Share

Bab 74

Bab 74

Hari beranjak malam. Keadaan Mas Agung tidak juga berubah, malah lelaki itu semakin menggigil seperti kedinginan dan bahkan sampai saat ini kesadarannya hampir hilang. Lelaki itu sama sekali tidak merespon, meskipun aku dan ibu mencoba untuk menyadarkannya.

Adi yang berhasil kubujuk ikut mendekati ayahnya dan memeluk lelaki itu yang seperti kesakitan, entah menahan apa. Anak itu terus terisak dan memanggil-manggil nama ayahnya.

Sudah beberapa saat yang lalu, aku menelepon teman, bahkan tetangga yang punya kendaraan agar bisa membawa Mas Agung ke rumah sakit. Mengingat kondisinya yang mengkhawatirkan, aku takut jika sampai terlambat, kondisinya akan sangat parah dan yang lebih buruk lagi dia tidak dapat diselamatkan.

"Kamu masih belum juga mendapatkan mobilnya, Indira?" Aku menggeleng lemah, menatap ke arah ibu.

Di desa memang sangat jarang sekali orang yang mempunyai kendaraan roda empat, hanya beberapa orang saja yang punya mobil dan biasanya itupun dipakai ke kota untuk be
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status