Share

7. Rencana Naila!

Penulis: Kii_zaa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-21 19:43:29

Wanita bertubuh gempal itu maju ke depan, tatapan matanya menghunus tajam pada Naila yang terkejut, tidak menyangka istri dari pria yang dia jadikan sumber uangnya ternyata ada di sini.

Sampai di atas pelaminan, wanita itu menarik rambut Naila sekuat tenaga. Suasana kembali riuh, mereka melihat istri sah yang melabrak pelakor, karena Alandra yang membuka semuanya.

Ada yang menatap miris, terkejut dan banyak pula yang mencibir karena mereka menyayangkan sikap Naila yang masih muda tapi sudah menjadi penggoda suami orang lain.

"Sini kau, rasakan ini! Ternyata kau yang sudah merebut waktu suamiku, kau yang menghabiskan uang suamiku. Dasar jalang, aku tidak akan melepaskanmu pelacur!"

Naila tidak bisa membalas, karena tubuh wanita itu jauh lebih besar dari pada dirinya yang kurus. Naila memberi tatapan memohon pada Zaura dan Alandra. Tapi Alandra tidak menoleh sama sekali, membiarkan Naila dan perempuan itu menjadi tontonan orang lain.

Merasa suasana sudah semakin tidak kondusif, Alandra menarik tangan Zaura untuk turun ke bawah. Beruntungnya ini hanya sekedar acara akad, bukan resepsi. Jadi yang menyaksikan insiden memalukan Naila ini hanya orang-orang tertentu. Tapi tidak menuntut kemungkinan, berita ini akan meluas kemana-mana. 

 "Pak Al, k-kita mau kemana?" tanya Zaura, saat tangannya terus di seret oleh suaminya keluar dari gedung.

Langkah Alandra berhenti. Matanya menatap Zaura yang sudah menjadi istrinya. "Istirahat Ra. Aku males banget kalau harus melihat tontonan memalukan itu. Tapi aku bahagia, karena aku bisa menikahi kamu dan kamu sudah menjadi milikku sekarang,"

Zaura hanya terdiam membisu, bibirnya terasa kelu dan tak bisa menjawab apapun. Perasaanya campur aduk, antara sedih, bahagia dan terkejut karena suaminya adalah Alandra. Laki-laki yang selama ini mengejarnya.

Alandra kembali berjalan, Zaura hanya bisa mengikuti langkah suaminya karena Zaura pun bingung harus melakukan apa.

Sampai di kamar, Zaura duduk di atas kasur. Sementara Alandra juga duduk di sampingnya, memegang tangan Alandra dengan lembut. Tatapan hangat yang Alandra tunjukan pada Zaura, membuat Zaura memalingkan wajahnya karena salah tingkah.

"Kamu cantik," cicit Alandra, masih betah memandangi wajah istrinya yang masih mengenakan makeup.

Zaura semakin menghindari tatapan Alandra. Jantungnya berdegup kencang, selama ini belum pernah ada laki-laki yang memujinya seperti Alandra. Karena Zaura tidak pernah dekat dengan laki-laki manapun karena hasutan Naila.

"Pak, Acaranya sudah selesai kan? Kita tidak akan kembali lagi ke ballrom hotel?" tanya Zaura, karena merasa tidak nyaman dengan makeup tebal yang masih menutupi wajahnya.

"Sudah, memangnya kenapa?"

"A-aku mau ganti baju," jawab Zaura, Alandra mengerti mungkin istrinya tidak nyaman dengan gaun yang menjuntai indah.

"Boleh, tapi bolehkah aku yang membersihkan makeup kamu? Aku rasa, kamu akan kesulitan membersihkan makeup itu karena tebal sekali ternyata," Ucap Alandra, mencari alasan agar dia bisa semakin leluasa memandangi wajah cantik istrinya.

"E-emangnya gapapa?"

"Ya ga apa-apa dong, pahala loh bantuin istri. Biar aku ambil kapas dan pembersihnya, kamu diam di sini." Zaura hanya mengangguk, Zaura masih canggung dan belum bisa berucap apa-apa.

"P-pak, gimana kondisi gedung tadi? A-apa ada yang membereskan di sana?" tanya Zaura, saat suaminya tengah membersihkan wajahnya.

"Biarkan saja, aku sudah menyuruh anak buahku untuk mengusir Naila dan orang-ornag tadi untuk pergi dari sini. Walaupun ada kerusakan, aku yang akan bertanggung jawab."

"Kenapa? Apa kamu keberatan aku membuka aib Naila di depan umum?" tanya Alandra, hawatir jika istrinya tidak mendukung tindakannya.

Zaura menghela nafas panjang. "Bukan begitu, selama ini aku memang tahu kelakuan sepupuku itu bagaimana, tapi orang seprtiku sulit untuk mendapatkan bukti tentang Naila. Aku juga ingat dulu dia selalu menjelekan aku sama semua orang, aku juga tidak punya teman karena mereka semua menjauhiku."

Zaura memberanikan diri menatap mata elang suaminya, laki-laki yang sudah membelanya dan membalas Naila tanpa perlu turun tangan. "Terimakasih karena sudah membelaku. Kamu adalah orang kedua yang melindungiku setelah ibu, aku kira di dunia ini tidak ada lagi orang yang mau dekat dengan aku karena kata mereka aku anak haram. Aku pernah melakukan tindakan bodoh itu karena aku takut kehilangan ibu, hanya ibulah satu-satunya orang yang menyayangiku," ujar Zaura dengan suara bergetar.

Alandra membawa istrinya ke dalam pelukannya. Alandra memang tahu, bagaimana kehidupan istrinya selama ini. Tapi setelah diam-diam Alandra menyelidikinya tentang Zaura lebih jauh lagi, Alandra tahu jika Zaura tidak seburuk yang orang lain kira.

"Setelah ini, aku tidak akan pernah membiarkan siapapun menyakiti kamu lagi. Aku di sini melindungi kamu Zaura, percaya sama aku. Izinkan aku mencintaimu sepenuh hatiku dan menjagamu." Alandra berucap tegas, kemudian mendaratkan ciuman kecil di puncak kepala sang istri.

Andai saja waktu itu Alandra menolak perjodohan ya dengan gadis pilihan Rosa, ibunya. Mungkin akan sulit sekali bagi Alandra untuk menaklukan hati Zaura. Dan sekarang, Aakah prinsip yang selama ini Zaura simpan akan berubah begitu saja? Padahal, Zaura tidak pernah ingin terlibat dengan yang namanya pernikahan. Tapi di dalam dekapan Alandra sekarang, Zaura merasakan kenyamanan dan ketenangan yang belum pernah dia rasakan. Apakah sebentar lagi hatinya akan berlabuh pada laki-laki yang sedang mendekapnya sekarang? Ah entahlah, Zaura dilema.

*

*

*

"Sialan! Zaura, kamu menghancurkan segalanya," desis Naila, saat dia berhasil lolos dari kejaran ibu-ibu gempal tadi yang terus menghajarnya.

Di dalam gedung tadi, saat semua orang mencibirnya dan menyorakinya pelakor. Naila berusaha mencari celah untuk pergi dari tempat itu, tubuhnya terasa remuk karena wanita gendut tadi benar-benar menghajarnya habis-habisan.

Dengan rambut yang acak-acakan, Naila berhasil keluar dari dalam gedung dan langsung menyetop taksi yang kebetulan lewat. Beruntungnya, wanita gendut tadi tak sampai mengejarnya sampai keluar, mungkin karena bobot tubuhnya yang terlalu besar hingga kesulitan mengejar Naila yang kurus. 

Di dalam taksi, Naila menggerutu kesal. Sumpah serapah yang dia ucapkan pada Zaura. Naila merasa Zauralah penyebab dari kekacauan ini. Padahal tanpa sadar, dirinyalah yang memulai bendera perang sampai Alandra membalasnya. Sopir yang membawa Naila sampai menutup kedua telinganya dengan earphone.

"Lihat saja, Zaura aku tidak akan pernah tinggal diam. Aku gak akan rela kamu hidup bahagia dengan Alandra sedangkan aku menderita. Dan penderitaan ini gara-gara dia!"

"Arghh! Kenapa keberuntungan selalu memihak pada anak itu. Anak haram yang tidak pantas mendapatkan laki-laki seperti Alandra. Setelah aku memfinah Zaura, menjauhkan dia dari laki-laki yang berusaha mendekatinya, kenapa Zaura malah mendapatkan yang lebih dari yang aku kira!"

"Tidak bisa! Aku tidak akan tinggal diam, Zaura harus kembali menderita," desisnya dengan suara tajam.

Naila teringat, pada sosok Tika yang saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit. Senyum sinisntersungging di bibirnya, karena sepertinya Naila sedang merencanakan sesuatu untuk membalaskan dendamnya pada Zaura.

"Pak, Rumah sakit Santoso. Antarkan aku ke sana sekarang juga, jangan pake lama," ujar Naila dengan nada memeintah.

Bab terkait

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   8. Kematian Tika

    Sampai di trotoar jalan. Naila masuk ke dalam rumah sakit itu dengan mengenakan masker hitam di wajahnya. Naila tidak ingin ada satu orangpun yang mengenalnya, apalagis etelah insiden tadi sudah pasti banyak orang yang memviralkan dirinya. Naila mengendap-endap saat berjalan ke arah ruang rawat Tika, sudah seperti maling yang takut ketahuan. Naila memicingkan matanya, mencari cara agar dia bisa masuk ke dalam ruangan Tika. Sebelumnya, Naila memastikan tidak ada satu orang di dalam ruang rawat Tika. Setelah memastikan dan mengintip ruang rawat itu dari balik lubang kecil di pintu. ternyata ada perawat yang sedang menyuapi Tika makan. Terpaksa Naila harus menunggu seraya memainkan ponsel di tangannya. Menunggu perawat itu keluar agar Naila bisa menjalankan aksinya. "Aku yakin, setelah memberikan peringatan ini kepada Zaura, dia akan menjauhi Alandra. Dan di dunia ini, tidak akan pernah ada satu orangpun yang membelanya lagi. Zaura, aku sangat membencimu!" batinnya, dengan mata nyalang

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   9. Kecurigaan Bram!

    Belum sampai di rumahnya, kedua tangan Naila masih bergetar mengingat kejadian tadi. Dimana dia membekap wajah Tika dengan bantal tebal, dan Naila sendiri yang menyaksikan tantenya meninggal.Wajah pucat dan sudah terbujur kaku, semakin membuat Naila menyadari jika dia sudah menjadi seorang pembunuh. Tatapanya terlihat cemas, andai saja waktu bisa terulang, Naila memilih untuk balas dendam saja pada Zaura, dan tidak harus membunuh Tika yang akan menghantuinya terus dengan rasa bersalah."Ya tuhan, gimana kalau ada yang tahu kalau aku yang membunuh Tante Tika. Semoga saja tidak ada yang melihat," gumam Naila, seraya menggigit kuku-kuku di tangannya hingga patah.Sampai di rumah, Naila terus terdiam. Matanya menatap kosong pada arah dinding di depannya. Kelakuan putrinya ini, mengundang tanya Belinda yang tidak pernah melihat putrinya melamun seperti ini."Naila, kamu kenapa?"Naila menoleh, menatap Belinda dengan senyum di bibirnya. "Aku gapapa mah, cuma sedikit lelah."Belinda menata

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   10. Kesedihan Zaura

    Suasana duka masih terasa kental, Zaura mengusap air matanya beberapa kali setelah menyaksikan jenazah ibunya yang sudah terkubur sempurna dengan tanah. seseorang yang paling berarti dalam hidupnya, dan satu-satunya orang yang selalu melindungi Zaura dari hinaan dan cacian orang lain. sekarang, apakah masih ada orang yang setulus itu menyayanginya selain ibunya? Zaura bahkan tidak percaya apakah suaminya akan memperlakukannya dengan baik, sebagaimana Tika yang selalu menyayanginya tanpa pamrih. "Sudah tenang?" Tanya Alandra, seraya menyerahkan satu botol minum yang sudah di buka untuk istrinya. Zaura menerimanya, meminum sedikit air yang di berikan suaminya. Alara merasa lebih baik, meskipun hatinya masih saja terasa hampa. Alara kembali bersimpuh di depan pusara ibunya, dengan setia Alandra masih menemani di sampingnya. Memberikan kekuatan penuh untuk istrinya, bahkan Rosa dan Gavin pun masih ada di belakang Zaura dan Alandra. Rosa maju satu langkah, ikut berjongkok di sampi

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   11. Kelakuan Naila

    "S-sayang?" "Iya sayang, aku kan sayang sama kamu. kamu juga harus panggil aku sayang," jawab Alandra tanpa beban. "T-tapi, aku belum terbiasa pak, E-eh!!" Khafi tersenyum gemas melihat istrinya yang salah tingkah. sebenernya Alandra hanya bercanda, laki-laki itu hanya ingin melihat bagaimana reaksi istrinya yang menggemaskan ini. "Kalau begitu terserah kamu mau panggil apa, asalkan jangan bapak. Aku ngerasa tua banget kalau kamu panggil Bapak, masih muda dan tampan gini masa iya di panggil bapak." "Ya kan nanti kalau Udah punya anak di panggilnya bapak kan?" Tanya Zaura sedikit meluapkan kesedihannya. tapi Alandra malah fokus pada kalimat istrinya tadi. "Memangnya kamu mau punya anak dariku?" deg! Zaura menegang. Benar juga, memangnya dia sudah siap kalau punya anak? "Bukannya tujuan menikah itu untuk punya anak ya," jawab Zaura, seraya menggigit bibir bawahnya. Zaura takut salah bicara. "Aku mau banget punya anak, asalkan anakku lahir dari rahim anakku. Kamu yang

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   12. Romantisnya Alandra

    Tujuh hari berlalu sejak kematian Tika, Zaura mulai tinggal di rumah pribadi milik Alandra. sebelumnya, Rosa menyarankan agar Zaura tinggal saja di rumah megah milik keluarga besarnya, namun dengan tegas Alandra menolak, laki-laki itu ingin memiliki privasi dengan istrinya. seperti sekarang, bangun dari tidurnya Alandra sudah di siapkan secangkir kopi oleh istrinya. sesuatu yang membuat hati Alandra menghangat, ketulusan Zaura dan kebaikannya membuat Alandra tak bisa berpaling dari siapapun. "Di minum kopinya mas," kata Zaura, seraya menyerahkan satu cangkir kopi yang masih mengepulkan asap di atasnya. Alandra menerimanya, namun tak langsung meminum kopi tersebut. Alandra mengalungkan kedua tangannya di pinggang ramping sang istri, bibirnya mencium dahi Zaura dengan lembut. Cup! "Ke lima kalinya," gumam Alara, mengundang tanya dari Alandra. "Lima kali? Apa maksud kamu lima kali?" Tanya Alandra dengan dahi mengerut. "Sejak bangun tidur sampai sekarang, kamu sudah lima kali

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   12. Kebutuhan Dinas

    "Hai sayang, akhirnya kita bertemu juga," sahut zea, bangkit dari kursi besar milik Alandra. Dan menghampiri Alandra yang mematung dengan wajah tegasnya. Kedua tangan Zira melingkar di pinggang Alandra, seraya menyandarkan kepalanya di dada bidang Alandra. "Aku kangen banget sama kamu, kamu kangen gak sama aku?" tanya Zea dengan percaya diri, Zea belum tahu kalau mantan kekasihnya ini ternyata sudah menikah. Alandra melepas pelukan Zea, menghempasnya sampai Zea hampir kehilangan keseimbangan. Di iringi dengan tatapan terkejut yang Zea rasakan. "K-kamu kenapa? kenapa pelukan aku di lepas sih? kamu gak tahu kalau aku kangen banget sama kamu Al, kenapa kamu berubah?" "Mau apa kau ke sini hah? Belum cukup kau mengkhianatiku dengan pria lain?? ternyata kau masih punya nyali untuk bertemu denganku." Zea menggeleng cepat, dia tidak mau Alandra membahas kesalahannya. Ya, memang, Zea kemeja memberikan tubuhnya pada laki-laki yang mengobsesikan dirinya. Tapi Zea melakukannya karena

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   13. Baju Dinas untuk Zaura

    Selesai perawatan, Rosa langsung mengajak menantunya untuk berbelanja keliling Mal. Sebelumnya, Zaura yang tak pernah pergi ke tempat seperti ini tampak bingung. Zaura bingung harus membeli apa, karena pakaian yang di sediakan Alandra sudah banyak di rumah mereka. Bahkan masih banyak baju yang bercampur yang belum pernah Zaura pakai. Mertuanya benar-benar mengajaknya belanja puas-puasan. Rosa mengerti jika menantunya pasti tidak akan mau memilih apapun, karena sebelum menyentuh dan melihatnya saja Zaura sudah kaget dengan harga yang di bandrol di sana. Tapi Rosa tak tinggal diam, wanita paruh baya yang masih kelihatan muda itu dengan cekatan mengambil beberapa barang untuknya dan untuk Rosa. "Ma, banyak sekali, ini untuk siapa?" Rosa tersenyum, mengusap punggung tangan Zaura dengan lembut. "Ini semua untuk kamu sayang, kamu ini seorang pebisnis jadi harus mempunyai banyak koleksi tas dan sepatu seperti Mama." "T-tapi, di rumah juga masih banyak barang yang belum pernah kepak

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   13. Kemarahan Rosa

    "A-apa maksud Tante?" tanya Zea dengan perasaan takut. Karena sakarang, Rosa menatap Zea dengan tatapan membunuh. Zea menelan salivanya yang sedikit sulit, karena baru kali ini Zea melihat kemarahan Rosa. "Dengar Zea! kamu tidak perlu mengandaai-andiakan diri kamu untuk menikah dengan putra saya. Alandra sudah menikah, dan wanita yang cocok dengan Al itu hanya dia, Zaura. Saya tidak akan pernah Sudi anak saya bersanding dengan wanita murahan seperti kamu. sebelum kamu bermimpi, alangkah lebih baiknya kamu ngaca Zea, kamu tidak sebanding dengan keluarga saya!" Deg! Perasaan itu terasa menghantam perasaan Zea. Bagaimana mungkin, dia di tolak mentah-mentah oleh laki-laki yang dia cintai sendiri. Bahkan, Rosa juga mengatakannya murahan. Tanpa sadar, kedua tangannya Zea mengepal kuat. "Tan, Tante tidak bisa seperti itu. Tante harus mengerti perasaan Al. Dia mencintai aku, tapi karena keegoisan Tante malah menikahkan dia dengan Zaura. itu sama saja dengan Tante melukai anak Tante

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08

Bab terbaru

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   13. Kemarahan Rosa

    "A-apa maksud Tante?" tanya Zea dengan perasaan takut. Karena sakarang, Rosa menatap Zea dengan tatapan membunuh. Zea menelan salivanya yang sedikit sulit, karena baru kali ini Zea melihat kemarahan Rosa. "Dengar Zea! kamu tidak perlu mengandaai-andiakan diri kamu untuk menikah dengan putra saya. Alandra sudah menikah, dan wanita yang cocok dengan Al itu hanya dia, Zaura. Saya tidak akan pernah Sudi anak saya bersanding dengan wanita murahan seperti kamu. sebelum kamu bermimpi, alangkah lebih baiknya kamu ngaca Zea, kamu tidak sebanding dengan keluarga saya!" Deg! Perasaan itu terasa menghantam perasaan Zea. Bagaimana mungkin, dia di tolak mentah-mentah oleh laki-laki yang dia cintai sendiri. Bahkan, Rosa juga mengatakannya murahan. Tanpa sadar, kedua tangannya Zea mengepal kuat. "Tan, Tante tidak bisa seperti itu. Tante harus mengerti perasaan Al. Dia mencintai aku, tapi karena keegoisan Tante malah menikahkan dia dengan Zaura. itu sama saja dengan Tante melukai anak Tante

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   13. Baju Dinas untuk Zaura

    Selesai perawatan, Rosa langsung mengajak menantunya untuk berbelanja keliling Mal. Sebelumnya, Zaura yang tak pernah pergi ke tempat seperti ini tampak bingung. Zaura bingung harus membeli apa, karena pakaian yang di sediakan Alandra sudah banyak di rumah mereka. Bahkan masih banyak baju yang bercampur yang belum pernah Zaura pakai. Mertuanya benar-benar mengajaknya belanja puas-puasan. Rosa mengerti jika menantunya pasti tidak akan mau memilih apapun, karena sebelum menyentuh dan melihatnya saja Zaura sudah kaget dengan harga yang di bandrol di sana. Tapi Rosa tak tinggal diam, wanita paruh baya yang masih kelihatan muda itu dengan cekatan mengambil beberapa barang untuknya dan untuk Rosa. "Ma, banyak sekali, ini untuk siapa?" Rosa tersenyum, mengusap punggung tangan Zaura dengan lembut. "Ini semua untuk kamu sayang, kamu ini seorang pebisnis jadi harus mempunyai banyak koleksi tas dan sepatu seperti Mama." "T-tapi, di rumah juga masih banyak barang yang belum pernah kepak

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   12. Kebutuhan Dinas

    "Hai sayang, akhirnya kita bertemu juga," sahut zea, bangkit dari kursi besar milik Alandra. Dan menghampiri Alandra yang mematung dengan wajah tegasnya. Kedua tangan Zira melingkar di pinggang Alandra, seraya menyandarkan kepalanya di dada bidang Alandra. "Aku kangen banget sama kamu, kamu kangen gak sama aku?" tanya Zea dengan percaya diri, Zea belum tahu kalau mantan kekasihnya ini ternyata sudah menikah. Alandra melepas pelukan Zea, menghempasnya sampai Zea hampir kehilangan keseimbangan. Di iringi dengan tatapan terkejut yang Zea rasakan. "K-kamu kenapa? kenapa pelukan aku di lepas sih? kamu gak tahu kalau aku kangen banget sama kamu Al, kenapa kamu berubah?" "Mau apa kau ke sini hah? Belum cukup kau mengkhianatiku dengan pria lain?? ternyata kau masih punya nyali untuk bertemu denganku." Zea menggeleng cepat, dia tidak mau Alandra membahas kesalahannya. Ya, memang, Zea kemeja memberikan tubuhnya pada laki-laki yang mengobsesikan dirinya. Tapi Zea melakukannya karena

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   12. Romantisnya Alandra

    Tujuh hari berlalu sejak kematian Tika, Zaura mulai tinggal di rumah pribadi milik Alandra. sebelumnya, Rosa menyarankan agar Zaura tinggal saja di rumah megah milik keluarga besarnya, namun dengan tegas Alandra menolak, laki-laki itu ingin memiliki privasi dengan istrinya. seperti sekarang, bangun dari tidurnya Alandra sudah di siapkan secangkir kopi oleh istrinya. sesuatu yang membuat hati Alandra menghangat, ketulusan Zaura dan kebaikannya membuat Alandra tak bisa berpaling dari siapapun. "Di minum kopinya mas," kata Zaura, seraya menyerahkan satu cangkir kopi yang masih mengepulkan asap di atasnya. Alandra menerimanya, namun tak langsung meminum kopi tersebut. Alandra mengalungkan kedua tangannya di pinggang ramping sang istri, bibirnya mencium dahi Zaura dengan lembut. Cup! "Ke lima kalinya," gumam Alara, mengundang tanya dari Alandra. "Lima kali? Apa maksud kamu lima kali?" Tanya Alandra dengan dahi mengerut. "Sejak bangun tidur sampai sekarang, kamu sudah lima kali

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   11. Kelakuan Naila

    "S-sayang?" "Iya sayang, aku kan sayang sama kamu. kamu juga harus panggil aku sayang," jawab Alandra tanpa beban. "T-tapi, aku belum terbiasa pak, E-eh!!" Khafi tersenyum gemas melihat istrinya yang salah tingkah. sebenernya Alandra hanya bercanda, laki-laki itu hanya ingin melihat bagaimana reaksi istrinya yang menggemaskan ini. "Kalau begitu terserah kamu mau panggil apa, asalkan jangan bapak. Aku ngerasa tua banget kalau kamu panggil Bapak, masih muda dan tampan gini masa iya di panggil bapak." "Ya kan nanti kalau Udah punya anak di panggilnya bapak kan?" Tanya Zaura sedikit meluapkan kesedihannya. tapi Alandra malah fokus pada kalimat istrinya tadi. "Memangnya kamu mau punya anak dariku?" deg! Zaura menegang. Benar juga, memangnya dia sudah siap kalau punya anak? "Bukannya tujuan menikah itu untuk punya anak ya," jawab Zaura, seraya menggigit bibir bawahnya. Zaura takut salah bicara. "Aku mau banget punya anak, asalkan anakku lahir dari rahim anakku. Kamu yang

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   10. Kesedihan Zaura

    Suasana duka masih terasa kental, Zaura mengusap air matanya beberapa kali setelah menyaksikan jenazah ibunya yang sudah terkubur sempurna dengan tanah. seseorang yang paling berarti dalam hidupnya, dan satu-satunya orang yang selalu melindungi Zaura dari hinaan dan cacian orang lain. sekarang, apakah masih ada orang yang setulus itu menyayanginya selain ibunya? Zaura bahkan tidak percaya apakah suaminya akan memperlakukannya dengan baik, sebagaimana Tika yang selalu menyayanginya tanpa pamrih. "Sudah tenang?" Tanya Alandra, seraya menyerahkan satu botol minum yang sudah di buka untuk istrinya. Zaura menerimanya, meminum sedikit air yang di berikan suaminya. Alara merasa lebih baik, meskipun hatinya masih saja terasa hampa. Alara kembali bersimpuh di depan pusara ibunya, dengan setia Alandra masih menemani di sampingnya. Memberikan kekuatan penuh untuk istrinya, bahkan Rosa dan Gavin pun masih ada di belakang Zaura dan Alandra. Rosa maju satu langkah, ikut berjongkok di sampi

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   9. Kecurigaan Bram!

    Belum sampai di rumahnya, kedua tangan Naila masih bergetar mengingat kejadian tadi. Dimana dia membekap wajah Tika dengan bantal tebal, dan Naila sendiri yang menyaksikan tantenya meninggal.Wajah pucat dan sudah terbujur kaku, semakin membuat Naila menyadari jika dia sudah menjadi seorang pembunuh. Tatapanya terlihat cemas, andai saja waktu bisa terulang, Naila memilih untuk balas dendam saja pada Zaura, dan tidak harus membunuh Tika yang akan menghantuinya terus dengan rasa bersalah."Ya tuhan, gimana kalau ada yang tahu kalau aku yang membunuh Tante Tika. Semoga saja tidak ada yang melihat," gumam Naila, seraya menggigit kuku-kuku di tangannya hingga patah.Sampai di rumah, Naila terus terdiam. Matanya menatap kosong pada arah dinding di depannya. Kelakuan putrinya ini, mengundang tanya Belinda yang tidak pernah melihat putrinya melamun seperti ini."Naila, kamu kenapa?"Naila menoleh, menatap Belinda dengan senyum di bibirnya. "Aku gapapa mah, cuma sedikit lelah."Belinda menata

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   8. Kematian Tika

    Sampai di trotoar jalan. Naila masuk ke dalam rumah sakit itu dengan mengenakan masker hitam di wajahnya. Naila tidak ingin ada satu orangpun yang mengenalnya, apalagis etelah insiden tadi sudah pasti banyak orang yang memviralkan dirinya. Naila mengendap-endap saat berjalan ke arah ruang rawat Tika, sudah seperti maling yang takut ketahuan. Naila memicingkan matanya, mencari cara agar dia bisa masuk ke dalam ruangan Tika. Sebelumnya, Naila memastikan tidak ada satu orang di dalam ruang rawat Tika. Setelah memastikan dan mengintip ruang rawat itu dari balik lubang kecil di pintu. ternyata ada perawat yang sedang menyuapi Tika makan. Terpaksa Naila harus menunggu seraya memainkan ponsel di tangannya. Menunggu perawat itu keluar agar Naila bisa menjalankan aksinya. "Aku yakin, setelah memberikan peringatan ini kepada Zaura, dia akan menjauhi Alandra. Dan di dunia ini, tidak akan pernah ada satu orangpun yang membelanya lagi. Zaura, aku sangat membencimu!" batinnya, dengan mata nyalang

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   7. Rencana Naila!

    Wanita bertubuh gempal itu maju ke depan, tatapan matanya menghunus tajam pada Naila yang terkejut, tidak menyangka istri dari pria yang dia jadikan sumber uangnya ternyata ada di sini.Sampai di atas pelaminan, wanita itu menarik rambut Naila sekuat tenaga. Suasana kembali riuh, mereka melihat istri sah yang melabrak pelakor, karena Alandra yang membuka semuanya.Ada yang menatap miris, terkejut dan banyak pula yang mencibir karena mereka menyayangkan sikap Naila yang masih muda tapi sudah menjadi penggoda suami orang lain."Sini kau, rasakan ini! Ternyata kau yang sudah merebut waktu suamiku, kau yang menghabiskan uang suamiku. Dasar jalang, aku tidak akan melepaskanmu pelacur!"Naila tidak bisa membalas, karena tubuh wanita itu jauh lebih besar dari pada dirinya yang kurus. Naila memberi tatapan memohon pada Zaura dan Alandra. Tapi Alandra tidak menoleh sama sekali, membiarkan Naila dan perempuan itu menjadi tontonan orang lain.Merasa suasana sudah semakin tidak kondusif, Alandra m

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status