Share

bab 37

Penulis: Kay
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-05 10:57:20

Sudah beberapa hari ini Violeta keliling dan mengikuti seleksi karyawan. Dan semua menolaknya. Vio sampai heran sendiri.

"Kenapa dengan mereka?"gumamnya jengkel sampai ke umbun-umbun.

"Butuh karyawan, tapi datang karyawan terbaik bisa bisa nya ditolak." gerutunya narsis.

"Baiklah. Aku tidak mungkin kembali ke perusahaan Nino. Juga tidak mau ke Z2x grup..." vio menatap gedung didepannya yang menjulang tinggi.

"Aku juga tidak akan kemari." gumamnya datar melihat plat perusahaan Alexander grup yang mana disana juga sedang mencari engenering.

"Mana sudi aku bekerja dibawah Felix, manna masih harus berhadapan dengan Rena. Haaaahh... tidak sudi."gumamnya lagi, sambil terus melajukan kendaraannya ke tujuan lain.

Vio menghentikan mobilnya di sebuah gedung yang dia lihat melalui laman web. Bukan gedung yang besar apalagi megah. Hanya sebuah pabrik kecil.

Vio menghela nafasnya.

"Disini sepertinya cocok." ucap Vio dengan s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terpaksa Menikahi   bab 38

    "Kenapa Fang langsung pergi? Kenapa dia tidak ikut?" Vio heran, tak biasanya Fang dan para ekor Bastian tak ikut berhenti."Ekormu juga...""Ituu.... Mereka sudah ada tugas yang lain." ucap Bastian menggaruk kepala yang tidak gatal mencari alasan."Haaa.... kupikir tugasnya hanya menyertaimu." gumam Vio kecewa.Memang! Tapi aku tak mau mereka ikut menyertai kita makan berdua. Mengacau saja. Batin Bastian."Ya sudahlah. Ayo kita masuk."Vio menarik lengan Bastian agar memasuki resto Banyu biru. Sampai didalam, Vio membawa Bastian ke meja yang sudah Vio pesan. Beberapa meja di satukan menjadi panjang dan sudah ditata berbagai jenis makanan.Vio menarik kursi untuk Bastian duduk. Pria itu menatapnya,"Tunggu! Bukankah seharusnya aku yang menarik kursi untukmu?""Hhaaa? Sudah lah itu tidak penting." acuh Vio menarik kursi untuknya sendiri dan bersiap duduk."Tidak! Pria harus menarik kursi untuk wanitanya."B

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-06
  • Terpaksa Menikahi   bab 39

    Vio tertegun melihat siapa yang keluar."Nino!""Bahaya tau nggak?" sentak Vio begitu keduanya bertemu."Kamu ke mana aja Vio?"tanya Nino menarik tangan Vio."Aku nyari kamu ke mana-mana. nomormu juga tidak aktif. Aku khawatir tau nggak."Vio tersentak."Kenapa kamu khawatir. Kita atasan dan bawahan, apalagi aku sudah keluar dari perusahaan mu. Jadi ku pikirr...""Kita berteman kan?"Vio terdiam."Kita berteman kan? Atau hanya aku aja yang nganggap kamu teman?" cerca Nino dengan wajah sayu.Vio menyentuh keningnya. Pening juga, Nino berhasil membuat hati Vio tak enak."Yaaa, tapi apa yang kamu lakuin ini salah. Bisa membuat kecelakaan," ucap Vio masih agak kesal walau dia merasa tak enak juga pada Nino."Sembarangan memotong jalan , jika aku tidak sigap mengerem. Sudah pasti terjadi tabrakan. Kita berdua celaka. Apa teman akan mencelakai temannya sendiri, heeemmm?"Nino merasa bersalah juga."Maaf.""Aku sudah memanggilmu tadi. Tapi kamu nggak dengar," lanjut Nino lirih."Baiklah." Vio

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-13
  • Terpaksa Menikahi   bab 40

    Pagi itu Vio bangun agak telat. Segera Dia ke kamar mandi untuk menggosok gigi. Di depan wastafel sudah ada Bastian yang sedang mencukur bulu halus di wajahnya. Vio asal menerobos saja, berdiri di depan Bastian, dan mulai menggosok gigi nya.Melalui kaca netra keduanya bertemu. Vio nyengir, sedang Bastian tersenyum tipis. Entah kenapa jadi terasa canggung. Vio mempercepat menggosok gigi, berkumur dan sedikit membungkuk membuang kumuran.Terdengar samar suara Bastian bersenandung. Vio menggeser tubuhnya ke kanan. Tangan kanan Bastian sudah menguncinya di meja wastafel. Sedang tangan kirinya masih mencukur.Vio beralih menggeser tubuhnya ke kiri. Kini giliran tubuh Bastian yang menekuk.Ini tidak benar! Kenapa dia seperti sengaja mengunci tubuhku disini? batin Vio jengkel, dia sedang buru-buru tapi Bastian seolah sedang menggodanya.Vio mencoba menggerakkan tubuhnya. Namun, tubuh Bastian semakin memepetnya. Vio kesal, jengkel dan geram memb

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-14
  • Terpaksa Menikahi   bab 41

    "ini!""Ini""Dan Ini!""Semua dicoba."Bastian menunjuk beberapa baju di sebuah butik ternama. Di belakangnya seorang karyawan dengan sigap mengambil gaun-gaun yang Bastian mau.Vio yang melihat kelakuan Bastian hanya menggelengkan kepala sambil berdecak."Ck.. ck... ck.. Macam sultan.""Aku memang sultan. Cepat ganti!" perintah Bastian narsis, duduk di kursi tunggu."Mari Nyonya.." sang karyawan mempersilahkan."Baik," ucap Vio mengikuti."Apakah aku benar-benar harus mencoba semuanya?" tanya Vio melirik baju-baju yang di bawa beberapa karyawan butik itu. Di ruang ganti."Tidak kok, Anda hanya perlu coba yang ini." ucap pemilik butik mengambil satu gaun ."Aaaa...."Vio mengambil gaun berwarna peach itu. lalu mencobanya. Vio menatap pantulan diri di cermin. Gadis itu menggigit bibirnya,"Anda cantik sekali Nyonya,"puji sang pemilik butik itu."Baju ini sanga

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-15
  • Terpaksa Menikahi   bab 42

    Dalam perjalanan pulang Vio duduk termenung di dalam mobil disisi suaminya."Aku memang bukan apa-apa tanpa nya. Melihat bagaimana mereka menjilat membuat aku sadar. Lucu sekali. Bagaimana bisa hidupku seperti ini. Entah bagaimana nantinya jika dia meninggalkanku. Saat ini aku sudah berhutang banyak padanya," pikir Vio menyenderkan kepalanya di dada Bastian.Bastian menoleh, merasa Vio bersandar padanya, senyumnya mengembang. Diusapnya kepala Vio dan mengecup pelan punca kepalanya. Vio mengangkat wajahnya untuk melihat wajah Bastian.Pria itu tersenyum dan mendekatkan wajahnya. mencium bibir milik Vio. Vio menyambutnya. Menyesap pelan bibir Bastian. Fang yang duduk di depan melirik kecil dan menutup pembatasnya. Memberi tuan dan nyonya-nya privasi.Sesampainya di vila, Fang kembali melirik ke belakang. Walau tak terlihat, Sepertinya dia tau apa yang terjadi di belakang sana.'Baiklah. Jalan lagi saja. goncangannya sampai di sini. Jika tib

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-16
  • Terpaksa Menikahi   bab 43

    "Aauuu...""Aaauuuu...""Sakit vi.. Bisa pelan sedikit tidak?"rengek Nino.Vio yang merasa bersalah pada Nino karena suaminya sudah membuatnya babak belur begini. Mau tak mau ikut Nino pulang dan merawat luka-luka Nino."Bagaimana kalian bisa bertengkar?"tanya vio yang masih merawat wajah Nino yang luka."Aku tidak tau. Dia tiba-tiba menggebrak lalu memukuliku," jawab Nino berbohong.Vio terdiam. Mengingat perangai Bastian yang marah tiap melihatnya dekat dengan seseorang membuatnya percaya pada Nino."Tapi, dia tak pernah memukul orang selama ini. Apakah ada pemicu lain, atau karena aku selalu menenangkannya, jadi aku tak tau sifat asli Bastian?" batin Vio bermonolog."Sudah,"ucap Vio menutup kotak p3k setelah menyelesaikan merawat luka Nino."Aku pulang dulu," Vio beranjak dari duduknya, mata Nino mengikuti wajah Vio yang bergerak naik.Tangan Nino terulur menahan lengan Vio. Vio menatap tang

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-17
  • Terpaksa Menikahi   bab 44

    Bastian mondar mandir di depan gerbang vilanya."Kenapa dia tidak kembali? Ini sudah satu jam." Kesal Bastian menendang kerikil di depannya.Bastian marah, sangat marah, bagaimana bisa istrinya justru memilih pergi dengan lelaki lain dan meninggalkannya seperti ini."Baiklah! Aku tidak akan menunggu lagi. Tidak usah pulang kalau begitu!"Bastian masuk ke dalam vila nya, mencoba meredam hawa panas di hatinya. Bastian akhirnya memilih berendam saja. Selama berendam pikiran Bastian tak lepas dari istrinya. Entah kenapa otak nya selalu berfikiran buruk, Saat dia berendam, membayangkan Vio juga sedang berendam dengan Nino. Bastian memukul air di depannya saking kesalnya. Setelah berendam selama satu jam. Bastian keluar dari kamar mandi. Melihat ponselnya. Tak ada pesan ataupun telpon dari Vio."SIAALLL!" umpatnya menendang ranjang, Namun justru betisnya yang terpentok. Bastian memegangi betisnya yang sakit."Aduh!! Aduh! adu

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-18
  • Terpaksa Menikahi   bab 45

    Bastian tengah berbaring tengkurap, dengan tubuh bagian atas yang terlihat terbuka, membiarkan kulit indahnya terbuka merasakan dingin yang mulai mencair oleh hangatnya kamar itu."Eennaaakk... Sekali...." ucap Bastian merem melek."Sudah! Aku lelah!" pinta Vio dengan keringat yang bercucuran di wajahnya."Em... emm... eemmm... Aku belum puas!" tolak Bastian dengan wajah menang."Uuuuggghhh....." Vio kembali melanjutkan memijit Bastian.Sudah hampir dua jam pria itu minta di pijit dan di urut. Tentu saja tangan Vio pegal setengah mati. Mungkin malah sudah mati rasa. Padahal Vio pikir waktu Bastian meminta melayaninya, untuk hal lain, Ehem.. Ehemm.."Ternyata memijit pun termasuk dalam kategori melayani" batin Vio."Aku menyerah! Aku sudah tak kuat!" rintih Vio menjatuhkan tubuhnya di samping Bastian dengan terlentang. Bastian menoleh melihatnya"Haaaaaahhh.... Tanganku sudah kebas.""Vio! Aku

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-19

Bab terbaru

  • Terpaksa Menikahi   bab 77

    Setelah Vio sadar, beberapa saat kemudian, bayi-bayi vio dibawa keruangan an vip. sang dokter juga mengarahkan bagaimana cara menyusui bayi kembar juga berlatih duduk dan bergerak pasca oprasi caesar."Sayang! Lihat! Doble J lucu sekali." Ucap Vio sambil menyusui keduanya.Bastian menelan ludahnya. Didalam ruangan itu hanya ada Bastian dan Vio dan satu dokter wanita satu perawat wanita. Tentu saja Fang dan laki laki tak di ijinkan melihat Vio menyusui. Mau mati apa mereka?Setelah beberapa hari dirumah sakit, Vio pun di ijinkan pulang. Di vila pribadi Bastian, mobil yang membawa Vio dan dan doble J berhenti dihalaman. Bastian dengan sigap memapah istrinya. menuntun wanita itu untuk masuk kediamannya.Didepan pintu, keluarga kecil itu disambut oleh bibi Ana dan para pelayan. Vio tersenyum haru. Mungkin, inilah keluarga yang selama ini dia impikan. Yang tidak dia dapatkan dari keluarga Tan.Vio mwnatap satu persatu wajah-wajah yang menyambu

  • Terpaksa Menikahi   bab 76

    "Bagaimana dokter?" Bastian sangat tak sabar dan cemas.Sang dokter tersenyum maklum."Semuanya selamat dan berjalan dengan lancar. Selama beberapa jam kedepan pasien akan ditempatkan diruang isolasi dulu. Mohon bersabar."Bastian bernafas lega, tubuhnya lemas dan merosot kebawah, seolah dia sudah tak punya tulang lagi."Ba-bagaimana dengan bayi nya?""Sangat sehat dan sempurna. Sementara kami akan menempatkannya di ruang khusus. Anda bisa melihatnya nanti.""Fang! Apa yang harus aku lakukan? Aku sangat bahagia, juga bersyukur.""Lakukan seperti biasanya tuan. Saya bisa menyiapkan segalanya."Fang ikut berjongkok disamping tuannya yang terduduk lemas dilantai."Tapi aku, seperti tak bertulang.""Apa anda mau saya menggantikannya untuk anda tuan?"Bastian tersentak menatap Fang."kau mau?""Tidak!" jawab Fang yakin dengan gelengan kepala mantap."Sialan kau!""

  • Terpaksa Menikahi   bab 75

    Davi meniup luka di wajah Jil. Dia mengobati bekas pukulan Andi. Davi menatap pria yang terus memperhatikannya itu."Kenapa?" tanya Davi masih mengolesi luka di wajah Jil."Seorang dokter tidak boleh terlihat memiliki memar seperti ini." ucap Davi lagi."Aku sangat bersyukur pria itu memukulku sampai seperti ini."Davi menghentikan pergerakan tangannya,"Dengan begitu aku bisa sedekat ini denganmu."Davi terkekeh kecil."Jangan menggombal." cibir Davi masih terkekeh."Harusnya kau yang menghajar dia. bukan bersikap sok gagah seperti tadi, tapi justru kena pukul lebih banyak." Ejek Davi dengan senyum geli."Sudah kubilang aku ini dokter. Mana boleh dokter menambah jumlah pasien rumah sakit dengan tangannya yang berharga ini."Davi tergelak."Jangan kau samakan dokter dengan ganster macam duo macan FB."Davi terdiam sejenak mendengar duo macan FB."Siapa duo macan FB?""

  • Terpaksa Menikahi   bab 74

    Fang berjalan dalam gang sempit di sekitar kosan Davi. Pria itu mengenakan jaket dan sepatu boot kulit. Fang berhenti tepat di ujung gang, di mana dari sana dia dapat melihat kosan Davi dengan lebih penuh dan leluasa.Fang menggigit batang rokok di mulutnya, menyalakan memantik dan menyulut rokok. Api telah padam. Bara tembakau dari rokok menyala-nyala oleh kuatnya isapan dari mulut Fang. Dia menjepit batang rokok dengan jarinya, dan menyemburkan asap ke udara.Mata elangnya tak lepas menatap bangunan tua itu dalam pekatnya malam.***Pagi yang cerah, menggantikan malam yang dingin dan gelap. Membawa hari baru yang lebih ceria, suara riang burung gereja yang hinggap di dahan pohon di samping Vila Bastian membangunkan Vio yang masih terlelap dalam pelukan hangat suaminya.Vio mengangkat lengan Bastian dari atas perutnya dengan hati-hati. Vio perlahan turun dari ranjangnya, berjinjit menuju kamar mandi, guna membersihkan diri.Pagi

  • Terpaksa Menikahi   bab 73

    Davi meremas-remas tangannya. Jantung gadis cantik itu berdetak lebih kencang dari biasanya. Dari wajahnya terlihat sekali dia sangat tegang.Jil melirik Davi dari ekor matanya. Sementara dia masih menyetir."Kenapa?""Bagaimana jika ayah dan ibumu menolak ku?" tanya Davi masih sangat gelisah.Jil tersenyum maklum."Mereka bukan orang yang kolot.""Tapi... Aku hanya gadis biasa. Aku bahkan tak punya orang tua...""Itu bukan masalah bagi mereka.""Tapii...""Percaya padaku, dan tegakkan dada mu. Heeemm?"Davi membuang nafasnya. Masih ada kekhawatiran di dirinya. Jil tersenyum gemas melihat Davi yang masih gelisah tak kunjung tenang. Pria itu menghentikan laju mobilnya dan menepi. Davi menatapnya dengan tatapan tanya."Sepertinya wanitaku ini masih butuh penyemangat dan energi positif."Jil mendekatkan wajahnya, mengecup ringan bibir ranum Davi. Gadis itupun membalasnya. Dengan

  • Terpaksa Menikahi   bab 72

    "Suamiku?"Vio, mengeratkan pelukannya pada tubuh Bastian.. Sehabis pertempuran malam itu."Apa Fang sungguhan tak punya pacar?"Bastian menghela nafasnya dengan sabar."Kenapa menanyakannya lagi?""Aku hanya ingin tau.""Kau menanyakannya berulang. Dan aku juga sudah menjawabnya sampai lelah.""Bagaimana kalau kita dekatkan Davi dan Fang?""Tidak usah.""Kenapa?" Vio memukul dada bidang suaminya itu dengan sedikit mengangkat tubuhnya menjauh dari suaminya."Fang tidak tertarik pada wanita."Bastian menarik kembali lengan Vio dan mendekapnya."Jangan terlalu jauh dariku. Aku bisa kangen.""Apa sih? Orang masih disini juga.""Tubuhku kanngen. Jika tidak menempel di kulit mu.""Iiiisshhh.." Vio mencubit perut Bastian."Auuu.. sakit sayang." Bastian mengusap perutnya."Oo iya, kapan USG lagi? Aku sangat ingin melihat doble J laki-laki

  • Terpaksa Menikahi   bab 71

    Pagi itu, daun- daun basah oleh embun, tetesannya jatuh dan membias tak tapak di tanah. Sinar kekuningan menghangatkan hawa sejuk dan menyibak kabut perlahan.Dalam ruang yang begitu rapi dan manly, netra Davi mengerjab, melihat sekeliling dengan pandangan yang sedikit berkabut, lalu terang oleh biasnya warna pagi itu.Davi merasa berada di tempat yang asing. Di manakah dia? Dia tak pernah berada di sana sebelumnya. Davi bangun terduduk dengan wajah bingungnya.Davi mencoba mengingat-ingat."Aahh,, benar! Aku bersama dokter Jil."Davi pun tersentak, sekilat ingatannya timbul, Dia sempat minum saat masih berada didalam pesta. Lalu dokter Jil mengantarnya, Mereka sempat terlibat percakapan kecil. Lalu tiba-tiba Dokter Jil menciumnya. Lalu berlanjut hingga akhirnya Dokter itu membawa Davi ke Apartemennya."Astaga!" Davi menutup mulutnya tak percaya. "Apa yang sudah kulakukan? Kami bahkan melakukannya lebih dari sekali."CEK

  • Terpaksa Menikahi   bab 70

    "Fang!""Iya Nyonya?""Duduklah."Fang melihat sekitar."Bastian sedang mandi. Biasanya lama."Dengan ragu duduk di sofa yang lain disisi sofa yang Vio duduki."Mmmm... Kau bisa menyelidiki apapun kan?" tanya Vio."Apa anda punya tugas untuk saya?""Mmm... Kau tau, Davi memiliki seorang pacar. Kalau tidak salah, namanya Andi. Tapi dia tidak terlihat sama sekali di pemakaman ibu Davi. Apa kau tau kenapa?""Aaahh, pria brengsek itu sudah putus dengan Nona Davi, nyonya.""Benarkah?" Vio tampak sangat terkejut"Heem.."Vio merasa menyayangkan karena Davi bahkan tidak bercerita padanya. Vii menghela nafasnya. Tak lama Bastian ikut bergabung."Ada apa?""Nyonya hanya menanyakan tentang nona Davi, tuan."Bastian manggut-manggut."Besok kita datangi keluarga Hendrawan.""Baiklah""Kenapa begitu lesu?""Sebenarnya aku sudah

  • Terpaksa Menikahi   bab 69

    "Nona Lyn." Jil mendekat dan berhenti tepat didepan Lyn. Tangan nya menengadah, Lyn meletakkan tangannya pada tangan Jin."Selamat ulang tahun." ucap Jil sambil mencium tangan Lyn.Tentu saja itu membuat Lyn tersipu malu. Sedangkan Andi jadi marah dan kesal. Di pisahkannya tangan keduanya segera. Lalu merangkul pinggang Lyn."Dia pacarku! Jangan sembarangan menyentuhnya."Jil tercengang, begitupun dengan orang-orang disekitarnya."Sayang sekali kau sudah punya pacar." oceh Jil lembut dengan memasang wajah sedih."Ya ampuunn... Tangkapan besar lepas demi ikan teri.""Sayang sekali ya, padahal Jil terlihat begitu berharap.""Aku tidak menyangka selera Lyn begitu rendah dengan memilih pria yang tak ada apa-apanya itu."Gumaman-gumaman teman Lyn sangat menggelitik telinga Andi. Tentu saja dia sangat kesal dengan ocehan teman-teman Lyn."Tidak!" Lyn segera melepaskan tangan Andi dari pingg

DMCA.com Protection Status