Share

Satu Bulan Berlalu

Penulis: writaitax
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Hingga satu bulan berlalu, Vanilla merasa excited karena hari ini London diperbolehkan pulang. Sejak pagi wanita itu sudah ada di depan ruangan bayinya.

Dia tak sabar ingin memberikan ASI-nya secara langsung pada sang bayi.

Arvy duduk menjauh dari Vanilla dan Vanilla tak pernah mengetahui keberadaannya di sana. Izzy yang memerintahkan hal itu sampai Vanilla sudah sedikit lebih tenang dan menerima kehadiran Arvy.

Setelah menunggu beberapa jam, akhirnya Vanilla pun menggendong bayinya dan membawanya pulang. Wanita itu sampai menangis karena moment haru itu.

Arvy yang melihatnya dari jauhpun tampak ikut terharu dan hanya bisa melihat saja. Arvy sudah sering menggendong bayinya tanpa diketahui oleh Vanilla selama beberapa minggu dia menunggu putrinya di sana.

Izzy dan Aiden mendampingi Vanilla sampai mereka pulang ke rumah hangat Vanilla.

"Dia sangat sehat, Mom. Dan dia sangat cantik.” Vanilla menyusuri wajah bayinya yang tertidur pulas.

"Ya, dia mirip Arvy," sahut Izzy.

Vanilla tak men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO buta   Mengasuh Bersama

    Sementara itu, Arvy masih duduk sendirian di ruang tamu, merenungkan masa lalu dan masa depannya dengan Vanilla dan London. Dia tahu bahwa dia harus memberikan waktu pada Vanilla untuk memproses semuanya, tetapi dia berharap bahwa suatu hari mereka bisa duduk bersama dan berbicara, mungkin untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama."Kau juga istirahatlah, Sayang," kata Izzy pada Vanilla ketika baru saja meletakkan London di box bayi."Ya, Mom. Aku akan mandi terlebih dulu karena nanti aku akan menyusuinya langsung ketika London bangun.” "Baiklah, Mommy akan menemui Arvy dulu. Tenanglah dalam menghadapinya karena dia sudah menyesali semua perbuatannya padamu dulu. Dia sangat mencintai London dan kuharap kau bisa memberinya space untuknya bersama London," ucap Izzy dengan bijak.Vanilla terdiam sejenak lalu mengangguk."Terima kasih, Sayang.” Izzy mencium pipi Vanilla.Lalu Izzy keluar dari kamar dan Vanilla masuk ke kamar mandinya.**Izzy menemui sang putra sulungnya dan duduk di

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO buta   Arvy Yang Lebih Mengerti

    Beberapa menit kemudian, Vanilla melepaskan alat pompa itu dan meletakkannya kembali ke meja."Apakah aku harus mengambil sendok?" tanya Vanilla pada Arvy."Tak perlu, cobalah lagi menyusuinya," jawab Arvy.Vanilla mengangguk dan mengambil London dan tangan Arvy.Arvy kemudian berbalik pergi."Tunggu, tunggulah di sini. Aku takut dia menangis lagi," kata Vanilla yang wajahnya masih terlihat khawatir.‘Oh God … Bagaimana bisa aku duduk di depan Vanilla yang sedang menyusui?’ Batin Arvy yang mau tak mau kemudian berbalik lagi dan berjalan menuju kursi sofa yang ada di dekat ranjang.**Vanilla terbangun dan dia langsung melihat ke arah tangannya. Dia tak melihat sang buah hati di dalam pelukannya.“Dia kupindah ke box bayi,” kata Arvy yang semalaman menunggu Vanilla dan bayinya di kamar itu.“Dia tak rewel?” tanya Vanilla dan beranjak dari kursi.Wanita itu berjalan ke arah box bayi dan melihat London tertidur sangat nyenyak.“Dia sudah kenyang, jadi kurasa dia akan tertidur nyenyak.”

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO buta   Kenyamanan London Pada Sang Daddy

    Setelah mandi dan sudah segar kembali, Arvy pun pergi ke kamar Vanilla dan bayinya.CEKLEKArvy membuka pintu kamar dan dia melihat kamar itu masih agak gelap karena korden di kamar itu belum dibuka.Arvy melangkah perlahan menuju ranjang. Dia melihat sang bayi ada di dalam dekapan Vanilla.Arvy bingung bagaimana cara membangunkan Vanilla. Apalagi Vanilla masih memakai bathrobe yang sudah tersingkap sampai ke pahanya.‘Shiitt!!’ Umpat Arvy di dalam hatinya.Lalu Arvy mulai mengulurkan tangannya untuk memegang bahu Vanilla. Namun, bertepatan dengan itu, London tampak menggerakkan tubuh dan tangannya.Hal itu membuat Vanilla terbangun seketika. Wanita itu membuka matanya dan melihat ke arah sang bayi.“Sshh … ssshh … ssshh …” Vanilla mendesis untuk menenangkan London sembari menepuk lembut kaki London.Vanilla belum menyadari kehadiran Arvy yang kini sedang mengamatinya dengan seksama.“Kau lapar, Sayang?” tanya Vanilla dengan berbisik pada London.Lalu Vanilla menyingkap bathrobe-nya u

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO buta   Tawaran Arvy

    Sesampainya di rumah sakit, Vanilla pun langsung menuju ke ruangan dokter di mana Dokter yang dulu menangani London sudah menunggunya di sana setelah sebelumnya Vanilla sudah mengkonfirmasi kedatangannya terlebih dulu."Dia demam mungkin sekitar dua jam yang lalu dan semakin lama semakin panas tubuhnya," ucap Vanilla khawatir."Apakah dia masih aktif menyusu?" tanya Dokter."Ya, justru semakin banyak dan aku bahkan tak sempat memompa ASI-ku karena dia selalu menyusu," jawab Vanilla."Baiklah, letakkan di sana. Aku akan memeriksanya," ucap Dokter."Hmm.” Vanilla terlihat panik dan kemudian meletakkan London di atas ranjang dengan dibantu oleh perawat. Kemudian Dokter mulai memeriksa London yang kini tampaknya sudah tak terlalu rewel karena mengantuk dan lelah menangis sejak tadi.Beberapa menit kemudian, Dokter selesai memeriksa London dan Vanilla kembali menggendong London. "Dia baik-baik saja, hanya saja demamnya muncul karena dia sudah mulai banyak bergerak dan aktif. Jadi kau tak

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO buta   Belum Bisa Menerima Arvy

    Dan Vanilla sudah memaafkannya, tapi dia masih trauma dengan apa yang terjadi padanya dulu. Dia takut tiba-tiba Arvy berubah pikiran dan kembali menceraikannya meskipun dia melihat perubahan sikap Arvy yang semakin baik padanya sejak kehadiran London."Sudah kubilang, kita tak perlu menikah untuk bisa merawat London bersama," ucap Vanilla akhirnya."Tapi aku ingin menikah denganmu agar kita memiliki status yang sah untuk menjadi orang tua London," sahut Arvy."Ya, aku tahu kau masih sangat membenciku, tapi lakukanlah ini untuk London. Please, Vanilla.” Arvy memohon."Hidup kita hanya untuk London, bukan? Aku mohon, menikahlah denganku.” Arvy tak akan menyerah untuk meyakinkan Vanilla.Lalu Vanilla melepaskan tangan Arvy dan beranjak dari sofa."Aku akan memikirkannya, aku butuh waktu.” Vanilla kemudian berjalan kembali ke arah kamar."Aku menyukaimu, Vanilla," kata Arvy tiba-tiba dan membuat Vanilla menghentikan langkahnya."Ya, aku menyukaimu. Itu salah satu alasanku ingin menikahimu

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO buta   Kegigihan Arvy

    Hanya pada awal-awal menyusui saja Arvy sering membantu Vanilla dan proses menyusui yang lumayan sulit bagi Vanilla. Tapi kini Vanilla sudah tak merasakan kesulitan lagi dalam menyusui London.Hanya saja kali ini tampaknya pria itu tak beranjak dari ranjang dan matanya mengekori gerak Vanilla yang berjalan menuju kursi santai di mana biasanya dia menyusui London di sana.Vanilla kemudian duduk dan melihat ke arah Arvy. Dia menatap Arvy yang memandanginya dari arah ranjang.“Keluarlah,” kata Vanilla.“Tidak, aku ingin di sini saja,” jawab Arvy.“Arvy,” ucap Vanilla.“Aku sudah pernah melihatnya, jadi jangan pedulikan aku dan berikanlah sumber makanan itu pada London,” jawab Arvy.“Arvy,” kata Vanilla lagi.London tampak memukul-mukul dada Vanilla karena tak sabar ingin menyusu.“Dia sudah kelaparan,” kata Arvy sembari melihat ke arah London.Vanilla kemudian sedikit berbalik dan mulai membuka kancing blousenya lalu menyusui London.Lalu Arvy beranjak dan berjalan ke arah Vanilla. Vanil

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO buta   Mencoba Merayu Kembali

    Arvy menggenggam tangan Vanilla dengan hati yang penuh cinta. "Vanilla," katanya dengan lembut, "Aku tahu kau khawatir tentang pernikahan ini. Tapi aku ingin kita memulai hidup bersama dengan awal yang indah. Aku ingin semua orang tahu bagaimana kita akan menjadi keluarga yang luar biasa untuk London."Vanilla menatap mata Arvy, ekspresinya mencerminkan kebingungan. "Tapi, Arvy, London masih sangat kecil. Dia masih membutuhkanku setiap saat. Aku takut pernikahan besar ini akan membuatku terlalu sibuk dan membuat London kehilangan perhatian dariku," sahut Vanilla.Arvy mencium tangan Vanilla dengan lembut. "Kau tahu, aku dan keluargaku selalu mendukungmu. Dan mereka akan membantu kita," jawab Arvy."Aku tetap ingin pernikahan yang sederahan, Arvy," ucap Vanilla."Baiklah, kita bisa membuat pernikahan ini sesederhana yang kau inginkan. Yang terpenting adalah kita bersama, dan kita merayakan kebahagiaan kita. Jadi kita akan menikah di catatan sipil saja, hanya dengan keluarga dan te

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO buta   Mulai Hidup Baru Bersama

    “Terima kasih,” ucap Vanilla ketika dia melihat Arvy baru memasuki kamar yang kini resmi menjadi kamar mereka berdua.Arvy melihat ke arah Vanilla di balik temaramnya lampu kamar karena London sudah tidur dengan nyenyak di box bayinya.“Hmm, kau belum tidur?” tanya Arvy sedikit berbisik karena takut mengganggu tidur London.“Aku baru menyusui London dan aku ingin menemui Mommy dulu sebentar lagi. Apakah mereka sudah pulang?” tanya Vanilla.“Ya, mereka baru saja pulang dan besok mereka akan kembali kemari,” jawab Arvy menghampiri Vanilla.Arvy kemudian mengecup bibir Vanilla.“Tidurlah, aku tahu kau sangat lelah,” kata Arvy sembari mengusap pipi Vanilla dengan lembut.Vanilla menatap mata Arvy yang kini sangat berbeda jauh dengan ketika mereka pertama kali saling mengenal.“Kau boleh memintanya kapan pun padaku,” kata Vanilla dengan tulus karena dia tak pernah mempermainkan sebuah hubungan. Dan Arvy tahu dengan apa yang dimaksud oleh Vanilla.Arvy menatap lekat netra cantik itu lalu me

Bab terbaru

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO buta   Lima Tahun Kemudian

    Lima tahun berlalu ... "Honey, apakah tak ada negara lain yang lebih dekat?" tanya Arvy ketika Vanilla bersikeras ingin melahirkan di Sidney--hanya karena ingin anaknya yang kedua dinamai dengan nama Sidney.Dan kali ini anak mereka kembali berjenis kelamin perempuan."Kau keberatan menemaniku? Aku tak butuh ditemani jika kau tak mau, Sayang," jawab Vanilla dengan santai."Oh my God ... Tentu saja aku tak bisa meninggalkanmu sendirian di saat kau sedang hamil," sahut Arvy."Kandunganku sudah delapan bulan dan sebentar lagi aku tak bisa ke mana pun lagi naik pesawat jika tak sekarang. Jadi aku akan berangkat dulu ke Australia agar tak mengganggu pekerjaanmu. London akan bersamaku," kata Vanilla sembari memakai serealnya."Kau membuatku berada di posisi yang sulit, Honey," jawab Arvy.Vanilla melihat ke arah Arvy."Apakah aku hamil setiap tahun? Aku tak ingin merepotkanmu sama sekali, Sayang. Aku bisa pergi sendiri dan dulu aku juga sendirian ketika hamil London. Kau bahkan tak meneman

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO buta   Saling Terbuka dan Penuh Cinta

    Vanilla menghela panjang napasnya dan merasakan ketulusan dari ucapan Arvy.“Tidak, ini semua karena salahku.”“Jangan membahas hal itu lagi, oke?” kata Arvy dan Vanilla mengangguk.Arvy tak ingin melihat ke belakang dan hanya ingin menjalani masa depan yang indah bersama Vanilla dan juga London.Baru saja Arvy ingin kembali memagut bibir Vanilla, namun suara tangis London terdengar dari sebelah kamar.“Ups sorry,” kata Vanilla dan berbalik pergi mendatangi sang buah hati.Arvy menghela nafasnya dan menuju ke kamar London. Arvy melihat mata London kini sudah terbuka lebar.Arvy mengambil alih gendongan Vanilla dan menggendong London.“Hei, kau ingin tidur bersama Daddy?” Arvy menciumi wajah lucu London dan membawa putrinya itu ke kamarnya.Vanilla mengikuti langkah Arvy di belakangnya.“Aku akan mandi dulu,” kata Vanilla.“Hmm, aku akan menjaga London,” sahut Arvy yang tampaknya kegiatan ranjangnya terjeda iklan karena London.**Setengah jam kemudian, Vanilla keluar dari kamar man

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO buta   Semakin Mesra

    ArvanArvy membuka matanya ketika dia mendengar suara tangis London dari kamar sebelah. Pria itu kemudian membuka matanya dan tak melihat Vanilla di sampingnya. Arvy berpikir mungkin Vanilla sudah berada di kamar putri mereka.Lalu Arvy beranjak dari ranjang dan berjalan menuju kamar London sembari mengusap wajahnya yang masih tampak mengantuk dan matanya berat untuk terbuka. Namun, Arvy tak melihat Vanilla di sana. Pria itu kemudian mengambil London dari box bayinya dan menggendongnya.Seperti biasa, London akan langsung tenang jika Arvy menggendong dan mengayunnya pelan. London tampak menutup matanya lagi dan sepertinya tadi Vanilla sudah menyusui London karena bibir bayi kecil itu tampak basah.Setelah London tertidur kembali, Arvy kembali meletakkan putrinya ke dalam box bayinya dan menyelimutinya lalu menciumnya.Arvy kemudian keluar dari kamar dan mencari keberadaan Vanilla. Pria itu berjalan ke arah dapur dan melihat Vanilla sedang meminum obat karena di meja yang ada depannya

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO buta   Reaksi Obat

    TOKTOKTOKPintu kamar mandi terketuk dari luar dan bisa dipastikan itu adalah Arvy.Vanilla menggigit gigit bibirnya sendiri dan masih mondar mandir di dalam kamar mandi dengan menggunakan pakaian dalamnya saja."Vanilla? Kau di dalam?" tanya Arvy dari luar pintu."Ya," jawab Vanilla dan tubuhnya semakin gelisah."Oke," sahut Arvy dan tak mengetuk pintunya lagi.Beberapa detik kemudian, Vanilla memutuskan untuk keluar karena dia sudah tak tahan lagi. Dia memilih untuk menuntaskannya bersama Arvy daripada berendam di dalam bathtub yang terisi air dingin.CEKLEKVanilla keluar dengan menggunakan handuk saja yang terlilit di dadanya. Vanilla melihat Arvy tampak sudah membuka bajunya dan membuat gairah Vanilla semakin tinggi dan tak tertahankan lagi. Ya, mungkin hanya dengan cara ini semuanya bisa dimulai tanpa ragu oleh Vanilla daripada memulainya dengan cara normal karena dia pasti akan sangat malu jika harus memulainya terlebih dulu.Vanilla menghampiri Arvy dan memegang tangannya.

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO buta   Usaha Izzy

    Keesokan harinya, Izzy datang ke mansion Vanilla setelah sebelumnya dia menemui Arvy di perusahaannya. Izzy mulai mengetahui dan mencerna masalah yang sebenarnya terjadi di antara Arvy dan Vanilla setelah Arvy menjelaskan hubungannya dengan Vanilla yang semakin membaik namun hanya seperti teman atau sahabat saja--tidak lebih.Dan kali ini Izzy akan campur tangan. Sebelum menuju ke mansion, tadi Izzy menyempatkan pergi ke sebuah rumah sakit di mana teman Glow memberikan obat pada Izzy atas perintah Glow tadi sore.Setelah itu, Izzy pun pergi ke mansion Arvy untuk bertemu Vanilla dan cucu tunggalnya--London.Setibanya di sana, Izzy langsung menemui Vanilla yang ternyata sedang makan malam sendirian."Mom?" ucap Vanilla ketika melihat Izzy tiba di mansionnya secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan."Halo, Sayang. Bagaimana kabarmu?" tanya Izzy dan mencium pipi sang menantu."Aku sangat baik. Mommy tak bilang akan kemari," jawab Vanilla yang kemudian berdiri."Duduklah, ayo kita makan bersa

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO buta   Hubungan Yang Berjalan Apa adanya

    Dengan langkah pelan setelah seharian bekerja, Arvy memasuki mansion megah yang selalu menunggu kedatangannya. Bangunan tersebut seolah menyambutnya dengan hangat, tetapi hatinya hanya memiliki ruang untuk dua wanita yang berarti segalanya baginya yaitu putrinya, London, dan istrinya, Vanilla.Tanpa ragu, Arvy mengarahkan langkahnya menuju kamar kecil yang didekorasi dengan beragam warna pastel. Di dalamnya, bayi kecil London tengah tertidur dengan wajah yang tak terbantahkan cantiknya. Wajah lucunya yang menawan dan bibirnya yang lembut mencairkan hati Arvy setiap kali dia melihatnya."Selalu membuatku merindukanmu, Honey," gumam Arvy berbisik dan kemudian menciumnya perlahan. Setiap hari dia meluangkan waktu setiap hari untuk bersama London, meyakinkan dirinya bahwa dia adalah ayah yang baik bagi sang putri.Kehidupan Arvy selalu berputar dalam lingkaran dua wanita ini, meskipun hubungannya dengan Vanilla belum seperti pasangan suami-istri biasa. Meskipun sudah dua bulan sejak pern

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO buta   Tak Tidur Bersama

    "It's oke. Biar aku yang memegangnya. Maaf, tadi bibi mengatakan padaku bahwa kau mencariku dan itulah mengapa aku masuk kemari karena aku berpikir kau sedang membutuhkan bantuanku," jawab Arvy tanpa mengalihkan pandangannya."Arvy, bisakah kau keluar dulu?" ucap Vanilla yang akhirnya duduk agar tubuhnya tertutupi oleh tubuh gemol London yang digendong di depannya."Kau tak membutuhkan bantuanku?" tanya Arvy."Aku akan membersihkan tubuhku dan London di bawah shower dulu lalu aku akan memanggilmu," jawab Vanilla."Baiklah," jawab Arvy dengan santai meskipun sebenarnya kini darahnya berdesir cepat karena melihat tubuh polos Vanilla yang sebenarnya masih tertutupi oleh London.Tapi meskipun begitu, Arvy bisa melihat dengan jelas lekuk tubuh Vanilla yang bagaikan gitar spanyol itu.Arvy kemudian keluar dari kamar mandi dan menunggu di balik pintu."Damn!" gumamnya tanpa bersuara dan hanya menggerakkan bibirnya saja.Tak sekali ini saja Arvy dibuat pening oleh hal-hal seperti ini karena m

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO buta   Mulai Hidup Baru Bersama

    “Terima kasih,” ucap Vanilla ketika dia melihat Arvy baru memasuki kamar yang kini resmi menjadi kamar mereka berdua.Arvy melihat ke arah Vanilla di balik temaramnya lampu kamar karena London sudah tidur dengan nyenyak di box bayinya.“Hmm, kau belum tidur?” tanya Arvy sedikit berbisik karena takut mengganggu tidur London.“Aku baru menyusui London dan aku ingin menemui Mommy dulu sebentar lagi. Apakah mereka sudah pulang?” tanya Vanilla.“Ya, mereka baru saja pulang dan besok mereka akan kembali kemari,” jawab Arvy menghampiri Vanilla.Arvy kemudian mengecup bibir Vanilla.“Tidurlah, aku tahu kau sangat lelah,” kata Arvy sembari mengusap pipi Vanilla dengan lembut.Vanilla menatap mata Arvy yang kini sangat berbeda jauh dengan ketika mereka pertama kali saling mengenal.“Kau boleh memintanya kapan pun padaku,” kata Vanilla dengan tulus karena dia tak pernah mempermainkan sebuah hubungan. Dan Arvy tahu dengan apa yang dimaksud oleh Vanilla.Arvy menatap lekat netra cantik itu lalu me

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO buta   Mencoba Merayu Kembali

    Arvy menggenggam tangan Vanilla dengan hati yang penuh cinta. "Vanilla," katanya dengan lembut, "Aku tahu kau khawatir tentang pernikahan ini. Tapi aku ingin kita memulai hidup bersama dengan awal yang indah. Aku ingin semua orang tahu bagaimana kita akan menjadi keluarga yang luar biasa untuk London."Vanilla menatap mata Arvy, ekspresinya mencerminkan kebingungan. "Tapi, Arvy, London masih sangat kecil. Dia masih membutuhkanku setiap saat. Aku takut pernikahan besar ini akan membuatku terlalu sibuk dan membuat London kehilangan perhatian dariku," sahut Vanilla.Arvy mencium tangan Vanilla dengan lembut. "Kau tahu, aku dan keluargaku selalu mendukungmu. Dan mereka akan membantu kita," jawab Arvy."Aku tetap ingin pernikahan yang sederahan, Arvy," ucap Vanilla."Baiklah, kita bisa membuat pernikahan ini sesederhana yang kau inginkan. Yang terpenting adalah kita bersama, dan kita merayakan kebahagiaan kita. Jadi kita akan menikah di catatan sipil saja, hanya dengan keluarga dan te

DMCA.com Protection Status