Chapter: Extra Part Pesta resepsi digelar pada malam harinya di sebuah hotel berbintang di ibu kota. Banyak tamu undangan yang hadir, selain rekan bisnis dari kedua keluarga mempelai, juga teman-teman mereka semasa sekolah dulu. Di antara teman-teman sekolah mereka yang hadir adalah Tasya. Meskipun tidak percaya, tetapi Tasya tetap datang sekedar hanya untuk memastikan karena undangan bukan berasal dari Juna atau Diva, melainkan dari Nora. Lagi pula, tak ada angin, tak ada hujan langsung ada undangan pesta resepsi pernikahan pria yang dicintainya. "Beneran datang ternyata!" Sejak awal memasuki lobi hotel, dada Tasya sudah berdegup kencang. Tubuhnya terasa panas dingin, keringat tak hanya membasahi pelipis, tetapi juga punggungnya yang polos. Dia sengaja mengenakan gaun hitam ketat dengan tali spaghetti yang terbuka di bagian punggung dan memiliki belahan dada yang rendah. Sengaja, agar tak terlihat seperti seseorang yang patah hati jika benar ini adalah pesta pernikahan Juna. Seruan dari suara yang s
Last Updated: 2024-01-04
Chapter: Bab 134. The Wedding (END)Bandung merupakan salah satu kota yang ramah lingkungan di tanah air. Udaranya yang sejuk, ditambah dengan pemandangan yang indah, dan kuliner yang memanjakan lidah menjadikan Bandung sebagai salah satu destinasi wisata yang banyak didatangi para wisatawan. Itulah salah satu alasan kenapa Juna memilih Bandung sebagai tempat pemberkatan pernikahannya, selain tentu saja karena Oma dan Opa Dirgantara yang tinggal di kota kembang. Dengan konsep garden party, pesta yang hanya dihadiri oleh keluarga dan orang-orang terdekat memilih warna putih sebagai dress code.Semua ide Diva, dengan Barbara yang sedikit meracuni otaknya. Sejak dulu, Barbara menginginkan pesta pernikahan Juna mengambil tema winter garden party. Sebuah tema yang aneh karena tidak akan ada orang yang mau mengadakan pesta kebun ketika musim dingin. Ide Barbara memang selalu ekstrem, beda dari yang lain. "Nggak perlu gugup kali, Va. Juna nggak bakalan gigit lo!" omel Echa melihat Diva yang mondar-mandir ke sana kemari di da
Last Updated: 2024-01-03
Chapter: Bab 133. Juna Posesif Juna mendelik. Astaga, Diva sangat konyol sekali. Baik pegawai apalagi pemilik butik tidak akan menanyakan pertanyaan yang tidak penting seperti itu. Mereka tidak akan mau mengurusi masalah pelanggannya. Lagi pula, ia sudah pernah datang ke butik itu saat mengukur tuxedo yang akan dikenakannya di hari pemberkatan dan resepsi setelahnya. "Bisa kasih alasan yang masuk akal nggak, sih, Be?" tanya Juna memutar bola mata jengah. "Alasan kamu itu konyol banget, tau, nggak, sih, Be?" Gemas, Juna mencubit pipi Diva yang tak lagi terlihat pucat. Sudah beberapa hari ini pipi mulus itu terlihat selalu merona, bukan karena pemerah pipi, melainkan karena Diva yang tersipu. Diva membelalak. "Sakit!" katanya judes, menepis tangan Juna yang masih berada di pipinya. "Ya, habisnya kamu lucu banget, sih. 'Kan, aku gemes jadinya." Juna terkekeh. Diva tersenyum misterius, sebelah alisnya terangkat. "Sebab kamu udah nyubit pipi aku, kamu harus ikut kita pergi ke butik!" "What?" Diva tidak merespons
Last Updated: 2024-01-02
Chapter: Bab 132. Keputusan Akhir Suasana ruang sidang berubah menjadi kondusif begitu hakim mengetuk palu tiga kali setelah membacakan putusan hukuman untuk Hilda. Wanita itu harus menerima dihukum seumur hidup di dalam penjara atas semua kejahatan yang dilakukannya di masa lalu. Hukuman yang lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum yang menuntut hukuman mati karena terbukti Hilda merencanakan menggugurkan kandungan Diva, atau sama saja dengan pembunuhan berencana. Meskipun Diva selamat, tetapi calon bayinya tidak. Diva juga sempat dinyatakan meninggal oleh dokter sebelum akhirnya koma dan bangun satu tahun kemudian dalam keadaan kehilangan ingatan. Proses hukum Hilda tergolong cepat. Dalam waktu dua minggu semua berkas perkaranya sudah rampung dan langsung diajukan ke pengadilan untuk menjalani sidang. Hanya dua kali sidang hakim sudah memutuskan hukuman untuknya. Tidak ada yang memprotes, meskipun Arsen Dirgantara terlihat menekuk, tetapi pria yang mengenakan setelan berwarna hitam itu hanya diam saja. Di
Last Updated: 2024-01-01
Chapter: Bab 131. Restu "Katanya kamu punya bukti yang yang kuat buat jeblosin dia ke penjara seumur hidup. Mana buktinya?" tanya Arsen sambil menyatukan kesepuluh jarinya, menumpukan dagu di atas jari-jarinya itu. Ia juga menumpuk kakinya, kaki kanan di atas kaki kiri.Tanpa bersuara, Juna merogoh saku bagian dalam jasnya, mengambil ponsel, mengutak-atiknya sebentar, kemudian memberikan pada sang Ayah. Arsen menaikkan sebelah alisnya melihat video itu. Berlatar sebuah restoran, seorang wanita berbicara di bawah pengaruh alkohol, terus meracau mengakui semua yang sudah dilakukannya semasa dia masih sekolah dulu guna mendapatkan perhatian pemuda yang dicintainya. Sampai rela melalukan hal paling buruk, meneror kekasih pemuda itu dan mengakibatkannya tewas beserta calon bayi dalam kandungannya. Wajah tampan pria berusia lebih dari setengah abad itu memerah, rahangnya mengeras mendengar wanita itu yang mengaku bahagia saat mengetahui kekasih pemuda itu meninggal dunia berikut calon bayi mereka. Arsen merekam
Last Updated: 2023-12-31
Chapter: Bab 130. Hilda Pelakunya Diva menarik napas dalam, menyimpannya beberapa detik di paru-parunya sebelum mengembuskannya dengan pelan melalui mulut. Dia terus mengulanginya beberapa kali, baru berhenti setelah mobil yang dikendarai Juna memasuki sebuah gerbang dengan daun pintu berwarna hitam keemasan. Mobil berhenti di halaman, tepat di depan undakan. Diva keluar lebih dulu, dia membuka sabuk pengamannya dengan cepat sebelum Juna melakukannya. Halaman rumah ini masih sama seperti sebelas tahun yang lalu, tak ada yang berubah sedikit pun. Air mancur yang berada di bagian kiri halaman, di tengah sebuah taman mungil. Bunga mawar merah yang merupakan kesukaan nyonya rumah tumbuh dengan subur di taman itu. Sekali lagi Diva menarik napas sebelum menahannya ketika Juna mendekat dan menciumnya dengan panas beberapa saat. Mata bulat Diva membelalak, tangannya terangkat memukul bahu Juna yang dianggapnya tak tahu malu, sementara pria itu justru tertawa kecil menanggapinya. Dengan santainya Juna menarik tangannya memas
Last Updated: 2023-12-30
Chapter: Bab 90. Penyemangat Hidup Beatrice"Ayo, bayi Leon, kau harus minum susu dengan banyak biar cepat besar!" Kalimat itu selalu diulangi Beatrice setiap kali bayi Leon yang sekarang sudah berusia lima bulan melepaskan puting susu ibunya, dan tertawa tanpa suara melihat apa saja yang dianggapnya lucu. Bahkan, bayi Leon juga tertawa.melihatnya, padahal dia tak mengajaknya bercanda. Beatrice memicingkan mata, menatap Leon dengan kedua tangan di pinggang. "Kenapa kau tertawa melihatku?" tanyanya dengan alis berkerut tajam. "Aku bukan badut, bayi Leon. Jadi, jangan pernah tertawa saat melihatku!" ketusnya membuang muka. Namun, si kecil Leon justru semakin tergelak, seolah apa yang dikatakan Beatrice adalah sesuatu yang sangat lucu di telinganya, membuat Madeline yang sejak tadi tersenyum ikut tertawa kecil. "Sepertinya Leon mengerti apa yang kau katakan, Beatrice," katanya disela tawa. Bibir mungil Beatrice semakin mengerucut. "Dia tidak mengerti dengan yang kukatakan, Maddie, sebab itu dia mentertawakanku. Seandainya saja
Last Updated: 2025-04-15
Chapter: Bab 89. Bukan Kepribadian Ganda Crystal mendengkus kasar mendengar sindiran itu. "Jadi, di sini satu-satunya yang aneh adalah kau sendiri, Lady Mars!" Crystal memutar bola mata jengah. Chloe selalu bersemangat dalam segala hal, termasuk menjelaskan hal yang katanya tidak penting tadi. Benar-benar konyol. Sebenarnya dia ingin tertawa, hanya saja ditahannya karena kata-kata Chloe tidak sekonyol apa yang sering keluar dari mulut Neil. "Aku tidak merasa melakukan hal yang aneh." Crystal membantah tuduhan Chloe. Dia mengedikkan bahunya tak acuh. "Jika aku tersenyum, itu karena aku sedang mengingat pertemuanku dengan Alexant." Senyum mengembang di bibir mungil merah alami milik Crystal. Chloe mengerutkan alisnya. "Benarkah?" tanyanya ragu. Baiklah, senyum Crystal bukan jenis senyum aneh dan tak terbaca seperti saat dia akan berangkat ke medan perang, senyumnya tadi sangat manis. Hanya saja, dia tetap curiga karena Crystal baru saja kembali dari Alastoire. Sama seperti dirinya yang tak pernah berbohong pada Cry
Last Updated: 2025-04-14
Chapter: Bab 88. Antara Papa dan AlexantKata pertama yang keluar dari bibir bayi Crystal adalah Papa. Mungkin karena mereka hanya berdua saja di kastil bagian timur istana sehingga kata itu yang pertama kali bisa diucapkannya. Namun, tak pelak Lance sangat bahagia mendengarnya. Putri kecilnya yang baru berusia sembilan bulan selalu berceloteh dengan bahasa bayinya setiap saat. Dari celotehannya itu, yang dapat ditangkap oleh indra pendengarannya yang tajam hanyalah kata Papa. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak kosakata yang bisa diucapkan Crystal, tetapi tetap saja dia selalu mengawali ataupun mengakhiri kalimatnya dengan kata itu. Saat perpisahan pertama mereka pun, kata itu yang diucapkannya. Aku menyayangi Papa.Kata-kata itu selalu terngiang di telinga Lance, bahkan sampai saat ini. Tiga kata itu yang dapat mencairkan es di dalam hatinya. Tiga kata itu juga yang dapat meruntuhkan dinding baja di hatinya. Sekuat dan sekeras apa pun ia berusaha bertahan, mereka pasti bisa menembusnya. Air matanya selalu jatuh set
Last Updated: 2025-04-13
Chapter: Bab 87. Melelehkan Hati Yang BekuGerbang istana yang biasanya tertutup, kali ini terbuka. Hanya satu hari dalam setahun, setiap hari ulang tahun Charlotte Mars, istri raja Alastoire yang meninggal kala melahirkan putri mereka. Berbeda dengan memperingati hari wafatnya, istana tidak akan mengadakan kegiatan apa-apa. Lance akan mengurung diri selama nyaris satu minggu karena berduka. Ia tidak akan membahas mengenai masalah politik, apalagi peperangan. Memperingati hari meninggalnya Charlotte, Lance hanya berdiam diri di kamar yang dulu ditempati Charlotte dan dirinya saat mereka baru menikah –saat itu Charlotte mengandung putri mereka. Hanya Emerald yang diperbolehkan masuk untuk mengantarkannya makanan setiap jam makan tiba. Selama satu minggu itu, tidak ada yang dapat melihat, apalagi mengganggu Lance. Hanya Emerald, atau putrinya jika gadis itu berada di Alastoire, sedangkan yang lain tidak bisa karena Lance tidak akan membukakan pintu untuk mereka. Selama satu minggu itu juga, istana seolah tanpa raja mereka. L
Last Updated: 2025-04-12
Chapter: Bab 86. Dan, Salju pun Mencair"Kau tak ingin mengatakan apa pun pada mamamu?" Suara Lance memecahkan keheningan yang tercipta sejak beberapa menit yang lalu. Ini adalah hari ulang tahun Charlotte yang kedua puluh sembilan, sengaja ia mengajak putrinya mengunjungi makam perempuan kecintaannya, sekedar melepaskan rindu kepadanya. Seperti setiap tahun ini mereka melakukannya. Itulah sebabnya, ia mengirimkan kode yang hanya dimengerti oleh orang-orang tertentu, seminggu yang lalu. Ia tidak ingin putrinya lupa hari ulang tahun ibunya. "Ini adalah hari ulang tahunnya."Beberapa detik tak terdengar suara apa pun sebagai sahutan. Bahkan suara napas maupun detak jantung pun tak terdengar. Dua orang yang berada di dalam ruangan dengan diameter sepuluh meter itu terlalu pandai menyembunyikan helaan napas dan detak jantung mereka. Lance mengerang dalam hati, putrinya adalah cerminan dari dirinya. "Aku sudah berdoa di dalam hati." Suara dingin seorang gadis muda menyapa gendang telinga Lance. Ia berdecak, tak bisakah putr
Last Updated: 2025-04-11
Chapter: Bab 85. Alastoire & Putri MahkotaPipi seputih porselen Crystal merona. Dia mengingat apa yang dikatakan Papa saat makan malam tadi. Seorang utusan dari istana kembali mendatangi Rainbow Hill untuk memastikan jika Papa benar-benar menerima lamaran dari pihak istana. Di depannya, saat mereka makan malam bersama tadi, Papa kembali menegaskan persetujuannya atas rencana pernikahannya dengan Alexant. Restu Papa baginya saat ini adalah yang utama karena Mama mengatakan terserah pada Papa. Meskipun dulu Mama juga sangat keras menentangnya, seiring berjalannya waktu sikap Mama menjadi lebih lembut. Lagi pula, siapa yang dapat membantah perkataan kepala keluarga? Baru empat bulan, tetapi rasanya sudah sangat lama, seperti empat tahun saja. Bisakah waktu berjalan lebih cepat seperti saat Alexant berada di sisinya? Senyum yang tadi terkembang, sekarang hilang. Dia ingin bertemu lagi dengan Alexant, bertemu dengannya seperti saat mereka bertemu beberapa bulan yang lalu. Crystal menurunkan kaki dari atas tempat tidur, melangk
Last Updated: 2025-04-10
Chapter: Bab 84. Happily Ever After (END)Pagi datang lebih cepat dari biasanya bagi Ruu. Suara kicau sekumpulan burung yang bertengger di pagar balkon jendela kamarnya yang membangunkannya. Suara itu lebih dahsyat dari suara jam alarm yang dipasangnya tadi malam. Jam itu terus berbunyi nyaris selama dua jam, tidak berhenti jika ia tidak mematikannya, dengan mata yang masih terpejam. Tadi malam ia tidur lewat tengah malam. Bukan karena begadang, melainkan karena mengerjakan pekerjaan kantornya. Setelah mengantarkan Ry pulang pada pukul sepuluh malam, dan tiba kembali di apartemennya tiga puluh menit kemudian, ia langsung mengerjakannya. Ada beberapa pekerjaan yang belum sempat ia kerjakan. Ia baru mengingatnya setelah berbaring di atas tempat tidur tadi malam. Dengan malas Ruu bangun. Rasanya masih belum puas tidur meskipun sekarang sudah pukul delapan pagi. Ruu sadar jika ia terlambat, dan itu bukan merupakan contoh yang baik bagi bawahannya. Namun, mau bagaimana lagi, walaupun ia bersiap dengan tergesa tetap saja tidak
Last Updated: 2023-12-12
Chapter: Bab 83. Apakah Ry Mau Menikah Denganku?Ruu mengembuskan napas mendengar pertanyaan itu. Tangannya terangkat mengusap tengkuk, dan meneguk ludah susah payah. "Aku ... ancam dia biar nggak ganggu Ry lagi " Mata bulat Ry melebar. "Kok, Ruu gitu?" tanyanya memprotes. "Habisnya dia nyebelin!" Ruu membela diri. "Masa mau sama cewek aku?" Sepasang alis Ry terangkat. "Dia nggak nolak dijodohin sama Ry pas udah liat foto Ry. Dia sampai mutusin ceweknya yang satu fakultas sama aku. Ya, udah, aku hajar aja!" Ry mengerjapkan mata beberapa kali. Apa kata Ruu tadi, menghajar seseorang yang mau dijodohkan dengannya? Astaga! Ry memencet pangkal hidung. Meskipun kesal, tapi dia tidak bisa marah. Hati kecilnya justru menganggap apa yang dilakukan Ruu sangat manis. "Astaga!" Ry menutup mulut dengan kedua tangan. "Maaf, Ry!" kata Ruu cepat, ia tak ingin mendapatkan kemarahan dari ceweknya. Mereka baru saja bertemu sore tadi setelah enam tahun berpisah, akan sangat tidak lucu jika mereka kemudian langsung bertengkar. "Aku cuman berusaha
Last Updated: 2023-12-10
Chapter: Bab 82. Rencana Perjodohan Ry yang GagalMata bulat Ry masih berkaca-kaca, tak percaya jika dia benar-benar bertemu dengan cowok yang selama ini dirindukannya . Semua seperti mimpi saja, Ruu datang ke kedai es krim tempatnya bekerja, memesan es krim yang tidak ada dalam daftar menu. Tak ada kedai es krim yang menjual es krim dengan rasa yang tawar, dan Ruu memesannya karena tidak menyukai makanan manis. Konyol memang, tapi Ruu melakukannya hanya ingin dia mengetahui keberadaannya. "Maafin aku, Ry." Ruu menggenggam tangannya erat. "Harusnya sejak awal aku udah tau kalo Ikki pengen kisahin kita, tapi aku nggak tau kalo dia bisa selicik itu."Ry menggeleng. Dia masih belum dapat berbicara. "Aku nyari Ry ke mana-mana selama beberapa bulan awal itu, tapi nggak ketemu. Hampir seluruh Tokyo aku cari, tapi Ry nggak ada. Sampai Papa nawarin aku bantuan dengan satu syarat." Ruu menundukkan kepala. "Aku harus mau lanjutin pendidikan aku."Ry mengangguk. Dia percaya dengan semua yang dikatakan Ruu. Cowok yang duduk di sebelahnya, seda
Last Updated: 2023-12-09
Chapter: Bab 81. Bertemu LagiOsaka sekarang sama berartinya dengan Tokyo bagi Ruu. Jika dulu ia hanya menganggap Tokyo yang terpenting karena keluarganya tinggal di sana, sejak Papa memberi tahu keberadaan Ry di Osaka, kota ini juga menjadi yang penting untuknya. Ruu bahkan tak menyangka jika ia akan menjadi bagian dari kota ini. Mulai besok ia akan memimpin perusahaan cabang yang berada di sini. Perusahaan cabang yang diberikan Papa padanya seratus persen. Jadi, mulai besok perusahaannya akan berdiri sendiri. Meskipun begitu, ia tetap menggunakan nama perusahaan yang lama. Toh, Papa tidak keberatan dengan itu, malah Papa yang memintanya untuk tidak mengubah nama agar tidak merepotkan. Ruu sedang duduk di sofa ruang tamu di apartemennya setelah menempuh perjalanan lebih dari setengah hari mengendarai mobil. Rencana ia akan beristirahat beberapa jam sebelum menemui Ry nanti sore di tempatnya bekerja. Menurut informasi dari Rin, Ry tidak mengambil cuti dan tetap bekerja meskipun di akhir pekan. Satu perubahan y
Last Updated: 2023-12-08
Chapter: Bab 80. Pindah Ke Osaka Satu bulan ternyata tidak selama yang dipikirkan Ruu, waktu tiga puluh hari justru berjalan sangat cepat. Apalagi diselingi dengan celotehan Rin melalui setiap pesan yang dikirimkannya. Terkadang cewek yang sekarang sudah dekat kembali dengan Go itu mengiriminya video Ry saat mereka sedang mengobrol berdua, terkadang hanya mengirimkan suara Ry saja. Tiga tahun lagi dilalui dan Ry tetap tak berubah. Wajahnya masih menggemaskan dengan pipi yang masih saja sebulat bakpao. Seandainya saja bisa –Ry berada di dekatnya– akan dicubitnya pipi itu. Mungkin ia akan melakukannya nanti saat mereka bertemu.Omong-omong soal pertemuan mereka, ia tidak memberi tahu siapa-siapa. Yang pasti ia akan menemui Ry saat masa tiga tahun terakhir, berakhir. Untuk tempat, ia masih belum menentukannya. Ia memang memiliki nomor ponsel Ry, Rin yang memberikannya. Awalnya cewek itu tidak mau memberitahunya, Rin malah meminta pertukaran, nomor ponsel Ry dengan alasan kenapa ia tak ingin Ry melihatnya. Namun, setel
Last Updated: 2023-12-07
Chapter: Bab 79. Tiga Tahun BerlaluBenda pipih persegi panjang itu sudah sejak beberapa menit yang lalu berada di tangan Ruu. Ia menggunakannya untuk berbalas pesan dengan Rin. Setelah makan malam dan sesi penjatuhan hukuman selesai, Ruu langsung masuk ke kamar tidurnya dan menghubungi Rin. Ia mengirimkannya pesan melalui sebuah aplikasi. Ruu tidak menggunakan laptop, ia menggunakan benda itu untuk kepentingan belajarnya. Untuk hal lain, ia selalu menggunakan ponsel, termasuk berkirim pesan dengan Rin. [Pokoknya Rin jangan kasih tau Ry dulu, atau aku akan kena masalah] - RuuBerulangkali Ruu memberikan alasan pada Rin agar tidak memberikan nomor ponselnya pada Ry. Cewek yang sekarang juga sudah kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Osaka itu ingin memberikan nomornya kepada kakaknya. Kata Rin, sampai sekarang Ry masih berusaha mencari informasi tentangnya. Kabar yang membuatnya nyaris melompat-lompat tadi saling senangnya. Ry masih mencintai dan masih mengharapkannya, perasaan mereka masih sama. Sekarang,
Last Updated: 2023-12-04