Share

Kelahiran Putra Wijaya Kusuma

last update Last Updated: 2024-05-20 09:52:10

Seorang pria terlihat duduk di depan ruangan operasi. Wijaya Kususma menunggu istrinya Luna Margareta yang sedang melahirkan bayi pertama hasil buah cinta yang sudah lama diharapkan. Seorang model yang awalnya menolak untuk hamil dan melahirkan, tetapi diancam akan dihancurkan kariernya membuat wanita itu tidak bisa menolak permintaan suaminya yang berkuas.

“Selamat, Pak. Bayi Anda sudah lahir dengan jenis kelamin laki-laki.” Dokter keluar dari ruangan dan mengucapkan selamat kepada Wijaya Kusuma dengan rasa hormat dan bangga.

“Terima kasih. Kapan saya bisa bertemu dengan putra saya?” tanya Wijaya.

“Anda bisa menunggu di rungan bayi yang sudah kami siapkan,” jawab dokter.

“Suster, tolong antarkan Pak Wijaya ke ruangan,” uca[ dokter pada perawat.

“Baik, Dok. Mari, Pak.” Suster tersenyum. Wanita muda itu mencuri pandang untuk bisa melihat wajah tampan dari Wijaya Kusuma.

Wijaya mengikuti suster menuju ruang VIP khusus untuk ditempati putra selama berada di rumah sakit. Pria itu melihat ruangan yang sangat rapi, bersih dan juga lucu karena didesain untuk bayi.

“Silakan, Pak.” Suster tersenyum.

“Anda bisa pergi,” ucap Wijaya melihat pada suster yang masih menunggu di dalam ruangan.

“Ah, iya.” Suster sedikit gugup karena mendapatkan nada tinggi dari Wijaya.

“Permisi.” Wanita itu keluar dari ruangan.

Sinta yang bertugas mengantarkan bayi ke ruangan. Dia menggendong putra dari Wijaya Kusuma dengan terus berbicara dengan bayi yang baru lahir itu.

“Kamu mirip sekali dengan anak Ibu Amira yang meninggal kemarin. Kasian,” ucap Sinta membaringkan bayi Wijaya Kusuma ke dalam ranjang bayi yang tergantung dengan indah.

“Apa kabar ibu Amira? Dia mempunya air asi yang penuh. Pasti cukup untuk membuat kenyang dua bayi sekaligus.” Sinta menyentuh pipi bayi milik Wijaya. Wanita itu tidak tahu bahwa seorang memperhatikannya dari sofa yang ada di sudut ruangan.

“Nama Keano Wijaya Kusuma.” Sinta menempelkan nama Wijaya di ranjang.

“Nama yang bagus. Bayi tampan,” ucap Sinta menutup kelambu bayi.

“Aku akan menghubungi ibu Amira untuk menanyakan kabarnya. Dia pasti sangat terpukul karena kehilangan bayi yang baru dilahirkan dan bahkan tidak sempat bertemu. Mimpi indah.” Sinta duduk di sofa karena dia harus menjaga bayi hingga keluarga datang.

“Apa kamu sudah selesai?” tanya Wijaya bediri di depan Sinta.

“Ya Tuhan.” Sinta terkejut hingga langsung berdiri.

“Maaf, Pak. Saya tidak tahu Anda sudah ada di ruangan ini. Saya akan keluar.” Sinta menunduk.

“Permisi.” Sinta segera keluar dari ruangan bayi dengan cepat. Dia tahu benar bahwa Wijaya tidka terlalu suka berada satu ruangan dengan orang asing.

“Amira. Kasian sekali,” ucap Wijaya Kusuma mendekati putranya. Pria itu tersenyum karena wajah bayi yang baru lahir sangat mirip dengannya. Dia tidak perlu tes DNA atau pun ap aitu.

“Anak kesayangan Papa.” Wijaya Kusuma tersenyum. Dia masih menunggu istri yang akan bergabung dengan mereka di ruangan khusus itu.

Perawat mengetuk pintu dan itu tidak lain adalah Sinta. Dia bersama dengan rekannya mengantarkan Luna ke ruangan dengan mendorong tempat tidur pasien.

“Permisi, Pak. Kami mengantarkan istri Anda.” Sinta memasangkan air infus di tiang.

“Bagaimana kabar kamu, Luna?” tanya Wijaya Kusuma melihat pada Luna.

“Menyakitkan,” jawab Luna kesal dan membuang wajahnya. Dia tidak mau melihat Wijaya yang sudah memaksanya untuk hamil dan melahirkan sehingga dia harus vakum dari dunia modelling dan aktris.

“Mm.” Wijaya Kusuma tersenyum tipis. Dia tetap senang karena Luna sudah mau menuruti perintahnya untuk hamis dan melahirkan anak mereka.

“Nyonya, Anda harus tenang agar cepat pulih. Apa air susu Anda sudah mengalir?” tanya Sinta.

“Nanti saja. Aku mau tidur. Tubuhku lelah,” tegas Luna menutup matanya.

“Baiklah.” Sinta menutupi tubuh Luna dengan selimut.

“Pak, Anda dan istri bisa memberikan asi kepada bayi secepatnya ketika bayi sudah lapar,” ucap Sinta.

“Mm.” Wijaya Kusuma mengangguk. Dia hanya melihat pada bayi yang tampan.

“Kami permisi. Dokter akan menjelaskan lebih lanjut.” Sinta dan rekannya keluar dari ruangan. Dia melihat sekilas pada Luna yang tidak terlalu antusias pada kelahiran bayi pertama mereka. Wanita itu pun belum mennggendong bayinya sama sekali.

“Setidaknya, kami sudah punya satu bayi.” Wijaya melihat pada Luna yang sudah tidur. Pria itu pun duduk di sofa dan mulai bekerja. Di saat yang sangat sibuk pun dia masih menyempatkan diri untuk menemani Luna melahirkan putra pertama mereka.

“Aku tahu kamu terpaksa.” Wijaya memangku computer dan memeriska laporan dari asistennya akan akan segera mengambil cuti liburan sehingga pria itu butuh sekretaris pribadi yang akan mengurus semua kebutuhan dan keperluannya. Dia benar-benar tidak bisa sendiri.

Luna yang seorang model tidak pernah mengurus Wijaya. Mereka hanya bertemu di atas kasur dan ruang makan saja. Itu pun tidak rutin karena sangat sibuk. Dua orang itu benar-benar bersama selama sang istri hamil besar dan mendekati waktu melahirkan. Tidak sampai lima bulan.

“Permisi.” Perawat datang menemui Wijaya Kusuma.

“Maaf, Tuan. Anda mau bicara dengan Anda,” ucap perawat.

“Saya akan ke ruangannya.” Wijaya Kusuma beranjak dari sofa. Dia merapikan computer lipat dan menyimpan ke dalam tas.

“Mari saya antar.” Perawat memberi jalan untuk Wijaya.

Pria itu berjalan dengan tegak dan angkuh. Dia tidak menundukan kepalanya. Masuk ke ruangan dokter yang tidak jauh dari kamar bayi dan istrinya.

“Silakan, Pak.” Perawat membuka pintu untuk Wijaya.

“Kamu datang. Padahal aku bisa menemui kamu. Silakan duduk.” Dokter beranjak dari kursi kerja dan berpindah ke sofa.

“Itu karena kita teman. Aku juga tidak mau mengganggu istirahat Luna dan putraku,” ucap Wijaya Kusuma duduk di sofa.

“Terima kasih. Aku sangat bangga memiliki teman hebat dan terkenal seperti kamu. Sangat membanggakan.” Dokter mengambil berkas dan memberikan kepada Wijaya Kusuma.

“Ini adalah kondisi istri kamu. Dia sepertinya stress sejak hamil sehingga air susu belum juga mengalir. Untung saja bayi kalian lahir dengan selamat dan sehat. Sangat berbeda dengan pasienku kemarin,” jelas dokter Ibra.

“Aku memang memaksa dia untuk hamil dan melahirkan,” ucap Wijaya Kusuma.

“Ada apa dengan pasien kemarin?” Wijaya Kusuma menaikan alisnya bingung.

“Seorang pasien bernama Amira. Dia berusaha keras untuk bisa hamil dan melahirkan. Cintanya bergitu besar pada putranya sejak dari kandungan. Apa kamu tahu efek dari kasih sayang itu? Air susu sangat penuh bahkan dari usia kandungan yang baru enam bulan,” jelas Dokter Ibra tersenyum.

“Tapi, Sayang. Anaknya meninggal karena desakan keluarga yang memintanya melahirkan secara normal. Padahal tubuh pasien sangat lemah,” jelas dokter Ibra.

“Kenapa mereka sangat kejam? Bagamana dengan suaminya?” tanya Wijaya yang tiba-tiba tertarik lebih jauh untuk mengetahui tentang Amira. Padahal dia termasuk pria yang tidak peduli pada orang lain.

“Suaminya anak mama yang patuh pada orang tua sehingga tidak peduli pada istrinya. Padahal aku lihat ada cinta untuk Amira,” jawab Ibra.

“Hm.” Wijaya Kusuma melihat berkas Luna.

“Aku kasian pada wanita itu sehingga tanpa sadar menjadi penjamin utangnya. Hahaha.” Dokter Ibra tertawa.

“Apa mereka meninggalkan utang biaya rumah sakit?” tanya Wijaya Kusuma.

“Ya. Mereka memutuskan biaya setelah tahu anak yang dilahirkan Amira meninggal dunia. Meninggalkan pasien yang bahkan belum sadarkan diri,” jawab Ibra.

“Masukan saja tagihannya dengan Luna,” ucap Wijaya Kusuma.

“Ini cukup mahal.” Ibra tersenyum.

“Apa aku kekurangan uang?” tanya Wijaya Kusuma.

“Tentu saja tidak, Teman. Hanya saja dia bukan siapa-siapa kamu,” jawab dokter Ibra tersenyum.

“Santunan kepada seorang ibu yang baru kehilangan anaknya. Dia juga sudah dibuang oleh keluarga suami. Aku yakin wanita itu akan diceraikan,” ucap Wijaya Kusuma.

“Kamu benar. Wanita itu rencananya akan diceraikan. Itu yang diketahui oleh Sinta. Mereka benar-benar tidak menginginkan Amira karena dianggap pembawa sial dan merugikan,” jelas dokter Ibra.

“Bagaimana dengan Luna?” tanya Wijaya Kusuma.

“Semoga Luna segera bisa memberikan asi untuk anak kalian,” jawab dokter Ibra.

“Aku rasa dia tidak akan mau,” ucap Wijaya Kusuma.

“Kami akan mencoba memberikan susu formula terbaik, tetapi tetap tidak bisa dibandingkan dengan air susu dari seorang ibu yang penuh cinta kepada anak mereka,” jelas dokter Ibra.

“Aku tahu itu. Aku akan mencoba meminta Luna memberikan asi untuk putraku,” tegas Wijaya Kusuma.

“Jika Luna memang tidak berniat untuk memberi asi, maka itu akan mempengaruhi susu yang dihasilkan dan efek untuk anak kalian.” Dokter Ibra menatap serius pada Wijaya Kusuma.

“Solusi lainnya adalah kamu mencari ibu susu pengganti seperti Amira. Dia pasti sangat senang bisa memberikan asinya yang berlebihan kepada seorang bayi yang usianya sama dengan anaknya yang baru meninggal,” jelas dokter Ibra.

“Aku harus tahu latar belakang seseorang untuk bisa menjadi ibu susu putraku. Aku tidak mau sembarang orang,” tegas Wijaya Kusuma.

“Benar. Putra kamu adalah bayi Istimewa. Pewaris gen dan penerus dari seorang Wijaya Kusuma.” Dokter Ibra tertawa.

“Baiklah. Selamat atas kelahiran bayi emas yang sangat kamu tunggu-tunggu.” Dokter Ibra mengulurkan tangan kepada Wijaya Kusuma. Dia orang itu berjabat tangan dan saling merangkul.

“Terima kasih.” Wijaya Kusuma keluar dari ruang kerja dokter Ibra. Pria itu kembali ke kamar anak dan istrinya. Di tangannya ada berkas tentang Kesehatan Luna dari sejak hamil hingga melahirkan. Wanita yang dicintainya yang telah menjadi istri dan ibu dari bayinya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
FITRI KURNIA
Kenapa cerita dan alur nya mirip dg novel lain ya? Hanya beda judul dan penulis saja
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Pulang ke Rumah

    Wijaya Kusuma terkejut melihat Luna yang duduk di sofa. Wanita itu terlihat sehat dengan cepat. Dia merapikan rambut dan bajunya. Berdandan dengan perlengkapan make yang ada di tas. Di sampingnya telah berdiri seorang asisten.“Apa yang kamu lakukan?” Wijaya Kusuma melihat pada ranjang bayinya. Putra kecil yang masih terlelap dalam tidur.“Aku sudah melaksanakan perintah kamu. Hamil dan melahirkan,” jawab Luna.“Kamu masih harus memberi asi untuk putra kita,” tegas Wijaya Kusuma.“Asi aku tidak keluar. Lihatlah dadaku yang hampir kempis ini. Aku benar-benar harus melakukan perawatan segera. Aku juga sudah menghubungi dokter kecantikan langgananku,” jelas Luna.“Hah! Aku benar-benar harus membuat perut ini kembali rata.” Luna berdiri di depan cermin.“Kapan kita pulang?” tanya Luna.“Kamu bisa pulang sekarang,” jawab Wijaya berjalan mendekati putranya.“Benarkah?” Luna melihat pada asisten pribadinya yang siap sedia membantu wanita itu dalam segala hal.“Pulanglah,” tegas Wijaya.“Baik

    Last Updated : 2024-05-21
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Pertemu Pertama

    Amira benar-benar harus menguatkan diri. Dia tidak tahu dimana makan putranya. Air mata terus mengalir ketika mengingat nasib yang dijalaninya. “Anakku. Devano. Nama yang sudah Mama siapkan untuk kamu.” Amira duduk di lantai. Wanita itu hanya mengenakan dress pendek sebatas paha dengan lengan pendek di rumah kosan yang minimalis.“Mama bahkan belum melihat makam kamu. Mama harus sehat dulu.” Amira menangis sendirian di dalam rumah yang terkunci rapat.“Aku harus keluar untuk mencari bahan makanan.” Amira beranjak dari lantai. Dia menghapus air mata dan merapikan diri. Masuk ke kamar untuk berganti dengan pakaian yang lebih sopan.Amira memang cantik. Tubuhnya tinggi semampai dan padat terisi. Rambut hitam panjang dan bergelombang berkilau sehat terawat. Bola matanya besar dengan warna hitam pekat. Alis rapi asli dengan bulu mata lentik dan panjang. Bibirnya kecil, tetapi penuh dan seksi. Hidung mancung dengan dagu lancip dan berbelah. Dia masih memiliki satu gigi gisul yang manis keti

    Last Updated : 2024-05-30
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Kesedihan Amira

    Dodi memperhatikan Amira yang sedang kebingungan. Wanita itu bahkan sudah melupakan rasa sakit pada kakinya yang masih berdarah. Dia sadar tidak akan mampu mengganti rugi pintu yang tergores dan jari pria yang juga terluka.“Nama dan tempat tinggal Anda serta pekerjaan, Nona?” tanya Dodi.“Amira. Aku baru saja pindah ke sini dan belum punya perkejaan. Rencanaku baru akan melamar di Perusahaan ini,” jelas Amira putus asa.“Kenapa aku sangat sial?” Amira mulai menangis. Dia kembali terduduk di jalanan. Memijit kaki yang terluka.“Apa aku benar-benar perempuan pembawa sial sehingga dibuang begitu saja? Aku kehilangan bayi, rumah dan diceraikan suami. Sekarang harus mengganti rugi mobil dan motor orang yang baru pertama kali aku pinjamkan untuk membeli kebutuhan sehari-hariku dari warung depan..” Amira menatap dengan mata basah pada Dodi yang memperhatikannya. Pria tua itu dengan sabar mendengarkan curahan isi hati Amira yang seusia dengan anaknya bahkan lebih muda.“Kenapa Tuhan begitu ja

    Last Updated : 2024-05-31
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Mengunjungi Makam Devano

    Amira sudah selesai membuatkan makanan untuk dirinya sendiri. Wanita yang terbiasa hidup mandiri itu benar-benar bisa melakukan semuanya dengan sempurna. Dia disiplin sejak kecil agar bisa mencapai kesuksesan di masa depan, tetapi Andika menghancurkan semuanya. Pria itu membuat Amira berhenti bekerja agar bisa hamil dan melahirkan.“Andika, aku harap dia mau menerima panggilan dariku.” Amira yang baru selesai makan mengambil ponsel dan mencoba menghubungi Andika. Suaminya yang sudah melakukan gugatan cerai ke pengadilan karena mengikuti perintah orang tuanya.“Angkat Andika. Aku hanya mau melihat makan putraku. Aku juga mau bertanya apa kamu menyimpan foto anak kita.” Amira mulai menangis. Hari-harinya hanya dihiasi dengan air mata yang terus mengalir dan membasahi wajahnya yang cantik.“Ya Tuhan. Tolong gerakkan hati Andika untuk menerima panggilanku. Aku hanya ingin melihat makan anakku.” Amira mulai terisak. Dadanya selalu terasa sesak setiap kali mengingat nasib buruk yang menimpa

    Last Updated : 2024-06-02
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Melamar Pekerjaan

    Andika tiba di rumah. Pria itu sudah terlambat untuk makan malam. Dia memarkirkan mobil di garasi dan masuk ke rumah dari pintu belakang. “Kenapa kamu terlambat?” tanya Marni menghentikan langkah kaki Andika yang akan menaiki tangga menuju kamarnya.“Ada banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan di kantor,” jawab Andika berbohong.“Kamu bukan pergi menemui wanita pembawa sial itu kan?” Marni menatap tajam pada Andika.“Aku pergi berziarah ke makam Devano,” ucap Andika.“Aku lelah, Ma dan juga lapar. Aku mau mandi.” Andika menaiki tangga dan masuk ke dalam kamar. Pria itu lansung masuk kamar mandi.“Sebenarnya aku sangat rugi jika menceraikan Amira. Mama benar-benar tidak mengerti. Istriku itu rebutan banyak pria. Dia cantik, seksi dan juga cerdas.” Andika berada di bawah shower dengan membiarkan air dingin membasahi tubuhnya.“Ah, tubuh Amira benar-benar seksi dan menggoda. Aroma manis yang selalu aku rindukan. Dia selalu mampu menyiksaku.” Andika menegang. Pria yang sudah pernah ber

    Last Updated : 2024-06-03
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Terluka karena Cinta

    Amira memeriksa saldo yang tersisa di rekeningnya. Wanita itu harus berhemat karena dia belum bekerja sehingga belum ada pemasukan.“Ya Tuhan, tolong hamba. Izinkan aku mendapatkan pekerjaan di Perusahaan Wijaya Kusuma. Gaji yang diberikan paling tinggi dari Perusahaan lain.” Amira berdoa kepada Tuhan. Dia dengan mudah bangkit dari keterpurukan. Wanita itu tidak terlahir dari keluarga kaya yang manja, tetapi terbiasa mandiri dan hidup susah.“Sebenarnya fasilitas menjadi asisten pribadi lebih wah karena tinggal bersama bos, tetapi aku tidak mau berada begitu dekat dengan seorang pria.” Amira melihat perbedaan pendapatan dan fasilitas yang didapat dari menjadi asisten pribadi Wijaya dan bekerha di bagian keuangan.“Padahal jadi sekretaris pribadi sekaligus asisten lebih menggiurkan.” Amira merebahkan tubuh di atas kasurnya. Dia menatap kertas di tangannya.“Tidak masalah. Jika diterima di bagian keuangan. Aku tidak akan bertemu dengan banyak orang. Berbeda ketika menjadi asisten pribadi

    Last Updated : 2024-06-04
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Amira Salsabila

    Wijaya Kusuma duduk di balik meja kerja. Pria itu masih memeriksa beberapa kandidat calon sekretarisnya. Matanya kembali tertuju pada Amira Salsabila. Wanita yang dijumpainya tanpa sengaja.“Dia adalah kandidat terkuat, tetapi kenapa lebih memilih bagian keuangan?” tanya Wijaya Kusuma pada dirinya sendiri, tetapi terdengar oleh Dodi.“Gaji sekretaris jauh lebih besar dan fasilitas banyak. Jadi, lebih menguntungkan,” ucap Wijaya.“Sekretaris pribadi jauh lebih sibuk. Dia wanita cerdas, tentu saja akan memilih di bidang keuangan karena masih memiliki waktu luang.” Dodi tersenyum.“Benar dan aku butuh wanita cerdas.” Wijaya Kusuma tersenyum.“Dia satu-satunya yang berkompeten di bidang keuangan,” ucap Dodi dan Wijaya Kusuma terdiam.“Anda bisa melihatnya kan.” Dodi mengetuk layar computer di depan Wijaya.“Aku sendiri yang akan mewawancarinya,” tegas Wijaya Kusuma.“Hanya Amira atau semua?” tanya Dodi.“Amira saja,” jawab Wijaya Kusuma.“Baik. Dia berada di nomor urut terakhir,” ucap Dodi

    Last Updated : 2024-06-06
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Mencari Amira

    Andika duduk di dalam kamar. Pria itu memikirkam cara untuk bertemu dengan Amira yang tidak juga menerima panggilan darinya. “Apa maksud kamu, Amira? Apa kamu benar-benar memutuskan hubungan dengan ku?” Andika melihat foto mesra dirinya dengan Amira yang masih tersimpan di layar ponsenya.“Tidak. Amira. Aku tidak mengizinkan kamu pergi begitu saja. Kamu tetap menjadi milikku.” Andika tersenyum. Pria itu berencana untuk memabuat Amira terikat padanya.Sebuah mobil berhenti di depan rumah Andika. Ibra dan Wijaya Kusuma turun dari kendaraan mewah itu. Mereka benar-benar datang untuk bertemu dengan Amira.“Permisi.” Dokter Ibra dan Wijaya Kusuma disambut oleh bibi Nani. “Ada yang bisa dibantu, Pak?” tanya bibi Nani pada Ibra.“Apa benar ini rumah Ibu Amira?” Dokter Ibra balik bertanya.“Siapa yang mencari Amira?” Marni keluar dari ruang tengah.“Dokter Ibra. Silakan masuk.” Marni hanya mengenali dokter Ibra, tetapi tidak dengan Wijaya Kusuma. Pengusaha paling kaya di Indonesia.“Terima k

    Last Updated : 2024-06-07

Latest chapter

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 332 Selamat Malam

    Keano dan Devano duduk di depan computer mereka. Dua anak lelaki itu telihat sibuk dengan pekerjaan masing-masing dan tidak saling mengganggu.“Apa Papa boleh masuk?” Wijaya mengetuk pintu kamar yang terbuka.“Ya,” ucap Keano dan Devano melihat kepada papa mereka.“Terima kasih.” Wijaya masuk ke dalam kamar Keano dan Devano. Pria itu duduk di sofa dan kedua putranya mendekat.“Ada apa, Pa?” tanya Devano.“Di mana Mama?” Keano pun bertanya.“Mama di kamar adik kembar. Duduklah.” Wijaya menunjukkan sofa yang berada tepat di depannya.“Apa ada kejadian yang janggal di sekolah?” tanya Wijaya.“Ya. Seorang wanita berusaha mendekati Keano. Dia mengatakan bahwa Keano mirip anaknya yang hilang,” jawab Devano.“Bagaimana perasaan kamu, Keano?” Wijaya menatap Keano.“Aku tidak suka dengan wanita itu,” tegas Keano.“Bagus. Kamu bisa menyelidikinya dan memastikan dia tidak akan berani mendekat. Apalagi sampai melukai perasaan mama kalian,” ucap Wijaya tersenyum.“Tentu saja, Pa. Kami sedang menyel

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 321 Kegelisahan Amira

    Amira dan anak-anak menyelesaikan kegiatan pembukaan ajaran baru di sekolah. Mereka bersiap untuk pulang ke rumah. Leon sudah menunggu di mobil dan melihat istri Wijaya bersama dua putra keluar dari gerbang gedung.“Nyonya sudah kembali.” Leon tersenyum. Pria itu tidak sadar bahwa dirinya semakin dekat dengan Amira dan anak-anak. Dia terbiasa berada di sisi istri dan anak Wijaya. Ada rasa tenang dan senang ketika bisa melihat wanita itu di depan matanya.“Siapa wanita dan anak itu? Kenapa dia terus mengikuti Nyonya?” Leon sangat teliti memperhatikan orang-orang di dekat Amira dan anak-anak.“Mencurigakan.” Leon segera mengirim data kepada anak buahnya. Mengambil gambar orang yang terlalu dekat dengan Amira dan anak-anak. Dia benar-benar harus sangat berhati-hati dan tidak mudah mempercayai siapa pun.“Apa kita langsung pulang?” tanya Leon membuka pintu untuk Amira.“Ya.” Amira memberikan jalan untuk Keano dan Devano untuk masuk lebih dulu ke dalam mobil.“Wanita duluan,” ucap Devano.“

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 320 Ketegasan Seorang Anak Lelaki

    Amira yang menyadari bahwa dia terlalu lama di dalam kamar meminta izin untuk kembali kepada anak-anaknya. Dia tahu segala sesuatu harus diperhitungkan karena akan berakibat fatal.“Aku harus pergi sekarang. Pemisi.” Amira tersenyum dan keluar dari kamar mandi. Langkah kakinya terhenti melihat seorang wanita yang sedang berinteraksi dengan Keano.“Maaf.” Luna menangis.“Kenapa Anda menangis?” tanya Devano dengan lembut.“Dia sangat mirip dengan putraku yang hilang,” jawab Luna.“Tetapi aku bukan putra Anda,” tegas Keano benar-benar tidak suka dengan keberadaan Luna.“Bagaimana jika kamu adalah putraku yang hilang?” tanya Luna menatap Keano.“Itu tidak mungkin. Kami adalah putra dari Wijaya Kusuma dan Amira Salsabila,” tegas Devano menepis tangan Luna yang sangat ingin memeluk Keano.“Aku punya mama yang luas biasa dan bukan kamu!” Keano beranjak dari kursi dan mendorong Luna hingga jatuh ke lantai.“Hah!” Dewi, Amira dan Luciana sangat terkejut. Tenaga Keano benar-benar kuat.“Jangan p

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 319 Berkeliling Sekolah

    Amira memperhatikan keranjang buah yang dibawa Keano. Anak lelakinya duduk dengan tenang dan meletakkan keranjang buah di atas paha sang ibu.“Apa ini, Sayang? Apa kamu mau memakan semuanya?” tanya Amira tersenyum.“Buah-buah ini tidak ada di rumah,” jawab Keano.“Hahaha.” Amira mencubit pipi Keano dengan gemasnya. Wanita itu tertawa melihat tinggah yang tampak lucu. Dia tahu putranya miliki rasa penasaran yang tinggi.“Ini buah-buah dari desa yang hanya dijual di pasar tradisional dan pinggir jalan. Bibi dapur biasa belanja di supermarket sehingga tidak akan menemukan buah-buah local, Sayang.” Amira menyentuh buah-buahan yang ada di keranjang.“Oh.” Keano memperhatikan buah-buahan.“Rasanya manis dan asam. Enak dan segar, Sayang. Coba saja.” Amira memberikan buah cempedak kepada Keano.“Cempedak.” Keano menaikkan alisnya. Dia bisa mencium aroma yang kuat dari buah cempedak.“Cobalah.” Amira mendekati buah cempedak ke mulut Keano dan sang anak pun membuka mulutnya. “Mm. Aku tidak suka

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 318 Sekolah Unggulan Internasional

    Acara penyambutan telah dimulai. Beberapa siswa menampilkan kemampuan mereka sehingga bisa masuk ke sekolah unggulan. Walaupun swasta, tetapi merupakan sekolah internasional yang mengutamakan mutu dan tidak semua orang bisa masuk. Ada seleksi ketat yang harus dilewati.“Devano dan Keano akan menampilkan apa?” tanya Amira dengan lembut.“Tidak ada,” jawab dua bersaudara itu kompak.“Oh.” Amira terkejut dengan jawaban cepat dari dua putranya.“Nama mereka paling atas, tetapi tidak akan menampilkan apa pun. Padahal keduanya menguasai semua elemen.” Amira tersenyum. Dia berbisik di telinga Wijaya.“Sayang, mungkin anak-anak tidak mau terlalu menonjol di awal tahun ajaran baru ini.” Wijaya mengusap pipi Amira dengan lembut.“Kita mau fokus belajar, Ma. Keahlian lain bisa diasah di rumah saja,” jelas Devano tersenyum.“Iya, Sayang.” Amira mencium dahi Devano dan Keano. Wanita itu harus bersikap adil. Sentuhan dan ciuman serta pujian harus diberikan kepada kedua putranya. Tidak boleh hanya sa

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 317 Sekolah Baru

    Devano dan Keano sudah bersiap masuk sekolah. Dua remaja itu memilih sekolah swasta. Wijaya rela membayar mahal untuk Pendidikan anak-anaknya.“Selamat pagi.” Amira masuk ke kamar dua putranya.“Mama.” Keano dan Devano menoleh kepada Amira.“Apa sudah siap berangkat sekolah?” tanya Amira mendekati Keano dan Devano yang bersiap keluar kamar.“Ya, Ma.” Keano dan Devano memeluk Amira.“Anak-anak Mama benar-benar tampan dan menawan.” Amira menciu pipi Keano dan Devano yang harum.“Baiklah. Kita sarapan dulu ya.” Amira menggandengan kedua anaknya dari kamar dan pergi ke ruang makan.“Apa Mama akan mengantarkan kami ke sekolah di hari pertama?” tanya Devano.“Tentu saja, Sayang. Mama kana menemani kalian ke sekolah.” Amira menarik kursi untuk kedua anaknya.“Terima kasih, Ma. Aku bisa,” ucap Devano yang sudah lebih dulu menarik kursi untuk dirinya sendiri. Wijaya memperhatikan dua putrnaya.“Sayang, mereka sudah besar. Bisa melakukan semuanya sendiri. Apalagi hanya menarik kursi,” ucap Wija

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 316 Menyatu dalam Rindu

    WARNING 21++++Amira dan Wijaya telah berada di dalam kamar mereka. Anak-anak pun telah tidur, tetapi Keano dan Devano masih sibuk dengan alat baru yang diberikan oleh papa mereka.“Sayang, anak-anak sudah tidur dan ada baby sister juga. Apa kita bisa mulai?” Wijaya memeluk Amira dari belakang. Wanita itu baru saja melepaskan pakaian dan akan diganti dengan dress malam yang cantik.“Sayang, apa kamu tidak lelah?” tanya Amira tersenyum dan memutar tubuh menghadap Wijaya. Dia menggantungkan tangan di leher suaminya.“Apa kamu meremehkan aku, Sayang? Aku bahkan mampu main sampai pagi. Membuang berkali-kali.” Wijaya segera melahap bibir Amira. Wanita itu bahkan belum sempat mengenakan baju tidurnya. Dia mengangkat sang istri ke dalam gendongannya.“Mmm.” Mahira melingkarkan kedua kaki di pinggang sang suami. Menikmati ciuman hangat dari Wijaya Kusuma.“Aaahhh!” Wijaya berpindah ke leher jenjang Amira. Pria itu benar-benar sangat bergairah. Satu minggu tidak menyentuh istrinya membuatnya ha

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 315 Hadiah untuk Semua

    Wijaya tidak heran lagi dengan banyaknya makanan dan minuman karena sudah mendapatkan laporan dari orang-orangnya.“Sayang, apa kamu tidak lelah?” tanya Wijaya duduk bersama sang istri dan anak-anaknya di ruang keluarga.“Tidak lelah. Tidak ada yang aku lakukan selain bermain bersama anak-anak.” Amira tersenyum.“Mama sangat merindukan Papa,” ucap Devano.“Papa tahu itu, Sayang.” Wijaya mengusap kepala Devano.“Karena senang kamu pulang. Jadi, aku masak banyak.” Amira telah menyajikan kue keju kesukaan Wijaya dan anak-anak di atas meja ruang keluarga.“Padahal, papa di rumah saja. Mama tetap rajin membuat kue kesukaan kami,” tegas Keano.“Tentu saja, Sayang. Itu karena Mama sayang dan cinta kalian semua.” Amira memeluk putranya.“Papa, oleh-oleh mana?” tanya Wiliam dan Wilona yang berlari mendekati Wijaya.“Oh, oleh-oleh sudah berada di ruang bermain,” jawab Wijaya mencium pipi Wiliam dan Wilona.“Hore.” Dua anak kembar berlari ke kamar bermain mereka.“Apa kalian tidak minta oleh-oleh

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 314 Berkumpul Kembali

    Amira membuatkan banyak makanan untuk menyambut kedatangan sang suami. Dia dan anak-anak hanya menunggu di rumah karena sangat sulit untuk bisa pergi ke bandara. Ada banyak wartawan dan juga para penjahat yang mungkin merupakan musuh dari masa lalu Wijaya.“Mama, kenapa sibuk?” tanya Devano.“Hari ini papa pulang,” jawab Amira bersemangat.“Mama sangat bahagia,” ucap Devano.“Tentu saja, Sayang. Mama sangat merindukan papa kalian.” Amira mencubit pipi Devano.“Di mana Keano?” tanya Amira.“Dia sedang marah,” jawab Devano.“Marah kenapa?” Amira menyajikan makanan dengan dibantu para pelayan dan mendekati Devano.“Mama tahu benar. Keano sangat pemarah.” Devano tersenyum.“Baiklah. Mama akan melihat Keano.” Amira mencium dahi Devano dan pergi ke kamar putranya.“Dia selalu mau dibujuk mama.” Devano hanya melihat Amira dengan senyuman. Anak itu benar-benar bertindak sebagai seorang kakak. Dia juga lebih tenang seperti ibunya.“Keano, Sayang.” Amira mendekati Keano yang tampak fokus pada la

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status