Beranda / Romansa / The CROWN (Sang Pewaris Takhta) / Bab 87. Melelehkan Hati Yang Beku

Share

Bab 87. Melelehkan Hati Yang Beku

Penulis: Fitri_alpha
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-12 21:56:10

Gerbang istana yang biasanya tertutup, kali ini terbuka. Hanya satu hari dalam setahun, setiap hari ulang tahun Charlotte Mars, istri raja Alastoire yang meninggal kala melahirkan putri mereka.

Berbeda dengan memperingati hari wafatnya, istana tidak akan mengadakan kegiatan apa-apa. Lance akan mengurung diri selama nyaris satu minggu karena berduka. Ia tidak akan membahas mengenai masalah politik, apalagi peperangan.

Memperingati hari meninggalnya Charlotte, Lance hanya berdiam diri di kamar yang dulu ditempati Charlotte dan dirinya saat mereka baru menikah –saat itu Charlotte mengandung putri mereka. Hanya Emerald yang diperbolehkan masuk untuk mengantarkannya makanan setiap jam makan tiba.

Selama satu minggu itu, tidak ada yang dapat melihat, apalagi mengganggu Lance. Hanya Emerald, atau putrinya jika gadis itu berada di Alastoire, sedangkan yang lain tidak bisa karena Lance tidak akan membukakan pintu untuk mereka.

Selama satu minggu itu juga, istana seolah tanpa raja mereka. L
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 88. Antara Papa dan Alexant

    Kata pertama yang keluar dari bibir bayi Crystal adalah Papa. Mungkin karena mereka hanya berdua saja di kastil bagian timur istana sehingga kata itu yang pertama kali bisa diucapkannya. Namun, tak pelak Lance sangat bahagia mendengarnya. Putri kecilnya yang baru berusia sembilan bulan selalu berceloteh dengan bahasa bayinya setiap saat. Dari celotehannya itu, yang dapat ditangkap oleh indra pendengarannya yang tajam hanyalah kata Papa. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak kosakata yang bisa diucapkan Crystal, tetapi tetap saja dia selalu mengawali ataupun mengakhiri kalimatnya dengan kata itu. Saat perpisahan pertama mereka pun, kata itu yang diucapkannya. Aku menyayangi Papa.Kata-kata itu selalu terngiang di telinga Lance, bahkan sampai saat ini. Tiga kata itu yang dapat mencairkan es di dalam hatinya. Tiga kata itu juga yang dapat meruntuhkan dinding baja di hatinya. Sekuat dan sekeras apa pun ia berusaha bertahan, mereka pasti bisa menembusnya. Air matanya selalu jatuh set

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-13
  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 89. Bukan Kepribadian Ganda

    Crystal mendengkus kasar mendengar sindiran itu. "Jadi, di sini satu-satunya yang aneh adalah kau sendiri, Lady Mars!" Crystal memutar bola mata jengah. Chloe selalu bersemangat dalam segala hal, termasuk menjelaskan hal yang katanya tidak penting tadi. Benar-benar konyol. Sebenarnya dia ingin tertawa, hanya saja ditahannya karena kata-kata Chloe tidak sekonyol apa yang sering keluar dari mulut Neil. "Aku tidak merasa melakukan hal yang aneh." Crystal membantah tuduhan Chloe. Dia mengedikkan bahunya tak acuh. "Jika aku tersenyum, itu karena aku sedang mengingat pertemuanku dengan Alexant." Senyum mengembang di bibir mungil merah alami milik Crystal. Chloe mengerutkan alisnya. "Benarkah?" tanyanya ragu. Baiklah, senyum Crystal bukan jenis senyum aneh dan tak terbaca seperti saat dia akan berangkat ke medan perang, senyumnya tadi sangat manis. Hanya saja, dia tetap curiga karena Crystal baru saja kembali dari Alastoire. Sama seperti dirinya yang tak pernah berbohong pada Cry

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-14
  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 90. Penyemangat Hidup Beatrice

    "Ayo, bayi Leon, kau harus minum susu dengan banyak biar cepat besar!" Kalimat itu selalu diulangi Beatrice setiap kali bayi Leon yang sekarang sudah berusia lima bulan melepaskan puting susu ibunya, dan tertawa tanpa suara melihat apa saja yang dianggapnya lucu. Bahkan, bayi Leon juga tertawa.melihatnya, padahal dia tak mengajaknya bercanda. Beatrice memicingkan mata, menatap Leon dengan kedua tangan di pinggang. "Kenapa kau tertawa melihatku?" tanyanya dengan alis berkerut tajam. "Aku bukan badut, bayi Leon. Jadi, jangan pernah tertawa saat melihatku!" ketusnya membuang muka. Namun, si kecil Leon justru semakin tergelak, seolah apa yang dikatakan Beatrice adalah sesuatu yang sangat lucu di telinganya, membuat Madeline yang sejak tadi tersenyum ikut tertawa kecil. "Sepertinya Leon mengerti apa yang kau katakan, Beatrice," katanya disela tawa. Bibir mungil Beatrice semakin mengerucut. "Dia tidak mengerti dengan yang kukatakan, Maddie, sebab itu dia mentertawakanku. Seandainya saja

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-15
  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 91. Crystal Loire & Crystal Mars

    Kamar tidur Alexant memang sangat luas dan besar. Beberapa lemari untuk pakaian juga buku berjejer rapi di dinding sebelah kanan kamar. Khusus untuk lemari buku yang berjumlah lima buah, diletakkan di sisi atas dekat jendela. Ada satu set sofa juga di sana, satu set di tengah kamar, satu set lagi ada di bagian kiri dekat pintu. Alexant sekarang tengah duduk di belakang jendela, di atas kursi malas yang diletakkan di sana. Sebuah buku berada di atas pangkuannya. Buku itu terbuka, tetapi dalam keadaan tertelungkup untuk menandai halaman yang dibaca. Tatapannya tertuju pada taman khusus yang dibuat untuk mempercantik kamar tidurnya. Taman itu selesai dibangun dua bulan yang lalu sesuai permintaannya. Ia ingin kamar tidurnya terlihat lebih cantik dari sebelumnya. Harus ada kesan feminin seorang gadis agar Crystal betah di sini setelah mereka menikah nanti. Iya, sejak beberapa menit yang lalu, gadisnya selalu mengganggu konsentrasinya. Ia yang ingin membaca buku tentang pelayaran, terpa

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-16
  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 1. Janji

    Gadis kecil berusia tujuh tahun berlari riang, mengejar kupu-kupu yang banyak terdapat di taman itu. Gadis kecil berambut pirang dan mata biru cemerlang tersebut bernama Crystal Mars. Ia dan keluarganya menjadi salah satu tamu pada pesta yang diadakan oleh kerajaan Namira, salah satu dari tiga kerajaan besar yang ada. Pesta ulang tahun raja Namira yang ke empat puluh lima memang lebih meriah daripada pesta-pesta sebelumnya. Seluruh rakyat Namira diundang, pintu gerbang istana di buka selama satu minggu penuh. Rakyat boleh menginjakkan kaki di istana dan bertatap muka langsung dengan raja dan putra mahkota. Sungguh kesempatan yang sangat langka.Keluarga Mars bukanlah keluarga biasa. Mereka adalah keluarga bangsawan, walaupun hanya bangsawan yang tinggal di desa. Bersama para bangsawan lainnya mereka menghadiri dan menginap di istana selama pesta berlangsung. Oleh sebab itu, Crystal Mars, putri tunggal keluarga Mars, bisa mengenal dan berteman dengan pangeran Alexant Vrent. Para bang

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-18
  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 2. Aku Tidak Akan Lupa

    Waktu satu minggu ternyata berjalan sangat cepat saat seseorang yang merasa bahagia. Hal itu juga yang dirasakan Alexant. Tidak terasa pesta yang dilangsungkan di istana akan berakhir malam ini. Setelah ini, istana akan kembali sepi seperti biasanya. Tidak ada lagi suara musik dan suara ramai para tamu. Yang ada hanya para dayang dan pembantu serta prajurit. Alexant menatap bosan pada para dayang yang berseliweran di depannya. Ia ingin meninggalkan pesta sejak tadi, ingin bermain bersama Crystal. Malam ini adalah malam terakhir mereka bertemu. Entah kapan mereka akan bertemu lagi. Semoga sebelum mereka dewasa mereka masih bisa bertemu. Alexant celingukan mencari Crystal. Gadis kecil itu tidak tampak sejak pesta dimulai. Hanya terlihat kedua orang tuanya saja di sudut sana. Selain Crystal, George juga tak terlihat. Sahabatnya itu tadi pulang ke kediaman keluarga Bryne lebih dulu, setelah itu baru kembali ke sini lagi. Itu yang dikatakan George sebelum pergi tadi. Namun, sampai sekara

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-18
  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 3. Pulang

    "Kau sudah siap, Sayang?" Seorang perempuan muda di kisaran dua puluh tahun menghampiri Crystal. Perempuan yang memiliki rambut sewarna Crystal itu mengusap pucuk kepala si gadis kecil. Crystal mendongak kemudian mengangguk. "Iya, Mama," jawabnya tersenyum. Astrid Mars tersenyum manis membalas senyuman sang putri. Tangannya berpindah ke arah pipi Crystal, mencubit pipi itu pelan sebelum mengusapnya hangat."Baiklah, kalau begitu kita berangkat sekarang."Senyum di bibir mungil Crystal langsung surut. Gadis kecil itu mengangguk sedih. Mereka akan kembali ke kediaman mereka di desa pagi ini. Para tamu yang lain juga pulang hari ini. Tadi ia sempat melihat ratusan kereta kuda berjejer di halaman istana. Kepala Crystal tertunduk luruh. Ia masih belum ingin pulang, masih ingin bermain bersama Alexant, juga George. Di desanya ia tidak banyak memiliki teman, orang tuanya selalu memintanya untuk belajar etika kesopanan dan tata krama. Sebagai seorang gadis bangsawan, walaupun mereka hanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-18
  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 4. Mencoba Mengingkari

    Suara burung berkicau, ditambah dengan sinar hangat matahari pagi yang jatuh tepat di wajahnya membuat anak laki-laki itu membuka mata. Alexant mengerjap beberapa kali sebelum memejamkan mata abu-abunya kembali, tak peduli dengan sinar matahari yang semakin tinggi. Ia masih mengantuk, masih memerlukan waktu untuk tidur beberapa saat lagi, sebelum ia ingat kalau tadi malam adalah malam pesta terakhir. Hari ini seluruh tamu undangan akan meninggalkan istana, termasuk keluarga bangsawan Mars. Crystal!Mengingat gadis kecil itu membuat kantuk yang tadi masih menggelayuti mata Alexant, seketika pergi. Bergegas anak laki-laki berusia sepuluh tahun itu bangun. Tanpa memakai mantel atau mengganti piyama, juga tanpa alas kaki Alexant langsung berlari menuju ruangan yang digunakan keluarga Crystal. Betapa terkejut Alexant ketika menemukan ruangan itu telah kosong. Tidak ada lagi barang-barang yang kemarin masih mengisi ruangan. Begitu juga dengan Crystal dan keluarganya. "Di mana Crystal?" ta

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-18

Bab terbaru

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 91. Crystal Loire & Crystal Mars

    Kamar tidur Alexant memang sangat luas dan besar. Beberapa lemari untuk pakaian juga buku berjejer rapi di dinding sebelah kanan kamar. Khusus untuk lemari buku yang berjumlah lima buah, diletakkan di sisi atas dekat jendela. Ada satu set sofa juga di sana, satu set di tengah kamar, satu set lagi ada di bagian kiri dekat pintu. Alexant sekarang tengah duduk di belakang jendela, di atas kursi malas yang diletakkan di sana. Sebuah buku berada di atas pangkuannya. Buku itu terbuka, tetapi dalam keadaan tertelungkup untuk menandai halaman yang dibaca. Tatapannya tertuju pada taman khusus yang dibuat untuk mempercantik kamar tidurnya. Taman itu selesai dibangun dua bulan yang lalu sesuai permintaannya. Ia ingin kamar tidurnya terlihat lebih cantik dari sebelumnya. Harus ada kesan feminin seorang gadis agar Crystal betah di sini setelah mereka menikah nanti. Iya, sejak beberapa menit yang lalu, gadisnya selalu mengganggu konsentrasinya. Ia yang ingin membaca buku tentang pelayaran, terpa

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 90. Penyemangat Hidup Beatrice

    "Ayo, bayi Leon, kau harus minum susu dengan banyak biar cepat besar!" Kalimat itu selalu diulangi Beatrice setiap kali bayi Leon yang sekarang sudah berusia lima bulan melepaskan puting susu ibunya, dan tertawa tanpa suara melihat apa saja yang dianggapnya lucu. Bahkan, bayi Leon juga tertawa.melihatnya, padahal dia tak mengajaknya bercanda. Beatrice memicingkan mata, menatap Leon dengan kedua tangan di pinggang. "Kenapa kau tertawa melihatku?" tanyanya dengan alis berkerut tajam. "Aku bukan badut, bayi Leon. Jadi, jangan pernah tertawa saat melihatku!" ketusnya membuang muka. Namun, si kecil Leon justru semakin tergelak, seolah apa yang dikatakan Beatrice adalah sesuatu yang sangat lucu di telinganya, membuat Madeline yang sejak tadi tersenyum ikut tertawa kecil. "Sepertinya Leon mengerti apa yang kau katakan, Beatrice," katanya disela tawa. Bibir mungil Beatrice semakin mengerucut. "Dia tidak mengerti dengan yang kukatakan, Maddie, sebab itu dia mentertawakanku. Seandainya saja

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 89. Bukan Kepribadian Ganda

    Crystal mendengkus kasar mendengar sindiran itu. "Jadi, di sini satu-satunya yang aneh adalah kau sendiri, Lady Mars!" Crystal memutar bola mata jengah. Chloe selalu bersemangat dalam segala hal, termasuk menjelaskan hal yang katanya tidak penting tadi. Benar-benar konyol. Sebenarnya dia ingin tertawa, hanya saja ditahannya karena kata-kata Chloe tidak sekonyol apa yang sering keluar dari mulut Neil. "Aku tidak merasa melakukan hal yang aneh." Crystal membantah tuduhan Chloe. Dia mengedikkan bahunya tak acuh. "Jika aku tersenyum, itu karena aku sedang mengingat pertemuanku dengan Alexant." Senyum mengembang di bibir mungil merah alami milik Crystal. Chloe mengerutkan alisnya. "Benarkah?" tanyanya ragu. Baiklah, senyum Crystal bukan jenis senyum aneh dan tak terbaca seperti saat dia akan berangkat ke medan perang, senyumnya tadi sangat manis. Hanya saja, dia tetap curiga karena Crystal baru saja kembali dari Alastoire. Sama seperti dirinya yang tak pernah berbohong pada Cry

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 88. Antara Papa dan Alexant

    Kata pertama yang keluar dari bibir bayi Crystal adalah Papa. Mungkin karena mereka hanya berdua saja di kastil bagian timur istana sehingga kata itu yang pertama kali bisa diucapkannya. Namun, tak pelak Lance sangat bahagia mendengarnya. Putri kecilnya yang baru berusia sembilan bulan selalu berceloteh dengan bahasa bayinya setiap saat. Dari celotehannya itu, yang dapat ditangkap oleh indra pendengarannya yang tajam hanyalah kata Papa. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak kosakata yang bisa diucapkan Crystal, tetapi tetap saja dia selalu mengawali ataupun mengakhiri kalimatnya dengan kata itu. Saat perpisahan pertama mereka pun, kata itu yang diucapkannya. Aku menyayangi Papa.Kata-kata itu selalu terngiang di telinga Lance, bahkan sampai saat ini. Tiga kata itu yang dapat mencairkan es di dalam hatinya. Tiga kata itu juga yang dapat meruntuhkan dinding baja di hatinya. Sekuat dan sekeras apa pun ia berusaha bertahan, mereka pasti bisa menembusnya. Air matanya selalu jatuh set

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 87. Melelehkan Hati Yang Beku

    Gerbang istana yang biasanya tertutup, kali ini terbuka. Hanya satu hari dalam setahun, setiap hari ulang tahun Charlotte Mars, istri raja Alastoire yang meninggal kala melahirkan putri mereka. Berbeda dengan memperingati hari wafatnya, istana tidak akan mengadakan kegiatan apa-apa. Lance akan mengurung diri selama nyaris satu minggu karena berduka. Ia tidak akan membahas mengenai masalah politik, apalagi peperangan. Memperingati hari meninggalnya Charlotte, Lance hanya berdiam diri di kamar yang dulu ditempati Charlotte dan dirinya saat mereka baru menikah –saat itu Charlotte mengandung putri mereka. Hanya Emerald yang diperbolehkan masuk untuk mengantarkannya makanan setiap jam makan tiba. Selama satu minggu itu, tidak ada yang dapat melihat, apalagi mengganggu Lance. Hanya Emerald, atau putrinya jika gadis itu berada di Alastoire, sedangkan yang lain tidak bisa karena Lance tidak akan membukakan pintu untuk mereka. Selama satu minggu itu juga, istana seolah tanpa raja mereka. L

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 86. Dan, Salju pun Mencair

    "Kau tak ingin mengatakan apa pun pada mamamu?" Suara Lance memecahkan keheningan yang tercipta sejak beberapa menit yang lalu. Ini adalah hari ulang tahun Charlotte yang kedua puluh sembilan, sengaja ia mengajak putrinya mengunjungi makam perempuan kecintaannya, sekedar melepaskan rindu kepadanya. Seperti setiap tahun ini mereka melakukannya. Itulah sebabnya, ia mengirimkan kode yang hanya dimengerti oleh orang-orang tertentu, seminggu yang lalu. Ia tidak ingin putrinya lupa hari ulang tahun ibunya. "Ini adalah hari ulang tahunnya."Beberapa detik tak terdengar suara apa pun sebagai sahutan. Bahkan suara napas maupun detak jantung pun tak terdengar. Dua orang yang berada di dalam ruangan dengan diameter sepuluh meter itu terlalu pandai menyembunyikan helaan napas dan detak jantung mereka. Lance mengerang dalam hati, putrinya adalah cerminan dari dirinya. "Aku sudah berdoa di dalam hati." Suara dingin seorang gadis muda menyapa gendang telinga Lance. Ia berdecak, tak bisakah putr

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 85. Alastoire & Putri Mahkota

    Pipi seputih porselen Crystal merona. Dia mengingat apa yang dikatakan Papa saat makan malam tadi. Seorang utusan dari istana kembali mendatangi Rainbow Hill untuk memastikan jika Papa benar-benar menerima lamaran dari pihak istana. Di depannya, saat mereka makan malam bersama tadi, Papa kembali menegaskan persetujuannya atas rencana pernikahannya dengan Alexant. Restu Papa baginya saat ini adalah yang utama karena Mama mengatakan terserah pada Papa. Meskipun dulu Mama juga sangat keras menentangnya, seiring berjalannya waktu sikap Mama menjadi lebih lembut. Lagi pula, siapa yang dapat membantah perkataan kepala keluarga? Baru empat bulan, tetapi rasanya sudah sangat lama, seperti empat tahun saja. Bisakah waktu berjalan lebih cepat seperti saat Alexant berada di sisinya? Senyum yang tadi terkembang, sekarang hilang. Dia ingin bertemu lagi dengan Alexant, bertemu dengannya seperti saat mereka bertemu beberapa bulan yang lalu. Crystal menurunkan kaki dari atas tempat tidur, melangk

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 84. Cinta Ini

    Perubahan wajah Beatrice membuat Madeline semakin merasa kurang nyaman. Meskipun bukan dirinya yang memulai topik pembicaraan ini, tetapi tetap saja dia merasa bersalah. Dia sudah tahu mengenai Beatrice, Imelda yang menceritakannya. Rasanya tak percaya ada seorang Ibu yang tega memperlalukan anaknya seperti itu. Meskipun lahir tanpa didasari cinta, bayi yang sudah lahir ke dunia itu tidak bersalah. Lagi pula, Beatrice ada bukan karena ibunya mengalami perkosaan, Beatrice lahir dari hasil perkawinan yang sah. Tidak sepantasnya ibunya bersikap menolak kehadirannya, apalagi sampai berkata tidak menginginkannya. Itu sudah sangat keterlaluan. Namun, di balik semua itu, Madeline merasa dia tak berhak untuk menghakimi Ibu Beatrice sedemikian rupa. Meskipun sikapnya tidak bisa dibenarkan, tapi dia pasti memiliki alasan melakukan semua itu. Madeline tersenyum manis hanya untuk menenangkan Beatrice. Tangannya meraih tangan Beatrice yang berada si pangkuannya, menggenggamnya hangat, berusaha

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 83. Leon

    Suasana gunung Bond tak lagi sepi seperti hari-hari sebelumnya. Sejak kemarin sore, suara tangisan bayi sudah terdengar sebanyak beberapa kali. Tak ada yang memprotes bayi Leon menangis sekencang apa pun, mereka malah tertawa melihatnya. Seperti tadi pagi saat Bibi Fasha menggendongnya di bawah sinar hangat matahari pagi, bayi Leon menangis karena lapar dan haus, mungkin juga karena kepanasan. Sebenarnya, Beatrice sangat ingin membawanya kembali masuk ke dalam rumah, hanya saja dia masih belum berani menggendongnya, meminta untuk menggendong saja dia tidak berani, apalagi merebutnya dari gendongan Bibi Fasha secara paksa. Dia tak ingin tubuh mungil bayi Leon patah menjadi dua. Sore ini juga seperti tadi pagi. Bibi Fasha memang tidak menjemurnya di bawah sinar matahari, dia hanya memandikannya saja, itu pun bayi Leon menangis. Sepertinya dia tak suka air, atau tidak suka pada hawa dingin, seperti kucing saja. Namun, justru itu yang membuatnya terlihat sangat lucu dan menggemaskan. S

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status