"Lala ...." Donny menggumamkan nama ini.Dia hampir saja menyukai gadis itu karena nama yang sama.Oleh karena itu, tadi waktu melihat mereka turun gunung, tatapannya terus mengikuti Lala. Karena itulah, dia melihat jelas semua ekspresi dan pikiran Lala.Lala ... iri dengan Celine!Namun, di depan si "kakak", dia berakting dengan sangat bagus.Wanita ini punya niat yang jahat, apalagi terhadap Celine, sudah tidak perlu dipertanyakan lagi.Sementara kecelakaan dan percobaan pembunuhan tadi ....Donny mulai mengkhawatirkan Celine.Dia mengernyit. Tepat pada saat ini, dia menerima sebuah panggilan, dia melihat nama di layar lalu menerima panggilan."Paman, waktu aku pergi mencarimu, katanya kamu pergi ke Gunung Prana. Kamu baru saja datang ke Mastika, untuk apa pergi ke Gunung Prana?"Di seberang telepon, Albert sangat bingung.Tiba-tiba dia teringat kalau Keluarga Nadine hari ini juga mau ke Gunung Prana, tapi dia tidak terlalu memikirkannya. "Paman, cepat pulang, nggak, aku pergi jemput
Gian tidak menghindar. "Timothy Jayadi dan ... Inez Bakri!"Albert tentu saja tahu dua orang ini.Namun, Timothy jelas-jelas dikurung di kantor polisi, kenapa bisa keluar? Apalagi punya kesempatan untuk menyerang Celine di Gunung Prana!Ini ... tidak masuk akal!"Timothy sudah ditahan oleh Owen, sedangkan Inez ...."Gian berhenti sejenak, dia teringat dengan informasi yang dia dapatkan dari telepon tadi ...."Hansen menyuruh orang membawa Inez pulang ke Mastika, tapi di perjalanan terjadi kecelakaan, mobilnya hancur, orangnya juga mati." Gian langsung merasa ada yang aneh dengan kecelakaan ini.Seperti ....Mau membunuh untuk menutup mulut!Kalau benar begitu, kejadian ini semakin rumit."Sudah mati?" Albert juga menyadari keanehan di balik semua ini. "Hansen ...."Kalaupun Albert terus beradu mulut dengan Hansen, dia tidak merasa kalau kecelakaan itu ada hubungannya dengan Hansen. Hansen menyuruh orang membawa pergi Inez harusnya untuk mencari tahu tentang kejadian hari ini."Bagaiman
Waktu berjalan sedetik demi sedetik, langit pun semakin terang.Celine masih terus menggenggam tangan Andreas. Di benaknya, terus muncul sosok Andreas yang selalu muncul dan melindunginya.Dia bisa merasakan hal yang tadinya sudah dia putuskan perlahan-lahan berubah."Andreas ...." Celine menatap wajah Andreas yang sepucat kertas.Waktu dia memanggilnya, di hatinya sudah ada sebuah keputusan.Waktu Albert dan Vicky memasuki kamar pasien, samar-samar mendengar Celine menggumamkan sesuatu, tapi mereka tidak bisa mendengar dengan jelas."Celly, kamu sudah harus istirahat."Celine sudah berjaga di sini semalaman. Saat ini, dia terlihat sangat lelah, Albert merasa sangat kasihan padanya.Dia memberi tanda ke Vicky lewat tatapan, Vicky langsung maju dan berkata, "Celly, aku sudah siapkan sarapan, kita pergi makan dulu, yuk."Tanpa menunggu Celine menolak, Vicky sudah menariknya keluar.Setelah mereka berdua pergi, Albert menatap orang yang berbaring di kasur itu. Untuk pertama kalinya, tatap
Reaksi itu tidak seperti orang yang tahu Timothy akan muncul di sana.Sementara yang dia dengar tadi di Swastamita ...."Tuan, mungkin hal ini ada hubungannya dengan orang lain, hanya saja orang itu ...." Owen ragu-ragu.Fera .... Di orang sekitar, hanya Fera Tandi yang bernama Fera.Owen berpikir sekian lama lalu akhirnya menceritakan apa yang dia dengar tadi."Fera ...."Begitu mendengar nama ini, mata Andreas langsung menyipit.Dia tidak menyangka Fera bisa-bisanya menargetkan Celine!Seluruh tubuh Andreas memancarkan aura dingin. Setelah sekian lama dia sepertinya membuat sebuah keputusan. "Owen, bantu aku lakukan sesuatu!"Waktu dia berpesan pada Owen, dia tidak menghindar dari Albert.Setelah selesai berbicara dengan Owen, Andreas bertatapan dengan Albert. "Tuan Albert, apa orang tua Keluarga Tjangnaka sudah tiba?"Albert agak terkejut mendengar pertanyaannya.Namun, dia tetap menjawab jujur. "Sudah.""Yang datang itu pamanmu?" tanya Andreas lagi."Iya."Setelah mendapat jawaban
Lala memasang ekspresi penuh kekhawatiran terhadap Celine, membuat Hansen yang melihatnya merasa sangat puas.Dia tidak mau Lala khawatir, jadi dia menenangkannya. "Siapa pun orang yang Celly singgung, Keluarga Nadine nggak akan membiarkan dia dicelakai."Senyuman Lala sedikit mengeras, tapi segera kembali normal, sama sekali tidak terlihat keanehan.Lala tersenyum dan berkata, "Kakak, kalau aku menyinggung orang, kamu juga nggak akan membiarkan orang lain melukaiku?""Tentu saja, kamu dan Celly adalah orang terdekatku. Aku akan menggunakan seluruh hidupku untuk melindungi keselamatan kalian," ujar Hansen penuh tekad.Panggilan di ponselnya masih belum terputus.Terdengar suara desakan dari seberang telepon. "Tuan Muda Hansen ...."Hansen mengernyit, lalu melihat Lala sejenak dan berbalik pergi.Sampai setelah sosok Hansen tak terlihat lagi, Lala masih tetap berdiri diam di tempat sambil melihat ke luar jendela dengan tatapan suram.Dia yakin Hansen pergi untuk kejadian Gunung Prana ke
"Aku sewa kamu selama semalam, harganya terserah kamu."Di Bar Artemis, Celine Maira meminum minuman yang diberi obat!Seluruh tubuhnya terasa panas. Sebelum dia mempermalukan diri sendiri di depan semua orang, dia memilih pria yang ada di depannya ini.Bar Artemis adalah bar terkenal di Kota Binara yang menyediakan gigolo. Para pria di sini berusaha keras untuk menyenangkan hati tamu-tamu wanita yang ada di sisinya. Hanya pria ini yang duduk sendirian di meja sudut.Pria ini memakai kemeja satin berwarna hitam, wajahnya tampan dan terlihat berwibawa, auranya sangat tidak cocok dengan bar ini.Hanya saja, tatapannya melihat Celine terlihat kesal.Apa pria ini khawatir dia tidak sanggup bayar?"Kamu tenang saja, aku ini kaya banget." Celine ingin mengeluarkan kartu di tasnya untuk membuktikan kekayaannya.Namun, tiba-tiba kakinya lemas dan dia pun jatuh menimpa pria itu.Langsung terlihat kegusaran di mata Andreas Jayadi. Dia menganggap Celine seperti para wanita yang sebelumnya mempers
Satu jam kemudian, Andreas bangun.Di bawah selimut, tidak ada apa-apa selain pakaian dalam.Tidak hanya itu, wanita itu bahkan mencuri bajunya!Wajah Andreas langsung gusar.Begitu masuk, James Rianto langsung melihat Andreas yang berbaring di kasur berantakan dengan wajah gusar. Kemudian, dia melihat ada gaun merah yang sudah robek di lantai dan langsung sadar apa yang terjadi."Kamu ini ... sudah berubah?"Semua orang tahu Tuan Muda Ketiga Keluarga Jayadi ini tidak suka wanita. Meski begitu, tetap ada banyak wanita yang ingin tidur dengannya.Selama ini, Andreas selalu bersikap dingin dan tidak berperasaan pada wanita. Tidak pernah ada wanita yang berhasil tidur seranjang dengannya.Namun, jelas terlihat semalam olahraganya sangat ekstrem!Kemarin malam, ketika James mendapat panggilan dari Andreas, dia sedang mabuk. Sampai tadi pagi sudah sadar, dia baru ingat Andreas menyuruhnya mengirimkan dokter pribadi.Satu bulan sebelumnya, Andreas membersihkan para keluarga-keluarga cabang d
Foto semalam di bar!Siapa yang foto?Kepala Celine berdengung."Ayah, jangan marah, nggak bagus untuk kesehatan. Ini pasti cuma kesalahan sesaat. Untungnya Kak Reza sudah membeli foto-foto ini. Kalau sampai foto ini tersebar, pasti bakal memengaruhi harga saham Perusahaan Perhiasan Aurora," ujar Lily dengan lembut, tapi sebenarnya dalam hati dia tertawa senang.Semalam dia menyuruh Irina membujuk Celine ke Bar Artemis dan bahkan menyiapkan beberapa lelaki kekar. Awalnya, dia ingin memotret Celine yang mempermalukan dirinya di depan publik.Namun, di luar dugaan mereka, ketika Irina kembali dari toilet, Celine sudah dibawa pergi oleh seorang pria.Irina pun hanya bisa segera memotret beberapa foto.Namun, beberapa foto ini juga sudah cukup untuk membuat Reza membatalkan pernikahannya dengan Celine.Lily menatap Celine dengan wajah yang sangat polos. Tiba-tiba dia melihat kemeja pria yang dipakai Celine. "Kak, bajumu ini ... aneh sekali! Kenapa kelihatannya seperti kemeja pria?"Tidak h