"Kyle."Sebelum remaja itu menjawab panggilan dari Luana, Luana mendekatkan bibir ke pipi mulusnya lalu melayangkan kecupan ringan di sana.Kyle yang tampak kaget dengan tindakan Luana yang tiba-tiba, menatap gadis itu dengan mata terbuka lebar, dia memegangi pipi bekas sentuhan bibir sang gadis, ekspresi shock menghiasi wajah tampannya.Sementara itu, Luana diam diam menahan napas. 'Huhhh. Sudah bereskan semua ini? Apa belum?'Luana bergumam dalam hati. Untuk meredakan rasa khawatirnya, tak kurang akal, Luana memegang kedua tangan Kyle dengan ekspresi penuh sesal."Aku minta maaf, oke?" pintanya. "Maafkan aku, Kyle. Maaf, ya?" ulang Luana, mencium bibirnya lagi.Sayangnya, Kyle masih belum bereaksi. Membuat Luana menjadi semakin cemas. "Hei, Sayangku, aku minta maaf, aku nyesel, aku minta maaf."Luana dengan gelisah mengatakan hal itu, bahkan memanggilnya sayang.Kyle masih tidak menjawab, tapi sebagai gantinya, dia meremas genggaman Luana. "Lun, lo serius?"Kyle bertanya dengan
Luana hanya bisa mendesah dengan frustrasi, menatap lelah remaja tampan yang sifatnya seperti iblis ini."Enggak, Kyle, kamu salah. Aku cuma mau memesan taksi online karena harus segera pulang ke asrama. Serius aku ikut senang kamu akhirnya siuman, aku senang banget sungguh, tapi mau nggak mau harus pulang sekarang karena besok.... ""Alah, alesan. Bilang aja elo nggak mau Venus semakin khawatir di sana, 'kan? Lo bilang harus pulang ke asrama, tapi sebenarnya lo mau pulang ke rumah dan ketemu lalu ngehibur dia, 'kan?"Kyle mengatakan hal itu seraya mengacak rambutnya, menatapku kesal."Di mata lo, gue ini apa, sih, Lun? Apa, Luana???"Dia lalu berteriak, membuat Luana mendesah frustasi. Luana sadar, mode gila Kyle kini kembali aktif.Sia-sia saja rasanya semua sentuhan bibir dan aktingnya barusan.Luana mengumpat dalam hati. "Bisa nggak sih nggak mikir Venus, lo kemarin nangisin dia sampe malem, kenapa sekarang malah giniin gue? Lo pikir gue juga nggak butuh dihibur? Nggak butuh ba
Tangan Luana terkepal karena hasrat ingin menampar remaja berengsek yang tengah memeluknya itu dan menyingkirkannya dari badannya dengan segera, tapi ketika melihat ekspresi haru di wajah ibu Kyle, seketika itu kepalannya mengendur.Luana tahu, jika melakukan apa yang sedang ia pikirkan saat ini, bisa-bisa nasibnya akan berakhir dikirim ke penjara bawah tanah kalau sampai berani memukul anak ini di depan ibunya.Luana tak mau hal itu terjadi, ia sangat takut gelap.Akhirnya, hanya desahan penuh keputus asaan yang tersisa dari Luana sekarang.Sementara itu, Kyle menarik napas panjang dan mengembuskannya, terlihat jelas dia yang sangat menikmati ketika memeluk sang gadis, Luana bahkanbisa mendengar dengan jelas jantungnya yang berdegup kencang dan napasnya yang teratur.Kyle saat ini tampak tenang, damai dan bahagia."Gue kangen aroma parfum lo yang ini, bukan yang kembaran sama Venus dan berbau cool water itu, gue kangen sama aroma parfum elo yang bau buah-buahan ini, Lun," bisik Kyle
Luana bingung. Bagaimana bisa Kyle mengatakan bahwa malam itu Luana terlihat cantik? Apakah dia serius?Saat Luana tengah menatap Kyle dengan curiga, Kyle melepas pelukan dan mendudukkan gadis itu di sampingnya sambil terus bercerita kepada mami-nya bagaimana hubungan mereka. Dalam sudut pandangnya, semua ciuman yang Luana berikan padanya atas nama penyembuhan, terlihat sangat manis dan menggairahkan.Itu sangat membingungkan Luana, tentu saja. Karena setahu dirinya, selama ini mereka hanya terikat hubungan kontrak. Nyonya Glory sepertinya tak tahu tentang masalah kutukan yang menimpa anaknya, sehingga terlihat percaya penuh dengan semua cerita Kyle. Pandangan penuh rasa terimakasih yang dia layangkan pada Luana, membuat hati gadis itu terasa berat. Luana heran kenapa ibunya tidak tahu? Apakah ada alasan khusus kenapa tuan Ivander bahkan Kyle sendiri, menyembunyikan masalah kutukan ini dari ibunya?Hal itu membuat Luana memandang ibu Kyle yang tampak cantik dan lemah, menebak ala
"Aduh, aduh, Luana!! Sakit!"Kyle berteriak saat Luana mencubit mulutnya lagi, dia meraih tangan gadis itu dan mengunci tubuh Luana dalam pelukannya, sehingga Luana pun tidak bisa mencubit mulutnya lagi."Sakit, Luanaaaa."Kyle kini berkata dengan suara manja, menggosokkan wajahnya di leher Luana. "Ish, lepas deh, Kyle," protes Luana, mencoba mendorong dadanya menjauh.Luana bermaksud memukulnya lagi mumpung tidak ada ibunya, tapi deheman Karios yang berdiri tak jauh dari mereka di dekat pintu, segera menyadarkan Luana bahwa anak ini tidak pernah dibiarkan sendiri, sehingga Luana pun tidak bisa berbuat seenaknya padanya.Kyke tersenyum menang meski memundurkan badan untuk menghindari Luana, lalu mengolok dengan menjulurkan lidah dan berekspresi imut seraya tertawa renyah."Wleeee!""Huuhh! Ngeselin banget kamu ini tau nggak, Kyleee!"Luana berseru sambil membuang muka dan Kyle pun tertawa terbahak-bahak.Suara tawanya yang renyah membuat Luana terpesona sesaat sehingga langsung memb
"Mam, bisakah keluar sebentar?"Kyle dengan begitu pintarnya lagi-lagi memotong ucapan Luana, sangat pintar sehingga membuat gadis itu gagal mengucapkan kebenaran ke ibunya.Wajah innocent Kyle sepertinya benar-benar mampu meluluhkan siapa pun, terutama ibunya, sehingga sang ibu menatap dengan ekspresi lunak. "Ehmmm, Luana emang bener nggak selingkuhin aku, kok, Mam. Ini cuma kesalah pahaman kecil, dan aku baru sadar setelah membaca semua pesan di ponselnya, jadi biar aku bicara padanya, ya?"Kyle kembali melayangkan serangan innocent mematikan pada ibunya, beberapa detik kemudian mereka seperti saling bicara dalam diam.Ibu Kyle tampak berdehem satu kali sebelum kemudian mengajak ajudannya keluar, dia melayangkan pandangan penuh arti kepada Kyle dan dibalas anggukan oleh anaknya disertai tawa kecil.Luana tak tahu bagaimana, tapi sepertinya nyonya cantik itu sudah tak menganggap Luana tukang selingkuh lagi. Dia terlihat sangat percaya pada putranya.Baguslah.Wanita itu mengatakan s
Luana yang merasa begitu sayang karena merusak tatanan rambut Kyle, menata lagi rambt remaja itu dengan putus asa saat usahanya membuat Kyle jadi jelek gagal total."Gue 'kan selalu bilang ke lo, kalo lo itu cuma milik gue, kalo gue juga bisa kayak Venus, tapi selama ini lo selalu nolak gue. Nah, kalo udah terlanjur kayak sekarang, gimana lo nganggep gue? Apa masih belum bisa ngasih kesempatan?"Kyle mengatakan hal itu sambil memandang ke arah Luana. Tangan Luana yang sedang menata rambut Kyle seketika terhenti, tercenung menatap remaja bak putri salju di depannya itu. Meski wajah ini sangat tampan, bahkan mungkin lebih tampan dari Venus, tapi yang ia rasakan pada Kyle sangat berbeda, mungkin hanya sebatas kagum dengan ketampanan yang seperti para selebritis, seperti itulah. Luana diam diam mendesah. Haaaah. Kenapa juga kykey setampan ini, orang tuanya makan apa sih saat hamil dia? Tapi melihat ibu Kyle yang sangat cantik, tidak heran rasanya jika putranya bisa setampan ini."Apa
"Apa kamu bilang? Terpesona? Aku, ke kamu?"Luana bertanya dengan ekspresi tak percaya seraya memandang Kyle sambil tertawa sekeras-kerasnya.Luana sadar sekarang perasaan apa yang terus terasa setiap dekat dia, boro-boro berdebar karena jatuh cinta, yang ada berdebar saking marahnya dengan semua ulahnya!'Awas saja, sampai mati aku tidak akan pernah mengakui ketampananmu di depanmu, Kyle!' teriak Luana dalam hati. "Halah, ngaku aja, Lun. Pandangan mata tuh nggak bisa bo'ong kali," jawab Kyle, seraya menyedekapkan tangannya di dada dengan ekspresi sombong."Hmmph, nggak!" tegas Luana, seraya membuang muka."Beneran enggak?"Kyle kini mencondongkan tubuh bagian depannya ke arah Luana dan menyeringai nakal.Wajahnya yang tampan dipadu dengan smirk nya yang begitu menawan, membuat muka Luana seketika memerah karena malu sekaligus tersihir dengan ketampanan yang Kyle punya."Emmm, gimana ya, meski aku kamu ngerasa aku suka wajah kamu, tapi di hatiku cuma ada kak Venus, tuh."Akhirnya, Lu
Setelah diam beberapa saat, dengan suara berat Kyle menjawab. "Sebenarnya itu juga hal yang terus mengganggu pikiranku beberapa hari ini, Rion. Masalah tentang jika suatu hari Luana ingin mengandung buah cinta kami berdua." "Astaga, lalu apakah Anda sudah menemukan jalan keluar, Tuan?" Dengan sangat berat hati, Kyle menggeleng. "Enggak. Ehm, untuk saat ini belum. Aku sama sekali nggak menemukan jalan keluar atas masalah itu." Kyle berkata seraya mengusap wajahnya dengan gerakan kasar menandakan betapa putus asanya dirinya. Pria itu sama sekali tidak masalah jika tak bisa memiliki keturunan untuk menjaga Luana dari kematian, tapi bagaimana dengan Luana? Gadis itu mungkin saja memiliki pemikiran berbeda. Itulah yang dikhawatirkan oleh Kyle. "Jadi ... apakah Anda akan menyerah untuk menikah dengannya? Karena jika menikah maka masalah itu pasti ..." "Aku tetap nggak akan menyerah untuk menjadikan dirinya istriku. Tapi tentang masalah mengandung bayiku setelah kami menikah ters
"Ah, Tuan."Tiba-tiba Rion teringat kembali tentang percakapannya dengan ayah Kyle tadi pagi tentang cinta Kyle kepada Luana sehingga ingin bertanya sedikit kepada bos-nya tersebut."Menurut Anda, apakah jika kalian sudah menikah besok, Anda akan membiarkan Luana meninggal demi melahirkan buah hati Anda?"Pertanyaan ringan dari Rion tersebut serta merta membuat Kyle menutup dengan keras map yang sedang dibacanya dan menghadiahi Rion tatapan tajam."Apa maksudmu?"Kyle bertanya dengan suara dingin yang membuat Rion seketika gelagapan karena tak menyangka kalau Kyle akan bereaksi seperti itu.Dia buru-buru menggeser kursi di depan meja Kyle dan duduk dengan ekspresi pucat."Tolong jangan tersinggung atas ucapan saya, Tuan. Saya hanya tiba-tiba teringat akan ibu Anda melihat kemesraan Anda dan Luana tadi. Saya berpikir ... mungkin ayah dan ibu Anda dulu juga semesra ini hubungannya, sebelum akhirnya ibu Anda meninggal dunia," ralat Rion buru-buru.Rion menyembunyikan maksud sebenarnya da
Rion ingin berkata bahwa cinta Kyle kepada Luana tidaklah sedangkal itu, dia bahkan rela menghancurkan dunia demi bisa bersama dengan Luana. Rion yakin jika usaha ayah Kyle ini akan sia-sia saja bahkan jika yang datang itu Leanna yang merupakan teman masa kecil Kyle. Namun, Rion tidak bisa menjamin jika Luana lagi-lagi tahu bahwa Kyle kembali dijodohkan saat dia dalam posisi yang 'katanya' diuji sebagai menantu baik, apakah gadis itu akan bertahan?Dia bisa merasakan bagaimana putus adanya Luana jika tahu hal ini, karena itu Rion bertekad untuk menyembunyikan kabar berita ini sampai Luana selesai melakukan misinya.Rion mengepalkan tangan dan benar-benar bertekad untuk menutup sumber berita apa pun tentang hal ini dari Luana, sehingga dia bisa bekerja dengan tenang."Aku tahu mungkin kamu memandang aku sebagai orangtua egois, tapi aku benar-benar tidak ingin Kyle di masa depan akan menjadi pria menyedihkan seperti aku, karena itu aku melakukan semua ini."Rion berusaha membujuk ayah
Pagi hari di kantor. "Selamat pagi, Tuan." Luana segera berdiri dari tempat duduknya dan menyapa Kyle yang baru saja dari luar bersama dengan Rion di belakangnya. Kyle berhenti berjalan menuju ruangannya dan menoleh kepada Luana yang sedang berdiri di balik meja kerja. Pria itu berjalan mendekat dan melayangkan kecupan lembut di pipi sang gadis yang membuat Rion terperanjat kaget, sedang Kyle sendiri tersenyum penuh kasih kepada gadis mungil itu. "Maaf morning kiss-nya telat," ucapnya lembut, yang dibalas Luana dengan gelengan. "Tidak apa, saya tahu Anda sibuk." Kyle menaruh tangannya di pipi Luana dan membelai penuh kasih sayang dengan sorot mata penuh minta maaf. "Sudah makan?" "Sudah." Semenjak Luana menginap di tempat tinggal Kyle selama seminggu, Kyle memang membuat peraturan bahwa harus ada morning kiss sebelum keduanya sama-sama berangkat bekerja. Namun, karena hari ini dia sudah harus berangkat bekerja sejak pukul enam pagi maka morning kiss tersebut pun telat d
Luana menyingkirkan tangan Kyle dari pundaknya dan menarik napas panjang sambil memejamkan mata. Ini seperti disuruh memilih antara mati di tangan para hantu demi menikah dengan orang yang dicintai atau hidup dengan melepaskan satu-satunya pria yang sangat dicintainya tersebut. "Mau bagaimana lagi, Lun? Aku jugannggak punya kuasa untuk menolaknperintah ayah. Aku ingin membuktikan pada ayah kalau wanita pilihanku ini benar-benar bisa diharapkan. Kamu bisa membantu aku,'kan, Lun?" "Terima kasih atas kepercayaanmu padaku yang begitu besar ini, Kyle. Meski aku .. aku merasa nggak yakin kalau bisa mengatasi semua ini," tukas Luana dengan lemas lunglai. "Kamu pasti bisa, Lun. Kamu selalu bisa menghadapi kesulitan apa pun, jadi kali ini pun aku yakin kamu pasti bisa menyingkirkan rumor tersebut." Melihat keyakinan di mata Kyle, tiba-tiba Luana teringat akan sesuatu. "Aaah, sebentar. Kenapa nggak kamu buktikan sendiri apakah tempat itunberhantu atau enggak? Bukankah kamu berteman dengan
"K-kamu serius? Berhantu?" Luana bahkan tidak tahu sekarang harus berekspresi bagaimana, dia sudah sangat terkejut ketika diberi tahu bahwa akan dipindah kerja karena ayah Kyle yang tak ingin melihat calon menantunya dirumorkan sebagai wanita penggoda. Lalu sekarang, tempat kerja barunya adalah.. hotel berhantu? Ingin sekali rasanya Luana berteriak melontarkan pertanyaan kepada pemilik utama Zeus grup tersebut seperti ini: "Are you kidding me?" Luana bertanya, hanya bisa tertawa sumbang sambil menyugar rambutnya. Sepertinya, sepertinya ini hanya alasan Tuan Besar itu untuk mengusir Luana jauh-jauh dari sisi Kyle, putranya, bukan karena ingin memberi tantangan padanya untuk membuktikan kualitas yang dia miliki. Dia memandang pria yang terasa semakin sulit digapai tersebut dengan sorot putus asa dan bahu lunglai. "Apakah kamu serius saat mengatakan hal itu, Kyle? Serius, apakah hotel itu benar-benar dirumorkan berhantu?" Kyle mengangguk pelan seakan itu bukanlah sebuah masalah
"Kamu ingat nggak, Lun, waktu dulu aku pernah bilang kalau dijodohkan oleh ayah dan para petinggi perusahaan?" "Ah, aku ingat, dan aku baru tahu hari ini kalo gadis itu adalah Jasmine. Hm, kalo pilihan ayahmu adalah gadis seperti Jasmine, dia pasti nggak akan mudah menerima diriku, ya, 'kan Seperti orang tua Rexy." Gadis itu tiba-tiba menunduk, entah kenapa dadanya tiba-tiba terasa sangat sakit hanya karena membayangkan bahwa ayah Kyle ternyata sama dengan ayah Rexy, mantan pacarnya. Melihat Luana yang tiba-tiba bersedih, buru-buru Kyle menjelaskan. "Nggak, bukan gitu, Luana. Ayahku nggak kayak orang tua si berengsek ituyang melihat orang lewat strata sosial. Dia nggak peduli latar belakangmu kayak apa, Luana. Percayalah padaku. Tapi dia sangat peduli dengan image perusahaan dan image-ku." Jawaban dari Kyle sama sekali tidak membuat Luana lega. "lya, lalu? Apakah itu artinya kita ... kita nggak bakal bisa menikah, Kyle?" tanya Luana pesimis. Kyle segera meraih pipi gadis itu da
Kyle tersenyum lebar sambil berbaring miring dengan satu tangan sebagai bantal sedang tangan yang lain membelai pipi Luana. "Terima kasih banyak, ya, Lun." Senyum pria itu begitu cerah dengan.mata berbinar-binar, wajahnya segar seperti orang yang baru saja mendapatkan jackpot. Luana balas menggenggam tangan Kyle yang berada di pipinya dan mengangguk sambil tersenyum manis. "Sama-sama." Memang seperti tidak masuk di akal,.tapi apa yang dikatakan oleh Kyle benar. Luana adalah obat yang amat sangat manjur untuk dirinya secara harfiah. Setelah Kyle seperti biasa meminta Luana untuk 'membantunya' dengan segala sentuhan dan keindahan tubuh sang gadis agar cairan kental milik Kyle bisa keluar, perlahan-lahan luka di tubuh Kyle pun membaik. Bahkan bibirnya yang tadi sedikit lebam kebiruan kini terlihat baik-baik saja. Hanya tersisa sedikit warna merah di ujung bibir pria tersebut. Luana mengulurkan tangan dan mengelus rambut Kyle dengan penuh kasih sayang. "Aku senang lihat kamu sem
"Jadi bagaimana? Apakah aku salah?" tanya Luana dengan gelisah. Kyle mengusap lembut pipi gadis itu untuk menghilangkan kekhawatiran di matanya sebelum kemudian menarik napas panjang. "Kamu nggak salah. Yang salah itu Jasmine," jawab Kyle. "Astaga, Jasmine benar-benar keterlaluan! Bisa-bisanya Jasmine mengarang hal seperti itu, dia benar-benar harus dienyahkan," geram Kyle dengan kesal. "Apa yang dia katakan benar-benar nggak masuk akal, bayi monster yang memakan daging manusia? Kenapa nggak sekalian memakan beruang atau serigala?" Pria itu menyugar rambutnya dan tertawa hambar dan berakhir dengan senyum pahit saat lagi-lagi tahu bahwa Jasmine yang tadi siang dia beri ampunan ternyata telah menyebar berita buruk seperti ini tentangnya. Gadis itu benar-benar sampah! Kyle harus mencari kesempatan untuk melenyapkan dirinya diam-diam, agar tidak terus mengganggu kehidupannya seperti sekarang. "J-jadi semua yang dikatakan Jasmine utu salah?" Ragu-ragu Luana memberanikan diri unt