“Selamat pagi, little Halbert!”
Pria kecil itu mengerutkan keningnya memandang kearah papanya yang menyapanya dengan nada lembut. Biasanya papanya sudah bersiap untuk pergi ketika dia datang. Halbert Gao balas menyapa papanya dengan sopan, “ Selamat pagi, papa!”
Pengasuh Ye menyajikan sarapan di depan Halbert. Edzar Gao memperhatikan putranya yang makan demgan perlahan. “Apa kau tidak menyukai menu english breakfast? “
“Eh? Tidak, aku menyukainya!”
Edzar Gao mengambil sosis miliknya dan memindahkannya ke piring Halbert. Ia juga memindahkan telur miliknya. Tuan Muda Gao memandang papanya dengan keheranan. Edzar Gao menyadari tatapan putranya, “ Kau membutuhkan banyak nutrisi jadi kau harus makan lebih banyak dan juga bersikaplah santai. Kita tidak sedang melakukan jamuan makan resmi, kau tidak perlu makan dengan hati-hati seperti itu!”
“Baiklah!” Halbert Gao terpiasa dengan aturan ketat yang diterapkan mamanya untuk menjaga sikap bahkan saat makan. Jika Halbert Gao melakukan hal ceroboh, ibunya hanya akan meliriknya dan akan menasihatinya setelah makan. Pandangan pria kecil beralih pada kursi yang biasanya digunakan oleh ibunya.
“Little Halbert, apa kau mau pergi keluar bersama papa setelah pulang?”
“Setelah pulang? Aku ada jadwal untuk pelajaran Bahasa.”
“Kalau besok?”
“Besok ada jadwal untuk kelas piano.”
“Apa kau memiliki banyak jadwal setiap hari?”
“Benar, mama telah mengatur jadwal kelas untukku.”
‘Wanita itu terlalu ketat. Bagaimana mungkin Halbert yang masih berusia 7 tahun harus mengikuti banyak kelas.’
Ketika berada diusia Halbert Gao, dia hanya mendapatkan beberapa kelas dan tidak mengganggu waktu bermainnya. Mendiang saudara laki-lakinya yang ditunjuk sebagai calon pewaris sejak dia lahir juga baru mendapatkan pendidikan ketat ketika dia beusia 10 tahun. Terlalu awal bagi putranya untuk mendapat pendidikan ketat yang mengurangi waktu bermainnya.
“Papa akan mengatur ulang jadwalmu. Pengasuh Ye, tolong kau mulai mengubah jadwal Halbert dan kurangi beberapa kelas.”
“Tidak! Papa tidak perlu melakukan itu. Mama sudah menyusunnya dengan baik dan pasti telah mempertimbangkan kepentinganku. Aku akan tetap mengikuti jadwal.”
“Tidak, kau masih muda. Bukankah seharusnya kau memiliki waktu bermain dan beristirahat?”
“Aku memiliki waktu untuk beristirahat dan aku tidak terlalu suka bermain. Aku lebih suka belajar. “
“Kau bisa belajar secara perlahan, tidak perlu terlalu banyak mengambil kelas. Pengasuh Ye, atur ulang jadwal Halbert Gao dan pilih beberapa kelas saja yang menurutmu tidak terlalu memberatkan untuk anak seusia Halbert. Aku akan mempercayakan semua urusan halbert padamu.”
“Baiklah!”
“Tidak! Bagaimana papa begitu saja meminta seorang pengasuh mengatur pendidikanku? Pengasuh Ye bukan berasal dari keluarga kelas atas, dia tidak akan tahu mana yang sesuai denganku. Mama sudah mengaturnya untukku, kenapa papa mengubah semua kerja keras mama?!"
“....kenapa papa tidak bisa mengharagai mama? Kenapa papa justru lebih menghargai orang lain yang melakukannya?!”
“Halbert Gao, papa melakukan ini juga untuk kebaikanmu."
“Jika papa memang melakukannya untuk kebaikanku, seharusnya papa tidak memgubah jadwal yang telah mama tetapkan dengan pertimbangan!”
Halbert Gao biasanya selalu tenang, tetapi kali ini dia tidak bisa menahan kemarahannya. Ia menyudahi makan paginya dan memilih pergi untuk berangkat. Edzar Gao menawarkan diri untuk berangkat. Tuan Muda Gao menolak tawaran Tuan Besar dengan sopan.
“Tuan muda, saya akan menemani anda.” ucap Pengasuh Ye menawarkan diri
“Tidak, aku akan berangkat dengan supir saya," tolak Halbert Gao
Edzar Gao menghela nafas berat melihat putranya yang telah pergi. Betapa sulit baginya untuk dapat berhadapan dengan putranya. Ia ingin memberikan perhatian, tetapi yang terjadi justru Halbert Gao menjadi tidak menyukain. Tuan besar mengeluh, “Sepertinya, aku telah melakukan permulaan yang salah. Namun, aku hanya tidak ingin putraku terisolasi karena jadwal yang ketat!”
“Sekarang putraku justru membenciku!”
“Anda tidak perlu khawatir, tuan! Tuan muda hanya marah sementara saja. Anda bisa mulai mendekatinya secara perlahan dan lebih baik untuk memulai pembicaraan ringan!”
“Baiklah! Aku harus pergi kerja.”
“Ya, hati-hati, tuan!”
Edzar Gao tersenyum kearah Ye Meyleen. Istrinya bahkan tidak pernah mengatakan kata-kata itu padanya. Wanita itu adalah istri yang buruk. Edzar Gao merasakan ketidakpuasaan saat membandingkan Fallin Ma dan Ye Meyleen.
***
Setelah menempuh perjalanan yang melelahkan. Akhirnya mereka tiba di Negara F, lebih tepatnya di kota P. Seorang pria berambut pirang datang mendekati mereka dengan senyum ramah. Fallin Ma membeku sesaat ketika melihat pria tampan dengan rambut pirang dan mata cokelat madu.
“Direktur Jung, kau datang lebih cepat. Aku pikir kami harus menunggu!”
“Tidak mungkin aku membiarkan kalian menunggu lama. Kalian pasti lelah setelah perjalanan jauh!”
Mata cokelat madu perlahan mengalihkan pandangan dari Elisa Fu ke Fallin Ma. Pria itu tiba-tiba berlutut dan meraih tangannya. Kepalanya membungkuk, perlahan sesuatu yang hangat menyentuh kulit telapak tangannya.
“Senang bertemu denganmu lagi, nona!”
“Hei, Direktur. Bukankah tidak sopan kau memanggil Fallin dengan sebutan nona? Saudaraku telah menikah! Salammu juga terlalu berlebihan, jangan mempermalukanku, direktur”
“Tidak apa, Aku sudah berpisah dengan suamiku."
“Mark Jung, tolong bangun! Tidak perlu untuk bersikap formal padaku disini. Aku bukanlah tuan yang kau layani.” Fallin Ma meraih tangan Mark Jung memintanya berdiri.
Mark Jung adalah seorang asisten dari disainer Falllin Ma. Pria ini salah satu yang dapat menghibur kesepiannya dan membuatnya tertarik untuk menggambar pola gaun. Penampilan Mark Jung berbeda dengan yang dia lihat saat dia masih muda, tampilannya sekarang menjadi lebih dewasa.
“Saudaraku, Direktur Mark Jung akan menjadi sponsormu.”
‘Jadi, ini kejutan yang dikatakan Elisa’
“Saya senang anda bersedia menseponsori saya, Direktur Jung."
“Apa-apaan dengan nada bicara yang formal itu. Tidak perlu terlalu formal padaku, nona Fallin! Aku merasa bahagia bisa membantumu!”
“Jangan terlalu lama mengobrol. Aku sudah lelah, lebih baik untuk segera kembali ke Apartemen!”
“Baiklah!”
Mereka melangkah meninggalkan Bandara. Fallin Ma berhenti sejenak dan menoleh ke belakang, dia merasa seseorang sedang mengawasinya sedari tadi. Ia memandang ke sekitar, tetapi sulit menemukan seseorang diantara banyaknya orang yang berlalu lalang di Bandara yang sibuk.
“Ada apa?” Mark Jung bertanya dengan khawatir karena Fallin Ma tiba-tiba berhenti.
“Tidak, bukan apa-apa.”
‘Tidak mungkinkan, seseorang mengikutinya sampai ke Negara F?’
“Hei, kalian berdua. Kenapa berhenti? Cepatlah! Aku ingin segera merembahkan tubuhku.”
Fallin Ma dan Mark Jung kembali melangkah menyusul Elisa Fu. Mereka tidak menyadari bahwa seorang Paparazzi mengawasi mereka. Pria itu tersenyum senang, tidak sia-sia dia membayar mahal untuk mengikuti Nyonya Besar Gao. Akhirnya, dia mendapat berita besar tentang wanita yang dianggap mulia dan sempurna di kota S.
"Berita ini besar ini pasti akan menjadi populer dan aku akan mendapat keuntungan besar." Paparazi itu mengucapkan dengan senyum di bibirnya
“Apa yang baru saja kau katakan?”“Ada artikel scandal tentang nyonya besar yang tersebar di internet. Nyonya besar juga menjadi pencarian terpanas di weibo. Anda bisa melihat ini!”Edzar Gao mengambil ponsel yang diulurkan Asistennya. Keningnya berkerut melihat foto seorang pria berambut pirang berlutut dan mencium telapak tangan Fallin Ma. Jari CEO Gao mulai menggulir layar ke bawah menelusuri kata-kata di artikel ini.“Scandal sampah macam apa ini?!” Edzar Gao dibuat sakit kepala dengan isi scandal yang menjelaskan perselingkuhan istrinya itu.Edzar Gao bukanlah orang yang tidak berpikir rasional. Ia tidak terlalu mempercayai artikel-artikel gosip yang dibuat secara berlebihan. Namun, siapapun yang melihat foto itu juga akan merasa hubungan khusus diantara mereka, khususnya bagi orang-orang kota S yang masih konservatif.“Tarik semua artikel yang ada dan cari tahu tentang pria itu! Kau harus menyelesaikan semuanya hari ini juga.”“Baiklah
‘Papa, bisakah papa pulang lebih awal dan makan malam bersamaku?’Senyum terukir di bibir tipis Edzar Gao saat melihat pesan yang dikirim oleh Putranya. Jari-jarinya dengan cepat mengetik huruf-huruf merangkai kalimat persetujuan sebagai balasan. CEO dari perusahaan Gao tahu, mungkin saja putranya saat ini membutuhkannya. Bagaimanapun putranya pasti merasa tertekan karena scandal ibunya ini yang justru meninggalkannya dan bersama pria asing di luar negri. Ia ingin tahu, apa putranya akan menuturkan keluhan padanya.Pengacara yang saat ini bersama Edzar Gao merasa heran melihat senyum lembut yang ditunjukkan CEO Gao yang selalu menunjukkan ekspresinya yang tegas. Ia penasaran, pesan apa yang diterima pengusaha tampan ini hingga membuatnya tersenyum seperti itu. Mungkinkah itu pesan dari seorang wanita.Edzar Gao menyadari pandangan pengacara itu. Dirinya segera memasukkan ponselnya kedalam saku celananya. “Kita sudahi saja pembica
Pengasuh Ye mendekati tuan mudanya itu dengan perasaan khawatir saat melihat tuan mudanya yang hanya duduk diam merenung. Pengasuh cantik berambut hitam panjang ini berpikir bahwa makan malam hari ini akan mendekatkan keduanya, tetapi melihat bagaimana ekspresi tuan besarnya yang keluar dengan aura gelap, dia tahu bahwa mereka berdua terlibat pertengkaran lagi. Ye Meyleen mengetahui bahwa pimpinan perusahaan Gao itu tidak bisa mengendalikan diri ketika marah, mungkin tanpa sadar dia telah menyakiti tuan muda.“Tuan muda, apa anda baik-baik saja?”Halbert Gao memandang ke arah Ye Meyleen dengan tatapan dingin. Ia hanya menjawab dengan anggukan. Suasana hati pria kecil itu sedang buruk karena memilikirkan kata-kata yang diucapkan ayahnya itu.“Tuan muda, apa apa terjadi sesuatu? Anda bisa menceritakan pada saya dibandingkan memendamnya sendiri.”“Tidak ada. Aku ingin kembali ke kamarku. Aku lelah hari ini. Selamat malam!”“Tuan muda, apa anda ingin
Negara F“Mark Jung...ah, maaf maksudku Direktur Jung, kenapa kau ada disini?”“Tidak perlu bersikap formal padaku! Aku ingin mengajakmu makan siang bersama, sekaligus jalan-jalan, kau sudah tidak ada kelas bukan?”“Ya, tidak ada.”“Kalau begitu tidak ada alasan bagimu untuk menolakku bukan? Ayo!” Mark Jung meraih tangan Fallin Ma dan menariknya pergi.“Mark Jung, apa kita akan berjalan kaki? Apa restorannya dekat dari sini ? ““Tidak, kita akan menggunakan bus. Aku ingin mengajakmu makan di tempat terkenal! ”“Bukankah menggunakan alat transportasi akan membutuhkan waktu? Apa kau tidak sibuk?”“Aku tidak memiliki banyak pekerjaan dan juga aku memiliki seseorang yang dapat aku andalkan.”Mark Jung memikirkan Elisa Fu yang saat ini sibuk mengerjakan tugasnya. Ia bisa membayangkan ekspresi wanita itu yang seperti orang terbakar karena dia menyerahkan tugas padanya. Ketika berpikir tentang hal itu membuat Mark Jung tanpa sadar terse
Setelah melewati hal-hal menyenangkan yang belum pernah dia rasakan, siapa sangka bahwa badai akan datang menghampirinya. Fallin Ma membeku sesaat ketika pandangannya menangkap pria paruh baya dengan ekspresi tegas berdiri di depan mobil sport mewah.Pria itu menghampirinya dan tiba-tiba menamparnya. Para mahasiswi yang melewati mereka merasa terkejut, apalagi tamparan itu begitu keras. Mereka melirik Fallin Ma dengan rasa iba, tetapi mereka tidak berniat ikut campur urusan orang lain."Papa, kenapa kau tiba-tiba menamparku?""Kenapa kau bilang? Kau sudah mempermalukan nama keluarga,tamparan ini bahkan terlalu ringan untuk kesalahanmu itu?"Tuan Ma adalah orang yang tegas. Dia menerapkan pendidikan keras bagaikan kemiliteran. Dia tidak segan untuk memukul ataupun menampar. Fallin Ma sudah terbiasa menghadapi hukuman ayahnya, pipinya yang bengkak dan memerah tidak terlalu dia pedulikan, dia bahkan tidak merasakan apapun."Kit
"Fallin Ma, ada apa dengan wajahmu itu? Pipimu jadi merah seperti itu? Apa seseorang memukulmu?""Ya" Fallin Ma berkata jujur, dia tidak ingin membohongi saudaranya, khususnya karena dia selalu mempercayai Elisa."Siapa yang berani melukai saudaraku yang berharga? Aku akan membalasnya 10x lipat.""Apa kau yakin akan membalas perbuatan orang itu?""Tentu saja! Katakan padaku! siapa dia?""Felix Ma!""Apa? Maksudmu Felix Ma, papamu itu?""Benar, apa kau berani membalasnya?"Wajah Elisa Fu tiba-tiba memucat. Felix Ma adalah pria yang keras termasuk pada keluarganya sendiri. Dia tidak segan untuk melukai bahkan membunuh orang-orang yang berani melawannya."Maafkan aku, saudaraku! Aku tidak beranu melawan pria sepeti itu. Aku nasih menyayangi nyawaku.""Apa kau sudah mengopres pipimu itu?"Fallin Ma menjawab dengan menggelengkan kepala. Wanita itu sudah terbi
"MAMA! TIDAK!"Halbert Gao terbangun dengan tubuh berkeringat. Air mata telah jatuh mengalir. Perasaannya menjadi buruk karena mimpi yang dia alami. Namun, itu bukan hanya mimpi, setiap mimpi yang dia lihat tentang mamanya adalah petunjuk dari peri itu. Wajahnya menjadi pucat mengingat hal buruk yang terjadi pada mamanya."Tuan muda Gao, ada apa? Apa terjadi sesuatu?"Pengasuh Ye langsung masuk begitu saja karena khawatir saat mendengar teriakan pria kecil itu. Halbert Gao menoleh ke arahnya dan hanya memandangnya dengan linglung dan mata sendu. Pria kecil itu menggumahkan sesuatu, "Mama dalam bahaya. Seseorang sedang menyiksa mama saat ini.""Tuan muda, anda mungkin hanya bermimpi buruk.""Tidak! Ini bukan mimpi."Halbert Gao bangun dari tempat tidur. Dia berlari keluar kamarnya tanpa mempedulikan Ye Meyleen yang memanggilnya. Halbert Gao memasuki sebuah ruangan, tempat tidur itu masih rapi. Kaki kecilnya
Negara F"Menyerahlah! Jika kau menyerah maka aku akan berbaik hati melepaskanmu, putriku tersayang. " Tuan Ma mencengkram erat dagu wanita cantik yang berwajah pucat itu."Tidak, aku tidak akan menenuruti perintah anda lagi,"ucap Fallin Ma dengan suara pelan dan lemah."Jadi, kau masih bersikeras untuk melawanku?"Plak plakTuan besar Ma menampar putrinya secara bertubi-tubi, meninggalkan tanda merah di pipi putih yang terawat itu. Fallin Ma tidak bisa menghindar, tubuhnya sulit untuk bergerak dan dadanya terasa sesak. Racun yang disuntikkan dalam tubuhnya membuatnya tidak berdaya untuk melawan papanya."Suntikkan cairan itu lagi dan naikkan dosisnya!" perintah Tuan besar Ma."Baiklah, Tuan!"Dua orang datang mendekati Fallin Ma dan menyuntikkan cairan racun ke dalam tubuhnya. Cairan racun itu dengan cepat bereaksi dan memberikan rasa sakit yang semakin menyiksanya. Namun, wanita
Beberapa bulan berlalu, saat mereka bertiga menjalani kehidupan yang damai. Tiba-tiba sebuah badai datang dalam keluarga ini. Kejadian yang seharusnya merenggut nyawa salah satu dari mereka.“Berani sekali seseorang ingin melenyapkan putraku!” Edzar Gao mendapat laporan bahwa telah menjadi incaran seseorang. Beruntung orang-orangnya dapat menangkapnya. Dia tidak bisa membayangkan jika sampai mereka tidak dapat menahannya. “Siksa orang-orang itu sampai mereka m
Edzar Gao mulai merasa cemburu pada Fallin Ma yang lebih memperhatikan Halbert Gao. Alasannya membawa putranya agar mereka bisa menjadi sebuah keluar. Pada akhirnya yang terjadi justru diluar perkiraannya.Fallin Ma bahkan menyiapkan makanan kesukaan Halbert Gao. “Kenapa kau tidak pernah membuat makanan kesukaanku?”“Apa kau mempunyai makanan kesukaan? Aku pikir kau menyukai semua makanan.” Fallin Ma menjawab dengan datar.“Tentu saja aku memilikinya. Haruskah aku membuat daftarnya agar kau percaya?”.“Tidak perlu. Jika kau ingin makan yang kau inginkan maka masaklah sendiri. Aku tidak memaksamu untuk makan jika kau tidak menyukainya.Edzar Gao memilih mengalah dan menikmati makanan itu. Halbert Gao merasakan tatapan tajam dari ayahnya yang memiliki aura gelap yang mencekam. Pria kecil itu justru tersenyum karena bisa mengalahkan papanya. Walau dia merasa kasihan padanya yang berusaha menarik
“Masuklah dulu, kita bicara didalam!”“Apa kau yakin aku boleh masuk?”“Ya, asalkan kau tidak melakukan hal yang aneh.” Edzar Gao masuk ke dalam apartemennya.ruangannya begitu sempit, tidak banyak kursi yang ada di rumah ini. “Apa kau nyaman di tempat seperti ini? Aku memiliki mansion lain, kau bisa tinggal disana.”“Tempat ini cukup baik.
“Terima kasih atas bantuanmu, Tuan Besar Gao.““Apa hanya ucapan terima kasih saja? Aku telah melakukan banyak—““Kau sendirikan yang memaksa untuk melakukan itu? Apa kau mulai mengeluh karena membantuku?”“Bukan seperti itu. Aku—““Apa yang kau inginkan? Aku ingin untuk membayar hutang atas kebaikanmu!” Fallin Ma mengucapkan dengan nada dingin.“Kau bisa lakukan satu hal untukku!” Senyum licik terukir dibibirnya. “Jadilah kekasihku!” .“Apa kau sudah gila? Kau masih bertunangan tapi kau... ““Aku sudah bilang pertunanganku dan Ye Meyleen telah berakhir.”“Publik masih menganggap kalian bertunangan. Namaku akan menjadi sorotan scandal lagi jika seperti itu. ““Aku akan mengumumkan semuanya ke publik. Jika itu yang kau inginkan.”“Tua
Mereka akhirnya dapat kembali ke kota. Edzar Gao menegur saudaranya yang juga terlibat. Fallin Ma juga menegur Halbert Gao. “Jika kau melakukan cara tercela lagi maka aku tidak akan pernah menemuimu lagi.”“Maaf, Ma. Tolong jangan marah. Aku hanya ingin kalian bersama lagi.”“Tidak mungkin untuk bersama lagi. Halbert, kau harus mengerti bahwa sesuatu yang buruk terjadi baik.”
Sejak dia merasakan puding buatan Fallin Ma, dia menginginkan menikmati masakan lain darinya untuk bisa bertahan hidup. Awalnya Fallin Ma menolaknya, “ Aku bukan seorang pelayan, kenapa aku harus menyiapkan makanan untukmu.” Wanita itu menunjukkan sisi angkuhnya, tetapi pada akhirnya dia membuatkan dua porsi dan memberikan satu untuknya. Fallin Ma memberikan sebuah alasan, “ Aku tidak ingin menjadi tersangka karena membiarkan Tuan Besar Gao menjadi kurus dan mati karena kelaparan.” Meskipun disindir seperti itu, Edzar Gao tidak melawan. Mereka mulai sering makan bersama, tetapi Falin Ma tiba-tiba memberikan kesepakatan yang aneh. “Mulai hari ini kita akan bagi tuas. Aku sudah memasak dan sungguh melelahkan untuk melakukan semuanya sendiri sedangkan kau hanya duduk diam tanpa melalukan apapun, jadi lebih baik kau membantuku untuk mencuci peralatan makan.” “Apa? Fallin Ma. Kau memintaku untuk mencuci? Kau sudah terlalu berani
“Kenapa kau tiba-tiba ingin membatal pertunangan ini?” “Itu karena tidak ada harapan untuk hubungan ini. Aku merasa tetekan untuk mengambil peran sebagai seorang nyonya.” “Kalau begitu, kau tidak perlu melakukan pekerjaan yang memberatkan seperti itu. “ “Ini bukan tentang hal itu, aku merasa tertekan dengan segala pandangan orang tentangku yang terus membandingkanku dengan Nona Ma.” “Aku akan membereskan mereka semua, kau tidak perlu khawatir tentang hal itu.” “Edzard Gao, aku sungguh tidak bisa lagi melanjutkan hal ini. Aku kehilangan kebebasanku dan harus menjalani aturan ketat. Desakan para tetua juga tidak bisa dihindari. Aku tidak ingin lagi terikat dalam tekanan ini.” Edzar Gao terdiam sejenak melihat ekspresi Ye Meyleen yang hampir menangis. Dia memahami beban berat yang harus ditanggungnya. Ye Meyleen adalah salah satu orang paling berharga baginya. Kebahagiaannya adal
Seberapa keraspun Fallin Ma memaksa untuk Halbert Gao menjauh darinya, anak itu tetap saja datang padanya. Bahkan menunggunya di depan pintu apartemennya. Fallin Ma merasa kesal sekaligus tersentuh dengan kegigihan anak itu. Namun, dia tidak bisa bersamanya. “Tuan Muda Gao, saya mohon untuk tidak membuat saya dalam kesulitan. Bisakah kau menghubungi Tuan Besar Gao untuk membawamu pulang.” Fallin Ma masih menunjukkan sikap dinginnya. “Tidak. Aku tidak akan meninggalkan mama. Biarkan aku berada disisi mama. Aku tidak akan membiarkan mama kesepian.” “Kesepian? Aku tidak merasa seperti itu.” “Mama, kau tidak bisa menutupinya dariku. Aku tahu bahwa mama merasa kekosongankan? Banyaknya masalah yang menekan mama dan membuat mama berusaha untuk tetap kuat. “ “Tuan Muda Gao, apa kau memandangku sebagai wanita lemah seperti itu? Aku .... “ Tangan kecilnya menggenggam tangan lentik yang lebih besar
Fallin Ma memandang anak laki-laki yang tertidur di sofa. Dia menghela nafas berat, ada apa dengan anak ini? Kenapa dia masih datang meskipun diabaikan. Anak ini begitu keras kepala sama seperti papanya. Fallin Ma memanggilnya dan menggoyangkan tubuhnya, untuk membangunkannya. Halbert Gao terbangun, tatapannya masih kosong. “Kembalilah pulang dan jangan datang la—““Mama, apa aku masih bermimpi?” Halbert Gao tiba-tiba memeluknya. Fallin Ma terkejut dengan tindakannya yang tiba-tiba itu.“Akhirnya mama menemuiku aku sangat bahagia. Ini adalah mimpi terindah dalam hidupku.”Fallin Ma justru mendorong tubuh kecilnya untuk melepaskan pelukannya. Dia tidak ingin menerima ketulusan dari putranya ini. Lebih tepatnya, dia tidak dapat mempercayai sebuah ketulusan.“Buka matamu, Tuan Muda Gao. Kembalilah ke rumah. Jangan datang lagi untuk menemuiku. Tolong, jangan buat aku berada dalam ma