Share

Pulang ke Rumah

Penulis: Fit Tree Fitri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-21 11:44:51

Wijaya Kusuma terkejut melihat Luna yang duduk di sofa. Wanita itu terlihat sehat dengan cepat. Dia merapikan rambut dan bajunya. Berdandan dengan perlengkapan make yang ada di tas. Di sampingnya telah berdiri seorang asisten.

“Apa yang kamu lakukan?” Wijaya Kusuma melihat pada ranjang bayinya. Putra kecil yang masih terlelap dalam tidur.

“Aku sudah melaksanakan perintah kamu. Hamil dan melahirkan,” jawab Luna.

“Kamu masih harus memberi asi untuk putra kita,” tegas Wijaya Kusuma.

“Asi aku tidak keluar. Lihatlah dadaku yang hampir kempis ini. Aku benar-benar harus melakukan perawatan segera. Aku juga sudah menghubungi dokter kecantikan langgananku,” jelas Luna.

“Hah! Aku benar-benar harus membuat perut ini kembali rata.” Luna berdiri di depan cermin.

“Kapan kita pulang?” tanya Luna.

“Kamu bisa pulang sekarang,” jawab Wijaya berjalan mendekati putranya.

“Benarkah?” Luna melihat pada asisten pribadinya yang siap sedia membantu wanita itu dalam segala hal.

“Pulanglah,” tegas Wijaya.

“Baiklah.” Luna benar-benar tidak menyentuh putranya sama sekali. Wanita itu bersiap untuk pulang ke rumah.

“Ayo kita pulang, Dira,” ajak Luna pada asisten pribadinya.

“Baik, Bu.” Dira segera membereskan barang-barang milik Luna.

“Apa kamu tidak merasa sakit?” tanya Wijaya pada Luna.

“Tentu saja aku sakit, tetapi aku tidak mau berada di rumah sakit ini. Aku mau dirawat di rumah,” jawab Luna.

“Baiklah. Aku akan mengurus semuanya. Kamu pulanglah dulu.” Wijaya menatap tajam pada Luna. Dia tidak menyangka wanita itu akan pulang tanpa membawa anak mereka.

“Kamu siapkan juga baby sister untuk anak kita karena aku tidak akan bisa merawatnya sendiri. Aku pulang dulu, Sayang.” Luna tersenyum. Dia mencium pipi Wijaya Kusuma dan tersenyum. Wanita itu percaya suaminya akan menuruti semua keinginannya setelah melahirkan seorang putra untuk pria itu.

“Hm.” Wijaya hanya mengepalkan tangannya. Dia tidak bisa marah kepada Luna karena sesuai perjanjian wanita itu hanya akan melahirkan saja dan tidak akan merawat langsung putra mereka.

“Kamu sudah janji, Sayang.” Luna tersenyum penuh kebahagiaan karena Wijaya berjanji akan mengizinkan istrinya untuk kembali berkarier di dunia hiburan. Pria itu juga akan mendukung sepenuhnya bahkan dengan uangnya agar sang istri kembali popular.

“Aku harap dia mau merawat Keano.” Wijaya Kusuma menyentuh pipi putranya yang merah.

“Kamu tampan seperti Papa.” Wijaya Kusuma tersenyum.

“Jaya.” Dokter Ibra masuk ke ruangan bayi.

“Ya.” Wijaya menoleh pada sumber suara yang tidak lain adalah temannya sendiri.

“Perawat mengatakan bahwa Luna sudah pulang,” ucap Ibra.

“Ya. Dia adalah wanita yang kuat dan sangat sehat. Perawatan yang baik benar-benar bisa menjaga kondisi tubunya menjadi sangat bertenaga dan pulih dengan cepat,” jelas Wijaya Kusuma yang lebih banyak bicara dengan teman dekatnya.

“Kamu benar. Perawatan memang sangat dibutuhkan oleh seorang wanita. Kalian sangat beruntung. Saling mencintai dan saling mendukung satu sala lain.” Dokter Ibra mendekati Wijaya yang terus memperhatikan putrnya.

“Anak kamu benar-benar pendiam. Dia juga tidak cengeng,” ucap dokter Ibra.

“Apa dia tidak lapar?” tanya Wijaya Kusuma.

“Dia sudah mendapatkan susu, tetapi hanya sedikit. Sepertinya anak kamu tidak terlalu suka dengan susu formula. Cobalah untuk meminta Luna memberikan asi. Itu akan membuat tarikan untuk menghasilkan asi dari Luna,” jelas Ibra.

“Ya.” Wijaya Kusuma mengangguk.

“Luna belum boleh beraktivitas berat seteleh melahirkan. Dia tetap harus merawat dirinya dan anak kalian di rumah,” jelas Ibra.

“Ingat masa nifas itu empat puluh hari. Apa kamu mengerti?” Dokter Ibra memukul lengan kekar Wijaya Kusuma.

“Mm.” Wijaya Kusuma tersenyum tipis. Pria itu sangat jarang berhubungan badan dengan istrinya. Apalagi selama hamil. Wanita itu juga sangat sibuk bekerja dan sering melakukan perjalanan ke luar untuk syuting dan pemotretan

Luna adalah wanita yang sangat popular. Jadi, wajar saja dia bisa menikah dengan seorang Wijaya Kusuma yang juga menjadi idola semua wanita. Pertemuan bisnis membuat keduanya sering bertemu hingga jatuh cinta dan menikah. Mereka selalu dijodohkan dari awal oleh public karena ketampanan dan kecantikan serta kekayaan yang dimiliki keduanya.

Wijaya Kusuma pulang ke rumah bersama putrnya. Dia benar-benar pandai menggendong bayi kecil yang baru lahir itu. Para pelayan sudah menunggu di depan pintu untuk menyambut kedatangan pewaris keluarga Kusuma.

“Selamat datang.” Para pelayan memberikan senyuma hangat kepada Wijaya Kusuma dan Keano.

“Kamar sudah disiapkan, Tuan.” Kepala pelayan mengantarkan Wijaya ke kamar khusus bayi yang dibuat tepat di samping ruangan pribadi pria itu.

“Mm.” Wijaya Kusuma membaringkan Keano di atas kasur bayi dengan ranjang terbuat dari kayu terbaik.

“Di maan Luna?” tanya Wijaya pada kepala pelayan.

“Nyonya berada di dalam kamar, Tuan,” jawab kepala pelayan.

“Bagaimana dengan baby sister?” Wijawa Kusuma menatap tajam pada kepala pelayan yang tidak muda lagi itu. Wanita yang telah mengurus majikannya dari kecil.

“Semua sudah siap dan berkumpul di ruang tengah samping taman,” jawab kepala pelayan.

“Aku percaya kepada Bibi,” ucap Wijaya Kusuma.

“Terima kasih, Tuan.” Bibi menunduk.

“Aku akan tinggalkan Keano. Pastikan mereka bekerja dengan baik dan tidak ada kesalahan,” tegas Wijaya.

“Apa Anda tidak mau menemui para baby sister?” tanya bibi.

“Aku akan melihat mereka sekarang,” ucap Wijaya.

“Baik.” Bibi memanggil asistennya untuk menjaga Keano sebelum para baby sister mendapatkan persetujuan dari Wijaya untuk mulai mengurus bayi.

Wijaya berjalan menuju ruang tengah samping taman. Pria itu melihat para wanita muda, cantik, rapi dan bersih sudah berbaris menunnggu perintah dari pemilik rumah.

“Ya Tuhan. Tuan Wijaya Kusuma benar-benar tampan.” Dua orang wanita mencuri pandang untuk melihat wajah tampan Wijaya Kusuma.

“Mereka dipilih dari agensi terbaik, Tuan. Semua data dan latar belakang sudah diperiksa. Keluarga dan tempat tinggal jelas,” ucap bibi meletakkan berkas di atas meja.

“Mm.” Wijaya Kusuma memperhatikan wanita itu satu persatu dari atas hingga bawah.

“Mereka bisa mulai bekerja. Bibi jelaskan saja tugas masing-masing.” Wijaya Kusuma pergi begitu saja. Dia harus segera bekerja karena sudah dua hari berada di rumah sakit untuk menemani Luna melahirnya.

“Baik, Tuan.” Bibi membungkung.

“Saya akan mengulangi tugas dan kewajibab kalian,” ucap bibi.

“Tuan Wijaya tidak akan memaafkan kesalahan sekecil apa pun. Kalian bertanggung jawab atas bayi dan semuanya. Jangan ikut campur dengan urusan Tuan besar. Tidak perlu bicara atau bertanya langsung kepada Tuan Wijaya karena itu tidak penting,” tegas bibi.

“Jika kalian melakukan kesalahan. Bukan hanya dipecat, tetapi nama kalian akan masuk daftar hitam sehingga sulit untuk melanjutkan kehidupan di luar sana,” jelas bibi.

“Jadi berhati-hatilah dan teliti. Jangan sampai melakukan kesalahan sekecil apa pun,” lanjut bibi.

“Apa kalian mengerti?” tanya bibi dengan tegas dan elegan.

“Mengerti,” jawab dua orang wanita.

“Kalian harus saling bekerja sama dan bukan saling iri dalam bekerja,” tegas bibi.

“Baik, Bu.” Dua wanita itu saling pandang.

“Jangan pernah berpikir untuk menjadi penggoda di rumah ini karena tidak akan berhasil.” Bibi menatap tajam pada dua wanita itu.

“Kalian bisa masuk kamar tuan muda Keano. Pastikan tidak bertemu dengan Tuan besar Wijaya,” tegas bibi.

“Berusaha untuk menjauh dan menghindar ketika Tuan besar masuk ke kamar bayi,” lanjut bibi.

“Baik, Bu,” ucap dua wanita itu kompak.

“Ini jadwal yang harus kalian ikuti. Tuan sudah membuatnya agar tidak terjadi kesalahan.” Bibi memberikan masing-masing satu kertas kepada dua wanita itu.

“Terima kasih,” ucap mereka berdua.

“Kalian punya waktu satu jam untuk belajar dan memahami perkerjaan yang berharga ini. Silakan kembali ke kamar kalian.” Bibi terus memperhatikan dua orang itu.

“Baik, Bu.” Dua wanita itu pergi ke kamar mereka yang berada di belakang taman yang memang dijadikan tempat tinggal para pekerja.

“Wah, kamar kita nyaman sekali,” ucap Lili membuka pintu kamarnya lengkap dengan kamar mandi dan ruang tamu.

“Benar.” Lena pun masuk ke kamarnya yang bersebelahan dengan Lili.

“Ada taman dan di sana ruang makan khusus asisten rumah tangga.” Lena menunjukan gazebo khusus mereka.

“Luar biasa. Kita tidak boleh berkeliaran di depan Tuan besar dan Nyonya,” jelas Lili.

“Benar. Aku tidak mau membuat masalah. Pekerjaan ini sangat penting untukku. Apalagi gajinya besar,” ucap Lena.

“Ya. Ayo kita masuk kamar masing-masing.” Lili masuk kamar dan menutup pintu. Dia membaca aturan ketika berada di rumah Wijaya Kusuma dan jadwal kerjanya dalam mengurus bayi serta membersihkan ruangan anak dari Luna dan suaminya.

Wijaya Kusuma mengirimkan pesan pada asisten pribadinya untuk menanyakan persiapan penerimaan karyawan baru di beberapa bagian cabang Perusahaan mereka yang baru dibuka. Perumahan dan juga supermarket terbesar di kota. Pria itu sudah mempersiapkan banyak warisan untuk putranya Keano.

Bab terkait

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Pertemu Pertama

    Amira benar-benar harus menguatkan diri. Dia tidak tahu dimana makan putranya. Air mata terus mengalir ketika mengingat nasib yang dijalaninya. “Anakku. Devano. Nama yang sudah Mama siapkan untuk kamu.” Amira duduk di lantai. Wanita itu hanya mengenakan dress pendek sebatas paha dengan lengan pendek di rumah kosan yang minimalis.“Mama bahkan belum melihat makam kamu. Mama harus sehat dulu.” Amira menangis sendirian di dalam rumah yang terkunci rapat.“Aku harus keluar untuk mencari bahan makanan.” Amira beranjak dari lantai. Dia menghapus air mata dan merapikan diri. Masuk ke kamar untuk berganti dengan pakaian yang lebih sopan.Amira memang cantik. Tubuhnya tinggi semampai dan padat terisi. Rambut hitam panjang dan bergelombang berkilau sehat terawat. Bola matanya besar dengan warna hitam pekat. Alis rapi asli dengan bulu mata lentik dan panjang. Bibirnya kecil, tetapi penuh dan seksi. Hidung mancung dengan dagu lancip dan berbelah. Dia masih memiliki satu gigi gisul yang manis keti

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-30
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Kesedihan Amira

    Dodi memperhatikan Amira yang sedang kebingungan. Wanita itu bahkan sudah melupakan rasa sakit pada kakinya yang masih berdarah. Dia sadar tidak akan mampu mengganti rugi pintu yang tergores dan jari pria yang juga terluka.“Nama dan tempat tinggal Anda serta pekerjaan, Nona?” tanya Dodi.“Amira. Aku baru saja pindah ke sini dan belum punya perkejaan. Rencanaku baru akan melamar di Perusahaan ini,” jelas Amira putus asa.“Kenapa aku sangat sial?” Amira mulai menangis. Dia kembali terduduk di jalanan. Memijit kaki yang terluka.“Apa aku benar-benar perempuan pembawa sial sehingga dibuang begitu saja? Aku kehilangan bayi, rumah dan diceraikan suami. Sekarang harus mengganti rugi mobil dan motor orang yang baru pertama kali aku pinjamkan untuk membeli kebutuhan sehari-hariku dari warung depan..” Amira menatap dengan mata basah pada Dodi yang memperhatikannya. Pria tua itu dengan sabar mendengarkan curahan isi hati Amira yang seusia dengan anaknya bahkan lebih muda.“Kenapa Tuhan begitu ja

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Mengunjungi Makam Devano

    Amira sudah selesai membuatkan makanan untuk dirinya sendiri. Wanita yang terbiasa hidup mandiri itu benar-benar bisa melakukan semuanya dengan sempurna. Dia disiplin sejak kecil agar bisa mencapai kesuksesan di masa depan, tetapi Andika menghancurkan semuanya. Pria itu membuat Amira berhenti bekerja agar bisa hamil dan melahirkan.“Andika, aku harap dia mau menerima panggilan dariku.” Amira yang baru selesai makan mengambil ponsel dan mencoba menghubungi Andika. Suaminya yang sudah melakukan gugatan cerai ke pengadilan karena mengikuti perintah orang tuanya.“Angkat Andika. Aku hanya mau melihat makan putraku. Aku juga mau bertanya apa kamu menyimpan foto anak kita.” Amira mulai menangis. Hari-harinya hanya dihiasi dengan air mata yang terus mengalir dan membasahi wajahnya yang cantik.“Ya Tuhan. Tolong gerakkan hati Andika untuk menerima panggilanku. Aku hanya ingin melihat makan anakku.” Amira mulai terisak. Dadanya selalu terasa sesak setiap kali mengingat nasib buruk yang menimpa

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-02
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Melamar Pekerjaan

    Andika tiba di rumah. Pria itu sudah terlambat untuk makan malam. Dia memarkirkan mobil di garasi dan masuk ke rumah dari pintu belakang. “Kenapa kamu terlambat?” tanya Marni menghentikan langkah kaki Andika yang akan menaiki tangga menuju kamarnya.“Ada banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan di kantor,” jawab Andika berbohong.“Kamu bukan pergi menemui wanita pembawa sial itu kan?” Marni menatap tajam pada Andika.“Aku pergi berziarah ke makam Devano,” ucap Andika.“Aku lelah, Ma dan juga lapar. Aku mau mandi.” Andika menaiki tangga dan masuk ke dalam kamar. Pria itu lansung masuk kamar mandi.“Sebenarnya aku sangat rugi jika menceraikan Amira. Mama benar-benar tidak mengerti. Istriku itu rebutan banyak pria. Dia cantik, seksi dan juga cerdas.” Andika berada di bawah shower dengan membiarkan air dingin membasahi tubuhnya.“Ah, tubuh Amira benar-benar seksi dan menggoda. Aroma manis yang selalu aku rindukan. Dia selalu mampu menyiksaku.” Andika menegang. Pria yang sudah pernah ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Terluka karena Cinta

    Amira memeriksa saldo yang tersisa di rekeningnya. Wanita itu harus berhemat karena dia belum bekerja sehingga belum ada pemasukan.“Ya Tuhan, tolong hamba. Izinkan aku mendapatkan pekerjaan di Perusahaan Wijaya Kusuma. Gaji yang diberikan paling tinggi dari Perusahaan lain.” Amira berdoa kepada Tuhan. Dia dengan mudah bangkit dari keterpurukan. Wanita itu tidak terlahir dari keluarga kaya yang manja, tetapi terbiasa mandiri dan hidup susah.“Sebenarnya fasilitas menjadi asisten pribadi lebih wah karena tinggal bersama bos, tetapi aku tidak mau berada begitu dekat dengan seorang pria.” Amira melihat perbedaan pendapatan dan fasilitas yang didapat dari menjadi asisten pribadi Wijaya dan bekerha di bagian keuangan.“Padahal jadi sekretaris pribadi sekaligus asisten lebih menggiurkan.” Amira merebahkan tubuh di atas kasurnya. Dia menatap kertas di tangannya.“Tidak masalah. Jika diterima di bagian keuangan. Aku tidak akan bertemu dengan banyak orang. Berbeda ketika menjadi asisten pribadi

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-04
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Amira Salsabila

    Wijaya Kusuma duduk di balik meja kerja. Pria itu masih memeriksa beberapa kandidat calon sekretarisnya. Matanya kembali tertuju pada Amira Salsabila. Wanita yang dijumpainya tanpa sengaja.“Dia adalah kandidat terkuat, tetapi kenapa lebih memilih bagian keuangan?” tanya Wijaya Kusuma pada dirinya sendiri, tetapi terdengar oleh Dodi.“Gaji sekretaris jauh lebih besar dan fasilitas banyak. Jadi, lebih menguntungkan,” ucap Wijaya.“Sekretaris pribadi jauh lebih sibuk. Dia wanita cerdas, tentu saja akan memilih di bidang keuangan karena masih memiliki waktu luang.” Dodi tersenyum.“Benar dan aku butuh wanita cerdas.” Wijaya Kusuma tersenyum.“Dia satu-satunya yang berkompeten di bidang keuangan,” ucap Dodi dan Wijaya Kusuma terdiam.“Anda bisa melihatnya kan.” Dodi mengetuk layar computer di depan Wijaya.“Aku sendiri yang akan mewawancarinya,” tegas Wijaya Kusuma.“Hanya Amira atau semua?” tanya Dodi.“Amira saja,” jawab Wijaya Kusuma.“Baik. Dia berada di nomor urut terakhir,” ucap Dodi

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-06
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Mencari Amira

    Andika duduk di dalam kamar. Pria itu memikirkam cara untuk bertemu dengan Amira yang tidak juga menerima panggilan darinya. “Apa maksud kamu, Amira? Apa kamu benar-benar memutuskan hubungan dengan ku?” Andika melihat foto mesra dirinya dengan Amira yang masih tersimpan di layar ponsenya.“Tidak. Amira. Aku tidak mengizinkan kamu pergi begitu saja. Kamu tetap menjadi milikku.” Andika tersenyum. Pria itu berencana untuk memabuat Amira terikat padanya.Sebuah mobil berhenti di depan rumah Andika. Ibra dan Wijaya Kusuma turun dari kendaraan mewah itu. Mereka benar-benar datang untuk bertemu dengan Amira.“Permisi.” Dokter Ibra dan Wijaya Kusuma disambut oleh bibi Nani. “Ada yang bisa dibantu, Pak?” tanya bibi Nani pada Ibra.“Apa benar ini rumah Ibu Amira?” Dokter Ibra balik bertanya.“Siapa yang mencari Amira?” Marni keluar dari ruang tengah.“Dokter Ibra. Silakan masuk.” Marni hanya mengenali dokter Ibra, tetapi tidak dengan Wijaya Kusuma. Pengusaha paling kaya di Indonesia.“Terima k

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-07
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Nafsu Andika

    Andika yang mendapatkan laporan dari penjaga makan bahwa Amira berada di sana. Pria itu segera keluar rumah dan mengendarai mobilnya. Dia masih punya banyak waktu sebelum makan malam bersama keluarga Raditya.“Kita harus bertemu Amira. Kamu pasti masih mencintaiku. Dari sekian banyak pria yang menginginkan kamu. Akulah yang terpilih.” Andika mengendarai mobil dengan kecepatan cukup tinggi. Pria itu terlihat ugal-ugalan di jalan.“Hey, bukankah itu mobil Andika. Dia mau kemana?” tanya Ibra yang mengendarai mobil dengan santai karena dua pria itu menikmati pemandangan sore dengan bercakap-cakap. Dua orang teman yang jarang memiliki waktu bersama.“Apa dia menyusul Amira?” Wijaya Kusuma melihat pada dokter Ibra.“Bisa jadi. Apa kita juga harus ke sana?” tanya dokter Ibra.“Mungkin pria itu akan menyakiti Amira karena kita mencarinya. Ibu Marni terlihat jelas membanci Amira karena telah gagal melahirnya cucu untuknya,” jelas dokter Ibra.“Kita ikuti saja dia,” ucap Wijaya Kusuma mengambil

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-08

Bab terbaru

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 267 Bahagianya Amira

    Wijaya merasa rumahnya begitu sepi. Sang istri hampir tidak pernah lagi menghampirinya. Dia merasa ada sesuatu yang hilang. “Ada apa, Bos?” tanya Jack bingung dengan Wijaya yang menghentikan langkah kaki di ruang tengah.“Aku merasa ada yang hilang,” jawab Wijaya menatap pada Jack. “Apa?” Jack mengerutkan dahinya.“Aku merasa istriku tidak pernah lagi menghampiri dan mengganggu diriku di ruang kerja. Dia tidak mendatangiku di jam-jam tertentu.” Wijaya menghela napasnya dengan berat.“Apa cinta dia sudah berkurang?” tanya Wijaya.“Maaf, Bos. Nyonya punya dua putra. Jadi, dia pasti sangat sibuk.” Jack tersenyum.“Hah! Dua anak itu telah merebut istriku.” Wijaya menggelengkan kepalanya.“Bukankah Anda masih mau menambah anak?” Jack menahan senyum. “Aarggh! Ini benar-benar mengacaukan. Aku mau punya anak bersama Amira. Tidak bisa ditunda lagi. Aku rela harus mengalah.” Wijaya berjalan cepat pergi ke kamar anaknya.“Bos. Kita mau ke kantor.” Jack tertawa melihat Wijaya menjadi bingung ka

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir    Bab 266 Adu Domba

    Cantika telah berada di rumah baru mereka. Wanita itu menangis karena menjadi lumpuh.“Cantika, kenapa kamu bisa begini?” Ranika memeluk putrinya yang hanya bisa meneteskan air matannya. “Pa, kita harus membawa Cantika berobat ke luar negeri.” Ranita menghapus air mata Cantika. Sang ibu pun ikut menangis. Dia tidak sanggup melihat kondisi putrinya.“Kita tidak bisa melakukan apa pun tanpa izin Wijaya. Ini pun kita tahu dari dia,” ucap Raditya.“Benar. Kita harus meminta bantuan Wijaya. Aku rela melakukan apa pun agar Cantika bisa sembuh. Wijaya memiliki banyak dokter hebat. Baik di dalam maupun luar negeri.” Ranika memegang tangan suaminya.“Aku akan mencoba menghubungi Wijaya.” Raditya mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Dia terhubung langsung dengan Jack.“Selamat pagi.” Jack menerima panggilan dengan ramah.“Halo, Pak. Apa saya bisa bicara dengan Pak Wijaya,” ucap Raditya.“Anda bisa langsung mengatakan kepada saya,” tegas Jack.“Apa Pak Wijaya bisa membantu pengobatan Cantika

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 265 Dilepaskan Wijaya

    Wijaya masih duduk di sofa. Dia terlihat melamun. Pria itu memikirkan perasaan Amira kepada Andika.“Apa yang Amira pikirkan tentang Andika? Benci atau masih ada cinta?” tanya Wijaya. Dia melihat jam yang melingkar di pergelangan kiri yang telah menujukkan pukul sepuluh malam. “Aku akan bertanya pada Amira.” Wijaya menghubungi Amira. Dia berharap sang istri masih belum tidur.“Tidak aktif lagi. Aku memang memintanya untuk mematikan ponsel ketika tidur bersama anak-anak. Benar-benar penurut.” Wijaya tersennyum. Dia beranjak dari sofa.“Aku akan pulang,” ucap Wijaya.“Baik, Bos.” Wijaya meninggalkan hotel. Dia selalu pergi tanpa ada yang tahu. Tiba-tiba telah hilang dan tidak terlihat lagi.Wijaya mengendarai mobil pulang ke rumah. Dia segera pergi ke kamar untuk membersihkan diri dan berganti pakaian. Pria itu tahu bahwa Amira bersama anak-anaknya. “Sekarang dia jauh lebih tenang.” Wijaya melihat Amira yang tidur dalam senyuman. Wanita itu memeluk dua putranya. “Dulu tidak bisa tidur

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 264 Masih Cemburu

    Setelah makan malam. Wijaya pamit kepada Amira dan anak-anaknya. Pria itu pergi dengan alasan kembali ke hotel untuk bertemu dengan relasi dari luar negeri. “Sayang, Maaf. Aku harus pergi lagi.” Wijaya melingkarkan tangannya di pinggang Amira.“Tidak apa, Sayang. Aku di rumah saja.” Amira menggantungkan kedua tangannya di leher Wijaya. Wanita itu mengecup bibir tipis.“Tidur cukup.” Wijaya tersenyum dan melahap bibir Amira dengan kuar. Ciuman panjang dan hangat berlangsung cukup lama. Seakan tidak ingin dilepaskan.“Pergilah. Nanti, mau lebih.” Amira menutup mulut Wijaya.“Baiklah, Sayang.” Wijaya mencium tangan Amira.“Aku pergi dulu.” Pria itu masih mencium dahi dan pipi istrinya.“Hati-hati.” Amira melambaikan tangan. Dia mengantarkan sang suami hingga ke depan pintu mobil.“Kita akan kemana, Pak?” tanya Jack.“Ke hotel sebentar,” jawab Wijaya.“Baik.” Jack memberitahu sopir tujuan mereka.“Saya tidak ingin berbohong pada Amira karena itu tidak baik.” Wijaya tersenyum.Wijaya benar

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 263 Selalu Berhati-hati

    Andika tersenyum. Dia menunggu penuh harap agar dapat menarik Amira ke dalam pelukannya. “Sedikit lagi, Amira.” Andika menatap Amira dari tempat tersembunyi.“Amira.” Andika mengulurkan tangannya dengan senyuman lebar.“Sayang,” sapa Wijaya berjalan cepat ke arah Amira.“Sayang.” Amira berlari dan memeluk Wijaya.“Kenapa keluar sendiri?” tanya Wijaya mencium dahi Amira.“Sial,” ucap Andika sembunyi. Dia benar-benar tidak berani memperlihatkan dirinya.“Tidak apa. Aku hanya mau memberikan kejutan untuk mendampingi suamiku,” jawab Amira.“Aku tidak suka kejutan,” bisik Wijaya. Dia sadar benar bahwa setiap kali Amira akan memberikan kejutan kepadanya selalu ada saja kejadian yang menyakitkan. Kejutan itu menjadi mengerikan karena meninggalkan trauma.“Kenapa?” tanya Amira menatap Wijaya.“Karena kejutan yang kamu buat selalu membuat diriku khawatir. Apa kamu tidak ingat dengan banyak kejadian buruk yang kamu alami?” Wijaya membalas tatapan Amira.“Kejutan kali ini pun membuatku khawatir.

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 262 Keamanan Keluarga

    Dena berdiri di depan cemin. Wanita itu telah mengenakan pakaian pelayan dan terlihat seksi.“Aku harus mengambil satu bayi dan tidak boleh salah. Setelah itu aku menjadi istri dari Pak Andika.” Dena tersenyum melihat bayangan dirinya dari pantulan cermin.“Apa sudah siap?” tanya Andika yang duduk di sofa.“Sudah, Pak.” Dena berdiri di depan Andika. Wanita itu benar-benar bersemangat.“Pergi ke kamar paling ujung. Kamu bawa cemilan ini. Amira sangat suka. Katakan kiriman dari Pak Wijaya.” Andika beranjak dari sofa dan memberikan meja dorong berisi kue cokelat dan salad buah serta sayuran.“Saya pergi sekarang.” Dena tersenyum.“Hati-hati.” Andika mengecup bibir Dena.“Ingat. Jangan ada yang tahu bahwa kamu adalah orang ku,” bisik Andika di telinga Dena.“Baik, Pak.” Dena mendorong meja menuju kamar paling ujung.“Aku berharap dia berhasil.” Andika tersenyum. Pria itu keluar dari kamar. Dia telah membuat janji temu di tempat yang berbeda untuk mengantisipasi ketahuan Wijaya Kusuma.Dena

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 261 Rencana Andika

    Wijaya dan Amira selesai mandi. Dua orang itu keluar dari kamar mandi bersama dengan hanya mengenakan handuk saja.“Apa kamu lelah berdiri?” tanya Wijaya. “Sedikit,” jawab Mahira duduk di tepi kasur. Dia memijit betisnya.“Apa kita masih harus menyambut tamu?” Amira menatap Wjiaya.“Tidak perlu, Sayang. Aku hanya ingin memamerkan pakaian indah dan mewah yang kamu kenakan kepada semua orang. Istri Wijaya Kusuma sangat cantik dan istimewa.” Wijaya duduk di samping Amira. Dia mengangkat kaki sang istri dan meletakkan di atas pahanya. Pria itu memijit dengan lembut.“Ahhh.” Amira tersenyum lembut. Dia menatap Wijaya penuh cinta. “Kamu istirahatlah di kamar. Aku akan keluar untuk bertemu dengan para tamu penting.” Wijaya beranjak dari kasur.“Apa perlu aku temani?” tanya Amira.“Tidak, Sayang. Aku tidak mau kamu lelah. Anak-anak lebih butuh ibu mereka.” Wijaya mencium dahi Amira.“Aku ganti pakain dulu.” Wijaya berjalan menuju lemari. Pria itu berganti pakaian.“Aku bantu,” ucap Amira ber

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 260 Tidak Mengenali

    Semua wanita pasti iri akan posisi Amira. Istri dari Wijaya Kusuma yang kaya raya dan memiliki dua anak kembar. Wanita itu pun dicintai sepenuh hati sehingga dijadikan ratu di rumah yang mewah.“Amira benar-benar beruntung. Semua orang pasti mau menjadi dirinya. Luna yang seorang model yang sangat terkenal saja tidak mampu menaklukkan hati Wijaya Kusuma.” Berita tentang anak dan istri Wijaya tersebar keseluruh dunia. Ada banyak orang yang bingung dengan usia anak yang sama dengan waktu perceraian Amira dengan Andika bagi mereka yang mengetahui.“Wijaya yang beruntung. Amira adalah wanita sempurna. Aku saja yang bodoh sehingga terlambat menyadarinya. Dia telah memberikan segalanya kepadaku.” Andika duduk di sudut ruangan. Pria itu meneguk minuman dengan kadar alcohol cukup tinggi. Dia kesal karena tidak bisa mendekati anak dan istrinya yang berada di atas podium.“Pak Dika. Anda sudah mabuk.” Dena berjongkok di depan Andika.“Amira. Kembalilah kepadaku.” Andika memegang kedua pipi Dena.

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 259 Pesta Penyambutan

    Amira tampil cantik dengan gaun birunya. Pilihan Wijaya tidak pernah salah. Pria itu selalu memberi yang terbaik untuk istrinya. Gaun dengan edisi terbatas dan belum dipublikasinya.“Sayang, kamu selalu cantik.” Wijaya memeluk Amira dari belakang. Dia meletakkan dagunya di pundak sang istri yang terbuka.“Terima kasih untuk gaun yang mewah ini,” ucap Amira mencium pipi Wijaya.“Apa kamu suka?” Wijaya memutar tubuh Amira menghadap dirinya.“Tentu saja. Aku sangat suka,” jawab Amira mengecup bibir suaminya. Itu adalah caranya berterima kasih kepada sang suami.“Ada tiga gaun kan?” tanya Wijaya.“Ya. Aku pilih gaun biru di pagi hari dan siang adalah waktu tidur anak-anak,” jelas Amira.“Tidak masalah, Sayang. Ketika anak-anak tidur. Kamu bisa menemaniku,” ucap Wijaya.“Aku harus menemani anak-anak,” tegas Amira.“Sayang, ada bibi dan para pelayan. Kamu tidak usah khawatir. Aku akan meletakkan para penjaga di sekitar mereka,” jelas Wijaya.“Aku butuh kamu terus di sisiku. Apa bisa?” tanya

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status