telah terjadi. Ia merasakan perutnya, kaki, dan dada, memastikan bahwa ini nyata. Tubuhnya benar-benar telah berubah menjadi anak berusia sekitar 14 tahun."Bagaimana ini mungkin? Apa aku sedang bermimpi?"Ketika Flinz mencoba berdiri, tubuhnya sedikit goyah, tetapi akhirnya ia berhasil menopang dirinya sendiri. Saat itulah, ia merasakan sesuatu yang aneh di dalam dirinya—seperti ada kekuatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Kekuatan itu tidak terlihat, tetapi kehadirannya begitu nyata, seperti bayangan gelap yang melingkupinya."Apa ini? Aku... merasa berbeda. Tubuh ini tidak hanya kecil, tapi juga ada sesuatu yang lain. Sesuatu yang... tidak biasa."Flinz mengamati sekeliling gua yang gelap. Dinding-dindingnya dipenuhi lumut bercahaya redup, memberikan sedikit penerangan. Ia mendengar suara gemuruh kecil dari jauh, mungkin dari sungai bawah tanah atau air terjun.Dengan rasa bingung dan taku

  • The Key Of Island    Bab 1: Awal Dari Sebuah Akhir

    Langit di kota itu memancarkan warna jingga saat mentari pagi mulai menembus jalanan kota yang sibuk. Orang-orang berlalu-lalang, sibuk dengan urusan masing-masing. Di salah satu sudut jalan, seorang pria muda bernama Flinz sedang menyapu trotoar. Dengan tubuh tegap namun wajah penuh kelelahan, ia menggerakkan sapunya, mengumpulkan dedaunan dan sampah yang berserakan.Flinz mengenakan seragam oranye khas tukang sapu. Pakaian itu penuh noda dan debu, mencerminkan rutinitasnya yang tak pernah berubah. Ia bekerja tanpa banyak bicara, wajahnya kosong tanpa ekspresi. Sesekali, ia berhenti sejenak untuk menghapus keringat di dahinya.Flinz menatap ke arah jalan yang dipenuhi kendaraan. Matanya mengikuti mobil-mobil yang melaju cepat, membayangkan kehidupan yang jauh dari apa yang ia miliki sekarang."Lihat mereka, semua punya tujuan. Mereka punya tempat untuk pergi, hal-hal yang harus dilakukan. Sementara aku...? Aku hanya di sini, berdiri dengan sapu ini setiap hari. Apa gunanya semua ini?

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status