Share

Bab 18

Penulis: Bun say
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-07 13:31:24

Bab 18

Aku kembali ke kamar dengan perasaan sesak menahan kekesalan yang luar biasa. Rasanya seperti batu yang menumpuk di dada dan kepalaku. Berat sekali.

Apa-apaan Mas Agung itu. Kenapa dia bisa berpikir untuk menjual rumah ini. Tidakkah dia kasihan kepada Adi. Lagipula waktu rumah ini dibangun, selain dari uangnya, aku juga ikut membiayai dan dibantu dengan ayah mertua juga.

Aku menimbang-nimbang antara harus memberitahu ayah dan ibu mertua atau tidak. Karena selain memikirkan kesehatannya aku juga takut ayah mertua akan mengamuk kepada Mas Agung dan tidak bisa mengontrol dirinya dengan hutang yang besar, hingga akhirnya penyakitnya asmanya kambuh. Tapi aku juga tidak ingin disalahkan, jika Mas Agung nekat melakukan hal itu. Lagipula mereka sangat baik kepadaku, dan juga sangat menyayangi Adi, cucu satu-satunya.

"Bu, ada apa barusan di luar? Kenapa wajah ibu seperti sedih begitu?" tanya Adi penasaran dengan mulut penuh makanan, sampai saus di mulutnya sedikit belepotan. Anak itu s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 19

    Bab 19Usai mengadu pada Ibu Mertua, akhirnya aku pamit kepada mereka dan membawa Adi untuk jalan-jalan, sesuai janjiku tadi sebelum berangkat.Untunglah uang di tabunganku masih banyak hasil dari orderanku selama ini, karena aku tidak boros dan selalu berusaha menghemat pengeluaran .Sekarang saatnya memanjakan diri, sedikit melupakan hal-hal yang membuat otak dan pikiran lelah dan stress.Kami berjalan beriringan menyusuri satu demi satu toko yang menjual aneka barang dagangannya,lalu berhenti di sebuah toko baju yang menyediakan perlengkapan kebutuhan anak-anak.Selain desain yang menarik, harganya juga masih ramah dikantong dengan model yang kekinian.Kubiarkan Adi memilih apa yang diinginkannya.Tidak apa-apa sekali-kali memanjakannya, toh tidak setiap hari juga kami pergi belanja. Lagipula, sudah lama aku tidak membelikan baju baru untuknya."Bu, jaket yang biru itu bagus nggak?" tanya Adi menunjuk baju yang bertengger di jajaran paling atas. Warnanya yang cerah sepertinya mem

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-08
  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 20

    Bab 20Sudah dua jam lamanya, kami bertiga berkeliling berjalan-jalan dari satu toko ke toko lainnya, hingga kaki terasa pegal dan akhirnya memilih duduk di bangku tunggu sambil melihat Adi bermain mandi bola.Yuda masih setia mengikuti kebersamaan kami. Dia pun tampak tidak keberatan membawa barang-barang belanjaan, yang isinya kebanyakan mainan kebutuhan sekolah dan baju-baju yang kubeli untuk Adi. Kami sudah seperti suami istri dan anak."Kamu nggak bosen ngikutin kami terus? Jika kamu bosan sebaiknya pergi saja. Atau kamu mungkin mau ketemu lagi sama Anisa," kataku sambil menatapnya karena tak enak hati jika terus-terusan diikuti olehnya. Lagipula kami bukan siapa-siapa bagi Yuda. Dan rasanya aneh dan sedikit risih duduk berdekatan dengannya, meskipun Yuda terlihat sama sekali tidak keberatan sepertinya."Memangnya kenapa sih, kalau aku ngikutin, Mbak? Apakah ada yang salah ya?" Yuda tersenyum manis menetap dalam manik mataku. Aku segera membuang pandangan ke arah lain. Risih seka

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-09
  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 21

    Bab 21Apa sebenarnya yang dipikirkan lelaki itu hingga dia berani sekali menyuruhku untuk memasak makanan untuk teman-temannya yang sama sekali tidak kukenal itu. Ingatanku tertuju pada hutang Mas Agung yang sangat besar. Apakah mereka salah satu teman-teman Mas Agung yang sama-sama tukang judi. Entahlah, tapi sepertinya mereka memang bukan orang baik-baik, terlihat dari cara mereka bertamu, sama sekali tidak menghormati tuan rumah.Mas Agung dan Zahra pun cenderung tidak berbaur dengan mereka di depan dan lebih memilih berdiam diri dalam kamar. Sesuatu hal yang sangat aneh menurutku.Aku menghampiri Adi di kamarnya. Anak itu tampak sedang belajar dengan serius. Segera kuhampiri dan duduk di atas ranjangnya yang berwarna biru."Belum beres belajarnya, Di.""Belum, Bu. Sedikit lagi." Anak itu kembali melihat buku pelajaran.Aku menunggunya sambil berbaring menahan rasa kantuk yang luar biasa, mungkin efek kelelahan setelah jalan-jalan seharian tadi makanya mataku terasa berat.Entah

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-14
  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 22

    Bab 22Bu Dian yang telah kukirimi pesan sebelumnya, tiba di rumah bertepatan dengan saat Adi hendak berangkat ke sekolah."Aku berangkat sekolah dulu ya, Bu," kataanak itu menyalamiku dan langsung pergi."Indira, kenapa rumahnya berantakan begini?" tanya wanita yang berusia 37 tahun itu melihat ruang tamu yang berserakan."Itu semalam ada temannya suami, makannya belum aku beresin," kataku sambil tersenyum dan mengajaknya ke dapur."Tumben biasanya kamu paling rajin dan rumahnya selalu terawat bersih," katanya  dengan kerutan di keningnya. Mungkin heran karena kebiasaanku yang selalu bersih dan tak suka dengan rumah yang berantakan. Tapi tidak kali ini, aku akan membiarkan semuanya sampai Mas Agung dan Zahra yang membersihkannya sendiri, agar mereka tahu rasanya merawat rumah agar terawat itu seperti apa."Ya udah yuk, sekarang kita bikin adonan, banyak banget lah pesanan hari ini.""Kalau soal kerjaan mah sia

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-15
  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 23

    Bab 23"Mbak kan yang tadi masuk ke rumahku,  terus mencuri uangku! Ayo ngaku, Mbak. Dasar pencuri!!" tuding Yanti sambil menunjuk tepat ke wajahku yang menganga mendengar penuturannya yang tidak masuk akal itu. Mencuri? Yang benar saja. Seumur hidup aku tidak pernah mencuri uang siapapun, apalagi itu uang Yanti di rumah mertua pula. "Hei, Yanti. Kenapa kamu menuduh Mbak tanpa alasan!?"  kataku merasa tidak terima dengan tuduhannya yang keji itu. Lagi pula pula dari mana dia punya uang. Bukankah dia hanya seorang pengangguran selama ini. Bahkan kuliah pun tidak benar dan kerjaannya hanya kumpul-kumpul tidak jelas bersama dengan teman-temannya yang sama-sama begajulan."Aku tidak menuduh Mbak. Kata tetangga, Mbak barusan masuk ke rumahku bukan, terus disaat yang bersamaan uangku juga hilang. Lalu jika bukan Mbak, siapa lagi yang mencurinya. Lagipula Mbak itu pasti tidak dinafkahi oleh Mas Agung karena dia sekarang sudah punya Zahra?!"  tudingnya

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-16
  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 24

    Bab 24Aku segera pulang ke rumah saat mentari sore hampir tenggelam. Bersama dengan Adi diboncengan, setelah tadi Bu Dewi dan Yuda ikut menenangkanku yang tersulut emosi.Dasar anak itu kurang ajar sekali, berani-beraninya dia mempermalukanku dan berusaha memfitnahku. Awas saja jika sampai Ayah Mertua mendengarnya dan mengatakan hal lain, aku tak segan-segan menamparnya di depan keluarganya sendiri. Aku tidak peduli.Setelah beberapa menit melewati perjalanan, akhirnya sampai juga di rumah. Terlihat pintu yang terbuka dan tampak jelas terdengar suara orang tengah mengobrol di dalam.Ternyata orang yang kemarin bertamu tidak sopan itu kembali datang ke rumah dengan formasi yang sama. Lima orang. Dan dengan tak tahu malunya mereka mengobrol sambil tertawa keras dan mengepulkan asap dari mulut mereka.Karena tak kulihat keberadaan Mas Agung dan Zahra, baiklah, kita lihat bagaimana jika aku bereaksi kepada mereka dan memberi sedikit pelajara

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-17
  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 25

    Bab 25Benar saja, pada akhirnya Mas Agung menuruti semua perintahku. Meskipun istrinya terlihat bermalas-malasan dengan wajah cemberut seperti tidak ikhlas dalam mengerjakan pekerjaan rumah. Padahal itu bekas kekacauan yang telah diperbuat oleh tamu Mas Agung, harusnya dia tahu diri.Aku sengaja duduk di sofa ruang tamu yang telah di lap oleh Mas Agung sebelumnya, sambil membuka ponsel dan melihat semua pesan yang masuk ke nomorku dari para pelanggan. Sebagian mereka merasa puas atas kue dan donat yang kubuat dan kukirimkan pada mereka tepat waktu.Alhamdulillah, aku bersyukur jika hasil yang kukerjakan tidak sia-sia, karena bagiku kepuasan pelanggan adalah tujuan utama. Lagipula kue-kue dan donat yang kujual harganya pun lumayan agak mahal karena terbuat dari bahan-bahan kualitas premium, tapi terjamin kualitasnya."Enak sekali ya, duduk-duduk tanpa ngelakuin apapun," cibir Zahra sambil berkacak pinggang dan melemparkan sapu ke arahku. Untunglah tidak sampai kena.Aku masih duduk s

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-26
  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 26

    Bab 26Kupandangi mereka satu-persatu."Kenapa kalian diam?! Tunggu apa lagi, cepat bereskan sisanya yang belum tuntas," hardikku, menatap tajam kepada Zahra dan Mas Agung agar mereka tahu bahwa perkataanku tidak main-main. Masa bodo dengan ucapan ayah Zahra barusan. "Jika kalian mau tinggal di rumahku, maka harus mematuhi apa yang kusuruh dan jangan pernah membuat rumahku berantakan. Kalian dengar?""Apa kamu tidak mendengar apa yang Papaku tadi bicarakan, Mbak!? Sepertinya kupingmu budek hingga kamu tidak bisa menyimak dengan baik apa yang Papaku ucapkan." Zahra bicara masih dengan sikap sombongnya sambil berkacak pinggang. Dia pikir aku takut sama ancaman mereka yang sama sekali tidak mempengaruhiku itu. No!"Aku tidak peduli apa yang ayahmu katakan dan apa yang dia rencanakan. Ini rumahku dan sudah seharusnya kamu dan suamimu itu mengikuti aturan di rumah ini. Lagi pula ancaman ayahmu itu hanya kuanggap seperti dengungan lalat di telingaku.""Mbak!! Kamu benar-benar keterlaluan k

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-26

Bab terbaru

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 101

    Bab 101Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, keadaanku mulai sedikit membaik. Rasa nyeri di punggung tidak terlalu terasa sekarang. Meskipun masih tidak bisa bergerak bebas. Tapi karena perawatan yang maksimal, aku pun cepat pulih.Yuda juga semakin perhatian padaku. Pria itu setiap waktu selalu datang dan menjalankan kewajibannya. Pagi-pagi Yuda akan pulang ke rumah untuk mengurus anakku, siangnya mengurus pekerjaan hingga sore, dan malamnya dia akan menemani sambil bercerita tentang kesehariannya dalam mengurus bisnis kuliner miliknya, serta mengecek toko kue milikku. Sikapnya yang periang dan suka bercanda mampu membuatku tersenyum tiap waktu. Yuda juga kerap kali menceritakan apa saja kejadian yang lucu. Aku selalu tersenyum saat melihat kebahagiaan terpancar dari matanya. Rasa benci dan sakit hati yang sebelumnya hadir, sirna begitu saja, setelah mendengar pengakuan dan penjelasannya. Pria itu, benar-benar tidak bersalah dan dia sudah mengatakan semuanya. Dan aku per

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 100

    Bab 100Mini POV YudaKutatap layar ponsel yang terus-terusan menyala. Panggilan dan pesan terus masuk beruntun dari orang yang sama. Yanti.Entah harus dengan cara apalagi aku menghindari dan menjauhkan dia dari kehidupan kami. Langkahnya yang bersih tanpa jejak membuat pihak kepolisian kesulitan untuk menangkapnya. Kalaupun dia berhasil ditangkap, entah bagaimana caranya hingga wanita itu bisa berkeliaran dengan bebas di luar sana. Meski kuduga ada pihak dalam yang ikut serta membantunya kepergiannya. Bukan hanya saat di lapas, bahkan saat di rumah sakit saja dia bisa melarikan diri entah bagaimana caranya.Saat itu memang kebodohanku, yang mau saja bicara berdua dengannya. Setelah ayah dan ibunya terus meminta untuk datang ke rumah sakit. "Lepaskan Indira, Yuda. Ayo kita menikah. Aku akan menjadi wanita yang baik, dan akan kupastikan kamu lebih bahagia bersamaku.""Kau sudah gila. Sekian lama aku menunggunya dan sekarang hampir kudapatkan, jadi mana mungkin aku akan melepaskannya

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 99

    Bab 99Aku tertegun di tempatku. Tak menyangka dengan pesan yang kubaca barusan. Apakah Yanti sengaja melakukannya atau dia hanya menakut-nakutiku, karena dia masih belum rela jika Yuda sudah menikah denganku. Tapi jika dipikir-pikir, bukankah beberapa saat lalu pria yang sudah menjadi suamiku itu juga tengah berkirim pesan dengannya. Aneh."Apa yang kamu lihat?" Yuda mendekat dan mengambil alih ponselku. Keningnya langsung berkerut dan terlihat kesal setelah ikut membaca pesan yang masuk dari Yanti. Dari sini saja bisa kulihat jika pria itu ikut marah padanya."Kamu tidak mungkin percaya dengan apa yang dikatakan wanita itu, bukan?" ujarnya dengan wajah sendu. Sepasang manik coklat gelap itu memindai wajahku dengan seksama. Aku memilih duduk menyamping di tempat tidur sambil menunduk."Ayolah, Mbak. Jangan pernah percaya pada kata-kata yang belum jelas kebenarannya!" "Hari ini aku lelah sekali. Bisa tolong matikan lampunya?" ujarku sambil membelakanginya dan menutupi seluruh tubuhk

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 98

    Bab 98Akhirnya resepsi itu selesai juga, ketika waktu menunjukkan hampir tengah malam. Para undangan yang datang paling akhir didominasi oleh rekan satu profesi dan juga teman-teman Yuda. Dan mereka tampak mengobrol lama sekali.Adi, ibu dan keluarga yang lainnya sudah pulang tepat pukul sembilan malam tadi, mengingat putraku itu sudah merasa mengantuk dan tidak mau tinggal, meskipun Yuda mengatakan tidak masalah jika Adi ingin menginap di kamar yang sama dengan kami. Tapi tentu saja ibu dan yang lainnya melarang. Bahkan sebelumnya mereka semua menggodaku, dengan alasan tidak ingin diganggu, padahal itu tidak benar sama sekali. Lagipula pernikahan ini bukan karena mengejar nafsu yang itu.Aku terlebih dahulu masuk ke dalam kamar yang telah disiapkan sebelumnya. Ruangan ini sudah dipenuhi dengan hiasan serta taburan bunga mawar merah di atas tempat tidur juga dua handuk yang dibentuk seperti angsa dengan posisi saling menghadap. Aku menghela nafas berat, membayangkan apa yang terja

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 97

    Bab 97Yuda tampak gagah saat berdiri bersisian di sampingku dengan wajah bahagianya. Sesekali pria itu melirik ke arahku, tapi tetap kuabaikan. Meski aku tersenyum di depan para tamu, nyatanya ketika melihat sosok pria yang sekarang telah menjadi pendamping hidupku ini, hatiku kembali tersayat pedih.Bayangan bibir merahnya beradu dengan bibir Yanti waktu itu, terus membayang di pelupuk mata."Sepertinya kamu masih nggak percaya padaku, Indi." Pria itu berbisik tepat di telinga. Aku mengerjap sadar kala Yuda mengangsurkan air mineral. Kali ini dia tidak memanggil dengan sambutan 'Mbak' lagi. Mungkin karena sekarang aku telah resmi menjadi istri sah-nya.Meski sebenarnya hari ini tidak bisa kubayangkan. Betapa aku telah menikahi dengan seorang pria yang sebelumnya telah melakukan perbuatan yang menurutku sangat menjijikan itu dengan mantan adik iparku sendiri.Aku mengacuhkan perkataannya, saat para tamu undangan kembali mendekat ke arah kami. Memberi doa restu, sekaligus memberi sel

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 96

    Bab 96Akhirnya sampai pada di hari H. Pernikahan itu tetap digelar karena tak mungkin membatalkannya begitu saja. Mengingat undangan sudah dicetak, catering dan gedung serta pakaian khusus sudah dipersiapkan dengan baik. Maka atas permintaan keluarga besar Yuda dan Bu Dewi sendiri, mereka sengaja datang ke rumah untuk membujukku untuk melakukan kesepakatan."Aku setuju, tapi kumohon agar tidak bertemu dengan Yuda sampai hari H. Bahkan aku tak mau melihatnya di sekitar rumah dan tempat kerjaku. Aku perlu waktu untuk menata hatiku, walau bagaimanapun aku tidak siap bahkan untuk mendengar penjelasan serta permintaan maaf darinya," ucapku waktu itu pada mereka. Kulihat perubahan di wajah Bu Dewi yang sedikit terkejut. Mungkin tidak menyangka dengan permintaanku yang di luar nalar itu. Bagaimana mungkin aku akan menikahi pria itu, namun tidak ingin melihatnya sampai waktu yang ditentukan tiba.Bu Dewi mengangguk dan mencoba untuk memahami permintaanku."Aku tahu, mungkin kamu berat untu

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 95

    Bab 95Aku terus berlari melewati lorong demi lorong di rumah sakit yang bertingkat ini. Rasanya terasa sangat jauh sekali bahkan untuk sekedar ingin cepat sampai dan menginjakkan kaki ke lantai bawah. Sengaja aku tidak masuk ke dalam lift karena posisinya tertutup. Pasti akan sangat lama menunggu. Dan aku tak ingin berlama-lama di tempat itu, mengingat Yuda terus menyusul di belakang dengan suaranya yang membuatku tidak tahan.Aku tidak menyesali perbuatannya bersama dengan Yanti. Hanya saja kenapa aku mesti melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Adegan itu terlihat sangat menyakitkan. Bayang-bayang Mas Agung dan Zahra berkelebatan di pelupuk mata, ketika mereka berdua melakukan hal yang sama, persis di depan mataku. Saat aku melihat keburukannya di rumah ibu mertua, waktu pertama kali aku bertemu dengan pasangan selingkuh itu.Ya Tuhan, kenapa aku harus melihat adegan panas mereka berdua sekarang, tepat ketika pernikahanku bersama dengan Yuda sudah di depan mata."Mbak, tunggu Mb

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 94

    Bab 94Masuk ke salah satu rumah sakit terbesar di tempat ini. Aku mengikuti jejak langkah Yuda yang berjalan di depanku, menuju ke sebuah tempat informasi pasien. Setelah mendapat petunjuk, kami langsung melewati lorong dan naik beberapa lantai ke atas."Kamu yakin masih mau ikut?" Aku mengangguk siap. Butuh sedikit usaha tadi, agar Yuda mau membawaku ke tempat ini."Jangan cemburu jika nanti wanita itu mengatakan apa-apa padaku, ya. Karena aku sudah mengingatkanmu.""Sebagai calon istrimu, aku harus menjaga calon suamiku dengan baik. Aku nggak bisa janji. Jika nanti Yanti berbuat macam-macam padamu, tentu saja aku akan membalasnya. Aku tidak akan memperdulikan meskipun dia mantan adik iparku, karena dia pun sudah mencoba menyakitiku berulang kali. Dan kali ini, aku tidak bisa membiarkannya lagi!"Yuda mengusap kepalaku sambil tersenyum simpul. "Kamu harus banyak bersabar dan menahan amarahmu, jika tidak, maka bukannya tenang malah Yanti akan semakin dendam kepadamu.""Dan dia sudah

  • Terungkapnya Kebiasaan Buruk Suamiku   Bab 93

    Bab 93[Mbak, kamu harus hati-hati karena Yanti bunuh diri di penjara dengan cara mengiris urat nadinya. Perempuan itu berada di rumah sakit sekarang. Dan bukan tidak mungkin dia akan kabur mengingat dia memiliki seseorang yang selalu mendukung rencana jahatnya.]Kutatap pesan dari Zahra barusan dengan mata mengerjap tak percaya. Wanita sekasar dan seegois Yanti berani melakukan tindakan bunuh diri. Benar-benar tidak dapat kupercaya.Pesan itu langsung aku kirimkan kepada Yuda yang seketika berubah menjadi centang biru, tanda pria itu telah membuka pesanku. Tak lama kemudian, terlihat ketikan di layar paling atas, dan seketika menampilkan pesan balasan darinya.[Kalau begitu kamu harus berhati-hati, Mbak. Jangan bepergian kemanapun tanpa seizinku. Jika pun ada kepentingan mendesak, atau kamu harus pergi ke toko, maka aku sendiri yang akan mengantarmu.] Aku tersenyum tenang. Cukup lega mendengar sarannya. Pria itu memang sangat bertanggung jawab dan sepenuh hati memperhatikanku.Kusim

DMCA.com Protection Status