Share

Diusir dari Rumah

last update Last Updated: 2024-05-19 22:17:47

Amira yang lelah dan lemah benar-benar tidur dengan pulas. Dia tidak terbangun meskipun hari sudah terang. Bibi yang sibuk di dapur pun tidak membangunkan wanita yang baru saja selesai melahirkan itu.

Semua anggota keluarga sudah berada di ruang makan untuk menikmati sarapan. Tidak ada yang ingat apalagi peduli pada Amira yang memamg sudah diusir dari rumah mereka.

“Dika, apa berkas untuk perceraian sudah siap?” tanya Marni.

“Sudah, Ma,” jawab Andika.

“Apa kita bisa makan dengan tenang dan tidak membahas apa pun?” Handoko menatap tajam pada Marni.

“Aku hanya mengingatkan Andika agar dia mempercepat proses perceraian dengan wanita lemah itu. Melahirkan satu bayi saja tidak mampu. Menghabiskan uang selama program,” kesal Marni.

“Ah, Ibu pasti masih tidur.” Bibi ragu untuk pergi ke kamar Amira karena dia masih harus menunggu semua orang selesai makan.

“Semalam aku mendengar keributan. Apa yang terjadi?” Handoko menyelesaikan sarapannya. Pria itu mengeringkan mulutnya dengan tisu.

“Menantu sialan itu kembali ke rumah ini. Kenapa dia tidak menjadi gembel saja di jalanan saja,” ucap Marni.

“Apa? Kenapa kamu sangat jahat? Dia itu baru saja selesai melahirkan,” ucap Handoko.

“Biarkan dia pulih terlebih dulu,” lanjut pria itu.

“Tidak. Hari ini, Amira harus keluar dari rumah dan Andika segera mencari istri baru. Aku akan memilih wanita dari kalangan atas. Anak pengusaha atau pembisnis,” tegas Marni.

“Itu bisa mengembangkan bisnis keluarga kita juga. Cari calon keluarga dari lingkungan yang sama bukan seperti Amira yang yatim piatu dan tidak jelas asalnya,” lanjut Marni.

“Papa benar, Ma. Tunggu Amira pulih saja. Kasian dia masih lemah,” ucap Andika.

“Tidak usah kasian. Itu akan membuat dia melunjak. Ingat! Marni itu lemah dan penyakitan. Tidak subur. Kamu ceraikan dia dan akan dengan mudah mendapatkan istri yang lebih cantik serta sehat sehingga bisa dengan cepat memberikan kami cucu,” jelas Marni dengan nada tinggi dan menatap tajam pada putra sematawayangnya.

“Dari awal Mama sudah tidak setuju kamu menikah dengannya. Lihat buktinya, wanita itu benar-benar pembawa sial.” Marni beranjak dari kursi.

“Pasti sekarang dia lagi enak-enakan tidur di kamar tamu.” Marni berjalan menuju kamar tamu di maan Amira sedang tidur.

“Hey, wanita sialan bangun!” Marni membuka dan membanting pintu dengan kasar. Dia melihat Amira yang masih meringkuk di balik selimut tebal. Wanita itu demam.

“Hm.” Amira kesulitan membuka matanya yang bengkak karena terlalu lama menangis. Seluruh tubuhnya sakit.

“Ma.” Amira memegang kepala yang pusing. Dia benar-benar lemah. Perut kosong sehingga rasa lapar semakin membuatnya tidak bertenaga.

“Keluar dari rumah ini segera!” Marni menarik selimut yang menutupi tubuh Amira.

“Dingin, Ma.” Amira memeluk tubuhnya.

“Tidak usah pura-pura. Lebih baik kamu cepat keluar dari rumah ini agar perceraian kalian juga segera diputuskan.” Marni mencengkram tangan Amira dan menarik wanita itu turun dari kasur.

“Aarrhh!” Amira terjatuh di lantai.

“Dasar perempuan lemah,” bentak Marni.

“Ma.” Handoko dan Andika berdiri di pintu. Mereka melihat Amira yang terbaring di lantai dengan wajah pucat dan mata bengkak.

“Cepat, Dika. Usir wanita sialan ini dari rumah. Mama tidak mau melihatnya lagi.” Marni menyeret tubuh Amira keluar dari kamar.

“Cukup, Marni.” Handoko memegang tangan Marni agar tidak menyiksa menantunya yang lemah itu.

“Kenapa? Apa kamu mau membela wanita ini? Jangan-jangan kamu menyukainya.” Marni menatap tajam pada Handoko.

“Apa?” Handoko terkejut dengan tuduhan istrinya.

“Jika tidak. Jangan pernah untuk ikut campur apalagi membelanya!” Marni terus menarik tangan Amira keluar dari kamar.

“Ma, sakit.” Amira hanya bisa pasrah. Dia benar-benar sangat lemah dan tidak berdaya.

“Ma, tolong lepaskan.” Amira merintih. Marni semakin menggila. Dia menjambak rambut panjang menantunya.

“Ma. Kasian Amira.” Andika tidak tega melihat Amira yang kesakitan.

“Jika tidak mau melihat Mama menyakitinya. Cepat bawa wanita ini pergi dan buang di jalanan. Setelah itu kita langsung pergi ke pengadilan agama.” Marni mendorong tubuh Amira ke lantai.

“Hiks hiks.” Amira hanya bisa menangis sesegukan. Dia tidak punya kekuatan untuk melawan.

“Ayo, Pa.” Marni menarik tangan Handoko pergi meninggalkan Amira dan Andika.

“Pak, Ibu pasti lapar,” ucap bibi membawa sepiring nasi untuk Amira. Wanita itu takut-takut untuk memberikan makanan kepada istri Andika.

“Ayo, Amira. Kita keluar dulu. Kamu bisa makan.” Andika mengangkat tubuh Amira dari lantai. Wanita itu hanya menurut dan mengikuti suaminya keluar dari rumah.

“Bibi temani Amira. Aku akan mengambil koper.” Andika masuk ke rumah. Amira duduk di kursi taman dekat dari mobil suaminya.

“Ayo makan, Bu. Biar punya tenaga. Ibu harus sehat dan kuat. Lalu bangkit lagi.” Bibi menyuapi nasi ke mulut Amira yang hanya melamun dengan mata terus basah.

“Mm.” Amira mengunyah nasi dengan terpaksa. Dirinya memang harus bangkit dan berjuang dari awal seperti dulu. Hidup sendiri di perantauan dengan keberanian dan nekat untuk bisa sukses di kota.

“Amira, kamu akan pergi kemana?” tanya Andika pada Amira yang hanya diam. Wanita itu mengunyak nasi yang terasa hambar dengan lauk air matanya.

“Amira, aku akan mengantarkan kamu sebelum mama datang.” Andika menatap Amira.

“Kemana aku akan pergi? Aku tidak punya rumah dan tidak memiliki keluarga kecuali kamu,” ucap Amira menatap kosong pada Andika. Dia tidak bisa melihat dengan jelas wajah suami yang akan menceraikan dirinya dan mengusir dari rumah. Matanya tertutup kabut air mata.

“Ke kosan dekat Perusahaan ujung saja, Pak. Di sana murah. Ada bangunan baru yang sedang dipromosikan,” ucap bibi yang sangat peduli dengan Amira. Dia benar-benar kasian pada wanita itu.

“Andai Bibi punya rumah,” gumam bibi pelan.

“Aku antar kamu ke sana saja.” Andika memasukan koper  ke dalam mobil. Dia dan bibi membantu Amira.

“Ibu harus sehat ya. Bibi tidak akan pernah melupakan Ibu,” bisik bibi. Wanita itu masih sempat menyelipkan uang di tas Amira.

“Terima kasih, Bi.” Amira terus menangis. Dia memeluk erat tubuh bibi hingga sesegukan.

“Hati-hati, Bu.” Bibi melepaskan pelukan. Dia melambaikan tangan pada Amira yang duduk di kursi barisan kedua.

“Amira, aku benar-benar minta maaf. Aku tidak bisa memilih antara kamu dan mama,” jelas Andika melihat Amira dari cermin dasbor.

“Aku akan tetap mengirimkan uang ke rekening pribadi kamu,” ucap Andika dan Amira hanya bisa diam.

“Kamu tahukan. Semua bisnis yang aku jalani sekarang ini adalah warisan dari keluarga mama. Papa saja tidak berani membantah,” lanjut Andika.

“Aku masih cinta dan sayang kamu, Amira. Hanya saja kita tidak bisa bersama lagi. Aku harus menikah dengan wanita pilihan mama agar cepat mendapatkan keturunan dengan mudah dan tidak perlu program seperti dengan kamu.” Andika terus bicara. Dia tidak sadar telah melukai hari wanita yang dicintainya.

“Cukup, Dika. Kamu tidak perlu bicara lagi. Kita memang sudah selesai,” tegas Amira menghapus air matanya.

“Terima kasih untuk kebersamaan kita yang manis dan berakhir dengan rasa pahit yang pekat,” ucap Amira menatap tajam pada Andika.

“Hm.” Andika hanya diam. Dia tidak bisa berkomentar lagi.

Pernikahan mereka benar-benar hanya sebentar. Kebahagiaan itu hanya selama pacaran saja. Ketika pernikahan terjadi begitu banyak tekanan dari keluarga Andika. Amira yang harus berhenti bekerja dan melakukan program kehamilan dengan segera karena dia yang tidak langsung hamil setelah satu bulan pernikahan.  Dianggap lemah dan penyakitan.

“Kita sampai.” Andika turun dari mobil dan mengeluarkan koper milik Amira.

“Aku akan menanyakan kosan kosong untuk kamu. Tempat ini masih dibuka untuk umum.” Andika menemui bagian administrasi. Dia berbicara sebentar dan setuju untuk mengambil satu unit rumah petak.

“Aku sudah membayar untuk satu bulan ke depan,” ucap Andika memberikan kartu rumah kepada Amira.

“Terima kasih.”  Amira mengambil kartu tanpa melihat wajah Andika. Dia berlalu begitu saja dengan menarik kopernya. Mengikuti petugas yang mengantarkannya ke rumah kosan yang sempit.

Amira masuk ke dalam rumah. Dia menutup dan mengunci pintu. Menghempaskan tubuh di atas kasur. Menangis dalam diam. Hatinya sakit. Jiwanya hancur. Rasa cinta dan kasih sayang diantar dirinya dan Andika telah sirna. Luka yang begitu dalam ditorehkan.

“Aku adalah wanita mandiri. Aku bisa bangkit sendiri.” Amira meremas ujung bantal.

“Aku harus memulihkan diri dan sembuh. Aku akan melamar pekerjaan di sini.” Amira duduk. Dia melihat berkas yang diberikan pihak perumahan. Di sana tertulis lowongan pekerjaan untuk sekretaris pribadi dari Wijaya Kusuma. Pemilik Perusahaan yang baru saja dibangun di Kawasan perumahan elit dan sederhana.

“Aku tidak akan percaya lagi pada cinta laki-laki. Semuanya bohong. Tidak ada cinta sejati yang setia sampai mati.” Amira menatap kertas di tangannya.

“Aku masih punya sedikit Tabungan sisa program kehamilan. Ini cukup untuk dua bulan ke depan setelah masa nifas sebelum aku mendapatkan pekerjaan.” Amira beranjak dari kasur. Dia membuka dan membongkar isi koper.

“Syukurlah. Andika memasukan semua berkas penting milikku.” Amira tersenyum melihat sertifika dan ijazah miliknya. Dia juga punya surat pengalaman kerja dan menjadi karyawati terbaik.

Ada banyak perusahaan yang mau menerima wanita cantik dan seksi serta memiliki kemampuan. Cerdas dan menarik. Itu dambaan semua orang. Amira memiliki segalanya. Sempurna secara fisik dan bertalenta.

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Dinar kasih 1205
suka banget kalau karakter cewek nya nggak menye2
goodnovel comment avatar
Fit Tree Fitri
Terima kasih ...
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
bener kmu g usah sedih mikirin laki2 yg lemah g punya pendirian yg anak mamah ..kmu hrs cpt dpt pekerjaan .biar bisa balam dendam k mak lampir itu semoga perusahaan nya Andika bangrut dn g bisa punya anak juga klo nikah dn s mak lampir jatuh sakut setruk g busa apa2 ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Kelahiran Putra Wijaya Kusuma

    Seorang pria terlihat duduk di depan ruangan operasi. Wijaya Kususma menunggu istrinya Luna Margareta yang sedang melahirkan bayi pertama hasil buah cinta yang sudah lama diharapkan. Seorang model yang awalnya menolak untuk hamil dan melahirkan, tetapi diancam akan dihancurkan kariernya membuat wanita itu tidak bisa menolak permintaan suaminya yang berkuas.“Selamat, Pak. Bayi Anda sudah lahir dengan jenis kelamin laki-laki.” Dokter keluar dari ruangan dan mengucapkan selamat kepada Wijaya Kusuma dengan rasa hormat dan bangga.“Terima kasih. Kapan saya bisa bertemu dengan putra saya?” tanya Wijaya.“Anda bisa menunggu di rungan bayi yang sudah kami siapkan,” jawab dokter.“Suster, tolong antarkan Pak Wijaya ke ruangan,” uca[ dokter pada perawat.“Baik, Dok. Mari, Pak.” Suster tersenyum. Wanita muda itu mencuri pandang untuk bisa melihat wajah tampan dari Wijaya Kusuma.Wijaya mengikuti suster menuju ruang VIP khusus untuk ditempati putra selama berada di rumah sakit. Pria itu melihat

    Last Updated : 2024-05-20
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Pulang ke Rumah

    Wijaya Kusuma terkejut melihat Luna yang duduk di sofa. Wanita itu terlihat sehat dengan cepat. Dia merapikan rambut dan bajunya. Berdandan dengan perlengkapan make yang ada di tas. Di sampingnya telah berdiri seorang asisten.“Apa yang kamu lakukan?” Wijaya Kusuma melihat pada ranjang bayinya. Putra kecil yang masih terlelap dalam tidur.“Aku sudah melaksanakan perintah kamu. Hamil dan melahirkan,” jawab Luna.“Kamu masih harus memberi asi untuk putra kita,” tegas Wijaya Kusuma.“Asi aku tidak keluar. Lihatlah dadaku yang hampir kempis ini. Aku benar-benar harus melakukan perawatan segera. Aku juga sudah menghubungi dokter kecantikan langgananku,” jelas Luna.“Hah! Aku benar-benar harus membuat perut ini kembali rata.” Luna berdiri di depan cermin.“Kapan kita pulang?” tanya Luna.“Kamu bisa pulang sekarang,” jawab Wijaya berjalan mendekati putranya.“Benarkah?” Luna melihat pada asisten pribadinya yang siap sedia membantu wanita itu dalam segala hal.“Pulanglah,” tegas Wijaya.“Baik

    Last Updated : 2024-05-21
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Pertemu Pertama

    Amira benar-benar harus menguatkan diri. Dia tidak tahu dimana makan putranya. Air mata terus mengalir ketika mengingat nasib yang dijalaninya. “Anakku. Devano. Nama yang sudah Mama siapkan untuk kamu.” Amira duduk di lantai. Wanita itu hanya mengenakan dress pendek sebatas paha dengan lengan pendek di rumah kosan yang minimalis.“Mama bahkan belum melihat makam kamu. Mama harus sehat dulu.” Amira menangis sendirian di dalam rumah yang terkunci rapat.“Aku harus keluar untuk mencari bahan makanan.” Amira beranjak dari lantai. Dia menghapus air mata dan merapikan diri. Masuk ke kamar untuk berganti dengan pakaian yang lebih sopan.Amira memang cantik. Tubuhnya tinggi semampai dan padat terisi. Rambut hitam panjang dan bergelombang berkilau sehat terawat. Bola matanya besar dengan warna hitam pekat. Alis rapi asli dengan bulu mata lentik dan panjang. Bibirnya kecil, tetapi penuh dan seksi. Hidung mancung dengan dagu lancip dan berbelah. Dia masih memiliki satu gigi gisul yang manis keti

    Last Updated : 2024-05-30
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Kesedihan Amira

    Dodi memperhatikan Amira yang sedang kebingungan. Wanita itu bahkan sudah melupakan rasa sakit pada kakinya yang masih berdarah. Dia sadar tidak akan mampu mengganti rugi pintu yang tergores dan jari pria yang juga terluka.“Nama dan tempat tinggal Anda serta pekerjaan, Nona?” tanya Dodi.“Amira. Aku baru saja pindah ke sini dan belum punya perkejaan. Rencanaku baru akan melamar di Perusahaan ini,” jelas Amira putus asa.“Kenapa aku sangat sial?” Amira mulai menangis. Dia kembali terduduk di jalanan. Memijit kaki yang terluka.“Apa aku benar-benar perempuan pembawa sial sehingga dibuang begitu saja? Aku kehilangan bayi, rumah dan diceraikan suami. Sekarang harus mengganti rugi mobil dan motor orang yang baru pertama kali aku pinjamkan untuk membeli kebutuhan sehari-hariku dari warung depan..” Amira menatap dengan mata basah pada Dodi yang memperhatikannya. Pria tua itu dengan sabar mendengarkan curahan isi hati Amira yang seusia dengan anaknya bahkan lebih muda.“Kenapa Tuhan begitu ja

    Last Updated : 2024-05-31
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Mengunjungi Makam Devano

    Amira sudah selesai membuatkan makanan untuk dirinya sendiri. Wanita yang terbiasa hidup mandiri itu benar-benar bisa melakukan semuanya dengan sempurna. Dia disiplin sejak kecil agar bisa mencapai kesuksesan di masa depan, tetapi Andika menghancurkan semuanya. Pria itu membuat Amira berhenti bekerja agar bisa hamil dan melahirkan.“Andika, aku harap dia mau menerima panggilan dariku.” Amira yang baru selesai makan mengambil ponsel dan mencoba menghubungi Andika. Suaminya yang sudah melakukan gugatan cerai ke pengadilan karena mengikuti perintah orang tuanya.“Angkat Andika. Aku hanya mau melihat makan putraku. Aku juga mau bertanya apa kamu menyimpan foto anak kita.” Amira mulai menangis. Hari-harinya hanya dihiasi dengan air mata yang terus mengalir dan membasahi wajahnya yang cantik.“Ya Tuhan. Tolong gerakkan hati Andika untuk menerima panggilanku. Aku hanya ingin melihat makan anakku.” Amira mulai terisak. Dadanya selalu terasa sesak setiap kali mengingat nasib buruk yang menimpa

    Last Updated : 2024-06-02
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Melamar Pekerjaan

    Andika tiba di rumah. Pria itu sudah terlambat untuk makan malam. Dia memarkirkan mobil di garasi dan masuk ke rumah dari pintu belakang. “Kenapa kamu terlambat?” tanya Marni menghentikan langkah kaki Andika yang akan menaiki tangga menuju kamarnya.“Ada banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan di kantor,” jawab Andika berbohong.“Kamu bukan pergi menemui wanita pembawa sial itu kan?” Marni menatap tajam pada Andika.“Aku pergi berziarah ke makam Devano,” ucap Andika.“Aku lelah, Ma dan juga lapar. Aku mau mandi.” Andika menaiki tangga dan masuk ke dalam kamar. Pria itu lansung masuk kamar mandi.“Sebenarnya aku sangat rugi jika menceraikan Amira. Mama benar-benar tidak mengerti. Istriku itu rebutan banyak pria. Dia cantik, seksi dan juga cerdas.” Andika berada di bawah shower dengan membiarkan air dingin membasahi tubuhnya.“Ah, tubuh Amira benar-benar seksi dan menggoda. Aroma manis yang selalu aku rindukan. Dia selalu mampu menyiksaku.” Andika menegang. Pria yang sudah pernah ber

    Last Updated : 2024-06-03
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Terluka karena Cinta

    Amira memeriksa saldo yang tersisa di rekeningnya. Wanita itu harus berhemat karena dia belum bekerja sehingga belum ada pemasukan.“Ya Tuhan, tolong hamba. Izinkan aku mendapatkan pekerjaan di Perusahaan Wijaya Kusuma. Gaji yang diberikan paling tinggi dari Perusahaan lain.” Amira berdoa kepada Tuhan. Dia dengan mudah bangkit dari keterpurukan. Wanita itu tidak terlahir dari keluarga kaya yang manja, tetapi terbiasa mandiri dan hidup susah.“Sebenarnya fasilitas menjadi asisten pribadi lebih wah karena tinggal bersama bos, tetapi aku tidak mau berada begitu dekat dengan seorang pria.” Amira melihat perbedaan pendapatan dan fasilitas yang didapat dari menjadi asisten pribadi Wijaya dan bekerha di bagian keuangan.“Padahal jadi sekretaris pribadi sekaligus asisten lebih menggiurkan.” Amira merebahkan tubuh di atas kasurnya. Dia menatap kertas di tangannya.“Tidak masalah. Jika diterima di bagian keuangan. Aku tidak akan bertemu dengan banyak orang. Berbeda ketika menjadi asisten pribadi

    Last Updated : 2024-06-04
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Amira Salsabila

    Wijaya Kusuma duduk di balik meja kerja. Pria itu masih memeriksa beberapa kandidat calon sekretarisnya. Matanya kembali tertuju pada Amira Salsabila. Wanita yang dijumpainya tanpa sengaja.“Dia adalah kandidat terkuat, tetapi kenapa lebih memilih bagian keuangan?” tanya Wijaya Kusuma pada dirinya sendiri, tetapi terdengar oleh Dodi.“Gaji sekretaris jauh lebih besar dan fasilitas banyak. Jadi, lebih menguntungkan,” ucap Wijaya.“Sekretaris pribadi jauh lebih sibuk. Dia wanita cerdas, tentu saja akan memilih di bidang keuangan karena masih memiliki waktu luang.” Dodi tersenyum.“Benar dan aku butuh wanita cerdas.” Wijaya Kusuma tersenyum.“Dia satu-satunya yang berkompeten di bidang keuangan,” ucap Dodi dan Wijaya Kusuma terdiam.“Anda bisa melihatnya kan.” Dodi mengetuk layar computer di depan Wijaya.“Aku sendiri yang akan mewawancarinya,” tegas Wijaya Kusuma.“Hanya Amira atau semua?” tanya Dodi.“Amira saja,” jawab Wijaya Kusuma.“Baik. Dia berada di nomor urut terakhir,” ucap Dodi

    Last Updated : 2024-06-06

Latest chapter

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 287 Air Ketuban

    Mobil melaju dengan kecepatan standar. Amira terus berada dalam pelukan Wijaya. Wanita itu benar-benar gugup. Rasa khawatir dan takut telah mengurung dirinya dalam trauma kelahiran Devano dan juga keguguran yang pernah dialaminya. “Sayang, tolong kuatkan dan tenangkan diri kamu. Kamu sudah sangat kuat selama ini.” Wijaya memegang pipi Amira.“Mm.” Amira mengangguk dan memeluk Wijaya.“Tidak apa-apa, Sayang. Kita akan segera bertemu dengan anak-anak kita.” Wijaya berusaha tersenyum untuk memberikan kekuatan kepada Amira.“Kita sampai, Pak.” Leon segera membuka pintu mobil. “Kenapa bisa seperti ini?” Ibra sudah menunggu di depan pintu bersama tim dokter dan perawat.“Ayo, Sayang.” Wijaya membantu Amira naik ke tempat tidur. Pria itu pun kesulitan untuk menggendong istrinya yang sedang hamil besar anak kembar mereka. “Sayang, aku takut.” Amira memegang kuat tangan Wijaya.“Tidak ada yang perlu ditakutkan, Sayang. Aku akan terus berada di sisi kamu.” Wijaya mengikuti tempat tidur yang t

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 286 Pergi ke Rumah Sakit

    Wijaya selalu menyempatkan diri untuk bermain bersama anak dan istrinya di sela-sela kesibukannya. Pria itu sudah tidak pernah lagi pergi ke penjara. Dia hampir tidak mengurus kehidupan Luna lagi. Lelaki yang hanya fokus untuk keluarga.“Pak, besok Anda sudah harus membawa Nyonya ke rumah sakit,” ucap Leon.“Benar. Amira akan melahirkan.” Wijaya tersenyum.“Besok siang kamu siapkan semuanya dan pastikan aman. Aku dan Amira akan pergi ke rumah sakit. anak-anak juga akan ikut,” jelas Wijaya. “Baik, Pak. Saya sudah mempersiapkan semuanya jauh hari,” ucap Leon.“Bagus.” Wijaya melihat panggilan masuk dari dokter Ibra. “Halo, Ibra. Ada apa?” tanya Wijaya. “Aku harap kamu tidak lupa,” jawab dokter Ibra. “Tentu saja. Besok siang aku akan membawa Amira,” tegas Wijaya. “Ya. Kami sudah mempersiapkan semuanya. Rumah khusus untuk kamu dan keluarga.” Dokter Ibra tersenyum. Wijaya telah memesan satu Gedung untuk dia dan keluarganya layak rumah sendiri.“Aku tahu itu. Terima kasih,” ucap Wijaya.

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 285 Pelarian Andika

    Andika berusaha mencari Cantika dan keluarga. Pria itu benar-benar akan menjadi gila karena secara tiba-tiba kehilangan segalanya. “Andika, apa yang terjadi? Kenapa kamu tidak pergi ke kantor?” tanya Marni kepada Andika yang mondar mandir di ruang tengah dengan gelisah.“Ma, aku sudah hancur, Ma. Cantika masih hidup dan sekarang mengambil semua milikku.” Andika memegang tangan Marni.“Apa?” Marni terkejut.“Apa maksud kamu?” tanya Marni menatap Andika.“Cantika sudah sembuh, Ma. Dia memiliki bukti kejahatan diriku sehingga para pemegang saham menarik aset mereka,” jelas Andika mengacak rambutnya. Pria itu tampak kacau. “Apa? Bagaimana bisa?” Marni pun ikut panik.“Ma, mungkin sekarang Cantika belum melaporkan aku ke kantor polisi, tetapi tidak tahu ke depannya. Kita harus mencari bantuan,” ucap Andika.“Kamu harus tenang. Sekarang hubungi papa kamu. Kita harus menemukan Solusi yang tepat.” Marni mengeluarkan ponsel dan menghubungi suaminya. “Kenapa tidak diangkat?” Marni mencoba men

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 248 Keinginan Cantika

    Cantika pergi meninggalkan Andika yang terduduk diam di lantai bersama Siska. Para pemenang saham pun keluar begitu juga dengan kedua orang tua wanita itu.“Pa, Ma. Aku akan pergi ke Perusahaan Pak Wijaya. Kalian pulang dulu.” Cantika masuk ke mobilnya.“Baiklah. Kamu memang harus menyerahkan semuanya kepada Wijaya,” ucap Ranika melihat Cantika yang tampak bersemangat.“Aku akan bertemu dengan Wijaya Kusuma.” Cantika mengendarai mobil menuju Perusahaan Wijaya. Wanita itu benar-benar sangat senang dan berharap bisa bertemu dengan suami dari Amira.“Ini adalah Perusahaan utama. Pasti dia terus berada di sini.” Cantika menghentikan mobil di tempat parkir. Dia segera turun dan menemui respesionis. “Apa ada yang bisa kami bantu?” tanya seorang wanita menyambut kedatangan Cantika.“Apa Pak Wijaya ada di tempat?” Cantika balik bertanya.“Apa Anda ada janji?” Karyawati pun masih memberikan pertanyaan.“Tidak ada, tetapi aku akan membicarakan hal penting tentang Perusahaan yang akan diserahkan

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 283 Menghancurkan Andika

    Tubuh Siska membeku. Suara Cantika tidak berubah sama sekali. Wanita itu tidak bisa menolak kenyatakan bahwa perempuan yang berdiri di depannya adalah istri sah dari Andika dan pemilik Perusahaan itu.“Pergilah ke ruang rapat dan siapkan semuanya.” Cantika mengambil ponsel dari tangan Siska.“Aku akan masuk sebentar lagi. Jadi, pastikan kursiku sudah bersih.” Cantika menepuk pundak Siska dan mendorong tubuh wanita itu keluar dari ruang kerja.“Ayo Pa, Ma. Kita masuk ruang rapat,” ajak Cantika.Siska merasakan langkah kakinya sangat berat. Wanita itu tidak bisa lagi berpikir jernih. Posisinya benar-benar dalam bahaya. Dia hanya bisa ikut masuk ke ruang rapat.“Siapa wanita ini?” tanya para pemegang saham yang tidak mengenali Cantika.“Kenapa dia bisa berada di ruangan ini?” Semua mata tertuju pada Cantika yang berjalan Anggun dan duduk di kursi Andika.“Selamat pagi semuanya.” Cantika tersenyum cantika. Siska berdiri di sampingnya dengan tangan dan tubuh yang gemetar. Wanita itu hanya m

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 282 Kejutan Mengejutkan

    Andika benar-benar menikmati tarian dengan Cantika. Dia tidak mengenali istrinya sama sekali hingga wanita itu pun pergi begitu saja meninggalkan sang suami. “Andika, aku benar-benar sudah jijik melihat kamu yang berpura-pura baik kepada semua wanita dan memanfaatkan mereka.” Cantika duduk di dalam mobil. “Besok kamu akan mendapatkan kejutan.” Cantika tersenyum. Dia meninggalkan tempat pesta.“Di mana Cantika?” tanya Andika pada Siska.“Ibu Cantika sudah pulang,” jawab Siska. “Apa Anda menyukai wanita tadi?” tanya Siska. “Tidak. Aku hanya mau mengajaknya bekerja sama karena dia juga seorang pengusaha.” Andika tersenyum.“Kamu tahu kan, Siska. Perusahaan kita sedang berkembang pesat.” Andika terlihat sangat bangga pada dirinya yang dikenal banyak orang yang menganggap sudah selevel dengan Wijaya. “Ya, Pak.” Siska tersenyum.“Malam sudah larut. Tamu undangan pun sudah pulang. Maaf tidak bisa mengantar kamu karena ada papa dan mamaku,” ucap Andika.“Tidak apa, Pak. Aku membawa mobil

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 281 Kehadiran Cantika

    Andika mengadakan pesta perayaan untuk kesuksesan yang telah dicapai. Dia mengundang semua orang yang merupakan kolega kerja dan rekan bisnis yang merupakan para pemegang saham. Pria itu benar-benar melupakan Cantika yang telah memberikan saham kepadanya.“Terima kasih kepada semua rekan dan teman-teman yang telah datang untuk ikut merayakan keberhasilan bisnis ini sehingga kita memiliki cabang hingga ke luar negeri,” ucap Andika dengan bangga. “Selamat, Pak Andika. Kami ikut senang.” Para rekan bisnis memberikan ucapan selamat kepada Andika.“Anda luar biasa. Nyonya Cantika tidak salah menyerahkan Perusahaan dan sahamnya kepada Pak Andika.” Seorang wanita mendekati Andika.“Benar. Apalagi Pak Andika masih setia kepada Ibu Cantika dengan tidak menikah lagi. Padahal sang istri sudah meninggal dunia,” ucap seorang pria.“Ya. Pesta ini juga sebagai ungkapan terima kasih kepada istriku. Dia meminta untuk pesta mewah ketika aku berhasil membawa Perusahaan ini pada puncak kesuksesan,” jela

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 280 Cinta Devano dan Keano

    Wijaya bekerja di rumah. Pria itu hanya pergi ke kantor ketika benar-benar terdesak dan penting. Lelaki yang sudah menjadi bos besar sejak lama itu tidak mau berpisah dengan sang istri yang hamil besar. Dia ingin terus memantau Amira selama dua puluh empat jam. Memastikan bahwa orang-orang yang dicintai dan dikasihinya aman. “Pak, ada pesan dari keluarga Radit.” Jack berdiri di depan Wijaya.“Apa yang dia inginkan?” tanya Wijaya melihat pada Jack.“Cantika dan keluarga mau bertemu Anda untuk mengucapkan terima kasih,” jawab Jack.“Apa mereka sudah di Indonesia?” Wijaya memicingkan matanya.“Sudah, Bos. Semalam mereka tiba di Indonesia dan hari ini mengirim pesan,” jelas Jack.“Aku tidak butuh ucapan terima kasih. Mereka hanya perlu menghancurkan Perusahaan Andika dan memberikan kepadaku,” tegas Wijaya.“Baik, Pak. Akan saya sampaikan.” Jack segera membalas pesan Radit.“Aku beri waktu dua minggu paling lambat. Sebelum Amira melahirkan. Jika terlambat, aku sendiri yang akan bergerak da

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 279 Kesembuhan Cantika

    Cantika duduk di kursi roda. Dia menatap keluar jendela. Wanita itu masih di luar negeri. Dia mendapatkan bantuan dari Wijaya dalam proses pengobatan dan sembunyi dari Andika yang mengira istrinya telah meninggal dunia. “Apa kamu sudah siap pulang?” tanya Ranika. “Ma, aku tidak menyangka Andika sangat jahat. Padahal dia begitu lembut dan peduli padaku.” Cantika memegang tangan Ranika. Mata wanita itu tampak berkaca-kaca. “Pria jahat memang begitu. Mereka terlihat baik dan peduli. Padahal ketika sudah mendapatkan apa yang diinginkan akan menjadi berbeda.” Ranika memeluk Cantika.“Tidak disangka Wijaya yang tidak pernah tersenyum adalah pria paling baik. Dia benar-benar meratukan Amira. Aku sangat menginginkan pria seperti itu.” Cantika tersenyum.“Ya, tetapi tidak mungkin mendapatkan Wijaya. Dia sangat mencintai Amira. Pria itu melindungi istrinya dengan luar biasa. Amira bahkan tidak pernah keluar rumah,” jelas Ranika.“Ya. Itulah ratu sesungguhnya. Selalu berada di dalam istana yan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status