Share

7. Rencana Naila!

Author: Kii_zaa
last update Last Updated: 2025-01-21 19:43:29

Wanita bertubuh gempal itu maju ke depan, tatapan matanya menghunus tajam pada Naila yang terkejut, tidak menyangka istri dari pria yang dia jadikan sumber uangnya ternyata ada di sini.

Sampai di atas pelaminan, wanita itu menarik rambut Naila sekuat tenaga. Suasana kembali riuh, mereka melihat istri sah yang melabrak pelakor, karena Alandra yang membuka semuanya.

Ada yang menatap miris, terkejut dan banyak pula yang mencibir karena mereka menyayangkan sikap Naila yang masih muda tapi sudah menjadi penggoda suami orang lain.

"Sini kau, rasakan ini! Ternyata kau yang sudah merebut waktu suamiku, kau yang menghabiskan uang suamiku. Dasar jalang, aku tidak akan melepaskanmu pelacur!"

Naila tidak bisa membalas, karena tubuh wanita itu jauh lebih besar dari pada dirinya yang kurus. Naila memberi tatapan memohon pada Zaura dan Alandra. Tapi Alandra tidak menoleh sama sekali, membiarkan Naila dan perempuan itu menjadi tontonan orang lain.

Merasa suasana sudah semakin tidak kondusif, Alandra menarik tangan Zaura untuk turun ke bawah. Beruntungnya ini hanya sekedar acara akad, bukan resepsi. Jadi yang menyaksikan insiden memalukan Naila ini hanya orang-orang tertentu. Tapi tidak menuntut kemungkinan, berita ini akan meluas kemana-mana. 

 "Pak Al, k-kita mau kemana?" tanya Zaura, saat tangannya terus di seret oleh suaminya keluar dari gedung.

Langkah Alandra berhenti. Matanya menatap Zaura yang sudah menjadi istrinya. "Istirahat Ra. Aku males banget kalau harus melihat tontonan memalukan itu. Tapi aku bahagia, karena aku bisa menikahi kamu dan kamu sudah menjadi milikku sekarang,"

Zaura hanya terdiam membisu, bibirnya terasa kelu dan tak bisa menjawab apapun. Perasaanya campur aduk, antara sedih, bahagia dan terkejut karena suaminya adalah Alandra. Laki-laki yang selama ini mengejarnya.

Alandra kembali berjalan, Zaura hanya bisa mengikuti langkah suaminya karena Zaura pun bingung harus melakukan apa.

Sampai di kamar, Zaura duduk di atas kasur. Sementara Alandra juga duduk di sampingnya, memegang tangan Alandra dengan lembut. Tatapan hangat yang Alandra tunjukan pada Zaura, membuat Zaura memalingkan wajahnya karena salah tingkah.

"Kamu cantik," cicit Alandra, masih betah memandangi wajah istrinya yang masih mengenakan makeup.

Zaura semakin menghindari tatapan Alandra. Jantungnya berdegup kencang, selama ini belum pernah ada laki-laki yang memujinya seperti Alandra. Karena Zaura tidak pernah dekat dengan laki-laki manapun karena hasutan Naila.

"Pak, Acaranya sudah selesai kan? Kita tidak akan kembali lagi ke ballrom hotel?" tanya Zaura, karena merasa tidak nyaman dengan makeup tebal yang masih menutupi wajahnya.

"Sudah, memangnya kenapa?"

"A-aku mau ganti baju," jawab Zaura, Alandra mengerti mungkin istrinya tidak nyaman dengan gaun yang menjuntai indah.

"Boleh, tapi bolehkah aku yang membersihkan makeup kamu? Aku rasa, kamu akan kesulitan membersihkan makeup itu karena tebal sekali ternyata," Ucap Alandra, mencari alasan agar dia bisa semakin leluasa memandangi wajah cantik istrinya.

"E-emangnya gapapa?"

"Ya ga apa-apa dong, pahala loh bantuin istri. Biar aku ambil kapas dan pembersihnya, kamu diam di sini." Zaura hanya mengangguk, Zaura masih canggung dan belum bisa berucap apa-apa.

"P-pak, gimana kondisi gedung tadi? A-apa ada yang membereskan di sana?" tanya Zaura, saat suaminya tengah membersihkan wajahnya.

"Biarkan saja, aku sudah menyuruh anak buahku untuk mengusir Naila dan orang-ornag tadi untuk pergi dari sini. Walaupun ada kerusakan, aku yang akan bertanggung jawab."

"Kenapa? Apa kamu keberatan aku membuka aib Naila di depan umum?" tanya Alandra, hawatir jika istrinya tidak mendukung tindakannya.

Zaura menghela nafas panjang. "Bukan begitu, selama ini aku memang tahu kelakuan sepupuku itu bagaimana, tapi orang seprtiku sulit untuk mendapatkan bukti tentang Naila. Aku juga ingat dulu dia selalu menjelekan aku sama semua orang, aku juga tidak punya teman karena mereka semua menjauhiku."

Zaura memberanikan diri menatap mata elang suaminya, laki-laki yang sudah membelanya dan membalas Naila tanpa perlu turun tangan. "Terimakasih karena sudah membelaku. Kamu adalah orang kedua yang melindungiku setelah ibu, aku kira di dunia ini tidak ada lagi orang yang mau dekat dengan aku karena kata mereka aku anak haram. Aku pernah melakukan tindakan bodoh itu karena aku takut kehilangan ibu, hanya ibulah satu-satunya orang yang menyayangiku," ujar Zaura dengan suara bergetar.

Alandra membawa istrinya ke dalam pelukannya. Alandra memang tahu, bagaimana kehidupan istrinya selama ini. Tapi setelah diam-diam Alandra menyelidikinya tentang Zaura lebih jauh lagi, Alandra tahu jika Zaura tidak seburuk yang orang lain kira.

"Setelah ini, aku tidak akan pernah membiarkan siapapun menyakiti kamu lagi. Aku di sini melindungi kamu Zaura, percaya sama aku. Izinkan aku mencintaimu sepenuh hatiku dan menjagamu." Alandra berucap tegas, kemudian mendaratkan ciuman kecil di puncak kepala sang istri.

Andai saja waktu itu Alandra menolak perjodohan ya dengan gadis pilihan Rosa, ibunya. Mungkin akan sulit sekali bagi Alandra untuk menaklukan hati Zaura. Dan sekarang, Aakah prinsip yang selama ini Zaura simpan akan berubah begitu saja? Padahal, Zaura tidak pernah ingin terlibat dengan yang namanya pernikahan. Tapi di dalam dekapan Alandra sekarang, Zaura merasakan kenyamanan dan ketenangan yang belum pernah dia rasakan. Apakah sebentar lagi hatinya akan berlabuh pada laki-laki yang sedang mendekapnya sekarang? Ah entahlah, Zaura dilema.

*

*

*

"Sialan! Zaura, kamu menghancurkan segalanya," desis Naila, saat dia berhasil lolos dari kejaran ibu-ibu gempal tadi yang terus menghajarnya.

Di dalam gedung tadi, saat semua orang mencibirnya dan menyorakinya pelakor. Naila berusaha mencari celah untuk pergi dari tempat itu, tubuhnya terasa remuk karena wanita gendut tadi benar-benar menghajarnya habis-habisan.

Dengan rambut yang acak-acakan, Naila berhasil keluar dari dalam gedung dan langsung menyetop taksi yang kebetulan lewat. Beruntungnya, wanita gendut tadi tak sampai mengejarnya sampai keluar, mungkin karena bobot tubuhnya yang terlalu besar hingga kesulitan mengejar Naila yang kurus. 

Di dalam taksi, Naila menggerutu kesal. Sumpah serapah yang dia ucapkan pada Zaura. Naila merasa Zauralah penyebab dari kekacauan ini. Padahal tanpa sadar, dirinyalah yang memulai bendera perang sampai Alandra membalasnya. Sopir yang membawa Naila sampai menutup kedua telinganya dengan earphone.

"Lihat saja, Zaura aku tidak akan pernah tinggal diam. Aku gak akan rela kamu hidup bahagia dengan Alandra sedangkan aku menderita. Dan penderitaan ini gara-gara dia!"

"Arghh! Kenapa keberuntungan selalu memihak pada anak itu. Anak haram yang tidak pantas mendapatkan laki-laki seperti Alandra. Setelah aku memfinah Zaura, menjauhkan dia dari laki-laki yang berusaha mendekatinya, kenapa Zaura malah mendapatkan yang lebih dari yang aku kira!"

"Tidak bisa! Aku tidak akan tinggal diam, Zaura harus kembali menderita," desisnya dengan suara tajam.

Naila teringat, pada sosok Tika yang saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit. Senyum sinisntersungging di bibirnya, karena sepertinya Naila sedang merencanakan sesuatu untuk membalaskan dendamnya pada Zaura.

"Pak, Rumah sakit Santoso. Antarkan aku ke sana sekarang juga, jangan pake lama," ujar Naila dengan nada memeintah.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   8. Kematian Tika

    Sampai di trotoar jalan. Naila masuk ke dalam rumah sakit itu dengan mengenakan masker hitam di wajahnya. Naila tidak ingin ada satu orangpun yang mengenalnya, apalagis etelah insiden tadi sudah pasti banyak orang yang memviralkan dirinya. Naila mengendap-endap saat berjalan ke arah ruang rawat Tika, sudah seperti maling yang takut ketahuan. Naila memicingkan matanya, mencari cara agar dia bisa masuk ke dalam ruangan Tika. Sebelumnya, Naila memastikan tidak ada satu orang di dalam ruang rawat Tika. Setelah memastikan dan mengintip ruang rawat itu dari balik lubang kecil di pintu. ternyata ada perawat yang sedang menyuapi Tika makan. Terpaksa Naila harus menunggu seraya memainkan ponsel di tangannya. Menunggu perawat itu keluar agar Naila bisa menjalankan aksinya. "Aku yakin, setelah memberikan peringatan ini kepada Zaura, dia akan menjauhi Alandra. Dan di dunia ini, tidak akan pernah ada satu orangpun yang membelanya lagi. Zaura, aku sangat membencimu!" batinnya, dengan mata nyalang

    Last Updated : 2025-01-23
  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   9. Kecurigaan Bram!

    Belum sampai di rumahnya, kedua tangan Naila masih bergetar mengingat kejadian tadi. Dimana dia membekap wajah Tika dengan bantal tebal, dan Naila sendiri yang menyaksikan tantenya meninggal.Wajah pucat dan sudah terbujur kaku, semakin membuat Naila menyadari jika dia sudah menjadi seorang pembunuh. Tatapanya terlihat cemas, andai saja waktu bisa terulang, Naila memilih untuk balas dendam saja pada Zaura, dan tidak harus membunuh Tika yang akan menghantuinya terus dengan rasa bersalah."Ya tuhan, gimana kalau ada yang tahu kalau aku yang membunuh Tante Tika. Semoga saja tidak ada yang melihat," gumam Naila, seraya menggigit kuku-kuku di tangannya hingga patah.Sampai di rumah, Naila terus terdiam. Matanya menatap kosong pada arah dinding di depannya. Kelakuan putrinya ini, mengundang tanya Belinda yang tidak pernah melihat putrinya melamun seperti ini."Naila, kamu kenapa?"Naila menoleh, menatap Belinda dengan senyum di bibirnya. "Aku gapapa mah, cuma sedikit lelah."Belinda menata

    Last Updated : 2025-01-25
  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   10. Kesedihan Zaura

    Suasana duka masih terasa kental, Zaura mengusap air matanya beberapa kali setelah menyaksikan jenazah ibunya yang sudah terkubur sempurna dengan tanah. seseorang yang paling berarti dalam hidupnya, dan satu-satunya orang yang selalu melindungi Zaura dari hinaan dan cacian orang lain. sekarang, apakah masih ada orang yang setulus itu menyayanginya selain ibunya? Zaura bahkan tidak percaya apakah suaminya akan memperlakukannya dengan baik, sebagaimana Tika yang selalu menyayanginya tanpa pamrih. "Sudah tenang?" Tanya Alandra, seraya menyerahkan satu botol minum yang sudah di buka untuk istrinya. Zaura menerimanya, meminum sedikit air yang di berikan suaminya. Alara merasa lebih baik, meskipun hatinya masih saja terasa hampa. Alara kembali bersimpuh di depan pusara ibunya, dengan setia Alandra masih menemani di sampingnya. Memberikan kekuatan penuh untuk istrinya, bahkan Rosa dan Gavin pun masih ada di belakang Zaura dan Alandra. Rosa maju satu langkah, ikut berjongkok di sampi

    Last Updated : 2025-01-27
  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   11. Kelakuan Naila

    "S-sayang?" "Iya sayang, aku kan sayang sama kamu. kamu juga harus panggil aku sayang," jawab Alandra tanpa beban. "T-tapi, aku belum terbiasa pak, E-eh!!" Khafi tersenyum gemas melihat istrinya yang salah tingkah. sebenernya Alandra hanya bercanda, laki-laki itu hanya ingin melihat bagaimana reaksi istrinya yang menggemaskan ini. "Kalau begitu terserah kamu mau panggil apa, asalkan jangan bapak. Aku ngerasa tua banget kalau kamu panggil Bapak, masih muda dan tampan gini masa iya di panggil bapak." "Ya kan nanti kalau Udah punya anak di panggilnya bapak kan?" Tanya Zaura sedikit meluapkan kesedihannya. tapi Alandra malah fokus pada kalimat istrinya tadi. "Memangnya kamu mau punya anak dariku?" deg! Zaura menegang. Benar juga, memangnya dia sudah siap kalau punya anak? "Bukannya tujuan menikah itu untuk punya anak ya," jawab Zaura, seraya menggigit bibir bawahnya. Zaura takut salah bicara. "Aku mau banget punya anak, asalkan anakku lahir dari rahim anakku. Kamu yang

    Last Updated : 2025-01-30
  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   12. Romantisnya Alandra

    Tujuh hari berlalu sejak kematian Tika, Zaura mulai tinggal di rumah pribadi milik Alandra. sebelumnya, Rosa menyarankan agar Zaura tinggal saja di rumah megah milik keluarga besarnya, namun dengan tegas Alandra menolak, laki-laki itu ingin memiliki privasi dengan istrinya. seperti sekarang, bangun dari tidurnya Alandra sudah di siapkan secangkir kopi oleh istrinya. sesuatu yang membuat hati Alandra menghangat, ketulusan Zaura dan kebaikannya membuat Alandra tak bisa berpaling dari siapapun. "Di minum kopinya mas," kata Zaura, seraya menyerahkan satu cangkir kopi yang masih mengepulkan asap di atasnya. Alandra menerimanya, namun tak langsung meminum kopi tersebut. Alandra mengalungkan kedua tangannya di pinggang ramping sang istri, bibirnya mencium dahi Zaura dengan lembut. Cup! "Ke lima kalinya," gumam Alara, mengundang tanya dari Alandra. "Lima kali? Apa maksud kamu lima kali?" Tanya Alandra dengan dahi mengerut. "Sejak bangun tidur sampai sekarang, kamu sudah lima kali

    Last Updated : 2025-02-02
  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   12. Kebutuhan Dinas

    "Hai sayang, akhirnya kita bertemu juga," sahut zea, bangkit dari kursi besar milik Alandra. Dan menghampiri Alandra yang mematung dengan wajah tegasnya. Kedua tangan Zira melingkar di pinggang Alandra, seraya menyandarkan kepalanya di dada bidang Alandra. "Aku kangen banget sama kamu, kamu kangen gak sama aku?" tanya Zea dengan percaya diri, Zea belum tahu kalau mantan kekasihnya ini ternyata sudah menikah. Alandra melepas pelukan Zea, menghempasnya sampai Zea hampir kehilangan keseimbangan. Di iringi dengan tatapan terkejut yang Zea rasakan. "K-kamu kenapa? kenapa pelukan aku di lepas sih? kamu gak tahu kalau aku kangen banget sama kamu Al, kenapa kamu berubah?" "Mau apa kau ke sini hah? Belum cukup kau mengkhianatiku dengan pria lain?? ternyata kau masih punya nyali untuk bertemu denganku." Zea menggeleng cepat, dia tidak mau Alandra membahas kesalahannya. Ya, memang, Zea kemeja memberikan tubuhnya pada laki-laki yang mengobsesikan dirinya. Tapi Zea melakukannya karena

    Last Updated : 2025-02-04
  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   13. Baju Dinas untuk Zaura

    Selesai perawatan, Rosa langsung mengajak menantunya untuk berbelanja keliling Mal. Sebelumnya, Zaura yang tak pernah pergi ke tempat seperti ini tampak bingung. Zaura bingung harus membeli apa, karena pakaian yang di sediakan Alandra sudah banyak di rumah mereka. Bahkan masih banyak baju yang bercampur yang belum pernah Zaura pakai. Mertuanya benar-benar mengajaknya belanja puas-puasan. Rosa mengerti jika menantunya pasti tidak akan mau memilih apapun, karena sebelum menyentuh dan melihatnya saja Zaura sudah kaget dengan harga yang di bandrol di sana. Tapi Rosa tak tinggal diam, wanita paruh baya yang masih kelihatan muda itu dengan cekatan mengambil beberapa barang untuknya dan untuk Rosa. "Ma, banyak sekali, ini untuk siapa?" Rosa tersenyum, mengusap punggung tangan Zaura dengan lembut. "Ini semua untuk kamu sayang, kamu ini seorang pebisnis jadi harus mempunyai banyak koleksi tas dan sepatu seperti Mama." "T-tapi, di rumah juga masih banyak barang yang belum pernah kepake

    Last Updated : 2025-02-05
  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   13. Kemarahan Rosa

    "A-apa maksud Tante?" tanya Zea dengan perasaan takut. Karena sakarang, Rosa menatap Zea dengan tatapan membunuh. Zea menelan salivanya yang sedikit sulit, karena baru kali ini Zea melihat kemarahan Rosa. "Dengar Zea! kamu tidak perlu mengandaai-andiakan diri kamu untuk menikah dengan putra saya. Alandra sudah menikah, dan wanita yang cocok dengan Al itu hanya dia, Zaura. Saya tidak akan pernah Sudi anak saya bersanding dengan wanita murahan seperti kamu. sebelum kamu bermimpi, alangkah lebih baiknya kamu ngaca Zea, kamu tidak sebanding dengan keluarga saya!" Deg! Perasaan itu terasa menghantam perasaan Zea. Bagaimana mungkin, dia di tolak mentah-mentah oleh laki-laki yang dia cintai sendiri. Bahkan, Rosa juga mengatakannya murahan. Tanpa sadar, kedua tangannya Zea mengepal kuat. "Tan, Tante tidak bisa seperti itu. Tante harus mengerti perasaan Al. Dia mencintai aku, tapi karena keegoisan Tante malah menikahkan dia dengan Zaura. itu sama saja dengan Tante melukai anak Tante

    Last Updated : 2025-02-08

Latest chapter

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   Revisi

    Kedua pipi Launa memerah, tatkala seorang laki-laki yang tiba-tiba sudah ada di belakangnya dan langsung memujinya. Setelah menoleh, ternyata Ziyan yang sedang memperhatikannya sejak tadi. Padahal Launa mengira itu suaminya."Eh, elo. Kirain Zayn.""Kenapa emang?""Gue tadinya salting kalo beneran Zayn yang muji gue. Eh tapi, beneran gue cocok pake baju kayak gini?" tanya Launa lagi, dengan memutar-mutar tubuhnya di depan cermin."Bagus kok, cantik," kata Ziyan lagi, mengakui kalau Launa memang sangat cantik mengenakan gamis berwarna maroon lengkap dengan hijabnya."Kalo gitu gue gak bakal ganti lagi. Gue mau ke kampus pake gamis ini aja. Gue yakin si, pasti banyak orang-ornag yang terpesona.""Terpesona! Inget, udah punya suami!""Ya iya Ziyan tenang aja. Gue juga inget kok."Tiba di ruang makan, semuanya sarapan dengan tenang. Sesekali Aqlan melihat emangnya yang tampak pangling, masih tidak menyangka jika menantunya sudah langsung berubah dan mau memakai set hijab seperti ini."La

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   revisi

    Siang harinya, Khafi menemui sahabatnya di kantor miliknya. Saat ini, Khafi emang membutuhkan Hanif sebagai orang yang dia andalkan termasuk partner curhatnya juga. Dan Hanif juga banyak tahu tentang masalah yang di hadapi oleh Khafi saat ini."Ada apa? Tumben banget pakmil satu ini tiba-tiba datang ke sini.""Gue lagi pusing nif," jawab Khafi, seraya mendaratkan bokongnya duduk di atas sofa ruangan Hanif."Pusing? Kepala Lo kambuh lagi?" tanya Hanif hawatir."Ck, bukan!""Lah, terus apa?""Ada sesuatu yang harus kita selidiki. Hampir satu bulan ini, cafe Alara ada masalah. Pemasukan tiba-tiba menurun, padahal pelanggan tetap rame seperti biasa. Udah ada satu orang yang jadi tersangka, tapi dia kabur.""Terus masalahnya apa? Kenapa gak langsung laporin aja tu orang yang ngambil uangnya?"Khafi menatap Hanif dengan tajam. Jika masalahnya hanya itu, mungkin Khafi tidak mungkin menemuinya untuk mengajak Hanif diskusi."Masalahnya, gue yakin pasti ada orang yang ikut campur dan jadi dalan

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   Revisi

    "Siap," sahut Naila langsung menaiki mobil dan duduk di samping Khafi.Khafi melakukan mobilnya dengan kecepatan cepat, namun cenderung lebih lambat. Sambil sesekali melihat ke samping berhadap bisa menemukan istrinya."Bang, kita mau cari mbak Alara kemana?" tanya Naila dengan nada malas."Ke Cafenya," jawab Khafi singkat. Bahkan sejak tadi Khafi tidak mempedulikan ocehan Naila yang membuat telinganya panas.Bagiamana tidak panas, Naila selalu membicarakan keburukan Alara. Kembali memanas-manasi keadaan agar Khafi tidak perlu mencari Alara."Abang, sebenarnya keputusuan Abang itu udah tepat. Abang nyuruh mbak Alara pergi karena itu kesalahan dia sendiri, Abang yakin masih mau memaafkan mbak Alara sedangkan mbak Alara sudah sejauh ini membohongi Abang."Cekiiittt!Dahi Naila terbentur ke atas dashboard, Khafi menatapnya dengan tajam."A-abang kenapa ngerem mendadak sih," Kesal Naila karena Khafi seperti sengaja ngerem mendadak, tapi setelah melihat gelagat Khafi yang sepertinya marah

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   revisi

    Alandra mengecupi seluruh permukaan wajahnya. Memberikan istrinya ketenangan, agar Zaura tak lagi meratapi rasa sakitnya karena perawan ya sudah benar-benar pecah oleh Alandra, suaminya sendiri. Alandra sedikit menyesal karena hal ini ternyata sangat menyakiti istrinya. Tapi, masa iya dia tidak boleh melakukan hubungan suami istri yang justru dia dan istrinya sudah halal. "Berhenti saja hhhm? Aku gak akan melanjutkannya kalau kamu masih merasa sakit," ucap Alandra, dengan membelai wajah istrinya dengan tangannya. "Jangan! Kenapa harus berhenti?" "Kamu kesakitan, aku gak tega lihatnya!" "Sakitnya cuma sebentar mas. Sebentar lagi mungkin hilang, maaf kalau aku begini karena rasanya benar-benar sakit." "Tidak apa-apa. Aku tidak akan melanjutkannya, biar punya kamu membiaskan diri dengan milik aku." Zaura mengangguk, demi mengalihkan perhatian suaminya Zaura memulainya dengan meraih wajah suaminya dan mencium bibir laki-laki itu. Tentu saja Alandra tidak menolak, dia juga membalas l

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   16. Zaura ketakutan

    Alandra tertawa melihat istrinya yang ketakutan Melihat rudal sakti miliknya. Bagaimana jadinya jika Alandra sampai memasukan rudal saktinya ke dalam goa sempit milik istrinya. Pastinya sangat nikmat, dan Alandra semakin tak sabar menunggu waktunya tiba. Tapi Alandra tak ingin melakuaknya secara langsung, laki-laki itu tidak ingin menakut-nakuti Zaura dengan rudal miliknya yang sudah seperti pedang sakti. "Kenapa Hhhm?" Tanya Alandra, seraya menciumi bahu tebuka istrinya. "I-itu apa mas? k-kenapa besar sekali?" "Ini benda yang akan bikin kamu keenakan. Kenapa malah takut Hhm? Ayo pegang," tukas Alandra, kembali menarik tangan istrinya. Zaura kembali menarik tangannya, rasanya dia enggan melihat ke arah rudal suaminya yang sudah mencuat ke atas. Apalagi sampai menyentuhnya, membayangkannya saja Zaura sudah bergidik ngeri. Lagi-lagi Alandra di buat tertawa dengan sikap sikap istrinya. Zaura takut dengan rudal miliknya, dan apakah Alandra akan berhenti saja? Oh tidak, sulit ba

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   15. Ular Besar Alandra

    Tidak berhenti di situ, dan Alandra tidak ingin memandanginya saja. Seraya memajukan wajahnya, bibirnya menyentuh puncak kuncup cokelat itu dan menjilatinya pelan. Zaura kembali bergetar. karena Alandra mulai memasukan seluruh permukaan bukit kembar itu ke dalam mulutnya, menyedotnya dengan kuat. seperti bayi yang kehausan. Sementara tangan satunya lagi masih memberikan remasan kecil di bukit satunya lagi. Bagaimana zuara tidak mengenal lagi. sedangkan perbuatan suaminya ini membuatnya tak kuasa untuk sekedar menahan desahannya. Zaura mendongak, menikmati setiap sesapan suaminya. Zaura juga meremas rambut Alandra dan menekannya hingga bukit kembar itu terasa penuh di mulutnya. Usai memberikan rangsangan melalui bukit kembar istrinya. Alandra mencium seluruh permukaan perut Zaura hingga Zaura menggeliat kegelian. Zaura merasa banyak sekali kupu-kupu yang hinggap di perutnya. Rasanya aneh, dan Zaura tidak sabar untuk menantikan kegiatan selanjutnya. "Ssssh, mas!" jerit Zaura,

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   14. Foreplay

    Bukan hanya Alandra yang terkejut, melainkan Zaura yang langsung saja menutup tubuh mungilnya dengan jubah mandi yang di bawanya tadi. Tapi tetap saja, Alandra bahkan masih teringat dengan dua gundukan besar yang sebelumnya dia lihat tadi. "M-mas, kamu mau apa?" tanya Zaura gugup, jangan tanya pipinya yang sudah memerah bagaikan tomat busuk. Ingin rasanya Zaura menenggelamkan dirinya ke dasar laut paling dalam, malu sekali. "Aku mau ganti baju sayang," jawab Alandra, tanpa mengalihkan pandanganya dari sang istri malam ini yang terlihar sangat cantik. "K-kamu tunggu di luar! Aku ganti baju dulu," cicit Zaura seraya mendorong pintu. Grep! Alandra membawa Zaura ke dalam pelukannya. Istrinya sudah berpakaian seperti ini, mana mungkin Alandra akan membiarkan suaminya lolos begitu saja. "Sudah cantik begini, mau kemana Hhm?" "L-lepas mas, aku gak mau kemana-mana kok." "Kamu menggodaku sayang?" tanya Alandra, Dengan mendekatkan bibir tebalnya di cerik leher sang istri. Seke

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   13. Kemarahan Rosa

    "A-apa maksud Tante?" tanya Zea dengan perasaan takut. Karena sakarang, Rosa menatap Zea dengan tatapan membunuh. Zea menelan salivanya yang sedikit sulit, karena baru kali ini Zea melihat kemarahan Rosa. "Dengar Zea! kamu tidak perlu mengandaai-andiakan diri kamu untuk menikah dengan putra saya. Alandra sudah menikah, dan wanita yang cocok dengan Al itu hanya dia, Zaura. Saya tidak akan pernah Sudi anak saya bersanding dengan wanita murahan seperti kamu. sebelum kamu bermimpi, alangkah lebih baiknya kamu ngaca Zea, kamu tidak sebanding dengan keluarga saya!" Deg! Perasaan itu terasa menghantam perasaan Zea. Bagaimana mungkin, dia di tolak mentah-mentah oleh laki-laki yang dia cintai sendiri. Bahkan, Rosa juga mengatakannya murahan. Tanpa sadar, kedua tangannya Zea mengepal kuat. "Tan, Tante tidak bisa seperti itu. Tante harus mengerti perasaan Al. Dia mencintai aku, tapi karena keegoisan Tante malah menikahkan dia dengan Zaura. itu sama saja dengan Tante melukai anak Tante

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   13. Baju Dinas untuk Zaura

    Selesai perawatan, Rosa langsung mengajak menantunya untuk berbelanja keliling Mal. Sebelumnya, Zaura yang tak pernah pergi ke tempat seperti ini tampak bingung. Zaura bingung harus membeli apa, karena pakaian yang di sediakan Alandra sudah banyak di rumah mereka. Bahkan masih banyak baju yang bercampur yang belum pernah Zaura pakai. Mertuanya benar-benar mengajaknya belanja puas-puasan. Rosa mengerti jika menantunya pasti tidak akan mau memilih apapun, karena sebelum menyentuh dan melihatnya saja Zaura sudah kaget dengan harga yang di bandrol di sana. Tapi Rosa tak tinggal diam, wanita paruh baya yang masih kelihatan muda itu dengan cekatan mengambil beberapa barang untuknya dan untuk Rosa. "Ma, banyak sekali, ini untuk siapa?" Rosa tersenyum, mengusap punggung tangan Zaura dengan lembut. "Ini semua untuk kamu sayang, kamu ini seorang pebisnis jadi harus mempunyai banyak koleksi tas dan sepatu seperti Mama." "T-tapi, di rumah juga masih banyak barang yang belum pernah kepake

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status