Share

Diusir dari Rumah

last update Last Updated: 2024-05-19 22:17:47

Amira yang lelah dan lemah benar-benar tidur dengan pulas. Dia tidak terbangun meskipun hari sudah terang. Bibi yang sibuk di dapur pun tidak membangunkan wanita yang baru saja selesai melahirkan itu.

Semua anggota keluarga sudah berada di ruang makan untuk menikmati sarapan. Tidak ada yang ingat apalagi peduli pada Amira yang memamg sudah diusir dari rumah mereka.

“Dika, apa berkas untuk perceraian sudah siap?” tanya Marni.

“Sudah, Ma,” jawab Andika.

“Apa kita bisa makan dengan tenang dan tidak membahas apa pun?” Handoko menatap tajam pada Marni.

“Aku hanya mengingatkan Andika agar dia mempercepat proses perceraian dengan wanita lemah itu. Melahirkan satu bayi saja tidak mampu. Menghabiskan uang selama program,” kesal Marni.

“Ah, Ibu pasti masih tidur.” Bibi ragu untuk pergi ke kamar Amira karena dia masih harus menunggu semua orang selesai makan.

“Semalam aku mendengar keributan. Apa yang terjadi?” Handoko menyelesaikan sarapannya. Pria itu mengeringkan mulutnya dengan tisu.

“Menantu sialan itu kembali ke rumah ini. Kenapa dia tidak menjadi gembel saja di jalanan saja,” ucap Marni.

“Apa? Kenapa kamu sangat jahat? Dia itu baru saja selesai melahirkan,” ucap Handoko.

“Biarkan dia pulih terlebih dulu,” lanjut pria itu.

“Tidak. Hari ini, Amira harus keluar dari rumah dan Andika segera mencari istri baru. Aku akan memilih wanita dari kalangan atas. Anak pengusaha atau pembisnis,” tegas Marni.

“Itu bisa mengembangkan bisnis keluarga kita juga. Cari calon keluarga dari lingkungan yang sama bukan seperti Amira yang yatim piatu dan tidak jelas asalnya,” lanjut Marni.

“Papa benar, Ma. Tunggu Amira pulih saja. Kasian dia masih lemah,” ucap Andika.

“Tidak usah kasian. Itu akan membuat dia melunjak. Ingat! Marni itu lemah dan penyakitan. Tidak subur. Kamu ceraikan dia dan akan dengan mudah mendapatkan istri yang lebih cantik serta sehat sehingga bisa dengan cepat memberikan kami cucu,” jelas Marni dengan nada tinggi dan menatap tajam pada putra sematawayangnya.

“Dari awal Mama sudah tidak setuju kamu menikah dengannya. Lihat buktinya, wanita itu benar-benar pembawa sial.” Marni beranjak dari kursi.

“Pasti sekarang dia lagi enak-enakan tidur di kamar tamu.” Marni berjalan menuju kamar tamu di maan Amira sedang tidur.

“Hey, wanita sialan bangun!” Marni membuka dan membanting pintu dengan kasar. Dia melihat Amira yang masih meringkuk di balik selimut tebal. Wanita itu demam.

“Hm.” Amira kesulitan membuka matanya yang bengkak karena terlalu lama menangis. Seluruh tubuhnya sakit.

“Ma.” Amira memegang kepala yang pusing. Dia benar-benar lemah. Perut kosong sehingga rasa lapar semakin membuatnya tidak bertenaga.

“Keluar dari rumah ini segera!” Marni menarik selimut yang menutupi tubuh Amira.

“Dingin, Ma.” Amira memeluk tubuhnya.

“Tidak usah pura-pura. Lebih baik kamu cepat keluar dari rumah ini agar perceraian kalian juga segera diputuskan.” Marni mencengkram tangan Amira dan menarik wanita itu turun dari kasur.

“Aarrhh!” Amira terjatuh di lantai.

“Dasar perempuan lemah,” bentak Marni.

“Ma.” Handoko dan Andika berdiri di pintu. Mereka melihat Amira yang terbaring di lantai dengan wajah pucat dan mata bengkak.

“Cepat, Dika. Usir wanita sialan ini dari rumah. Mama tidak mau melihatnya lagi.” Marni menyeret tubuh Amira keluar dari kamar.

“Cukup, Marni.” Handoko memegang tangan Marni agar tidak menyiksa menantunya yang lemah itu.

“Kenapa? Apa kamu mau membela wanita ini? Jangan-jangan kamu menyukainya.” Marni menatap tajam pada Handoko.

“Apa?” Handoko terkejut dengan tuduhan istrinya.

“Jika tidak. Jangan pernah untuk ikut campur apalagi membelanya!” Marni terus menarik tangan Amira keluar dari kamar.

“Ma, sakit.” Amira hanya bisa pasrah. Dia benar-benar sangat lemah dan tidak berdaya.

“Ma, tolong lepaskan.” Amira merintih. Marni semakin menggila. Dia menjambak rambut panjang menantunya.

“Ma. Kasian Amira.” Andika tidak tega melihat Amira yang kesakitan.

“Jika tidak mau melihat Mama menyakitinya. Cepat bawa wanita ini pergi dan buang di jalanan. Setelah itu kita langsung pergi ke pengadilan agama.” Marni mendorong tubuh Amira ke lantai.

“Hiks hiks.” Amira hanya bisa menangis sesegukan. Dia tidak punya kekuatan untuk melawan.

“Ayo, Pa.” Marni menarik tangan Handoko pergi meninggalkan Amira dan Andika.

“Pak, Ibu pasti lapar,” ucap bibi membawa sepiring nasi untuk Amira. Wanita itu takut-takut untuk memberikan makanan kepada istri Andika.

“Ayo, Amira. Kita keluar dulu. Kamu bisa makan.” Andika mengangkat tubuh Amira dari lantai. Wanita itu hanya menurut dan mengikuti suaminya keluar dari rumah.

“Bibi temani Amira. Aku akan mengambil koper.” Andika masuk ke rumah. Amira duduk di kursi taman dekat dari mobil suaminya.

“Ayo makan, Bu. Biar punya tenaga. Ibu harus sehat dan kuat. Lalu bangkit lagi.” Bibi menyuapi nasi ke mulut Amira yang hanya melamun dengan mata terus basah.

“Mm.” Amira mengunyah nasi dengan terpaksa. Dirinya memang harus bangkit dan berjuang dari awal seperti dulu. Hidup sendiri di perantauan dengan keberanian dan nekat untuk bisa sukses di kota.

“Amira, kamu akan pergi kemana?” tanya Andika pada Amira yang hanya diam. Wanita itu mengunyak nasi yang terasa hambar dengan lauk air matanya.

“Amira, aku akan mengantarkan kamu sebelum mama datang.” Andika menatap Amira.

“Kemana aku akan pergi? Aku tidak punya rumah dan tidak memiliki keluarga kecuali kamu,” ucap Amira menatap kosong pada Andika. Dia tidak bisa melihat dengan jelas wajah suami yang akan menceraikan dirinya dan mengusir dari rumah. Matanya tertutup kabut air mata.

“Ke kosan dekat Perusahaan ujung saja, Pak. Di sana murah. Ada bangunan baru yang sedang dipromosikan,” ucap bibi yang sangat peduli dengan Amira. Dia benar-benar kasian pada wanita itu.

“Andai Bibi punya rumah,” gumam bibi pelan.

“Aku antar kamu ke sana saja.” Andika memasukan koper  ke dalam mobil. Dia dan bibi membantu Amira.

“Ibu harus sehat ya. Bibi tidak akan pernah melupakan Ibu,” bisik bibi. Wanita itu masih sempat menyelipkan uang di tas Amira.

“Terima kasih, Bi.” Amira terus menangis. Dia memeluk erat tubuh bibi hingga sesegukan.

“Hati-hati, Bu.” Bibi melepaskan pelukan. Dia melambaikan tangan pada Amira yang duduk di kursi barisan kedua.

“Amira, aku benar-benar minta maaf. Aku tidak bisa memilih antara kamu dan mama,” jelas Andika melihat Amira dari cermin dasbor.

“Aku akan tetap mengirimkan uang ke rekening pribadi kamu,” ucap Andika dan Amira hanya bisa diam.

“Kamu tahukan. Semua bisnis yang aku jalani sekarang ini adalah warisan dari keluarga mama. Papa saja tidak berani membantah,” lanjut Andika.

“Aku masih cinta dan sayang kamu, Amira. Hanya saja kita tidak bisa bersama lagi. Aku harus menikah dengan wanita pilihan mama agar cepat mendapatkan keturunan dengan mudah dan tidak perlu program seperti dengan kamu.” Andika terus bicara. Dia tidak sadar telah melukai hari wanita yang dicintainya.

“Cukup, Dika. Kamu tidak perlu bicara lagi. Kita memang sudah selesai,” tegas Amira menghapus air matanya.

“Terima kasih untuk kebersamaan kita yang manis dan berakhir dengan rasa pahit yang pekat,” ucap Amira menatap tajam pada Andika.

“Hm.” Andika hanya diam. Dia tidak bisa berkomentar lagi.

Pernikahan mereka benar-benar hanya sebentar. Kebahagiaan itu hanya selama pacaran saja. Ketika pernikahan terjadi begitu banyak tekanan dari keluarga Andika. Amira yang harus berhenti bekerja dan melakukan program kehamilan dengan segera karena dia yang tidak langsung hamil setelah satu bulan pernikahan.  Dianggap lemah dan penyakitan.

“Kita sampai.” Andika turun dari mobil dan mengeluarkan koper milik Amira.

“Aku akan menanyakan kosan kosong untuk kamu. Tempat ini masih dibuka untuk umum.” Andika menemui bagian administrasi. Dia berbicara sebentar dan setuju untuk mengambil satu unit rumah petak.

“Aku sudah membayar untuk satu bulan ke depan,” ucap Andika memberikan kartu rumah kepada Amira.

“Terima kasih.”  Amira mengambil kartu tanpa melihat wajah Andika. Dia berlalu begitu saja dengan menarik kopernya. Mengikuti petugas yang mengantarkannya ke rumah kosan yang sempit.

Amira masuk ke dalam rumah. Dia menutup dan mengunci pintu. Menghempaskan tubuh di atas kasur. Menangis dalam diam. Hatinya sakit. Jiwanya hancur. Rasa cinta dan kasih sayang diantar dirinya dan Andika telah sirna. Luka yang begitu dalam ditorehkan.

“Aku adalah wanita mandiri. Aku bisa bangkit sendiri.” Amira meremas ujung bantal.

“Aku harus memulihkan diri dan sembuh. Aku akan melamar pekerjaan di sini.” Amira duduk. Dia melihat berkas yang diberikan pihak perumahan. Di sana tertulis lowongan pekerjaan untuk sekretaris pribadi dari Wijaya Kusuma. Pemilik Perusahaan yang baru saja dibangun di Kawasan perumahan elit dan sederhana.

“Aku tidak akan percaya lagi pada cinta laki-laki. Semuanya bohong. Tidak ada cinta sejati yang setia sampai mati.” Amira menatap kertas di tangannya.

“Aku masih punya sedikit Tabungan sisa program kehamilan. Ini cukup untuk dua bulan ke depan setelah masa nifas sebelum aku mendapatkan pekerjaan.” Amira beranjak dari kasur. Dia membuka dan membongkar isi koper.

“Syukurlah. Andika memasukan semua berkas penting milikku.” Amira tersenyum melihat sertifika dan ijazah miliknya. Dia juga punya surat pengalaman kerja dan menjadi karyawati terbaik.

Ada banyak perusahaan yang mau menerima wanita cantik dan seksi serta memiliki kemampuan. Cerdas dan menarik. Itu dambaan semua orang. Amira memiliki segalanya. Sempurna secara fisik dan bertalenta.

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Dinar kasih 1205
suka banget kalau karakter cewek nya nggak menye2
goodnovel comment avatar
Fit Tree Fitri
Terima kasih ...
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
bener kmu g usah sedih mikirin laki2 yg lemah g punya pendirian yg anak mamah ..kmu hrs cpt dpt pekerjaan .biar bisa balam dendam k mak lampir itu semoga perusahaan nya Andika bangrut dn g bisa punya anak juga klo nikah dn s mak lampir jatuh sakut setruk g busa apa2 ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Kelahiran Putra Wijaya Kusuma

    Seorang pria terlihat duduk di depan ruangan operasi. Wijaya Kususma menunggu istrinya Luna Margareta yang sedang melahirkan bayi pertama hasil buah cinta yang sudah lama diharapkan. Seorang model yang awalnya menolak untuk hamil dan melahirkan, tetapi diancam akan dihancurkan kariernya membuat wanita itu tidak bisa menolak permintaan suaminya yang berkuas.“Selamat, Pak. Bayi Anda sudah lahir dengan jenis kelamin laki-laki.” Dokter keluar dari ruangan dan mengucapkan selamat kepada Wijaya Kusuma dengan rasa hormat dan bangga.“Terima kasih. Kapan saya bisa bertemu dengan putra saya?” tanya Wijaya.“Anda bisa menunggu di rungan bayi yang sudah kami siapkan,” jawab dokter.“Suster, tolong antarkan Pak Wijaya ke ruangan,” uca[ dokter pada perawat.“Baik, Dok. Mari, Pak.” Suster tersenyum. Wanita muda itu mencuri pandang untuk bisa melihat wajah tampan dari Wijaya Kusuma.Wijaya mengikuti suster menuju ruang VIP khusus untuk ditempati putra selama berada di rumah sakit. Pria itu melihat

    Last Updated : 2024-05-20
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Pulang ke Rumah

    Wijaya Kusuma terkejut melihat Luna yang duduk di sofa. Wanita itu terlihat sehat dengan cepat. Dia merapikan rambut dan bajunya. Berdandan dengan perlengkapan make yang ada di tas. Di sampingnya telah berdiri seorang asisten.“Apa yang kamu lakukan?” Wijaya Kusuma melihat pada ranjang bayinya. Putra kecil yang masih terlelap dalam tidur.“Aku sudah melaksanakan perintah kamu. Hamil dan melahirkan,” jawab Luna.“Kamu masih harus memberi asi untuk putra kita,” tegas Wijaya Kusuma.“Asi aku tidak keluar. Lihatlah dadaku yang hampir kempis ini. Aku benar-benar harus melakukan perawatan segera. Aku juga sudah menghubungi dokter kecantikan langgananku,” jelas Luna.“Hah! Aku benar-benar harus membuat perut ini kembali rata.” Luna berdiri di depan cermin.“Kapan kita pulang?” tanya Luna.“Kamu bisa pulang sekarang,” jawab Wijaya berjalan mendekati putranya.“Benarkah?” Luna melihat pada asisten pribadinya yang siap sedia membantu wanita itu dalam segala hal.“Pulanglah,” tegas Wijaya.“Baik

    Last Updated : 2024-05-21
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Pertemu Pertama

    Amira benar-benar harus menguatkan diri. Dia tidak tahu dimana makan putranya. Air mata terus mengalir ketika mengingat nasib yang dijalaninya. “Anakku. Devano. Nama yang sudah Mama siapkan untuk kamu.” Amira duduk di lantai. Wanita itu hanya mengenakan dress pendek sebatas paha dengan lengan pendek di rumah kosan yang minimalis.“Mama bahkan belum melihat makam kamu. Mama harus sehat dulu.” Amira menangis sendirian di dalam rumah yang terkunci rapat.“Aku harus keluar untuk mencari bahan makanan.” Amira beranjak dari lantai. Dia menghapus air mata dan merapikan diri. Masuk ke kamar untuk berganti dengan pakaian yang lebih sopan.Amira memang cantik. Tubuhnya tinggi semampai dan padat terisi. Rambut hitam panjang dan bergelombang berkilau sehat terawat. Bola matanya besar dengan warna hitam pekat. Alis rapi asli dengan bulu mata lentik dan panjang. Bibirnya kecil, tetapi penuh dan seksi. Hidung mancung dengan dagu lancip dan berbelah. Dia masih memiliki satu gigi gisul yang manis keti

    Last Updated : 2024-05-30
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Kesedihan Amira

    Dodi memperhatikan Amira yang sedang kebingungan. Wanita itu bahkan sudah melupakan rasa sakit pada kakinya yang masih berdarah. Dia sadar tidak akan mampu mengganti rugi pintu yang tergores dan jari pria yang juga terluka.“Nama dan tempat tinggal Anda serta pekerjaan, Nona?” tanya Dodi.“Amira. Aku baru saja pindah ke sini dan belum punya perkejaan. Rencanaku baru akan melamar di Perusahaan ini,” jelas Amira putus asa.“Kenapa aku sangat sial?” Amira mulai menangis. Dia kembali terduduk di jalanan. Memijit kaki yang terluka.“Apa aku benar-benar perempuan pembawa sial sehingga dibuang begitu saja? Aku kehilangan bayi, rumah dan diceraikan suami. Sekarang harus mengganti rugi mobil dan motor orang yang baru pertama kali aku pinjamkan untuk membeli kebutuhan sehari-hariku dari warung depan..” Amira menatap dengan mata basah pada Dodi yang memperhatikannya. Pria tua itu dengan sabar mendengarkan curahan isi hati Amira yang seusia dengan anaknya bahkan lebih muda.“Kenapa Tuhan begitu ja

    Last Updated : 2024-05-31
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Mengunjungi Makam Devano

    Amira sudah selesai membuatkan makanan untuk dirinya sendiri. Wanita yang terbiasa hidup mandiri itu benar-benar bisa melakukan semuanya dengan sempurna. Dia disiplin sejak kecil agar bisa mencapai kesuksesan di masa depan, tetapi Andika menghancurkan semuanya. Pria itu membuat Amira berhenti bekerja agar bisa hamil dan melahirkan.“Andika, aku harap dia mau menerima panggilan dariku.” Amira yang baru selesai makan mengambil ponsel dan mencoba menghubungi Andika. Suaminya yang sudah melakukan gugatan cerai ke pengadilan karena mengikuti perintah orang tuanya.“Angkat Andika. Aku hanya mau melihat makan putraku. Aku juga mau bertanya apa kamu menyimpan foto anak kita.” Amira mulai menangis. Hari-harinya hanya dihiasi dengan air mata yang terus mengalir dan membasahi wajahnya yang cantik.“Ya Tuhan. Tolong gerakkan hati Andika untuk menerima panggilanku. Aku hanya ingin melihat makan anakku.” Amira mulai terisak. Dadanya selalu terasa sesak setiap kali mengingat nasib buruk yang menimpa

    Last Updated : 2024-06-02
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Melamar Pekerjaan

    Andika tiba di rumah. Pria itu sudah terlambat untuk makan malam. Dia memarkirkan mobil di garasi dan masuk ke rumah dari pintu belakang. “Kenapa kamu terlambat?” tanya Marni menghentikan langkah kaki Andika yang akan menaiki tangga menuju kamarnya.“Ada banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan di kantor,” jawab Andika berbohong.“Kamu bukan pergi menemui wanita pembawa sial itu kan?” Marni menatap tajam pada Andika.“Aku pergi berziarah ke makam Devano,” ucap Andika.“Aku lelah, Ma dan juga lapar. Aku mau mandi.” Andika menaiki tangga dan masuk ke dalam kamar. Pria itu lansung masuk kamar mandi.“Sebenarnya aku sangat rugi jika menceraikan Amira. Mama benar-benar tidak mengerti. Istriku itu rebutan banyak pria. Dia cantik, seksi dan juga cerdas.” Andika berada di bawah shower dengan membiarkan air dingin membasahi tubuhnya.“Ah, tubuh Amira benar-benar seksi dan menggoda. Aroma manis yang selalu aku rindukan. Dia selalu mampu menyiksaku.” Andika menegang. Pria yang sudah pernah ber

    Last Updated : 2024-06-03
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Terluka karena Cinta

    Amira memeriksa saldo yang tersisa di rekeningnya. Wanita itu harus berhemat karena dia belum bekerja sehingga belum ada pemasukan.“Ya Tuhan, tolong hamba. Izinkan aku mendapatkan pekerjaan di Perusahaan Wijaya Kusuma. Gaji yang diberikan paling tinggi dari Perusahaan lain.” Amira berdoa kepada Tuhan. Dia dengan mudah bangkit dari keterpurukan. Wanita itu tidak terlahir dari keluarga kaya yang manja, tetapi terbiasa mandiri dan hidup susah.“Sebenarnya fasilitas menjadi asisten pribadi lebih wah karena tinggal bersama bos, tetapi aku tidak mau berada begitu dekat dengan seorang pria.” Amira melihat perbedaan pendapatan dan fasilitas yang didapat dari menjadi asisten pribadi Wijaya dan bekerha di bagian keuangan.“Padahal jadi sekretaris pribadi sekaligus asisten lebih menggiurkan.” Amira merebahkan tubuh di atas kasurnya. Dia menatap kertas di tangannya.“Tidak masalah. Jika diterima di bagian keuangan. Aku tidak akan bertemu dengan banyak orang. Berbeda ketika menjadi asisten pribadi

    Last Updated : 2024-06-04
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Amira Salsabila

    Wijaya Kusuma duduk di balik meja kerja. Pria itu masih memeriksa beberapa kandidat calon sekretarisnya. Matanya kembali tertuju pada Amira Salsabila. Wanita yang dijumpainya tanpa sengaja.“Dia adalah kandidat terkuat, tetapi kenapa lebih memilih bagian keuangan?” tanya Wijaya Kusuma pada dirinya sendiri, tetapi terdengar oleh Dodi.“Gaji sekretaris jauh lebih besar dan fasilitas banyak. Jadi, lebih menguntungkan,” ucap Wijaya.“Sekretaris pribadi jauh lebih sibuk. Dia wanita cerdas, tentu saja akan memilih di bidang keuangan karena masih memiliki waktu luang.” Dodi tersenyum.“Benar dan aku butuh wanita cerdas.” Wijaya Kusuma tersenyum.“Dia satu-satunya yang berkompeten di bidang keuangan,” ucap Dodi dan Wijaya Kusuma terdiam.“Anda bisa melihatnya kan.” Dodi mengetuk layar computer di depan Wijaya.“Aku sendiri yang akan mewawancarinya,” tegas Wijaya Kusuma.“Hanya Amira atau semua?” tanya Dodi.“Amira saja,” jawab Wijaya Kusuma.“Baik. Dia berada di nomor urut terakhir,” ucap Dodi

    Last Updated : 2024-06-06

Latest chapter

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 300 Cinta dan Kasih Sayang Keluarga

    Wijaya pulang ke rumah. Dia harus berbicara kepada Amira tentang pertemuan di luar negeri. Ada bisnis yang sedang bermasalah dan harus diselesaikan segera.“Sayang.” Amira selalu menyambut kepulangan Wijaya dengan senyumannya yang manis dan pelukan yang hangat.“Halo, Sayang.” Wijaya mencium dahi Amira dan membalas pelukan yang kuat.“Ada apa?” tanya Amira yang bisa merasakan kegelisahan suaminya. “Sayang, kita bicara di dalam. Di mana anak-anak?” Wijaya melepaskan pelukannya.“Si kembar bermain di ruangan. Keano dan Devano masih belajar mandiri,” ucap Amira menggandengan suaminya masuk ke dalam rumah. Mereka berdua duduk di ruang tamu. Wijaya melepaskan jas dan memberikan kepada istrinya.“Sayang, aku harus pergi ke luar negeri,” ucap Wijaya. “Apa sekarang?” tanya Amira yang tampak tenang. Wanita itu sudah siap dengan segala konsekuensinya menjadi istri dari pengusaha yang sukses di dalam dan luar negeri. “Besok malam,” jawab Wijaya.“Baiklah. Aku akan membereskan pakaian kamu. ber

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 299 Rapat Perusahaan

    Wijaya benar-benar sibuk karena pria itu jarang pergi ke Perusahaan. Dia lebih banyak berada di rumah dan bekerja dari jarak jauh. “Pak, Anda harus pergi ke luar negeri.” Jack berdiri di depan Wijaya.“Apa?” Wijaya mendongak dan menatap tajam pada Jack. “Ini jadwal meeting dan ada Perusahaan yang harus segera ditangani. Pemilik saham luar negeri sudah lama tidak bertemu dengan Anda,” jelas Jack.“Hm. Aku memang sudah lama tidak melakukan kunjungan bisnis dan ini sangat berpengaruh untuk Perusahaan di luar negeri. Apalagi induk bisnis kita di luar dan aku lebih sering berada di Indonesia.” Wijaya membaca laporan dari Jack.“Sejak menikah dengan Amira dan punya anak. Aku lebih fokus pada keluarga dan hampir melupakan Perusahaan di luar. Aku akan membicarakan ini dengan Amira.” Wijaya mengembalikan tab kepada Jack. “Baik, Pak. Semua orang sudah menunggu di ruang rapat.” Jack memperhatikan Wijaya.“Ya. Kita ke sana sekarang.” Wijaya beranjak dari kursi dan merapikan diri. Pria itu berja

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 298 Pagi yang Sempurna

    Amira selalu bangun lebih awal. Dia mandi di pagi hari dan mempersiapkan diri untuk menyambut suami serta anak dengan wajahnya yang cantik serta tubuh yang bersih. Wanita itu pun tampil rapi dan enak dipandang semua orang. “Selamat pagi, Sayang.” Amira mencium pipi Wijaya untuk membangunkan suaminya. “Oh God. Kamu harus sekali, Sayang.” Wijaya membuka mata. Dia bisa melihat istri yang cantik dan mempesona.“Bangun dan mandi. Aku sudah mempesiapkan pakaian ganti.” Amira tersenyum pada Wijaya.“Kamu mau kemana?” Wijaya duduk di tepi kasur. Dia memperhatikan sang istri yang tampil rapi.“Aku akan pergi ke kamar anak-anak. Jangan lupa untuk turun sarapan.” Amira mencium pipi Wijaya dan keluar dari kamar.“Oh. Aku benar-benar hanya punya waktu tidur yang sedikit saja. Dia sudah pergi ke kamar anak-anak.” Wijaya melihat Amira yang sudah menghilang dari balik pintu. Pria itu pun beranjak dari kasur dan masuk ke kamar mandi.Amira pergi ke kamar Keano dan Devano terlebih dahulu. Dia tahu bay

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 297 Harapan di Masa Depan

    Malam sudah sangat larut. Wijaya ke kamar bayi kembar untuk melihat putra dan putrinya yang tidur dalam nyenyak. Pria itu memberikan ciuman di pipi dan dahi.“Kalian hebat. Bisa tidur tanpa mama lagi.” Wijaya tersenyum. Dia pun berpindah ke kamar Keano dan Devano. Pria itu melihat sang istri yang berada di antara dua lelaki yang bukan bayi lag. Mereka memiliki postur tubuh tinggi dan padat.“Bagaimana aku menculik istriku?” Wijaya memperhatikan tangan Amira yang dipeluk oleh Devano dan Keano. “Apa dua anak ini akan terbangun?” Wijaya ragu-ragu untuk memindahkan tangan putranya. “Bukan hanya mereka yang akan marah. Amira pun akan ikut-ikutan karena membela anak-anak.” Wijaya memperhatikan istrinya dan anak-anak cukup lama.“Kalian semua punya teman tidur, tetapi tidak dengan papa yang sendirian.” Wijaya melepaskan tangan Keano dan Devano. Pria itu menggendong Amira dan memindahkan ke kamarnya. Dia tidak kesulitan menaiki tangga. “Hm.” Devano dan Keano membuka mata. “Semalam saja tid

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 296 Saingan Wijaya di Rumah

    Semua anggota keluarga sudah berada di ruang makan. Mereka bersiap untuk makan malam bersama. Waktu berkumpul yang tidak boleh diganggu.“Ma, apa malam ini bisa tidur di kamar kami?” tanya Keano mengejutkan Wijaya. Pria itu pun ingin istrinya tidur dengannya.“Kenapa mau tidur dengan Mama? Kalian sudah besar,” ucap Wijaya sebelum Amira sempat menjawab pertanyaan putranya.“Devano rindu dengan mama.” Devano tersenyum dan Keano tidak menjawab lagi. “Malam ini, Mama akan tidur di kamar kalian.” Amira tersenyum. “Hm.” Wijaya menghela napas dengan berat.“Terima kasih, Ma.” Keano tersenyum puas. Dia melirik Wijaya yang tampak kecewa.“Kenapa anak-anak memperebutkan Amira? Jika tidak dua kembar. Maka, Keano yang akan mengmbilnya.” Wijaya melihat pada Amira yang tampak tenang menikmati makan malam mereka.“Papa sudah tua. Tidak perlu ditemani mama lagi.” Devano menepuk pundak Wijaya dengan senyuman manisnya.“Benar-benar. Devano paling mengerti. Kalian berdua juga beranjak besar. Kenapa mas

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 295 Waktu Cepat Berlalu

    Cantika yang baru kembali dari luar negeri untuk perawatan kecantikan mendengar kabara bahwa Amira dan Wijaya telah memiliki bayi kembar yang tampan dan cantik. Mereka sudah berusia satu tahun.“Tidak terasa sudah lama aku bekerja dan luar negeri dan kini baru bisa kembali lagi.” Cantika mengambil cuti setelah satu tahun berada di luar negeri.“Kenapa Amira sangat beruntung? Dia mendapatkan apa pun yang diinginkan semua wanita.” Cantika masuk ke dalam mobil yang membawanya pulang ke rumah.“Aku harus membeli hadiah untuk anak-anak Wijaya.” Cantika tersenyum. Wanita itu semakin cantik dan seksi dengan perawatan mahal di luar negeri. Dari atas hingga bawah tidak asli lagi. Dia benar-benar ketagihan dengan operasi untuk mendapatkan kesempurnaan.“Ini bisa dijadikan alasan untuk diriku bertemu dengan Wijaya. Dia pasti akan terpesona dengan kecantikan ku saat ini.” Cantika benar-benar berharap akan perhatian dari Wijaya hingga jatuh cinta padanya.“Kita mampir ke super market,” ucap Cantika

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 294 Keluarga

    Wijaya melupakan semua musuhnya, tetapi tidak dengan Leon. Pria itu bekerja tanpa diperintah. Dia memastikan keluarga majikannya aman tanpa ada gangguan. “Leon, kenapa kamu masih sibuk dengan computer? Siapa yang kamu awasi?” tanya Jack. “Semua orang yang pernah menjadi muluh Bos. Aku tidak percaya mereka akan melupakan rasa sakit yang telah bos berikan. Banyak manusia yang ingin balas dendam ketika ada kesempatan,” jelas Leon.“Bos membebaskan Andika dan Luna. Aku yakin dua orang itu tidak akan menyerah. Apalagi mereka punya hubungan dengan putra-putra bos kita,” lanjut Leon.“Benar. Apa yang kamu dapatkan? Apa ada pergerakan?” tanya Jack.“Ya. Andika mengunjungi Luna. Pria itu berpergian dengan uang orang tua. Dia menjadi pengangguran,” jawab Leon.“Luwiq kembali ke Italia. Pria itu juga belum melakukan aktivitas apa pun,” lanjut Leon. “Aku harus memastikan mereka tidak akan kembali ke Indonesia,” tegas Leon.“Ya.” Jack menepuk pundak Leon. “Apa yang kalian bicarakan?” Wijaya mas

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 293 Kebahagiaan yang Sempurna

    Wijaya benar-benar fokus pada keluarganya. Dia hidup begitu tenang dan bahagia hingga melupakan musuh-musuh yang sudah dilepaskannya. Pria itu berpikir terlalu banyak dosa sehingga membuat istrinya dalam bahaya karena karmanya di masa lalu.“Aku sudah memaafkan semua orang. Aku juga membebaskan musuh-musuh yang aku penjara.” Wijaya menatap Amira yang sedang terlelap di dalam tidurnya. Mereka sudah pulang ke rumah.Dua bayi kembar berada di dalam keranjang bayi. Keano dan Devano pun berada di atas kasur mereka yang telah disiapkan. Ruangan kamar yang luas itu cukup menampung banyak orang.“Apa yang aku inginkan sudah menjadi nyata. Dua putra yang cerdas dari kami berdua dan sepasang bayi kembar.” Wijaya melihat anak-anaknya.“Aku sudah memiliki segalanya. Tidak kekurangan apa pun. Aku benar-benar bahagia.” Wijaya mencium dahi anak-anaknya dan mematikan lampu. Dia naik ke tempat tidur dan memeluk Amira.“Sayang.” Amira merasakan tangan yang memeluk pinggangnya.“Ya. Tidurlah,” bisik Wija

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 292 Terbangun dari Mimpi

    Keano dan Devano berlari masuk ke dalam kamar Amira. Dua anak kecil itu berteriak menyapa ibu mereka. “Mama!” Keano naik ke tempat tidur dan mencium pipi Amira. “Mama, bangun!” Devano menangis. Dia memeluk tubuh Amira.Tangis bayi kembar pun semakin kuat. Dokter dan tim memberikan ruang untuk anak-anak Amira dan suaminya.“Amira! Bangun!” Wijaya mengusap tangan Amira. “Mama! Bangun! Aku akan membenci adik!” teriak Keano.“Mama. Aku sayang Mama. Bangunlah!” Devano menggoyang tubuh Amira.Amira melihat Keano dan Devano berlari kepadanya. Dua anak lelaki itu menarik tangan dengan kuat dan terus berteriak.“Keano. Devano.” Amira tersenyum melihat dua putra yang telah dia besarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang.“Mama kembali!” Keano dan Devano sekuat tenaga menarik tangan Amira menjauh dari gadis kecil yang berusaha membawa ibunya pergi bersamanya.“Kamu menjauh!” Keano mendorong gadis kecil hingga terjatuh dan menghilang.“Tidak!” Amira berteriak dan terbangun dari tidurnya.“Hah!

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status