Share

TMK (Bab 10)

Empat hari telah berlalu sejak operasi mas Ihsan dilakukan. Meskipun respons tubuhnya cukup baik, kenyataannya dia belum juga sadar sampai saat ini.

"Mas, aku pergi kerja dulu ya. Mungkin sebentar lagi ibu akan datang kemari untuk menunggumu di sini," ucapku seraya mengecup gening mas Ihsan.

Ya, aku memutuskan untuk tetap bekerja untuk menyambung hidup kami di kemudian hari.

Setiap hari aku bekerja di rumah Bu Ambar dan Pak Wira. Anehnya, selama empat hari itu, Bisma sama sekali tak terlihat di rumah. Aku bersyukur atas ketidakberadaan Bisma, memberikan sedikit kedamaian dalam hidupku yang penuh tekanan ini.

"Run, buatkan teh hangat untuk kami ya," pekik bu Ambar dari ruang tengah.

"Inggih, Bu."

Segera aku buatkan teh hangat untuk kedua majikanku itu. Kebetulan sore ini cuaca mendung, dengan suhu udara yang cukup dingin.

"Gimana kabar Bisma di Singapura?" tanya Pak Wira.

"Gitulah. Sibuk dengan kegiatannya," jawab Bu Ambar.

'Jadi, laki-laki urakan itu ada di Singapura. Pantesan 4 hari i
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status