Share

3. Perjodohan

Author: Kii_zaa
last update Last Updated: 2024-12-26 13:09:16

Bab 3

Telinga Zaura panas mendengar perkataan yang di lontarkan oleh Naila, saudara sepupunya sendiri.

Zaura mengepalkan tangannya, kemudian memutar tubuhnya menghadap Naila yang tersenyum culas. "Apa maksud kamu?"

"Maksud aku? Kamu jual diri kan? Demi pengobatan ibu kamu, emangnya aku gak tau kelakuan bejat kamu Zaura!"

"Dasar pelacur! Udah jadi anak haram, eh malah bikin dosa dengan menjual diri sama om om hidung belang. Yaa ampun, sesat banget hidup kamu Zaura!"

Zaura menunjuk Naila dengan kesal, kekesalannya sudah tidak bisa dia tahan lagi. "Aku bukan pelacur seperti yang kamu katakan kak! Aku tidak menjual diri!" Belanya, berusaha menepis tuduhan Naila. Meskipun pada kenyataanya, Zaura memang melakukan hal itu tapi gagal.

"Oh ya, terus ini siapa? Mau ngelak gimana lagi  Zaura," cibir Naila, seraya memperlihatkan foto Zaura yang sedang berada di hotel yang di datanginya tadi.

Zaura berusaha mengambil ponsel itu tapi kalah cepat, Naila menyembunyikan ponselnya kembali ke dalam tasnya.

"Dari mana kamu mendapatkan foto itu?"

"Kenapa? Sekarang ngaku kan kalau kamu itu seorang jalang!"

Zaura kembali mengepalkan tangannya. Rasanya, dia ingin menampar Naila tapi Zaura masih berusaha menahannya.

"Aku bukan jalang! Aku memang sempat akan mengambil jalan pintas itu untuk menyelamatkan nyawa ibu. Tapi semuanya gagal, aku gak melakukan hal yang kamu tuduhkan tadi kak."

"Alah, udahlah Zaura. Seberapa keras kamu membela diri aku gak akan pernah percaya. Sekalinya jalang kamu tetap jalang! Memang benar ya, kelakuan kamu itu tidak jauh seperti ibumu yang seorang pelacur!"

Plak!

Tidak tahan lagi, sejak tadi tangannya sudah gatal ingin menampar mulut lemas Naila "Cukup kak! Sudah aku bilang kalau aku bukan anak haram, aku punya ayah. Aku juga bukan jalang seperti yang kamu katakan tadi. Ada Masalah apa sih kamu sama aku? Kenapa kamu selalu membenciku kak? Seharusnya kamu menyadari kalau jalang itu kamu, bukan aku!"

"Dan satu lagi, jangan bawa-bawa ibuku. Ibuku bukan pelacur, dia wanita baik-baik!"

"Apa kamu bilang? Wanita baik-baik? Kalau memang Tante Tika itu wanita baik, tidak mungkin dia membawa kamu seorang diri tanpa seorang suami."

"Dan Kamu gak perlu tau alasan kenapa aku membenci kamu Zaura, tapi sampai kapanpun aku akan tetap membenci kamu!"

Sejak dulu, Naila memang selalu membenciya. Entah karena alasan apa, dari dulu Zaura juga selalu mengalah demi kakak sepupunya itu. Ya, dari dulu Naila memang selalu iri terhadap Zaura.

Naila sampai tega memfitnah Zaura dan menyebarkan berita pada orang lain kalau Zaura adalah anak haram. Pada saat itu, Zaura berusaha untuk tidak mendengarnya, tapi semakin kesini telinga Zaura panas mendengar hinaan itu.

Bahkan, sekarang Zaura sudah tidak memiliki teman lagi yang mau dekat dengannya. Naila melarang teman-teman Zaura untuk bermain dengan Zaura karena Zaura adalah anak haram.

Naila menatap zuara sinis. "Berani kamu menamparku, aku akan memperlihatkan foto ini pada orang lain kalau kamu adalah wanita bayaran yang siap melayani pria hidung belang," ancamnya.

"Silahkan! Silahkan kamu fitnah aku sampai kamu puas kak. Tapi jangan pernah kamu lupa, jika Suatu saat karma akan datang padamu. Aku bersumpah, kamu akan mengalami penderitaan yang lebih dari aku alami!"

Setelah mengatakan itu, Zaura pergi. Rasa lapar yang melilit perutnya tadi hilang seketika, berganti dengan rasa kesal dan emosi yang luar biasa. Entah dari mana Naila mendapatkan foto itu, karena sejak di hotel tadi Zaura tidak menyadari keberadaan orang yang membuntutinya.

Ya, Naila memang selalu berhasil memancing emosi Zaura. Dan akhirnya Zaura lah yang tertuduh melukai Naila.

*

*

*

Zaura menenangkan diri di taman rumah sakit. Hatinya teramat sakit mendengar penghinaan Nayla. Zaura juga menyesali perbuatannya karena harus mengambil jalan pintas seperti ini.

Tapi keberuntungan masih berpihak padanya, Alandra berhasil menghalanginya dan sampai saat ini kesucian Zaura masih terjaga.

Zaura merasa masalah begitu banyak menghantam kehidupannya. Prinsipnya untuk tidak menikah mulai goyah tatkala ibunya memintanya untuk menikah. Bagaimana jika suaminya nanti merasa malu menikah dengannya? Karena bukan hanya sekali dua kali Naila menyebarkan fitnah tentang Zaura.

Bahkan, Zaura merasa dunia mengucilkannnya sekarang. Tak ada tempat untuk dia bertumpu selain ibunya, hanya Tika yang Zaura punya saat ini.

*

*

*

Di dalam ruang rawat, Tika di datangi oleh Rosa yang tak lain adalah sahabatnya sendiri. Dulu, Tika dan Rosa pernah berjanji untuk menjodohkan anak-anak mereka jika sudah dewasa.

Dan sekarang, Tika menagih janji itu karena merasa umurnya sudah tidak akan lama lagi. Tika mau anaknya ada yang menjaga dan melindunginya.

"Rosa, bagaimana dengan perjodohan yang kita bicarakan dulu, apa kamu masih mengingatnya?" tanya Tika, berharap Rosa masih mengingat janji mereka.

"Tentu saja aku ingat. Apa kita akan menikahkan mereka sekarang?"

"Tapi Ros, kehidupan yang di lalui anaku tidak baik-baik saja. Selama ini, dia selalu mendapat hinaan dan cacian dari orang lain. Sebagai seorang ibu, aku berusaha melindungi Zaura dari fitnah itu. Tapi tetap saja, untuk orang yang tidak suka dengan kehidupanku dan Zaura tetap saja memfitnah dan menghina kami, tapi percayalah, Zaura adalah gadis baik dan penurut," ujar Tika dengan tatapan sendu.

"Kamu hawatir dengan tanggapanku yang akan ikut-ikutan menggunjing putrimu? Tidak akan Tika! Bahkan, aku pasti bahagia karena bisa memiliki anak  perempuan lagi, meskipun pada kenyataanya dia adalah menantuku!"

"Lalu, bagaimana dengan suamimu dan putramu? Apa dia sudah mengetahui bagaimana kehidupan putriku?" tanya Tika, masih tetap dengan kehawatirannya.

"Tenang saja Tika. Suami dan putraku tidak akan terpengaruh dengan berita yang belum tentu kebenarannya. Karena aku juga ingin putraku ini cepat menikah, dia sudah cukup umur untuk menikah, tapi sampai saat ini dia belum pernah mengenalkan satu permepuanpun pada aku !"

"Syukurlah kalau begitu, aku hanya ingin anakku ada yang menjaga jika aku pergi nanti. Aku minta tolong, jaga putriku ya Ros."

"Tika kamu harus kuat! Tika yang aku kenal itu tidak mudah menyerah, kamu pasti bisa mendampingi Zaura lebih lama lagi," ungkap Rosa, berusaha menahan kesedihannya melihat kondisi sahabatnya yang semakin memburuk.

"Umur manusia tidak ada yang tahu Rosa.  kondisiku juga semakin memburuk, dan kemungkinan umurku Tidak akan lama lagi. Maka dari itu, kutitipkan putriku padamu. Lindungi anakku jika orang lain masih menghinanya, dan tolong katakan pada Zaura tentang siapa ayah kandungnya, karena dia berhak mengetahuinya. Tapi tidak sekarang, aku menitipkan amanah besar ini padamu ros!"

Rosa mengangguk, kemudian memeluk Tika dengan erat. Seolah pelukan itu adalah pelukan terlahir untuk mereka. 

"Dimana Zaura, kenapa dia tidak ada di sini Tika?"

"Oh, dia sedang keluar. Mungkin sebentar lagi akan datang."

Pucuk di cinta ulam pun tiba, yang di bicarakan ternyata datang tepat pada waktunya. Setelah menenangkan diri di taman, Zaura kembali ke ruang rawat ibunya.

"Zaura, sini nak," panggil Tika, meminta Zaura mendekat.

"Zaura, kenalkan ini Tante Rosa. Tante Rosa ini sahabat ibu," ujar Tika, mengenalkan zaur pada calon mertuanya. Hingga keduanya berjabat tangan

"Zaura."

"Rosa."

"Cantik sekali," puji Rosa, yang tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Zaura.

"Bagaimana Zaura, kamu mau kan menikah dengan anak Tante?"

Deg!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   4. Siap menikah?

    Zaura belum menjawab, tapi kedua matanya menatap mata sang ibu seolah meminta pendapat. Ibu Tika hanya mengangguk, hingga Zaura pun ikut mengangguk."I-iya Tante, demi ibu! Aku bersedia!"Rosa tersenyum bahagia mendengar jawaban Zaura. Harapannya untuk menikahkan anak laki-lakinya akan segera terwujud."Baiklah, kalau begitu aku pulang dulu ya tik. Karena Zaura juga sudah bersedia, aku akan secepatnya mempersiapkan pernikahan Al dan Zaura!""Aku minta maaf Ros, aku tidak bisa membantu kamu untuk mempersiapkan acara pernikahan Zaura dan anakmu. Tapi satu hal yang aku minta, pernikahan Zaura dan putramu di adakan secara sederhana saja. Aku tidak mau Zaura menjadi bahan gunjingan dari orang lain, biar kita saja yang menjadi saksi pernikahan mereka," kata Tika"Kamu tenang saja Tika, aku yang akan menyiapkan semua. Tapi, kalau untuk konsep pernikahan sederhana, apa kamu bersedia Zaura? Atau nanti Tante buatkan pesta resepsi yang mewah untuk kamu dan Al?""Tidak usah Tante, cukup sederhana

    Last Updated : 2024-12-26
  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   5. Sah!

    "SAH!""SAH!"Kata itu terdengar nyaring di telinga Zaura. Pagi ini, dirinya sudah sah menjadi seorang istri dari pria bernama Alandra. Laki-laki yang tidak pernah Zaura temui, tapi kini mereka langsung di pertemukan di akad pernikahan.'Aku sudah melanggar janjiku sendiri,' ujarnya dalam hati.Di sampingnya, Tika menggamit tangannya dengan hangat. Pancaran kebahagiaan sangat terlihat dari wajahnya. Salah satu mimpi Tika yaitu menyaksikan putrinya menikah sebelum dia pergi selama-lamanya.Tika membantu Zaura untuk membawanya ke depan tempat akad. Dimana suami Zaura yang sudah menunggu di sana.Zaura duduk di samping pria itu, pria yang sudah menjadi suaminya. Tapi Zaura belum bisa menyadari jika pria di sampingnya adalah mantan bosnya.Hingga tiba saatnya, penghulu meminta Alandra untuk menyematkan cincin pernikahannya di jari manis Alara."Tangannya," kata Alandra, meminta tangan Zaura.Suara berat itu, Zaura seperti pernah mendengarnya. Sebelum memberikan tangannya, Zaura lebih dulu

    Last Updated : 2024-12-26
  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   6. Kemarahan Alandra

    Dengan langkah pasti, Zaura berjalan mendekati Naila. Tatapan mata yang tegas, rasanya Zaura sudah sangat muak dengan tingkah laku Naila yang selalu menghina dan membencinya. Naila sampai mengacaukan pernikahan Zaura dan Alandra."Apa maksud kamu kak? Aku bukan wanita seperti yang kamu tuduhkan tadi. Dan untuk kalian! Jangan percaya karena kakak sepupu saya ini hanya iri kepada saya," jelas Zaura, tapi orang-orang di depannya menatapnya dengan jijik. Seolah tidak percaya akan ucapan Zaura."Kamu mau mengelak bagaimana lagi Zaura? Bahkan bukti sudah di depan mata! Semua orang sudah melihat kelakuan busuk kamu! Seharusnya kamu sadar diri, kamu tidak pantas bersanding dengan Alandra.""Lalu siapa yang menurutmu pantas bersanding dengan Alandra? Kamu! Kamu tidak sadar diri kalau kamu lebih dari sekedar pelacur, aku yang menjadi saksi dimana kamu menyerahkan diri pada laki-laki hidung belang dan menerima uang sebagai upahnya.""Kurang ajar, berani sekali kamu menghinaku. Yang pelacur itu ka

    Last Updated : 2025-01-21
  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   7. Rencana Naila!

    Wanita bertubuh gempal itu maju ke depan, tatapan matanya menghunus tajam pada Naila yang terkejut, tidak menyangka istri dari pria yang dia jadikan sumber uangnya ternyata ada di sini.Sampai di atas pelaminan, wanita itu menarik rambut Naila sekuat tenaga. Suasana kembali riuh, mereka melihat istri sah yang melabrak pelakor, karena Alandra yang membuka semuanya.Ada yang menatap miris, terkejut dan banyak pula yang mencibir karena mereka menyayangkan sikap Naila yang masih muda tapi sudah menjadi penggoda suami orang lain."Sini kau, rasakan ini! Ternyata kau yang sudah merebut waktu suamiku, kau yang menghabiskan uang suamiku. Dasar jalang, aku tidak akan melepaskanmu pelacur!"Naila tidak bisa membalas, karena tubuh wanita itu jauh lebih besar dari pada dirinya yang kurus. Naila memberi tatapan memohon pada Zaura dan Alandra. Tapi Alandra tidak menoleh sama sekali, membiarkan Naila dan perempuan itu menjadi tontonan orang lain.Merasa suasana sudah semakin tidak kondusif, Alandra m

    Last Updated : 2025-01-21
  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   8. Kematian Tika

    Sampai di trotoar jalan. Naila masuk ke dalam rumah sakit itu dengan mengenakan masker hitam di wajahnya. Naila tidak ingin ada satu orangpun yang mengenalnya, apalagis etelah insiden tadi sudah pasti banyak orang yang memviralkan dirinya. Naila mengendap-endap saat berjalan ke arah ruang rawat Tika, sudah seperti maling yang takut ketahuan. Naila memicingkan matanya, mencari cara agar dia bisa masuk ke dalam ruangan Tika. Sebelumnya, Naila memastikan tidak ada satu orang di dalam ruang rawat Tika. Setelah memastikan dan mengintip ruang rawat itu dari balik lubang kecil di pintu. ternyata ada perawat yang sedang menyuapi Tika makan. Terpaksa Naila harus menunggu seraya memainkan ponsel di tangannya. Menunggu perawat itu keluar agar Naila bisa menjalankan aksinya. "Aku yakin, setelah memberikan peringatan ini kepada Zaura, dia akan menjauhi Alandra. Dan di dunia ini, tidak akan pernah ada satu orangpun yang membelanya lagi. Zaura, aku sangat membencimu!" batinnya, dengan mata nyalang

    Last Updated : 2025-01-23
  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   9. Kecurigaan Bram!

    Belum sampai di rumahnya, kedua tangan Naila masih bergetar mengingat kejadian tadi. Dimana dia membekap wajah Tika dengan bantal tebal, dan Naila sendiri yang menyaksikan tantenya meninggal.Wajah pucat dan sudah terbujur kaku, semakin membuat Naila menyadari jika dia sudah menjadi seorang pembunuh. Tatapanya terlihat cemas, andai saja waktu bisa terulang, Naila memilih untuk balas dendam saja pada Zaura, dan tidak harus membunuh Tika yang akan menghantuinya terus dengan rasa bersalah."Ya tuhan, gimana kalau ada yang tahu kalau aku yang membunuh Tante Tika. Semoga saja tidak ada yang melihat," gumam Naila, seraya menggigit kuku-kuku di tangannya hingga patah.Sampai di rumah, Naila terus terdiam. Matanya menatap kosong pada arah dinding di depannya. Kelakuan putrinya ini, mengundang tanya Belinda yang tidak pernah melihat putrinya melamun seperti ini."Naila, kamu kenapa?"Naila menoleh, menatap Belinda dengan senyum di bibirnya. "Aku gapapa mah, cuma sedikit lelah."Belinda menata

    Last Updated : 2025-01-25
  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   10. Kesedihan Zaura

    Suasana duka masih terasa kental, Zaura mengusap air matanya beberapa kali setelah menyaksikan jenazah ibunya yang sudah terkubur sempurna dengan tanah. seseorang yang paling berarti dalam hidupnya, dan satu-satunya orang yang selalu melindungi Zaura dari hinaan dan cacian orang lain. sekarang, apakah masih ada orang yang setulus itu menyayanginya selain ibunya? Zaura bahkan tidak percaya apakah suaminya akan memperlakukannya dengan baik, sebagaimana Tika yang selalu menyayanginya tanpa pamrih. "Sudah tenang?" Tanya Alandra, seraya menyerahkan satu botol minum yang sudah di buka untuk istrinya. Zaura menerimanya, meminum sedikit air yang di berikan suaminya. Alara merasa lebih baik, meskipun hatinya masih saja terasa hampa. Alara kembali bersimpuh di depan pusara ibunya, dengan setia Alandra masih menemani di sampingnya. Memberikan kekuatan penuh untuk istrinya, bahkan Rosa dan Gavin pun masih ada di belakang Zaura dan Alandra. Rosa maju satu langkah, ikut berjongkok di sampi

    Last Updated : 2025-01-27
  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   11. Kelakuan Naila

    "S-sayang?" "Iya sayang, aku kan sayang sama kamu. kamu juga harus panggil aku sayang," jawab Alandra tanpa beban. "T-tapi, aku belum terbiasa pak, E-eh!!" Khafi tersenyum gemas melihat istrinya yang salah tingkah. sebenernya Alandra hanya bercanda, laki-laki itu hanya ingin melihat bagaimana reaksi istrinya yang menggemaskan ini. "Kalau begitu terserah kamu mau panggil apa, asalkan jangan bapak. Aku ngerasa tua banget kalau kamu panggil Bapak, masih muda dan tampan gini masa iya di panggil bapak." "Ya kan nanti kalau Udah punya anak di panggilnya bapak kan?" Tanya Zaura sedikit meluapkan kesedihannya. tapi Alandra malah fokus pada kalimat istrinya tadi. "Memangnya kamu mau punya anak dariku?" deg! Zaura menegang. Benar juga, memangnya dia sudah siap kalau punya anak? "Bukannya tujuan menikah itu untuk punya anak ya," jawab Zaura, seraya menggigit bibir bawahnya. Zaura takut salah bicara. "Aku mau banget punya anak, asalkan anakku lahir dari rahim anakku. Kamu yang

    Last Updated : 2025-01-30

Latest chapter

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   Revisi

    Kedua pipi Launa memerah, tatkala seorang laki-laki yang tiba-tiba sudah ada di belakangnya dan langsung memujinya. Setelah menoleh, ternyata Ziyan yang sedang memperhatikannya sejak tadi. Padahal Launa mengira itu suaminya."Eh, elo. Kirain Zayn.""Kenapa emang?""Gue tadinya salting kalo beneran Zayn yang muji gue. Eh tapi, beneran gue cocok pake baju kayak gini?" tanya Launa lagi, dengan memutar-mutar tubuhnya di depan cermin."Bagus kok, cantik," kata Ziyan lagi, mengakui kalau Launa memang sangat cantik mengenakan gamis berwarna maroon lengkap dengan hijabnya."Kalo gitu gue gak bakal ganti lagi. Gue mau ke kampus pake gamis ini aja. Gue yakin si, pasti banyak orang-ornag yang terpesona.""Terpesona! Inget, udah punya suami!""Ya iya Ziyan tenang aja. Gue juga inget kok."Tiba di ruang makan, semuanya sarapan dengan tenang. Sesekali Aqlan melihat emangnya yang tampak pangling, masih tidak menyangka jika menantunya sudah langsung berubah dan mau memakai set hijab seperti ini."La

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   revisi

    Siang harinya, Khafi menemui sahabatnya di kantor miliknya. Saat ini, Khafi emang membutuhkan Hanif sebagai orang yang dia andalkan termasuk partner curhatnya juga. Dan Hanif juga banyak tahu tentang masalah yang di hadapi oleh Khafi saat ini."Ada apa? Tumben banget pakmil satu ini tiba-tiba datang ke sini.""Gue lagi pusing nif," jawab Khafi, seraya mendaratkan bokongnya duduk di atas sofa ruangan Hanif."Pusing? Kepala Lo kambuh lagi?" tanya Hanif hawatir."Ck, bukan!""Lah, terus apa?""Ada sesuatu yang harus kita selidiki. Hampir satu bulan ini, cafe Alara ada masalah. Pemasukan tiba-tiba menurun, padahal pelanggan tetap rame seperti biasa. Udah ada satu orang yang jadi tersangka, tapi dia kabur.""Terus masalahnya apa? Kenapa gak langsung laporin aja tu orang yang ngambil uangnya?"Khafi menatap Hanif dengan tajam. Jika masalahnya hanya itu, mungkin Khafi tidak mungkin menemuinya untuk mengajak Hanif diskusi."Masalahnya, gue yakin pasti ada orang yang ikut campur dan jadi dalan

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   Revisi

    "Siap," sahut Naila langsung menaiki mobil dan duduk di samping Khafi.Khafi melakukan mobilnya dengan kecepatan cepat, namun cenderung lebih lambat. Sambil sesekali melihat ke samping berhadap bisa menemukan istrinya."Bang, kita mau cari mbak Alara kemana?" tanya Naila dengan nada malas."Ke Cafenya," jawab Khafi singkat. Bahkan sejak tadi Khafi tidak mempedulikan ocehan Naila yang membuat telinganya panas.Bagiamana tidak panas, Naila selalu membicarakan keburukan Alara. Kembali memanas-manasi keadaan agar Khafi tidak perlu mencari Alara."Abang, sebenarnya keputusuan Abang itu udah tepat. Abang nyuruh mbak Alara pergi karena itu kesalahan dia sendiri, Abang yakin masih mau memaafkan mbak Alara sedangkan mbak Alara sudah sejauh ini membohongi Abang."Cekiiittt!Dahi Naila terbentur ke atas dashboard, Khafi menatapnya dengan tajam."A-abang kenapa ngerem mendadak sih," Kesal Naila karena Khafi seperti sengaja ngerem mendadak, tapi setelah melihat gelagat Khafi yang sepertinya marah

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   revisi

    Alandra mengecupi seluruh permukaan wajahnya. Memberikan istrinya ketenangan, agar Zaura tak lagi meratapi rasa sakitnya karena perawan ya sudah benar-benar pecah oleh Alandra, suaminya sendiri. Alandra sedikit menyesal karena hal ini ternyata sangat menyakiti istrinya. Tapi, masa iya dia tidak boleh melakukan hubungan suami istri yang justru dia dan istrinya sudah halal. "Berhenti saja hhhm? Aku gak akan melanjutkannya kalau kamu masih merasa sakit," ucap Alandra, dengan membelai wajah istrinya dengan tangannya. "Jangan! Kenapa harus berhenti?" "Kamu kesakitan, aku gak tega lihatnya!" "Sakitnya cuma sebentar mas. Sebentar lagi mungkin hilang, maaf kalau aku begini karena rasanya benar-benar sakit." "Tidak apa-apa. Aku tidak akan melanjutkannya, biar punya kamu membiaskan diri dengan milik aku." Zaura mengangguk, demi mengalihkan perhatian suaminya Zaura memulainya dengan meraih wajah suaminya dan mencium bibir laki-laki itu. Tentu saja Alandra tidak menolak, dia juga membalas l

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   16. Zaura ketakutan

    Alandra tertawa melihat istrinya yang ketakutan Melihat rudal sakti miliknya. Bagaimana jadinya jika Alandra sampai memasukan rudal saktinya ke dalam goa sempit milik istrinya. Pastinya sangat nikmat, dan Alandra semakin tak sabar menunggu waktunya tiba. Tapi Alandra tak ingin melakuaknya secara langsung, laki-laki itu tidak ingin menakut-nakuti Zaura dengan rudal miliknya yang sudah seperti pedang sakti. "Kenapa Hhhm?" Tanya Alandra, seraya menciumi bahu tebuka istrinya. "I-itu apa mas? k-kenapa besar sekali?" "Ini benda yang akan bikin kamu keenakan. Kenapa malah takut Hhm? Ayo pegang," tukas Alandra, kembali menarik tangan istrinya. Zaura kembali menarik tangannya, rasanya dia enggan melihat ke arah rudal suaminya yang sudah mencuat ke atas. Apalagi sampai menyentuhnya, membayangkannya saja Zaura sudah bergidik ngeri. Lagi-lagi Alandra di buat tertawa dengan sikap sikap istrinya. Zaura takut dengan rudal miliknya, dan apakah Alandra akan berhenti saja? Oh tidak, sulit ba

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   15. Ular Besar Alandra

    Tidak berhenti di situ, dan Alandra tidak ingin memandanginya saja. Seraya memajukan wajahnya, bibirnya menyentuh puncak kuncup cokelat itu dan menjilatinya pelan. Zaura kembali bergetar. karena Alandra mulai memasukan seluruh permukaan bukit kembar itu ke dalam mulutnya, menyedotnya dengan kuat. seperti bayi yang kehausan. Sementara tangan satunya lagi masih memberikan remasan kecil di bukit satunya lagi. Bagaimana zuara tidak mengenal lagi. sedangkan perbuatan suaminya ini membuatnya tak kuasa untuk sekedar menahan desahannya. Zaura mendongak, menikmati setiap sesapan suaminya. Zaura juga meremas rambut Alandra dan menekannya hingga bukit kembar itu terasa penuh di mulutnya. Usai memberikan rangsangan melalui bukit kembar istrinya. Alandra mencium seluruh permukaan perut Zaura hingga Zaura menggeliat kegelian. Zaura merasa banyak sekali kupu-kupu yang hinggap di perutnya. Rasanya aneh, dan Zaura tidak sabar untuk menantikan kegiatan selanjutnya. "Ssssh, mas!" jerit Zaura,

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   14. Foreplay

    Bukan hanya Alandra yang terkejut, melainkan Zaura yang langsung saja menutup tubuh mungilnya dengan jubah mandi yang di bawanya tadi. Tapi tetap saja, Alandra bahkan masih teringat dengan dua gundukan besar yang sebelumnya dia lihat tadi. "M-mas, kamu mau apa?" tanya Zaura gugup, jangan tanya pipinya yang sudah memerah bagaikan tomat busuk. Ingin rasanya Zaura menenggelamkan dirinya ke dasar laut paling dalam, malu sekali. "Aku mau ganti baju sayang," jawab Alandra, tanpa mengalihkan pandanganya dari sang istri malam ini yang terlihar sangat cantik. "K-kamu tunggu di luar! Aku ganti baju dulu," cicit Zaura seraya mendorong pintu. Grep! Alandra membawa Zaura ke dalam pelukannya. Istrinya sudah berpakaian seperti ini, mana mungkin Alandra akan membiarkan suaminya lolos begitu saja. "Sudah cantik begini, mau kemana Hhm?" "L-lepas mas, aku gak mau kemana-mana kok." "Kamu menggodaku sayang?" tanya Alandra, Dengan mendekatkan bibir tebalnya di cerik leher sang istri. Seke

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   13. Kemarahan Rosa

    "A-apa maksud Tante?" tanya Zea dengan perasaan takut. Karena sakarang, Rosa menatap Zea dengan tatapan membunuh. Zea menelan salivanya yang sedikit sulit, karena baru kali ini Zea melihat kemarahan Rosa. "Dengar Zea! kamu tidak perlu mengandaai-andiakan diri kamu untuk menikah dengan putra saya. Alandra sudah menikah, dan wanita yang cocok dengan Al itu hanya dia, Zaura. Saya tidak akan pernah Sudi anak saya bersanding dengan wanita murahan seperti kamu. sebelum kamu bermimpi, alangkah lebih baiknya kamu ngaca Zea, kamu tidak sebanding dengan keluarga saya!" Deg! Perasaan itu terasa menghantam perasaan Zea. Bagaimana mungkin, dia di tolak mentah-mentah oleh laki-laki yang dia cintai sendiri. Bahkan, Rosa juga mengatakannya murahan. Tanpa sadar, kedua tangannya Zea mengepal kuat. "Tan, Tante tidak bisa seperti itu. Tante harus mengerti perasaan Al. Dia mencintai aku, tapi karena keegoisan Tante malah menikahkan dia dengan Zaura. itu sama saja dengan Tante melukai anak Tante

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   13. Baju Dinas untuk Zaura

    Selesai perawatan, Rosa langsung mengajak menantunya untuk berbelanja keliling Mal. Sebelumnya, Zaura yang tak pernah pergi ke tempat seperti ini tampak bingung. Zaura bingung harus membeli apa, karena pakaian yang di sediakan Alandra sudah banyak di rumah mereka. Bahkan masih banyak baju yang bercampur yang belum pernah Zaura pakai. Mertuanya benar-benar mengajaknya belanja puas-puasan. Rosa mengerti jika menantunya pasti tidak akan mau memilih apapun, karena sebelum menyentuh dan melihatnya saja Zaura sudah kaget dengan harga yang di bandrol di sana. Tapi Rosa tak tinggal diam, wanita paruh baya yang masih kelihatan muda itu dengan cekatan mengambil beberapa barang untuknya dan untuk Rosa. "Ma, banyak sekali, ini untuk siapa?" Rosa tersenyum, mengusap punggung tangan Zaura dengan lembut. "Ini semua untuk kamu sayang, kamu ini seorang pebisnis jadi harus mempunyai banyak koleksi tas dan sepatu seperti Mama." "T-tapi, di rumah juga masih banyak barang yang belum pernah kepake

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status