“Madam Gao telah tiba !”
Setiap orang mulai memandang ke arah pintu masuk ketika mendengar pengumuman kedatangan sosialita teratas itu. Wanita cantik berambut cokelat keemas yang disanggul dengan rapi memasuki ruangan dengan anggun. Pemilik pesta menyambut kedatangannya dengan ramah, wanita itu hanya mengatakan kata-kata singkat sebelum melangkahkan kaki jenjangnya memasuki ruangan.
Para wanita mulai beramai-ramai mengerubunginya bagaikan lalat. Mereka mulai menyanjungnya dengan kata-kata pujian. Wanita cantik bernama Fallin Ma, hanya menanggapi pujian mereka dengan senyuman formal. Ia tahu bahwa pujian yang mereka berikan hanya bermaksud untuk menjilatnya, sungguh melelahkan baginya untuk mendengar kata-kata palsu itu. Mereka berusaha menyenangkan hatinya ketika berhadapan dengannya, tetapi ketika dibelakang punggungnya, mereka akan membicarakan hal buruk, seperti itulah mereka.
“Saudaraku Fallin!”
Seorang wanita berambut pirang yang dibiarkan tergerai datang mendekatinya. Fallin Ma memandang ke arah wanita cantik yang berbicara dengannya dengan bahasa informal. Para wanita lain menegurnya yang tidak sopan dan juga menyindir gaunnya yang terbuka. “ Apa aku harus berbicara dengan formal pada sepupuku sendiri dan juga apa kalian menyindir gaunku? Kalian semua begitu kuno, ini adalah pakaian model baru untuk wanita muda.”
“Maaf, aku harus bicara dengan sepupuku.”
Fallin Ma menarik sepupunya itu- Elisa Fu ke sudut ballroom. Para wanita-wanita itu hanya bisa saling berbisik melihat Fallin Ma yang pergi meninggalkan mereka. Mereka juga merasa kesal pada wanita yang disebut sebagai sepupu oleh Fallin Ma.
“Senang bertemu denganmu lagi, saudaraku! Kau tidak berubah, masih saja membiarkan lalat-lalat itu mendekatimu!”
“Jangan mengatakan kata kasar itu secara langsung!”
“Saudaraku, kau begitu kaku. Hei! saudaraku, apa kau tidak merasa bahwa pesta ini begitu membosankan? Alunan musik yang membuat mengantuk dan juga harus melayani para wanita-wanita dengan topeng wanita mulia!”
“Ini adalah tugas yang harus aku lakukan! Walaupun ini membosankan, tetapi seperti inilah yang harus aku jalani.“
Seorang pelayan datang menawarkan minuman. Fallin Ma mengambil dua gelas lalu memberikannya pada sepupunya itu. Wanita yang berstatus sebagai Nyonya Besar Gao itu menyesap wine dengan pelan dan anggun. Elisa Fu memperhatikan sepupunya, ekspresinya tidak menunjukkan apapun, tetapi Elisa Fu dapat melihat perasaan kesepian di mata hitam kelamnya itu.
“Apa kau bahagia dengan kehidupanmu ini?”
Bahagia?
Ia tidak tahu apakah kehidupan yang dia miliki ini membuatnya bahagia. Kehidupan yang dijalaninya terlihat begitu sempurna. Kecantikan,kekayaan status, dan suami yang kaya, semua itu telah dimilikinya. Bukankah, hal itu merupakan sumber kebahagiaan. Hanya saja, perasaannya masih terasa kosong.
“Aku tahu, kau tidak merasakannya (kebahagiaan) bukan? Kau merasakan bahwa hidupmu membosankan dan juga dipenuhi perasaan kesepian. “
“Saudaraku, kau bukanlah boneka. Kau tidak bisa mengabaikan perasaanmu.Kau harus menikmati kehidupanmu dan merasakan kebahagiaan! “
“Menikmati hidup?”
“Benar, kehidupan yang sesuai dengan hatimu yang akan membuatmu bahagia! “
“Apa kau memilikinya?”
“Tentu saja!”
“Apa yang membuatmu merasa kebahagiaan dalam menjalani hidupmu?”
“Ketika aku bisa menjalani kehidupan sesuai dengan apa yang aku inginkan. Aku bisa melakukan pekerjaan yang aku inginkan, dan dapat dikenal sebagai diriku sendiri. “
Fallin Ma memperhatikan Elisa Fu yang menjawab dengan penuh semangat. Elisa Fu memilih belajar Desain ke luar negri dan tidak lagi terikat dengan keluarganya. Dia termenung mendengar jawaban dari saudaranya itu. Fallin Ma kembali meneguk wine, ketika perasaannya mulai goyah.
“Fallin Ma, apa kau tidak ingin mewujudkan mimpi masa mudamu ? Aku masih ingat bahwa kau ingin membuat pakaian yang indah.”
“Saudaraku, apa kau ingin terus terjebak dengan kehidupanmu yang seperti ini? Apa kau tidak ingin merasakan kebahagiaan dengan mewujudkan mimpimu ini? “
“Aku tidak sepertimu, Elisa. Sulit bagiku untuk bisa terlepas dari takdirku ini!”
“Saudaraku, kau masih punya pilihan untuk mengubah takdirmu. Saudaraku, sudah saatnya kau berhenti untuk menjadi boneka dan mulai menjalani kehidupanmu sendiri. Aku akan membantumu jika kau membutuhkanku, saudaraku!”
“Hubungi aku! Jika kau telah memutuskan untuk mendapatkan kebebasanmu. Aku ada janji untuk bertemu seorang client jadi aku harus pergi. Sampai jumpa, saudaraku!”
***
Fallin Ma kembali ke rumah, dia disambut oleh para pelayan. Seorang anak laki-laki berlari ke arahnya.
“Mama!”
“Tuan muda Gao! Kau tidak boleh berlari! Bagaimana jika sesuatu terjadi. Kau adalah calon pewaris, kau harus berhati-hati!”
“Aku mengerti. Mama, apa kau bersenang-senang di pesta kali ini?”
“Ya.Tuan muda Gao,bukankah ini jadwalmu untuk kelas etika? Pergilah! “
“Baiklah! Mama, aku akan melakukan yang terbaik untuk ujian kali ini!”
“Hal itu sudah seharusnya, “ Fallin Ma hanya menjawabnya dengan singkat. Dia lalu pergi meninggalkan putranya. Dia meminta kepala pelayan untuk menyiapkan teh untuknya.
Para pelayan lain diam-diam menyindir sikap dingin Fallin Ma. Mereka menjuluki nyonya mereka sebagai ibu dan istri yang tidak berperasaan. Sikap Fallin Ma selalu dingin pada putranya ataupun pada suaminya sendiri. Ia bahkan tidak pernah memanggil putranya.
“Apa kalian hanya bisa bergosip? Behenti berbicara buruk tentang mama!”
Anak laki-laki itu, Halbert Gao tidak bisa menahan diri mendengar sindiran kasar tentang mamanya.
“Mama cukup berbaik hati mempertahankan kalian. Kau tahu, aku bisa saja memecat kalian!”
Para pelayan itu gemetar melihat tatapan mata hitam kelam yang tajam milik Halbert Gao. Mata hitam kelam yang dia warisi dari ibunya. Pengasuhnya berusaha untuk menenangkan tuan mudanya dan memintanya untuk segera menghadiri kelas.
Fallin Ma berdiskusi dengan kepala pelayan. Dia mengabaikan tatapan ketidaksukaan beberapa pelayannya.
“Apa kau sudah menyelidiki dengan tetail tentang guru etika tuan mudah Gao? Kejadian sebelumnya terulang kembali."
“Ya, nyonya. Saya sudah memeriksanya. Latar belakang madam Chu bersih dan bukan wanita yang keras!”
“Baguslah, tetapi jangan lengah. Halbert Gao adalah satu-satunya calon pewaris, tubuhnya begitu berhaga.”
“Saya mengerti, Nyonya.”
***
Fallin Ma berada di balkon, dia memandang kedepan. Mansion utama milik keluarga Gao memang megah dan mewah, bahkan memiliki bunga-bunga indah yang tumbuh, tetapi mansion ini dikelilingi dengan tembok-tembok besar yang membatasi dengan lingkungan luar. Mansion yang indah dan megah ini hanyalah penjara baginya.
Kehidupannya sebagai seorang Nona Muda telah membuatnya harus merasakan kehidupan yang ketat sejak usia belia. Setiap hal yang dilakukannya harus sesuai dengan aturan, dirinya tidak pernah merasakan kehidupan seperti anak pada umumnya yang bisa bemain kemanapun. Hari-harinya hanya terkurung di dalam rumah, ketika di sekolahpun, kebebasan tidak dapat dimemilikinya, selalu ada pendamping disisinya. Hidupnya selalu dikekang. Perasaan iri selalu menyelumutinya setiap melihat orang-orang yang bisa menikmati kebebasannya, mereka juga bisa menunjukkan perasaan mereka dengan bebas.
Sungguh, berbeda dengannya, dia dilatih untuk mengendalikan perasaannya. Ia harus menekan ekspresi dan perasaannya agar orang lain tidak dapat menebak apa yang dipikirkannya. Pelatihan yang berat untuk menjadi calon istri yang sempurna, benar-benar membuatnya sesak. Sulit baginya menjaninys dan membuatnya ingin menangis, tetapi seorang Nona tidak boleh menunjukkan kelemahannya. Bahkan ketika keluar untuk bersosialisasi dalam pesta. Penting baginya untuk tetap menjaga postur untuk tetap tersenyum. Meskipun lelah, tetapi harus tetap tersenyum. Itulah sebabnya dia mulai menekan perasannya sendiri.
Kehidupan pernikahannya juga tidak lebih baik dari kehidupannya sebagai seorang Nona Muda, justru kehidupannya menjadi lebih menekannya. Ia merasa lelah untuk terus hidup terkurung seperti ini. Hal yang selalu dia inginkan adalah mendapatkan kebebasan, kebahagiaan dan menjalani kehidupan yang dia inginkan, dan dapat meraih impiamnya. Setelah tiga hari memikirkan tawaran dari sepupunya, dia telah membuat keputusan. Fallin Ma masuk ke dalam untuk mengambil ponselnya, lalu menghubungi Elisa Fu.
Satu minggu kemudian, suami dari Fallin Ma- Edzar Gao kembali ke kediaman larut malam. Dia disambut oleh, seorang wanita berpakaian pelayan yang juga merupakan pengasuh putranya. “ Selamat datang, Tuan. Anda sudah bekerja keras! ““Kenapa kau belum tidur larut malam seperti ini?”“Saya belum mengantuk. Tuan, apa anda ingin saya buatkan teh seperti biasa?”“Ya, tolong ya. Antarkan tehnya dan juga, aku ingin kau melaporkan semua hal yang terjadi selama aku pergi!”“Tentu, Tuan!”“Pengasuh Ye, apa kau pelayan pribadi suamiku atau pengasuh Tuan Muda Gao? Bukan tugasmu untuk menyambut tuan besar.”Fallin Ma tiba-tiba datang dan menegur tindakan pengasuh putranya itu. Ia tahu tentang kedekatan suaminya dan wanita cantik itu. Edzar Gao tidak menyukai teguran istrinya itu.“Fallin Ma, apa salahnya baginya untuk menyambutku? Istriku saja tidak pernah melakukannya.”“Maafkan saya, Nyonya!” Wanita cantik dengan figure asia itu segera membungkuk.
“MAMA JANGAN PERGI! Wu wu wu” Tuan muda Gao berlari tetapi ditahan oleh Edzar Gao.“CUKUP! HALBERT GAO, BERHENTILAH MENANGIS! JANGAN MENUNJUKKAN KELEMAHANMU HANYA KARENA WANITA ITU! “ Edzar Gao tidak bisa mengendalikan emosinya.Halbert Gao berhenti mengis, karena terkejut dengan teriakan kemarahan ayahnya yang tiba-tiba itu. Edzar Gao tidak bermaksud untuk membentak putranya, dia telah kehilangan control atas emosinya yang saat ini meledak-ledak karena wanita itu. Pria yang hampir berusia 30 tahun itu menghela nafas untuk menanenangkan diri, tetapi gagal baginya untuk mengendalikan emosinya.“Pengasuh Ye, kau urus tuan muda!” Edzar Gao memilih pergi, jika tidak dia mungkin akan menyakiti putranya dengan berteriak padanya.Ye Meyleen adalah wanita cantik yang berhati lembut. Ia tidak tega melihat Tuannya, langsung bergegas untuk memeluknya dan berusaha untuk menghibur tuan mudanya. Ye Meylee mengusap lembut punggung anak laki-laki beru
Halbert Gao mengambil bingkai foto bersama keluarganya. Pandangan matanya hanya fokus pada figure mamanya. Telapak tangannya perlahan mengepal. Ia semakin takut dengan mimpi yang selalu datang padanya.“Kenapa? Kenapa aku tidak bisa mencegah mama pergi?”Andai saja, dirinya memiliki tubuh yang lebih besar, mungkin dia dapat mencengkram lengan mamanya lebih erat, andai saja mamanya tidak menolak uluran tangannya seperti dalam foto. Halbert Gao tidak ingin mimpi yang dilihatnya menjadi kenyataan. Jika dia tidak mendapatkan mimpi itu, mungkin dirinya tidak akan mempedulikan mamanya. Kematiannya yang menyedihkan, kesepian dan sendirian yang dilihatnya dalam mimpi membuat hatinya sakit. Ia mulai memperhatikan ibunya dan menyadari tatapan mata yang tajam ternyata menyembunyikan perasaan kesepian. Tuan muda Halbert juga mulai menyadari perhatian kecil mamanya yaitu ketika dia demam saat itu samar-samar Halbert Gao mendengar suara kekhawatiran mamanya dan juga
“Selamat pagi, little Halbert!”Pria kecil itu mengerutkan keningnya memandang kearah papanya yang menyapanya dengan nada lembut. Biasanya papanya sudah bersiap untuk pergi ketika dia datang. Halbert Gao balas menyapa papanya dengan sopan, “ Selamat pagi, papa!”Pengasuh Ye menyajikan sarapan di depan Halbert. Edzar Gao memperhatikan putranya yang makan demgan perlahan. “Apa kau tidak menyukai menu english breakfast? ““Eh? Tidak, aku menyukainya!”Edzar Gao mengambil sosis miliknya dan memindahkannya ke piring Halbert. Ia juga memindahkan telur miliknya. Tuan Muda Gao memandang papanya dengan keheranan. Edzar Gao menyadari tatapan putranya, “ Kau membutuhkan banyak nutrisi jadi kau harus makan lebih banyak dan juga bersikaplah santai. Kita tidak sedang melakukan jamuan makan resmi, kau tidak perlu makan dengan hati-hati seperti itu!”“Baiklah!” Halbert Gao terpiasa dengan aturan ketat yang diterapkan mamanya untuk menjaga sikap bah
“Apa yang baru saja kau katakan?”“Ada artikel scandal tentang nyonya besar yang tersebar di internet. Nyonya besar juga menjadi pencarian terpanas di weibo. Anda bisa melihat ini!”Edzar Gao mengambil ponsel yang diulurkan Asistennya. Keningnya berkerut melihat foto seorang pria berambut pirang berlutut dan mencium telapak tangan Fallin Ma. Jari CEO Gao mulai menggulir layar ke bawah menelusuri kata-kata di artikel ini.“Scandal sampah macam apa ini?!” Edzar Gao dibuat sakit kepala dengan isi scandal yang menjelaskan perselingkuhan istrinya itu.Edzar Gao bukanlah orang yang tidak berpikir rasional. Ia tidak terlalu mempercayai artikel-artikel gosip yang dibuat secara berlebihan. Namun, siapapun yang melihat foto itu juga akan merasa hubungan khusus diantara mereka, khususnya bagi orang-orang kota S yang masih konservatif.“Tarik semua artikel yang ada dan cari tahu tentang pria itu! Kau harus menyelesaikan semuanya hari ini juga.”“Baiklah
‘Papa, bisakah papa pulang lebih awal dan makan malam bersamaku?’Senyum terukir di bibir tipis Edzar Gao saat melihat pesan yang dikirim oleh Putranya. Jari-jarinya dengan cepat mengetik huruf-huruf merangkai kalimat persetujuan sebagai balasan. CEO dari perusahaan Gao tahu, mungkin saja putranya saat ini membutuhkannya. Bagaimanapun putranya pasti merasa tertekan karena scandal ibunya ini yang justru meninggalkannya dan bersama pria asing di luar negri. Ia ingin tahu, apa putranya akan menuturkan keluhan padanya.Pengacara yang saat ini bersama Edzar Gao merasa heran melihat senyum lembut yang ditunjukkan CEO Gao yang selalu menunjukkan ekspresinya yang tegas. Ia penasaran, pesan apa yang diterima pengusaha tampan ini hingga membuatnya tersenyum seperti itu. Mungkinkah itu pesan dari seorang wanita.Edzar Gao menyadari pandangan pengacara itu. Dirinya segera memasukkan ponselnya kedalam saku celananya. “Kita sudahi saja pembica
Pengasuh Ye mendekati tuan mudanya itu dengan perasaan khawatir saat melihat tuan mudanya yang hanya duduk diam merenung. Pengasuh cantik berambut hitam panjang ini berpikir bahwa makan malam hari ini akan mendekatkan keduanya, tetapi melihat bagaimana ekspresi tuan besarnya yang keluar dengan aura gelap, dia tahu bahwa mereka berdua terlibat pertengkaran lagi. Ye Meyleen mengetahui bahwa pimpinan perusahaan Gao itu tidak bisa mengendalikan diri ketika marah, mungkin tanpa sadar dia telah menyakiti tuan muda.“Tuan muda, apa anda baik-baik saja?”Halbert Gao memandang ke arah Ye Meyleen dengan tatapan dingin. Ia hanya menjawab dengan anggukan. Suasana hati pria kecil itu sedang buruk karena memilikirkan kata-kata yang diucapkan ayahnya itu.“Tuan muda, apa apa terjadi sesuatu? Anda bisa menceritakan pada saya dibandingkan memendamnya sendiri.”“Tidak ada. Aku ingin kembali ke kamarku. Aku lelah hari ini. Selamat malam!”“Tuan muda, apa anda ingin
Negara F“Mark Jung...ah, maaf maksudku Direktur Jung, kenapa kau ada disini?”“Tidak perlu bersikap formal padaku! Aku ingin mengajakmu makan siang bersama, sekaligus jalan-jalan, kau sudah tidak ada kelas bukan?”“Ya, tidak ada.”“Kalau begitu tidak ada alasan bagimu untuk menolakku bukan? Ayo!” Mark Jung meraih tangan Fallin Ma dan menariknya pergi.“Mark Jung, apa kita akan berjalan kaki? Apa restorannya dekat dari sini ? ““Tidak, kita akan menggunakan bus. Aku ingin mengajakmu makan di tempat terkenal! ”“Bukankah menggunakan alat transportasi akan membutuhkan waktu? Apa kau tidak sibuk?”“Aku tidak memiliki banyak pekerjaan dan juga aku memiliki seseorang yang dapat aku andalkan.”Mark Jung memikirkan Elisa Fu yang saat ini sibuk mengerjakan tugasnya. Ia bisa membayangkan ekspresi wanita itu yang seperti orang terbakar karena dia menyerahkan tugas padanya. Ketika berpikir tentang hal itu membuat Mark Jung tanpa sadar terse
Beberapa bulan berlalu, saat mereka bertiga menjalani kehidupan yang damai. Tiba-tiba sebuah badai datang dalam keluarga ini. Kejadian yang seharusnya merenggut nyawa salah satu dari mereka.“Berani sekali seseorang ingin melenyapkan putraku!” Edzar Gao mendapat laporan bahwa telah menjadi incaran seseorang. Beruntung orang-orangnya dapat menangkapnya. Dia tidak bisa membayangkan jika sampai mereka tidak dapat menahannya. “Siksa orang-orang itu sampai mereka m
Edzar Gao mulai merasa cemburu pada Fallin Ma yang lebih memperhatikan Halbert Gao. Alasannya membawa putranya agar mereka bisa menjadi sebuah keluar. Pada akhirnya yang terjadi justru diluar perkiraannya.Fallin Ma bahkan menyiapkan makanan kesukaan Halbert Gao. “Kenapa kau tidak pernah membuat makanan kesukaanku?”“Apa kau mempunyai makanan kesukaan? Aku pikir kau menyukai semua makanan.” Fallin Ma menjawab dengan datar.“Tentu saja aku memilikinya. Haruskah aku membuat daftarnya agar kau percaya?”.“Tidak perlu. Jika kau ingin makan yang kau inginkan maka masaklah sendiri. Aku tidak memaksamu untuk makan jika kau tidak menyukainya.Edzar Gao memilih mengalah dan menikmati makanan itu. Halbert Gao merasakan tatapan tajam dari ayahnya yang memiliki aura gelap yang mencekam. Pria kecil itu justru tersenyum karena bisa mengalahkan papanya. Walau dia merasa kasihan padanya yang berusaha menarik
“Masuklah dulu, kita bicara didalam!”“Apa kau yakin aku boleh masuk?”“Ya, asalkan kau tidak melakukan hal yang aneh.” Edzar Gao masuk ke dalam apartemennya.ruangannya begitu sempit, tidak banyak kursi yang ada di rumah ini. “Apa kau nyaman di tempat seperti ini? Aku memiliki mansion lain, kau bisa tinggal disana.”“Tempat ini cukup baik.
“Terima kasih atas bantuanmu, Tuan Besar Gao.““Apa hanya ucapan terima kasih saja? Aku telah melakukan banyak—““Kau sendirikan yang memaksa untuk melakukan itu? Apa kau mulai mengeluh karena membantuku?”“Bukan seperti itu. Aku—““Apa yang kau inginkan? Aku ingin untuk membayar hutang atas kebaikanmu!” Fallin Ma mengucapkan dengan nada dingin.“Kau bisa lakukan satu hal untukku!” Senyum licik terukir dibibirnya. “Jadilah kekasihku!” .“Apa kau sudah gila? Kau masih bertunangan tapi kau... ““Aku sudah bilang pertunanganku dan Ye Meyleen telah berakhir.”“Publik masih menganggap kalian bertunangan. Namaku akan menjadi sorotan scandal lagi jika seperti itu. ““Aku akan mengumumkan semuanya ke publik. Jika itu yang kau inginkan.”“Tua
Mereka akhirnya dapat kembali ke kota. Edzar Gao menegur saudaranya yang juga terlibat. Fallin Ma juga menegur Halbert Gao. “Jika kau melakukan cara tercela lagi maka aku tidak akan pernah menemuimu lagi.”“Maaf, Ma. Tolong jangan marah. Aku hanya ingin kalian bersama lagi.”“Tidak mungkin untuk bersama lagi. Halbert, kau harus mengerti bahwa sesuatu yang buruk terjadi baik.”
Sejak dia merasakan puding buatan Fallin Ma, dia menginginkan menikmati masakan lain darinya untuk bisa bertahan hidup. Awalnya Fallin Ma menolaknya, “ Aku bukan seorang pelayan, kenapa aku harus menyiapkan makanan untukmu.” Wanita itu menunjukkan sisi angkuhnya, tetapi pada akhirnya dia membuatkan dua porsi dan memberikan satu untuknya. Fallin Ma memberikan sebuah alasan, “ Aku tidak ingin menjadi tersangka karena membiarkan Tuan Besar Gao menjadi kurus dan mati karena kelaparan.” Meskipun disindir seperti itu, Edzar Gao tidak melawan. Mereka mulai sering makan bersama, tetapi Falin Ma tiba-tiba memberikan kesepakatan yang aneh. “Mulai hari ini kita akan bagi tuas. Aku sudah memasak dan sungguh melelahkan untuk melakukan semuanya sendiri sedangkan kau hanya duduk diam tanpa melalukan apapun, jadi lebih baik kau membantuku untuk mencuci peralatan makan.” “Apa? Fallin Ma. Kau memintaku untuk mencuci? Kau sudah terlalu berani
“Kenapa kau tiba-tiba ingin membatal pertunangan ini?” “Itu karena tidak ada harapan untuk hubungan ini. Aku merasa tetekan untuk mengambil peran sebagai seorang nyonya.” “Kalau begitu, kau tidak perlu melakukan pekerjaan yang memberatkan seperti itu. “ “Ini bukan tentang hal itu, aku merasa tertekan dengan segala pandangan orang tentangku yang terus membandingkanku dengan Nona Ma.” “Aku akan membereskan mereka semua, kau tidak perlu khawatir tentang hal itu.” “Edzard Gao, aku sungguh tidak bisa lagi melanjutkan hal ini. Aku kehilangan kebebasanku dan harus menjalani aturan ketat. Desakan para tetua juga tidak bisa dihindari. Aku tidak ingin lagi terikat dalam tekanan ini.” Edzar Gao terdiam sejenak melihat ekspresi Ye Meyleen yang hampir menangis. Dia memahami beban berat yang harus ditanggungnya. Ye Meyleen adalah salah satu orang paling berharga baginya. Kebahagiaannya adal
Seberapa keraspun Fallin Ma memaksa untuk Halbert Gao menjauh darinya, anak itu tetap saja datang padanya. Bahkan menunggunya di depan pintu apartemennya. Fallin Ma merasa kesal sekaligus tersentuh dengan kegigihan anak itu. Namun, dia tidak bisa bersamanya. “Tuan Muda Gao, saya mohon untuk tidak membuat saya dalam kesulitan. Bisakah kau menghubungi Tuan Besar Gao untuk membawamu pulang.” Fallin Ma masih menunjukkan sikap dinginnya. “Tidak. Aku tidak akan meninggalkan mama. Biarkan aku berada disisi mama. Aku tidak akan membiarkan mama kesepian.” “Kesepian? Aku tidak merasa seperti itu.” “Mama, kau tidak bisa menutupinya dariku. Aku tahu bahwa mama merasa kekosongankan? Banyaknya masalah yang menekan mama dan membuat mama berusaha untuk tetap kuat. “ “Tuan Muda Gao, apa kau memandangku sebagai wanita lemah seperti itu? Aku .... “ Tangan kecilnya menggenggam tangan lentik yang lebih besar
Fallin Ma memandang anak laki-laki yang tertidur di sofa. Dia menghela nafas berat, ada apa dengan anak ini? Kenapa dia masih datang meskipun diabaikan. Anak ini begitu keras kepala sama seperti papanya. Fallin Ma memanggilnya dan menggoyangkan tubuhnya, untuk membangunkannya. Halbert Gao terbangun, tatapannya masih kosong. “Kembalilah pulang dan jangan datang la—““Mama, apa aku masih bermimpi?” Halbert Gao tiba-tiba memeluknya. Fallin Ma terkejut dengan tindakannya yang tiba-tiba itu.“Akhirnya mama menemuiku aku sangat bahagia. Ini adalah mimpi terindah dalam hidupku.”Fallin Ma justru mendorong tubuh kecilnya untuk melepaskan pelukannya. Dia tidak ingin menerima ketulusan dari putranya ini. Lebih tepatnya, dia tidak dapat mempercayai sebuah ketulusan.“Buka matamu, Tuan Muda Gao. Kembalilah ke rumah. Jangan datang lagi untuk menemuiku. Tolong, jangan buat aku berada dalam ma