Share

2. Wasiat Ibu

Author: Kii_zaa
last update Last Updated: 2024-12-26 13:08:08

"Ibu," sahut Zaura, seraya mendekati ibunya yang masih terbaring lemah di brankar rumah sakit.

"Ibu lebih baik mati dari pada berjuang untuk hidup dari hasil yang haram! Apa yang kamu fikirkan Zaura? Kenapa kamu mengambil jalan pintas seperti itu nak? Itu Dosa!"

Zaura mengangguk, Isak tangisnya tak bisa di tahan lagi. Tapi Zaura juga tidak tahu, siapa yang memberi tahu ibunya jika dirinya hendak menjual kehormatannya demi menyelamatkan ibunya.

"Tapi Zaura tidak melakukannya Bu. Zaura berani bersumpah, maafin Zaura." Zaura hendak mencium punggung tangan ibunya, tapi Tika menepisnya, kekecewaannya sangat kentara terhadap putri satu satunya.

"Lantas jika tidak ada orang lain yang menghalangi niat kotormu itu, kamu akan tetap melakukannya kan?"

Zuara menunduk terdiam. Benar apa kata ibunya, andai saja Alandra tidak menghalangi rencananya tadi. Mungkin sesuatu yang paling berharga dalam diri Zaura sudah hilang.

"Bu."

"Ibu merasa menjadi orang tua yang gagal seandainya kamu melakukan dosa besar itu Zaura! Kamu tahu itu zina Zaura!" teriak Tidak, semakin mengungkapkan kemarahannya di depan Zaura.

"Meskipun ibu membesarkan kamu sendirian, tapi ibu berjuang mati-matian menjaga kehormatan anak ibu. Ibu tidak mau kecolongan! Tapi kenapa dengan mudahnya kamu ingin menjual kehormatan kamu sendiri Zaura," ujar Tika semakin frustasi, kekecewaannya terhadap putrinya semakin besar.

"Bu, maafkan Zaura Bu," Isak Zaura, seraya menunduk dalam tanpa berani melihat mata ibunya.

Sementara Tika menatap jauh ke depan, tanpa mau melirik anaknya yang masih terisak menangis.

"Sejak kecil, kamu selalu di juluki anak haram oleh orang lain. Dan ibu berusaha menjadi garda terdepan untuk anak ibu, jangan kamu rusak diri kamu sendiri dengan kelakuanmu sendiri Zaura!"

"Bu, Zaura seperti ini karena Zaura ingin ibu sembuh. Di dunia ini, hanya ibu yang Zaura punya. Zaura akan berusaha mendapatkan uang dengan cara apapun asalkan ibu sembuh," tukas Zaura, berusaha memberikan pengertian untuk ibunya.

"Lebih baik ibu mati, dari pada harus berjuang dari uang haram yang kamu hasilkan dengan cara berzina! Demi tuhan, ibu akan menyesalinya seumur hidup Zaura!" teriak Tika, semakin marah mendengar alasan Zaura yang membenarkan perbuatannya. Alasan putrinya tidak bisa di benarkan, bukan hanya kemarahan saja yang Tika rasakan. Melainkan, Tika merasa khawatir andai dirinya sudah tiada, Zaura akan melakukan hal yang lebih dari ini.

"Menikahlah Zaura!" perintahnya Tika tegas.

Dengan cepat Zaura menggelengkan kepalanya. Satu kata yang tidak ingin dia lakukan, yaitu menikah. Zaura tetap berdiri tegap pada prinsipnya, yaitu tidak akan pernah menikah dengan siapapun.

"T-tidak buk! Zaura mohon, jangan paksa Zaura untuk menikah. Karena hal itu tidak akan pernah Zaura lakukan seumur hidup!"

"Kamu memilih sesuatu yang haram dari pada yang halal Zaura!"

"B-bukan begitu maksud Zaura Bu. T-tapi." Zaura sungguh bingung, dengan apa dia mengatakan tentang prinsipnya pada ibunya.

"Apa? Kamu mau bilang tidak akan menikah seumur hidup? Kamu fikir ibu tidak tahu tentang rencana kamu?"

"Ibu merawat kamu dari bayi sampai sebesar ini. Dan ibu tahu apa yang kamu maksud, kamu memiliki prinsip bodoh untuk tidak menikah. Kamu merasa diri kamu tidak pantas menikah dengan seorang laki-laki?"

"Zaura! Singkirkan pemikiran kamu yang salah itu. Percaya sama ibu, kamu bukan gadis tanpa nasab seperti yang di bilang orang lain. Kamu memiliki seorang ayah, tapi ibu tidak bisa mengatakan dimana ayah kamu sekarang. Sekarang ibu minta, menikah saja ya nak. Karena andai ibu sudah tiada nanti, ibu sudah tenang karena kamu sudah ada yang menjaga!"

"Tidak ibu, Zaura gak mau!"

"Kalau begitu kamu mau ibu meninggal dengan keadaan tidak tenang?"

Zaura memegang lengan ibunya "Ibu pasti sehat, ibu pasti kuat. Ibu gak boleh ninggalin Zaura Bu, Zaura hanya punya ibu."

"Nak, ibu sayang sama kamu. Zaura harus tau, kemarahan ibu tadi itu karena ibu sayang sama kamu nak. Maafkan ibu yang tidak bisa melindungi kamu dari hinaan dan cacian orang lain, sampai kamu mempunyai fikiran untuk tidak mau menikah. Jangan seperti itu nak, ibu sedih kalau Zaura terus-terusan seperti ini," ujar Tika, seraya mendekap putrinya dengan penuh kasih sayang.

Zaura balas memeluk ibunya dengan erat, di dunia ini memang hanya Fika yang zuara punya. Karena sebagian saudara Zaura, mereka tidak pernah mau berteman dengan Zaura, karena Zaura di anggap sebagai gadis tak bernasab yang tidak memiliki seorang ayah.

Padahal, Tika sudah menjelaskan jika Zaura memiliki seorang ayah dan Zaura bukanlah anak haram. Namun, pandangan orang lain yang terlampau membenci hidup Tika dan Zaura tidak pernah percaya dengan ucapan Tika.

Karena hal itu tentu saja berimbas pada Zaura yang saat ini tidak pernah mau mendekatkan dirinya pada laki-laki karena Zaura menganggap dirinya adalah anak haram dan tidak pantas di cintai oleh laki-laki.

Tika membingkai wajah putrinya, seraya mengusap air mata dan merapikan anak rambut Zaura yang berantakan. Bukan tanpa alasan Tika ingin segera menikahkan anaknya, selain karena umurnya yang tidak lama lagi, suara sudah menginjak usia dua puluh lima tahun dan Tika ingin menyaksikan putrinya menikah dengan laki-laki pilihannya.

"Ibu ingin pergi dalam keadaan tenang. Zaura harus ikhlas seandainya ibu sudah tidak bisa di samping kamu lagi. Ibu hanya mau kamu ada yang menjaga dan melindungi setelah ibu tiasa nanti. Mau ya nak, turuti permintaan Ibu sekarang!"

Zaura mengangguk lemah, untuk saat ini Zaura hanya ingin melihat ibunya bahagia. Dan Zaura tidak mau menjadi penyebab ibunya lebih sakit dari sebelumnya.

"Ibu sudah pernah berjanji dengan sahabat ibu, Andai kamu sudah besar dan dewasa, ibu akan menikahkan kamu dengan putra dari sahabat ibu. Ibu yakin, dia laki-laki yang pantas untuk menjaga anak ibu."

Dalam diamnya hati Zaura bergetar, akankah dia harus menghancurkan prinsip yang selama ini dia jaga demi ibunya? 

"I-iya Bu."

"Ingat nak! Menikah itu adalah ibadah, ibadah terpanjang yang akan kamu jalani bersama suamimu kelak. Meskipun ibu membesarkan kamu tanpa seorang ayah, ibu selalu berdoa agar kamu tidak mengalami hal yang sama seperti ibu."

Alih alih menjawab, Zaura hanya terdiam, Zaura tidak bisa membayangkan jika dirinya menikah dengan seorang laki-laki. Zaura juga memikirkan bagaimana jika laki-laki itu tahu jika Zaura tidak memiliki seorang ayah.

Zaura keluar dari dalam ruangan inap ibunya untuk membeli beberapa makanan. Sejak pagi tadi, Zaura tidak memikirkan isi perutnya hingga sekarang gadis malang itu merasa perutnya melilit dan sakit.

Setelah melewati koridor rumah sakit, Zaura mendengar suara yang tak asing lagi di telinganya. Suara yang selalu membuat Zaura tidak percaya diri dengan keadaanya.

"Wah, ternyata si anak haram ini rela jadi pelacur demi pengobatan ibunya!"

Deg!

Related chapters

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   3. Perjodohan

    Bab 3Telinga Zaura panas mendengar perkataan yang di lontarkan oleh Naila, saudara sepupunya sendiri.Zaura mengepalkan tangannya, kemudian memutar tubuhnya menghadap Naila yang tersenyum culas. "Apa maksud kamu?""Maksud aku? Kamu jual diri kan? Demi pengobatan ibu kamu, emangnya aku gak tau kelakuan bejat kamu Zaura!""Dasar pelacur! Udah jadi anak haram, eh malah bikin dosa dengan menjual diri sama om om hidung belang. Yaa ampun, sesat banget hidup kamu Zaura!"Zaura menunjuk Naila dengan kesal, kekesalannya sudah tidak bisa dia tahan lagi. "Aku bukan pelacur seperti yang kamu katakan kak! Aku tidak menjual diri!" Belanya, berusaha menepis tuduhan Naila. Meskipun pada kenyataanya, Zaura memang melakukan hal itu tapi gagal."Oh ya, terus ini siapa? Mau ngelak gimana lagi Zaura," cibir Naila, seraya memperlihatkan foto Zaura yang sedang berada di hotel yang di datanginya tadi.Zaura berusaha mengambil ponsel itu tapi kalah cepat, Naila menyembunyikan ponselnya kembali ke dalam tasn

    Last Updated : 2024-12-26
  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   4. Siap menikah?

    Zaura belum menjawab, tapi kedua matanya menatap mata sang ibu seolah meminta pendapat. Ibu Tika hanya mengangguk, hingga Zaura pun ikut mengangguk."I-iya Tante, demi ibu! Aku bersedia!"Rosa tersenyum bahagia mendengar jawaban Zaura. Harapannya untuk menikahkan anak laki-lakinya akan segera terwujud."Baiklah, kalau begitu aku pulang dulu ya tik. Karena Zaura juga sudah bersedia, aku akan secepatnya mempersiapkan pernikahan Al dan Zaura!""Aku minta maaf Ros, aku tidak bisa membantu kamu untuk mempersiapkan acara pernikahan Zaura dan anakmu. Tapi satu hal yang aku minta, pernikahan Zaura dan putramu di adakan secara sederhana saja. Aku tidak mau Zaura menjadi bahan gunjingan dari orang lain, biar kita saja yang menjadi saksi pernikahan mereka," kata Tika"Kamu tenang saja Tika, aku yang akan menyiapkan semua. Tapi, kalau untuk konsep pernikahan sederhana, apa kamu bersedia Zaura? Atau nanti Tante buatkan pesta resepsi yang mewah untuk kamu dan Al?""Tidak usah Tante, cukup sederhana

    Last Updated : 2024-12-26
  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   5. Sah!

    "SAH!""SAH!"Kata itu terdengar nyaring di telinga Zaura. Pagi ini, dirinya sudah sah menjadi seorang istri dari pria bernama Alandra. Laki-laki yang tidak pernah Zaura temui, tapi kini mereka langsung di pertemukan di akad pernikahan.'Aku sudah melanggar janjiku sendiri,' ujarnya dalam hati.Di sampingnya, Tika menggamit tangannya dengan hangat. Pancaran kebahagiaan sangat terlihat dari wajahnya. Salah satu mimpi Tika yaitu menyaksikan putrinya menikah sebelum dia pergi selama-lamanya.Tika membantu Zaura untuk membawanya ke depan tempat akad. Dimana suami Zaura yang sudah menunggu di sana.Zaura duduk di samping pria itu, pria yang sudah menjadi suaminya. Tapi Zaura belum bisa menyadari jika pria di sampingnya adalah mantan bosnya.Hingga tiba saatnya, penghulu meminta Alandra untuk menyematkan cincin pernikahannya di jari manis Alara."Tangannya," kata Alandra, meminta tangan Zaura.Suara berat itu, Zaura seperti pernah mendengarnya. Sebelum memberikan tangannya, Zaura lebih dulu

    Last Updated : 2024-12-26
  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   6. Kemarahan Alandra

    Dengan langkah pasti, Zaura berjalan mendekati Naila. Tatapan mata yang tegas, rasanya Zaura sudah sangat muak dengan tingkah laku Naila yang selalu menghina dan membencinya. Naila sampai mengacaukan pernikahan Zaura dan Alandra."Apa maksud kamu kak? Aku bukan wanita seperti yang kamu tuduhkan tadi. Dan untuk kalian! Jangan percaya karena kakak sepupu saya ini hanya iri kepada saya," jelas Zaura, tapi orang-orang di depannya menatapnya dengan jijik. Seolah tidak percaya akan ucapan Zaura."Kamu mau mengelak bagaimana lagi Zaura? Bahkan bukti sudah di depan mata! Semua orang sudah melihat kelakuan busuk kamu! Seharusnya kamu sadar diri, kamu tidak pantas bersanding dengan Alandra.""Lalu siapa yang menurutmu pantas bersanding dengan Alandra? Kamu! Kamu tidak sadar diri kalau kamu lebih dari sekedar pelacur, aku yang menjadi saksi dimana kamu menyerahkan diri pada laki-laki hidung belang dan menerima uang sebagai upahnya.""Kurang ajar, berani sekali kamu menghinaku. Yang pelacur itu ka

    Last Updated : 2025-01-21
  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   7. Rencana Naila!

    Wanita bertubuh gempal itu maju ke depan, tatapan matanya menghunus tajam pada Naila yang terkejut, tidak menyangka istri dari pria yang dia jadikan sumber uangnya ternyata ada di sini.Sampai di atas pelaminan, wanita itu menarik rambut Naila sekuat tenaga. Suasana kembali riuh, mereka melihat istri sah yang melabrak pelakor, karena Alandra yang membuka semuanya.Ada yang menatap miris, terkejut dan banyak pula yang mencibir karena mereka menyayangkan sikap Naila yang masih muda tapi sudah menjadi penggoda suami orang lain."Sini kau, rasakan ini! Ternyata kau yang sudah merebut waktu suamiku, kau yang menghabiskan uang suamiku. Dasar jalang, aku tidak akan melepaskanmu pelacur!"Naila tidak bisa membalas, karena tubuh wanita itu jauh lebih besar dari pada dirinya yang kurus. Naila memberi tatapan memohon pada Zaura dan Alandra. Tapi Alandra tidak menoleh sama sekali, membiarkan Naila dan perempuan itu menjadi tontonan orang lain.Merasa suasana sudah semakin tidak kondusif, Alandra m

    Last Updated : 2025-01-21
  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   8. Kematian Tika

    Sampai di trotoar jalan. Naila masuk ke dalam rumah sakit itu dengan mengenakan masker hitam di wajahnya. Naila tidak ingin ada satu orangpun yang mengenalnya, apalagis etelah insiden tadi sudah pasti banyak orang yang memviralkan dirinya. Naila mengendap-endap saat berjalan ke arah ruang rawat Tika, sudah seperti maling yang takut ketahuan. Naila memicingkan matanya, mencari cara agar dia bisa masuk ke dalam ruangan Tika. Sebelumnya, Naila memastikan tidak ada satu orang di dalam ruang rawat Tika. Setelah memastikan dan mengintip ruang rawat itu dari balik lubang kecil di pintu. ternyata ada perawat yang sedang menyuapi Tika makan. Terpaksa Naila harus menunggu seraya memainkan ponsel di tangannya. Menunggu perawat itu keluar agar Naila bisa menjalankan aksinya. "Aku yakin, setelah memberikan peringatan ini kepada Zaura, dia akan menjauhi Alandra. Dan di dunia ini, tidak akan pernah ada satu orangpun yang membelanya lagi. Zaura, aku sangat membencimu!" batinnya, dengan mata nyalang

    Last Updated : 2025-01-23
  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   9. Kecurigaan Bram!

    Belum sampai di rumahnya, kedua tangan Naila masih bergetar mengingat kejadian tadi. Dimana dia membekap wajah Tika dengan bantal tebal, dan Naila sendiri yang menyaksikan tantenya meninggal.Wajah pucat dan sudah terbujur kaku, semakin membuat Naila menyadari jika dia sudah menjadi seorang pembunuh. Tatapanya terlihat cemas, andai saja waktu bisa terulang, Naila memilih untuk balas dendam saja pada Zaura, dan tidak harus membunuh Tika yang akan menghantuinya terus dengan rasa bersalah."Ya tuhan, gimana kalau ada yang tahu kalau aku yang membunuh Tante Tika. Semoga saja tidak ada yang melihat," gumam Naila, seraya menggigit kuku-kuku di tangannya hingga patah.Sampai di rumah, Naila terus terdiam. Matanya menatap kosong pada arah dinding di depannya. Kelakuan putrinya ini, mengundang tanya Belinda yang tidak pernah melihat putrinya melamun seperti ini."Naila, kamu kenapa?"Naila menoleh, menatap Belinda dengan senyum di bibirnya. "Aku gapapa mah, cuma sedikit lelah."Belinda menata

    Last Updated : 2025-01-25
  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   10. Kesedihan Zaura

    Suasana duka masih terasa kental, Zaura mengusap air matanya beberapa kali setelah menyaksikan jenazah ibunya yang sudah terkubur sempurna dengan tanah. seseorang yang paling berarti dalam hidupnya, dan satu-satunya orang yang selalu melindungi Zaura dari hinaan dan cacian orang lain. sekarang, apakah masih ada orang yang setulus itu menyayanginya selain ibunya? Zaura bahkan tidak percaya apakah suaminya akan memperlakukannya dengan baik, sebagaimana Tika yang selalu menyayanginya tanpa pamrih. "Sudah tenang?" Tanya Alandra, seraya menyerahkan satu botol minum yang sudah di buka untuk istrinya. Zaura menerimanya, meminum sedikit air yang di berikan suaminya. Alara merasa lebih baik, meskipun hatinya masih saja terasa hampa. Alara kembali bersimpuh di depan pusara ibunya, dengan setia Alandra masih menemani di sampingnya. Memberikan kekuatan penuh untuk istrinya, bahkan Rosa dan Gavin pun masih ada di belakang Zaura dan Alandra. Rosa maju satu langkah, ikut berjongkok di sampi

    Last Updated : 2025-01-27

Latest chapter

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   13. Kemarahan Rosa

    "A-apa maksud Tante?" tanya Zea dengan perasaan takut. Karena sakarang, Rosa menatap Zea dengan tatapan membunuh. Zea menelan salivanya yang sedikit sulit, karena baru kali ini Zea melihat kemarahan Rosa. "Dengar Zea! kamu tidak perlu mengandaai-andiakan diri kamu untuk menikah dengan putra saya. Alandra sudah menikah, dan wanita yang cocok dengan Al itu hanya dia, Zaura. Saya tidak akan pernah Sudi anak saya bersanding dengan wanita murahan seperti kamu. sebelum kamu bermimpi, alangkah lebih baiknya kamu ngaca Zea, kamu tidak sebanding dengan keluarga saya!" Deg! Perasaan itu terasa menghantam perasaan Zea. Bagaimana mungkin, dia di tolak mentah-mentah oleh laki-laki yang dia cintai sendiri. Bahkan, Rosa juga mengatakannya murahan. Tanpa sadar, kedua tangannya Zea mengepal kuat. "Tan, Tante tidak bisa seperti itu. Tante harus mengerti perasaan Al. Dia mencintai aku, tapi karena keegoisan Tante malah menikahkan dia dengan Zaura. itu sama saja dengan Tante melukai anak Tante

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   13. Baju Dinas untuk Zaura

    Selesai perawatan, Rosa langsung mengajak menantunya untuk berbelanja keliling Mal. Sebelumnya, Zaura yang tak pernah pergi ke tempat seperti ini tampak bingung. Zaura bingung harus membeli apa, karena pakaian yang di sediakan Alandra sudah banyak di rumah mereka. Bahkan masih banyak baju yang bercampur yang belum pernah Zaura pakai. Mertuanya benar-benar mengajaknya belanja puas-puasan. Rosa mengerti jika menantunya pasti tidak akan mau memilih apapun, karena sebelum menyentuh dan melihatnya saja Zaura sudah kaget dengan harga yang di bandrol di sana. Tapi Rosa tak tinggal diam, wanita paruh baya yang masih kelihatan muda itu dengan cekatan mengambil beberapa barang untuknya dan untuk Rosa. "Ma, banyak sekali, ini untuk siapa?" Rosa tersenyum, mengusap punggung tangan Zaura dengan lembut. "Ini semua untuk kamu sayang, kamu ini seorang pebisnis jadi harus mempunyai banyak koleksi tas dan sepatu seperti Mama." "T-tapi, di rumah juga masih banyak barang yang belum pernah kepak

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   12. Kebutuhan Dinas

    "Hai sayang, akhirnya kita bertemu juga," sahut zea, bangkit dari kursi besar milik Alandra. Dan menghampiri Alandra yang mematung dengan wajah tegasnya. Kedua tangan Zira melingkar di pinggang Alandra, seraya menyandarkan kepalanya di dada bidang Alandra. "Aku kangen banget sama kamu, kamu kangen gak sama aku?" tanya Zea dengan percaya diri, Zea belum tahu kalau mantan kekasihnya ini ternyata sudah menikah. Alandra melepas pelukan Zea, menghempasnya sampai Zea hampir kehilangan keseimbangan. Di iringi dengan tatapan terkejut yang Zea rasakan. "K-kamu kenapa? kenapa pelukan aku di lepas sih? kamu gak tahu kalau aku kangen banget sama kamu Al, kenapa kamu berubah?" "Mau apa kau ke sini hah? Belum cukup kau mengkhianatiku dengan pria lain?? ternyata kau masih punya nyali untuk bertemu denganku." Zea menggeleng cepat, dia tidak mau Alandra membahas kesalahannya. Ya, memang, Zea kemeja memberikan tubuhnya pada laki-laki yang mengobsesikan dirinya. Tapi Zea melakukannya karena

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   12. Romantisnya Alandra

    Tujuh hari berlalu sejak kematian Tika, Zaura mulai tinggal di rumah pribadi milik Alandra. sebelumnya, Rosa menyarankan agar Zaura tinggal saja di rumah megah milik keluarga besarnya, namun dengan tegas Alandra menolak, laki-laki itu ingin memiliki privasi dengan istrinya. seperti sekarang, bangun dari tidurnya Alandra sudah di siapkan secangkir kopi oleh istrinya. sesuatu yang membuat hati Alandra menghangat, ketulusan Zaura dan kebaikannya membuat Alandra tak bisa berpaling dari siapapun. "Di minum kopinya mas," kata Zaura, seraya menyerahkan satu cangkir kopi yang masih mengepulkan asap di atasnya. Alandra menerimanya, namun tak langsung meminum kopi tersebut. Alandra mengalungkan kedua tangannya di pinggang ramping sang istri, bibirnya mencium dahi Zaura dengan lembut. Cup! "Ke lima kalinya," gumam Alara, mengundang tanya dari Alandra. "Lima kali? Apa maksud kamu lima kali?" Tanya Alandra dengan dahi mengerut. "Sejak bangun tidur sampai sekarang, kamu sudah lima kali

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   11. Kelakuan Naila

    "S-sayang?" "Iya sayang, aku kan sayang sama kamu. kamu juga harus panggil aku sayang," jawab Alandra tanpa beban. "T-tapi, aku belum terbiasa pak, E-eh!!" Khafi tersenyum gemas melihat istrinya yang salah tingkah. sebenernya Alandra hanya bercanda, laki-laki itu hanya ingin melihat bagaimana reaksi istrinya yang menggemaskan ini. "Kalau begitu terserah kamu mau panggil apa, asalkan jangan bapak. Aku ngerasa tua banget kalau kamu panggil Bapak, masih muda dan tampan gini masa iya di panggil bapak." "Ya kan nanti kalau Udah punya anak di panggilnya bapak kan?" Tanya Zaura sedikit meluapkan kesedihannya. tapi Alandra malah fokus pada kalimat istrinya tadi. "Memangnya kamu mau punya anak dariku?" deg! Zaura menegang. Benar juga, memangnya dia sudah siap kalau punya anak? "Bukannya tujuan menikah itu untuk punya anak ya," jawab Zaura, seraya menggigit bibir bawahnya. Zaura takut salah bicara. "Aku mau banget punya anak, asalkan anakku lahir dari rahim anakku. Kamu yang

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   10. Kesedihan Zaura

    Suasana duka masih terasa kental, Zaura mengusap air matanya beberapa kali setelah menyaksikan jenazah ibunya yang sudah terkubur sempurna dengan tanah. seseorang yang paling berarti dalam hidupnya, dan satu-satunya orang yang selalu melindungi Zaura dari hinaan dan cacian orang lain. sekarang, apakah masih ada orang yang setulus itu menyayanginya selain ibunya? Zaura bahkan tidak percaya apakah suaminya akan memperlakukannya dengan baik, sebagaimana Tika yang selalu menyayanginya tanpa pamrih. "Sudah tenang?" Tanya Alandra, seraya menyerahkan satu botol minum yang sudah di buka untuk istrinya. Zaura menerimanya, meminum sedikit air yang di berikan suaminya. Alara merasa lebih baik, meskipun hatinya masih saja terasa hampa. Alara kembali bersimpuh di depan pusara ibunya, dengan setia Alandra masih menemani di sampingnya. Memberikan kekuatan penuh untuk istrinya, bahkan Rosa dan Gavin pun masih ada di belakang Zaura dan Alandra. Rosa maju satu langkah, ikut berjongkok di sampi

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   9. Kecurigaan Bram!

    Belum sampai di rumahnya, kedua tangan Naila masih bergetar mengingat kejadian tadi. Dimana dia membekap wajah Tika dengan bantal tebal, dan Naila sendiri yang menyaksikan tantenya meninggal.Wajah pucat dan sudah terbujur kaku, semakin membuat Naila menyadari jika dia sudah menjadi seorang pembunuh. Tatapanya terlihat cemas, andai saja waktu bisa terulang, Naila memilih untuk balas dendam saja pada Zaura, dan tidak harus membunuh Tika yang akan menghantuinya terus dengan rasa bersalah."Ya tuhan, gimana kalau ada yang tahu kalau aku yang membunuh Tante Tika. Semoga saja tidak ada yang melihat," gumam Naila, seraya menggigit kuku-kuku di tangannya hingga patah.Sampai di rumah, Naila terus terdiam. Matanya menatap kosong pada arah dinding di depannya. Kelakuan putrinya ini, mengundang tanya Belinda yang tidak pernah melihat putrinya melamun seperti ini."Naila, kamu kenapa?"Naila menoleh, menatap Belinda dengan senyum di bibirnya. "Aku gapapa mah, cuma sedikit lelah."Belinda menata

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   8. Kematian Tika

    Sampai di trotoar jalan. Naila masuk ke dalam rumah sakit itu dengan mengenakan masker hitam di wajahnya. Naila tidak ingin ada satu orangpun yang mengenalnya, apalagis etelah insiden tadi sudah pasti banyak orang yang memviralkan dirinya. Naila mengendap-endap saat berjalan ke arah ruang rawat Tika, sudah seperti maling yang takut ketahuan. Naila memicingkan matanya, mencari cara agar dia bisa masuk ke dalam ruangan Tika. Sebelumnya, Naila memastikan tidak ada satu orang di dalam ruang rawat Tika. Setelah memastikan dan mengintip ruang rawat itu dari balik lubang kecil di pintu. ternyata ada perawat yang sedang menyuapi Tika makan. Terpaksa Naila harus menunggu seraya memainkan ponsel di tangannya. Menunggu perawat itu keluar agar Naila bisa menjalankan aksinya. "Aku yakin, setelah memberikan peringatan ini kepada Zaura, dia akan menjauhi Alandra. Dan di dunia ini, tidak akan pernah ada satu orangpun yang membelanya lagi. Zaura, aku sangat membencimu!" batinnya, dengan mata nyalang

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   7. Rencana Naila!

    Wanita bertubuh gempal itu maju ke depan, tatapan matanya menghunus tajam pada Naila yang terkejut, tidak menyangka istri dari pria yang dia jadikan sumber uangnya ternyata ada di sini.Sampai di atas pelaminan, wanita itu menarik rambut Naila sekuat tenaga. Suasana kembali riuh, mereka melihat istri sah yang melabrak pelakor, karena Alandra yang membuka semuanya.Ada yang menatap miris, terkejut dan banyak pula yang mencibir karena mereka menyayangkan sikap Naila yang masih muda tapi sudah menjadi penggoda suami orang lain."Sini kau, rasakan ini! Ternyata kau yang sudah merebut waktu suamiku, kau yang menghabiskan uang suamiku. Dasar jalang, aku tidak akan melepaskanmu pelacur!"Naila tidak bisa membalas, karena tubuh wanita itu jauh lebih besar dari pada dirinya yang kurus. Naila memberi tatapan memohon pada Zaura dan Alandra. Tapi Alandra tidak menoleh sama sekali, membiarkan Naila dan perempuan itu menjadi tontonan orang lain.Merasa suasana sudah semakin tidak kondusif, Alandra m

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status