Pengasuh Ye mendekati tuan mudanya itu dengan perasaan khawatir saat melihat tuan mudanya yang hanya duduk diam merenung. Pengasuh cantik berambut hitam panjang ini berpikir bahwa makan malam hari ini akan mendekatkan keduanya, tetapi melihat bagaimana ekspresi tuan besarnya yang keluar dengan aura gelap, dia tahu bahwa mereka berdua terlibat pertengkaran lagi. Ye Meyleen mengetahui bahwa pimpinan perusahaan Gao itu tidak bisa mengendalikan diri ketika marah, mungkin tanpa sadar dia telah menyakiti tuan muda.
“Tuan muda, apa anda baik-baik saja?”
Halbert Gao memandang ke arah Ye Meyleen dengan tatapan dingin. Ia hanya menjawab dengan anggukan. Suasana hati pria kecil itu sedang buruk karena memilikirkan kata-kata yang diucapkan ayahnya itu.
“Tuan muda, apa apa terjadi sesuatu? Anda bisa menceritakan pada saya dibandingkan memendamnya sendiri.”
“Tidak ada. Aku ingin kembali ke kamarku. Aku lelah hari ini. Selamat malam!”
“Tuan muda, apa anda ingin saya bawakan susu?”
“Tidak perlu. “
Ye Meyleen memandang tuan yang dia layani dengan tatapan kecewa. Ia merasa khawatir karena Halbert Gao selalu memendam masalahnya sendiri berbeda dengan anak lainnya. Apalagi hubungannya dan papanya terlihat tidak mengalami perkembangan. Tuan kecilnya itu juga selalu menjaga jarak dengannya setelah nyonya besar pergi. Semakin sulit bagi Ye Meyleen untuk mendekatinya dan menghiburnya.
***
Seorang wanita duduk terdiam dan meminum alkoholnya. Ini sudah kesekian kalinya dia meminum alkoholnya. Wanita itu terlihat menyedihkan.Dia berteriak meluapkan perasaan fustasinya.
"Aghh, aku tidak memerlukan semua orang, mereka mendapatkan kebahagiaan masing-masing tetapi kenapa hanya aku yang tertinggal!"
"Kehidupan ini begitu memuakkan. Jika aku mati, tidak ada yang akan peduli denganku! Aku bahkan ragu akan ada orang yang berdoa untukku dengan tulus."
Seorang anak laki-laki berteriak memanggil wanita itu 'mama' berulang kali. Namun wanita itu tidak mendengarnya. Wujudnya bahkan tidak terlihat oleh wanita itu.
Wanita rambut cokelat keemasan mengerutkan kening dan mengepal tangannya. Dia terlihat sedang menahan rasa sakitnya. Gumahan kecil terdengar dari bibirnya, " Oh, rasa sakit ini datang lagi!"
"Apa hidupku akan segera berakhir."
Wajahnya menunjukkan ekspresi datar. Senyum perlahan terukir dibibirnya. Seolah itulah yang dia harapkan.
Halbert Gao menangis melihat keadaan mamanya yang menyedihkan. Dia berteriak dengan putus asa, tangan kecilnya perlahan terulur didepannya.
Wanita itu hidup semakin menyedihkan. Khususnya disaat dia tidak lagi memiliki apapun, saham perusahaan menurun dan investor menarik modal mereka karena kasus. Dirinya telah menjual sahamnya dan semua aset yang dia miliki untuk mempertahankan perusahaannya. Namun perusahaan yang telah tercoreng sama sekali tidak berharga. Semuanya tidak cukup untuk memenuhi jumlah hutangnya .
Wanita itu pada akhirnya menemui keluarganya untuk mendapat pertolongan keluarganya. Namun keluarganya tidak menganggapnya,dia diusir dengan kasar. Hanya satu orang yang dapat menolongnya yaitu mantan suaminya.
Ketika dia pergi ke kantornya tetapi mantan suaminya menolak menemuinya. Wanita yang biasanya egois itu kini hanya memilih untuk berdiam di luar dan menunggu, tetapi dia diusir dengan kasar oleh petugas keamanan.
Wanita itu tidak kehabisan ide, dia datang ke kediaman mantan suaminya. Dia juga tidak diijinkan masuk ke dalam. Wanita berambut pirang itu memiliki tubuh yang lemah dan perlahan pingsan. Para petugas itu dengan panik mendekatinya dan hendak menolongnya.
"Apa yang kalian lakukan? Cepat buka pintu gerbang dan tinggalkan wanita itu!"
Edzar Gao yang berada di mobil memerintah mereka. Saat itulah, seorang anak laki-laki melihat mamanya dari kaca mobil, tetapi dia mengabaikannya. Anak laki-laki di dalam mobil itu tidak mempedulikan wanita yang menjadi ibu yang buruk baginya.
Halbert Gao memandang kejadian itu. Dia di masa lalu telah menjadi begitu dingin pada ibunya karena sikap dingin ibunya padanya. Jika bukan karena ingatannya ini, dia akan bertindak sama.
Salah satu penjaga itu segera mendekatinya setelah mobil Edzar Gao masuk. Penjaga itu berpamitan pada temannya untuk pergi sebentar mengantar Fallin Ma ke klinik. Temannya melarangnya karena takut dia akan dimarahi tuan mereka.
"Tidak, aku tidak bisa. Di masa lalu, ketika aku butuh pinjaman uang untuk biaya berobat putraku, nyonya besarlah yang memberikan bantuan. Bagaimana aku bisa hanya diam saja sekarang!"
Halbert Gao tahu bahwa ibunya sebenarnya wanita yang baik. Penjaga itu membawa Fallin Ma kerumah sakit setelah memesan taksi. Halbert Gao bersyukur karena paman itu menyelamatkan ibunya. Dia akan membalasnya.
Pengjaga keamanan itu hanya bisa membawanya ke klinik dan mendapatkan pengobadan seadanya, lalu meninggalkannya setelah mendapat perawatan. Penjaga itu balik ke rumah besar dan menemui tuan mudanya untuk memberitahu keadaan Fallin Ma, tetapi Edzar Gao yang mendengar pembicaraan mereka justru marah pada penjaga itu dan memecatnya karena mempengaruhi putranya dan tidak mendengarkannya.
Ye Meyleen saat itu datang menanyakan keributan yang terjadi. Penjaga keamanan itu mulai mengatakan alasannya .Ye Meyleen meminta suaminya mengijinkan putranya menemui Fallin Ma, tetapi di tolak oleh Edzar Gao. Ia meminta penjaga keamanan itu dibawa pergi dengan kasar, walaupun Ye Meyleen berusaha untuk membujuknya, tetapi tuan besar Gao tidak mau mendengarkannya.
Halbert Gao menahan kemarahannya melihat sikap papanya dan dirinya di masa lalu. Bagaimana dia begitu kejam pada ibunya di masa lalu. Sungguh, betapa malang mamanya.
"Aku sudah memperlihatkanmu cuplikan lain!"
Halbert Gao memandang wanita disebelahnya. Wanita itu adalah peri yang selalu datang dalam minpinya. Peri itu mengaku sebagai penjaga ibunya yang memberikan cuplikan-cuplikan tentang kejadian buruk pada mamanya. Peri itulah berasal dari batu jamrut kalung milik ibunya yang dia temukan dimasa lalu di barang-barang yang ditinggalkam mamanya setelah kepergiaannya dan kalung itu ada padanya setelah dia terlempar ke masa lalu karena peri itu.
"Jika kau memutup pintu padanya seperti sebelumnya, maka nona Fallin akan berakhir sama seperti ini!"
"Anda tahu bukan, apa yang terjadi setelah ini? Saya sudah berulang kali memunculkannya dalam mimpi anda!"
"Aku tahu, mama telah menyelamatkanku saat saingan bisnis papa mencoba membunuhku dan..."
"Saat itulah aku yakin dengan perasaannya. Ketulusannya padaku!"
Berdasarkan cuplikan yang dia lihat mamanya pada awalnya datang menemuinya untuk mendapatkan bantuan. Namun dia justru melihat orang yang mencurigakan dan mengarahkan tembak pada Halbert Gao.Saat itu, wanita yang selalu bersikap dingin padanya rela melompat ke arahnya dan menggantikannya terkena peluru. Anak laki-laki itu begitu terkejut. Para pengawalnya mulai bersikap waspada dan mencari pelakunya. Mereka meminta tuan muda mereka masuk.
Halbert Gao menolak untuk masuk dan mendekati tubuh berlumur darah itu. Sebelum dia menutup matanya, tatapan matanya menatapnya dengan perasaan lega.
"Kenapa? Kenapa kau menyelamatkanku? Bukankah kau membenciku?" Itulah yang Halbert pertanyakan saat itu
"Bagaimana saya bisa membenci tuan muda Gao? Saya senang anda selamat. Tubuh dan hidup anda terlalu berharga untuk berakhir begitu saja. Tolong lebih berhati-hatilah lain kali, putraku!"
Halbert Gao telah membuka hati pada mamanya setelah mengingat kejadian itu. Mamanya di makamkan, tetapi hanya dialah satu-satunya yang mengunjungi abunya. Papanya memang telah membiayai semua biaya pemakaman dan juga hutang perusahaan. Namun, papanya menolak pergi ke pemakaman.
Pandangan Halbert Gao perlahan mulai kabur. Perlahan dia membuka matanya setelah melihat mimpi panjangnya. Suara ketukan terdengar, seorang pelayan cantik dengan paras oriental mendekatinya dan menyapanya dengan ramah.
Saat ibunya meninggal, dia begitu terpuruk. Dia juga menemukan buku catatan ibunya, dimana mamanya mencatat semua perasaannya. Dia perlahan mengerti penderitaan ibunya dan berharap bahwa dia dapat memutar mundur waktu. Halbert Gao semakin terpuruk, khususnya saat melihat papa dan pengasuh Ye bahagia menyambut buah cinta mereka. Mereka semua bahagia sedangkan dia merasa bersalah karena ibunya menderita.
Halbert Gao meninggal karena sakit. Saat itu dia kembali membuka matanya dan tidak mengingat apapun. Dia juga hampir memilih hal yang sama jika peri itu tidak datang padanya dan memberinya ingatan masa lalu dan kejadian buruk tentang mamanya.
"Aku tidak akan ragu lagi. Aku harus menyelamatkan mama dari akhir yang buruk."
Pandangannya mulai kabur dan secara perlahan dia membuka matanya. Dia kembali ke kamarnya setelah mimpi panjangnya. Ia yang sebelumnya memiliki perasaan ragu pada mamanya, kini dia memiliki tekat yang kuat.
Walaupun dia tidak terlalu memahami alasan ibunya pergi begitu saja dan mengabaikannya. Namun mamanya telah mementingkan keselamatannya, bukankah setidaknya mamanya peduli padanya. Ia akan membalas kebaikan mamanya.
Negara F“Mark Jung...ah, maaf maksudku Direktur Jung, kenapa kau ada disini?”“Tidak perlu bersikap formal padaku! Aku ingin mengajakmu makan siang bersama, sekaligus jalan-jalan, kau sudah tidak ada kelas bukan?”“Ya, tidak ada.”“Kalau begitu tidak ada alasan bagimu untuk menolakku bukan? Ayo!” Mark Jung meraih tangan Fallin Ma dan menariknya pergi.“Mark Jung, apa kita akan berjalan kaki? Apa restorannya dekat dari sini ? ““Tidak, kita akan menggunakan bus. Aku ingin mengajakmu makan di tempat terkenal! ”“Bukankah menggunakan alat transportasi akan membutuhkan waktu? Apa kau tidak sibuk?”“Aku tidak memiliki banyak pekerjaan dan juga aku memiliki seseorang yang dapat aku andalkan.”Mark Jung memikirkan Elisa Fu yang saat ini sibuk mengerjakan tugasnya. Ia bisa membayangkan ekspresi wanita itu yang seperti orang terbakar karena dia menyerahkan tugas padanya. Ketika berpikir tentang hal itu membuat Mark Jung tanpa sadar terse
Setelah melewati hal-hal menyenangkan yang belum pernah dia rasakan, siapa sangka bahwa badai akan datang menghampirinya. Fallin Ma membeku sesaat ketika pandangannya menangkap pria paruh baya dengan ekspresi tegas berdiri di depan mobil sport mewah.Pria itu menghampirinya dan tiba-tiba menamparnya. Para mahasiswi yang melewati mereka merasa terkejut, apalagi tamparan itu begitu keras. Mereka melirik Fallin Ma dengan rasa iba, tetapi mereka tidak berniat ikut campur urusan orang lain."Papa, kenapa kau tiba-tiba menamparku?""Kenapa kau bilang? Kau sudah mempermalukan nama keluarga,tamparan ini bahkan terlalu ringan untuk kesalahanmu itu?"Tuan Ma adalah orang yang tegas. Dia menerapkan pendidikan keras bagaikan kemiliteran. Dia tidak segan untuk memukul ataupun menampar. Fallin Ma sudah terbiasa menghadapi hukuman ayahnya, pipinya yang bengkak dan memerah tidak terlalu dia pedulikan, dia bahkan tidak merasakan apapun."Kit
"Fallin Ma, ada apa dengan wajahmu itu? Pipimu jadi merah seperti itu? Apa seseorang memukulmu?""Ya" Fallin Ma berkata jujur, dia tidak ingin membohongi saudaranya, khususnya karena dia selalu mempercayai Elisa."Siapa yang berani melukai saudaraku yang berharga? Aku akan membalasnya 10x lipat.""Apa kau yakin akan membalas perbuatan orang itu?""Tentu saja! Katakan padaku! siapa dia?""Felix Ma!""Apa? Maksudmu Felix Ma, papamu itu?""Benar, apa kau berani membalasnya?"Wajah Elisa Fu tiba-tiba memucat. Felix Ma adalah pria yang keras termasuk pada keluarganya sendiri. Dia tidak segan untuk melukai bahkan membunuh orang-orang yang berani melawannya."Maafkan aku, saudaraku! Aku tidak beranu melawan pria sepeti itu. Aku nasih menyayangi nyawaku.""Apa kau sudah mengopres pipimu itu?"Fallin Ma menjawab dengan menggelengkan kepala. Wanita itu sudah terbi
"MAMA! TIDAK!"Halbert Gao terbangun dengan tubuh berkeringat. Air mata telah jatuh mengalir. Perasaannya menjadi buruk karena mimpi yang dia alami. Namun, itu bukan hanya mimpi, setiap mimpi yang dia lihat tentang mamanya adalah petunjuk dari peri itu. Wajahnya menjadi pucat mengingat hal buruk yang terjadi pada mamanya."Tuan muda Gao, ada apa? Apa terjadi sesuatu?"Pengasuh Ye langsung masuk begitu saja karena khawatir saat mendengar teriakan pria kecil itu. Halbert Gao menoleh ke arahnya dan hanya memandangnya dengan linglung dan mata sendu. Pria kecil itu menggumahkan sesuatu, "Mama dalam bahaya. Seseorang sedang menyiksa mama saat ini.""Tuan muda, anda mungkin hanya bermimpi buruk.""Tidak! Ini bukan mimpi."Halbert Gao bangun dari tempat tidur. Dia berlari keluar kamarnya tanpa mempedulikan Ye Meyleen yang memanggilnya. Halbert Gao memasuki sebuah ruangan, tempat tidur itu masih rapi. Kaki kecilnya
Negara F"Menyerahlah! Jika kau menyerah maka aku akan berbaik hati melepaskanmu, putriku tersayang. " Tuan Ma mencengkram erat dagu wanita cantik yang berwajah pucat itu."Tidak, aku tidak akan menenuruti perintah anda lagi,"ucap Fallin Ma dengan suara pelan dan lemah."Jadi, kau masih bersikeras untuk melawanku?"Plak plakTuan besar Ma menampar putrinya secara bertubi-tubi, meninggalkan tanda merah di pipi putih yang terawat itu. Fallin Ma tidak bisa menghindar, tubuhnya sulit untuk bergerak dan dadanya terasa sesak. Racun yang disuntikkan dalam tubuhnya membuatnya tidak berdaya untuk melawan papanya."Suntikkan cairan itu lagi dan naikkan dosisnya!" perintah Tuan besar Ma."Baiklah, Tuan!"Dua orang datang mendekati Fallin Ma dan menyuntikkan cairan racun ke dalam tubuhnya. Cairan racun itu dengan cepat bereaksi dan memberikan rasa sakit yang semakin menyiksanya. Namun, wanita
"Kalian berdua? Mau kalian bawa kemana nona?" Pria bertubuh kekar memandang tajam ke dua orang yang membawa Fallin Ma."Kami akan mengantar nyonya ke kediaman utama. Tuan besarlah yang memerintahkan kami.""Kalau kau memang akam mengantar nyonya, kenapa kau melewati jalan ini. Ini jalan yang berlainan arah dengan kediaman utama.""Oh, maaf. Kami salah jalan.""Apa kalian anak baru ? Bagaimana bisa salah lokasi? Aku akan mengantar kalian.""Baiklah!"Mereka berdua mengikutinya. Fallin Ma menghela nafas melihat hal ini, jika seperti ini bagaimana mereka dapat melarikan diri. Kedua pria itu saling pandang seolah memberikan ide."Ketua, gawat! Ada kelompok mafia lain yang berusaha untuk menembus masuk.""Apa? Kau antar mereka dulu. Aku akan menangani masalah diluar.""Baiklah!"Pria yang mengantikannya terlihat tidak terlalu garang. Pria itu berjalan didepan mereka
Halbert Gao dan Edzar Gao telah tiba di Bandara Internasiona Negara F. Pria kecil itu menyalakan ponselnya, ketika itu sebuah pesan baru datang. Tangan kecilnya menekan layar pada kontak itu. Keningnya berkerut saat membaca isi pesan itu.‘Jadi, mama sudah diselamatkan? Orang yang menyelamatkannya adalah seorang pria? Mungkinkah pria itu adalah….’‘Sangat disayangkan bahwa aku terlambat untuk menyelamatkan mama dan membuat plot berjalan seperti sebelumnya’Halbert Gao bersyukur bahwa mamanya telah terbebas dari kakeknya yang kejam itu. Namun, dia khawatir karena mamanya berada bersama pria yang akan menghancurkan hidupnya. Apakah mamanya juga mulai membuka hatinya pada pria itu seperti sebelumnya seperti cuplikan yang ditunjukkan peri padanya.Halbert Ga berusaha agar plot di masa lalu tidak terulang kembali. Dia pikir dengan datang langsung ke Negara F, hal ini akan mengubah semua plot yang telah terjadi sebelum
“Tolong berikan sertifikat ini kepada putrimu! Dia pasti merasa bahagia mendapatkannya.”Edzar Gao menyulurkan sebuah map pada Tuan Besar Ma. Pria paruh baya itu mengambilnya map itu dengan kasar lalu melemparkannya begitu saja ke tanah. Ia tidak dapat menerima perpisahan ini, dia masih membutuhkan identitas sebagai mertua dari pewaris keluarga Ma.“Aku tidak akan menerima ini. Kau tidak bisa membuang putriku dan keluarga Ma begitu saja. ““Lucu sekali, aku putrimu sendirilah yang membuang identitasnya dan mengajukan surat perceraian terlebih dulu.""....putrimu lebih memilih untuk bersama dengan pria lain dibandingkan keluarga Gao. Apa kau pikir keluarga Gao yang terhormat akan menerima putrimu yang sudah berselingkuh?”Tuan Besar Ma ingin membantah semua hal yang dikatakan oleh menantunya ini, tetapi putrinyalah yang telah pergi meninggalkan keluarga Gao dan juga tidakan ceroboh putrinyalah yang memb
Beberapa bulan berlalu, saat mereka bertiga menjalani kehidupan yang damai. Tiba-tiba sebuah badai datang dalam keluarga ini. Kejadian yang seharusnya merenggut nyawa salah satu dari mereka.“Berani sekali seseorang ingin melenyapkan putraku!” Edzar Gao mendapat laporan bahwa telah menjadi incaran seseorang. Beruntung orang-orangnya dapat menangkapnya. Dia tidak bisa membayangkan jika sampai mereka tidak dapat menahannya. “Siksa orang-orang itu sampai mereka m
Edzar Gao mulai merasa cemburu pada Fallin Ma yang lebih memperhatikan Halbert Gao. Alasannya membawa putranya agar mereka bisa menjadi sebuah keluar. Pada akhirnya yang terjadi justru diluar perkiraannya.Fallin Ma bahkan menyiapkan makanan kesukaan Halbert Gao. “Kenapa kau tidak pernah membuat makanan kesukaanku?”“Apa kau mempunyai makanan kesukaan? Aku pikir kau menyukai semua makanan.” Fallin Ma menjawab dengan datar.“Tentu saja aku memilikinya. Haruskah aku membuat daftarnya agar kau percaya?”.“Tidak perlu. Jika kau ingin makan yang kau inginkan maka masaklah sendiri. Aku tidak memaksamu untuk makan jika kau tidak menyukainya.Edzar Gao memilih mengalah dan menikmati makanan itu. Halbert Gao merasakan tatapan tajam dari ayahnya yang memiliki aura gelap yang mencekam. Pria kecil itu justru tersenyum karena bisa mengalahkan papanya. Walau dia merasa kasihan padanya yang berusaha menarik
“Masuklah dulu, kita bicara didalam!”“Apa kau yakin aku boleh masuk?”“Ya, asalkan kau tidak melakukan hal yang aneh.” Edzar Gao masuk ke dalam apartemennya.ruangannya begitu sempit, tidak banyak kursi yang ada di rumah ini. “Apa kau nyaman di tempat seperti ini? Aku memiliki mansion lain, kau bisa tinggal disana.”“Tempat ini cukup baik.
“Terima kasih atas bantuanmu, Tuan Besar Gao.““Apa hanya ucapan terima kasih saja? Aku telah melakukan banyak—““Kau sendirikan yang memaksa untuk melakukan itu? Apa kau mulai mengeluh karena membantuku?”“Bukan seperti itu. Aku—““Apa yang kau inginkan? Aku ingin untuk membayar hutang atas kebaikanmu!” Fallin Ma mengucapkan dengan nada dingin.“Kau bisa lakukan satu hal untukku!” Senyum licik terukir dibibirnya. “Jadilah kekasihku!” .“Apa kau sudah gila? Kau masih bertunangan tapi kau... ““Aku sudah bilang pertunanganku dan Ye Meyleen telah berakhir.”“Publik masih menganggap kalian bertunangan. Namaku akan menjadi sorotan scandal lagi jika seperti itu. ““Aku akan mengumumkan semuanya ke publik. Jika itu yang kau inginkan.”“Tua
Mereka akhirnya dapat kembali ke kota. Edzar Gao menegur saudaranya yang juga terlibat. Fallin Ma juga menegur Halbert Gao. “Jika kau melakukan cara tercela lagi maka aku tidak akan pernah menemuimu lagi.”“Maaf, Ma. Tolong jangan marah. Aku hanya ingin kalian bersama lagi.”“Tidak mungkin untuk bersama lagi. Halbert, kau harus mengerti bahwa sesuatu yang buruk terjadi baik.”
Sejak dia merasakan puding buatan Fallin Ma, dia menginginkan menikmati masakan lain darinya untuk bisa bertahan hidup. Awalnya Fallin Ma menolaknya, “ Aku bukan seorang pelayan, kenapa aku harus menyiapkan makanan untukmu.” Wanita itu menunjukkan sisi angkuhnya, tetapi pada akhirnya dia membuatkan dua porsi dan memberikan satu untuknya. Fallin Ma memberikan sebuah alasan, “ Aku tidak ingin menjadi tersangka karena membiarkan Tuan Besar Gao menjadi kurus dan mati karena kelaparan.” Meskipun disindir seperti itu, Edzar Gao tidak melawan. Mereka mulai sering makan bersama, tetapi Falin Ma tiba-tiba memberikan kesepakatan yang aneh. “Mulai hari ini kita akan bagi tuas. Aku sudah memasak dan sungguh melelahkan untuk melakukan semuanya sendiri sedangkan kau hanya duduk diam tanpa melalukan apapun, jadi lebih baik kau membantuku untuk mencuci peralatan makan.” “Apa? Fallin Ma. Kau memintaku untuk mencuci? Kau sudah terlalu berani
“Kenapa kau tiba-tiba ingin membatal pertunangan ini?” “Itu karena tidak ada harapan untuk hubungan ini. Aku merasa tetekan untuk mengambil peran sebagai seorang nyonya.” “Kalau begitu, kau tidak perlu melakukan pekerjaan yang memberatkan seperti itu. “ “Ini bukan tentang hal itu, aku merasa tertekan dengan segala pandangan orang tentangku yang terus membandingkanku dengan Nona Ma.” “Aku akan membereskan mereka semua, kau tidak perlu khawatir tentang hal itu.” “Edzard Gao, aku sungguh tidak bisa lagi melanjutkan hal ini. Aku kehilangan kebebasanku dan harus menjalani aturan ketat. Desakan para tetua juga tidak bisa dihindari. Aku tidak ingin lagi terikat dalam tekanan ini.” Edzar Gao terdiam sejenak melihat ekspresi Ye Meyleen yang hampir menangis. Dia memahami beban berat yang harus ditanggungnya. Ye Meyleen adalah salah satu orang paling berharga baginya. Kebahagiaannya adal
Seberapa keraspun Fallin Ma memaksa untuk Halbert Gao menjauh darinya, anak itu tetap saja datang padanya. Bahkan menunggunya di depan pintu apartemennya. Fallin Ma merasa kesal sekaligus tersentuh dengan kegigihan anak itu. Namun, dia tidak bisa bersamanya. “Tuan Muda Gao, saya mohon untuk tidak membuat saya dalam kesulitan. Bisakah kau menghubungi Tuan Besar Gao untuk membawamu pulang.” Fallin Ma masih menunjukkan sikap dinginnya. “Tidak. Aku tidak akan meninggalkan mama. Biarkan aku berada disisi mama. Aku tidak akan membiarkan mama kesepian.” “Kesepian? Aku tidak merasa seperti itu.” “Mama, kau tidak bisa menutupinya dariku. Aku tahu bahwa mama merasa kekosongankan? Banyaknya masalah yang menekan mama dan membuat mama berusaha untuk tetap kuat. “ “Tuan Muda Gao, apa kau memandangku sebagai wanita lemah seperti itu? Aku .... “ Tangan kecilnya menggenggam tangan lentik yang lebih besar
Fallin Ma memandang anak laki-laki yang tertidur di sofa. Dia menghela nafas berat, ada apa dengan anak ini? Kenapa dia masih datang meskipun diabaikan. Anak ini begitu keras kepala sama seperti papanya. Fallin Ma memanggilnya dan menggoyangkan tubuhnya, untuk membangunkannya. Halbert Gao terbangun, tatapannya masih kosong. “Kembalilah pulang dan jangan datang la—““Mama, apa aku masih bermimpi?” Halbert Gao tiba-tiba memeluknya. Fallin Ma terkejut dengan tindakannya yang tiba-tiba itu.“Akhirnya mama menemuiku aku sangat bahagia. Ini adalah mimpi terindah dalam hidupku.”Fallin Ma justru mendorong tubuh kecilnya untuk melepaskan pelukannya. Dia tidak ingin menerima ketulusan dari putranya ini. Lebih tepatnya, dia tidak dapat mempercayai sebuah ketulusan.“Buka matamu, Tuan Muda Gao. Kembalilah ke rumah. Jangan datang lagi untuk menemuiku. Tolong, jangan buat aku berada dalam ma