Lala memasang ekspresi penuh kekhawatiran terhadap Celine, membuat Hansen yang melihatnya merasa sangat puas.Dia tidak mau Lala khawatir, jadi dia menenangkannya. "Siapa pun orang yang Celly singgung, Keluarga Nadine nggak akan membiarkan dia dicelakai."Senyuman Lala sedikit mengeras, tapi segera kembali normal, sama sekali tidak terlihat keanehan.Lala tersenyum dan berkata, "Kakak, kalau aku menyinggung orang, kamu juga nggak akan membiarkan orang lain melukaiku?""Tentu saja, kamu dan Celly adalah orang terdekatku. Aku akan menggunakan seluruh hidupku untuk melindungi keselamatan kalian," ujar Hansen penuh tekad.Panggilan di ponselnya masih belum terputus.Terdengar suara desakan dari seberang telepon. "Tuan Muda Hansen ...."Hansen mengernyit, lalu melihat Lala sejenak dan berbalik pergi.Sampai setelah sosok Hansen tak terlihat lagi, Lala masih tetap berdiri diam di tempat sambil melihat ke luar jendela dengan tatapan suram.Dia yakin Hansen pergi untuk kejadian Gunung Prana ke
Andreas memijat batang hidungnya, terlihat agak lelah.Gian langsung mengerti maksud Andreas.Keluarga Tjangnaka memang fokus di luar negeri, tapi kemampuan mereka juga diakui semua orang di Mastika.Oleh karena itu, menyebar kabar kalau orang tua Keluarga Tjangnaka datang ke Mastika demi mewakili keluarga mengangkat seorang "putri angkat", pasti akan mengguncang seluruh Mastika.Semua orang tahu Keluarga Tjangnaka hanya punya seorang pewaris, yaitu Albert.Begitu orang tua hadir, "putri angkat" ini pasti akan jadi salah satu pewaris.Kekayaan Keluarga Tjangnaka yang segunung itu akan bisa diakses oleh "putri angkat" itu. Seketika, hampir semua orang penasaran siapa orang yang beruntung itu.Tak lama kemudian, ada orang yang hadir di acara pelelangan Keluarga Nadine membocorkan informasi.Orang yang diangkat Albert jadi adik itu adalah seorang gadis bernama "Celine Maira". Dia adalah gadis yang memegang foto almarhum Tuan Richard waktu Tuan Richard dikremasi, posisinya bahkan lebih pen
Suara Omar membuat Fera tertegun.Dia mana mungkin membiarkan Omar tahu apa yang dia lakukan?Hanya dalam sekejap, Fera menyusun perasaannya lalu mengernyit, sikapnya tetap lemah lembut seperti biasa sambil menghela napas. "Aku juga nggak tahu kenapa, hari ini rasanya sangat gusar. Lihat aku, ruang baca sampai jadi seberantakan ini. Aku rapikan sekarang juga."Fera meletakkan penanya dan hendak berjongkok, tapi dihentikan oleh Omar."Nggak usah beresin, apa karena semalam tidurnya nggak cukup? Jadi kelelahan?" Omar menopang Fera dengan penuh perhatian. "Kamu istirahat dulu, suruh pembantu yang bersihkan saja. Awalnya dari kediaman menelepon mau mencarimu, tapi nggak usah dipedulikan dulu. Apa pun yang urusan mereka, aku yang hadapi."Omar membawa Fera duduk di sofa.Dia tidak tega istrinya diganggu masalah lain.Namun, begitu mendengar dari kediaman tua ada yang mencarinya, Fera langsung berdiri. "Apa Ibu yang mencariku? Telepon dari kediaman tua? Aku coba telepon balik."Fera terlihat
Selama ini, Yuni sangat mementingkan kerja sama dengan Grup Angkasa, normal kalau dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menyanjung mereka.Kalau dia bisa membantu Yuni dalam hal ini, mungkin dia akan mendapatkan pengakuannya.Namun, teringat Celine ....Yuni takutnya tidak tahu, kalau mau mendekatkan hubungan dengan Grup Angkasa, dia hanya perlu mencari Celine.Di pesta hari ini, Yuni pasti akan tahu.Teringat Celine sudah punya identitas baru ini, meski hanya adik angkat Albert, tapi dengan adanya pengakuan dari orang tua di Keluarga Tjangnaka, kedudukannya pasti sudah berubah.Saat itu, Yuni yang mementingkan "kesetaraan status", mungkin akan menerima Celine."Fera? Apa yang kamu pikirkan? Kamu nggak mau pergi?"Fera yang berpikir terlalu serius tanpa sadar menunjukkan suasana hatinya.Mendengar pertanyaan Yuni, Fera segera berkata, "Ibu, aku cuma lagi pikir, kalau mau menyalin, aku harus bawa peralatannya.""Iya, untung kamu kepikiran. Sana pergi siap-siap, nggak usah datang l
Namun di dalam kantor tidak ada orang.Lala merasa sedikit kecewa. Tepat ketika dia berencana pergi, dia melihat undangan yang ada di atas meja.Di undangan itu tertulis "Grup Angkasa" dalam warna emas.Lala langsung yakin kalau undangan itu untuk acara malam ini.Dengan ada undangan ini, dia bisa langsung pergi ....Setelah ragu-ragu sejenak, Lala akhirnya mengambil undangan itu....Sejak pagi dibawa pergi Vicky dari kamar pasien Andreas, waktu Celine kembali, Andreas sudah tidak ada.Kalau bukan karena Gian datang tepat waktu untuk memberitahunya kalau Andreas pergi karena ada urusan, Celine merasa dia hampir saja pingsan."Nyonya kalau mau bertemu Tuan, aku bisa membawamu pergi menemuinya."Sekarang tidak ada orang luar, Gian memanggil "nyonya" dengan sangat natural.Kalau dulu, Celine sangat tidak suka panggilan ini, tapi sekarang dia sudah menerimanya.Setelah berterima kasih pada Gian, dia ikut keluar dari rumah sakit. Gian membukakan pintu mobil lalu selama perjalanan, Gian men
Untuk sesaat, dia seakan-akan merasa pantulan di cermin bukan dirinya, tapi juga sangat familier.Namun, Celine tidak sempat berpikir terlalu lama karena Gian sudah muncul di belakangnya. "Nyonya, kita sudah boleh ke sana."Ke sana?Pergi menemui Andreas!Celine mengangguk lalu mengikuti Gian masuk ke lift lagi tanpa curiga.Lift naik ke atas, waktu berhenti, Gian melihat Celine dengan tatapan penuh makna."Nyonya, nanti bakal sangat ramai, kamu bakal jadi pusat perhatian semua orang. Tuan memintaku memperingatkanmu.""Apapun yang terjadi, ada dia, terus .... Selamat!"Selamat?Celine agak bingung.Namun, pintu lift di depannya tiba-tiba terbuka lalu sebuah cahaya bersinar masuk, menyinari seluruh tubuh Celine."Celly ...."Suara Albert yang penuh semangat langsung terdengar.Ketika Celine terbiasa dengan cahaya itu, Albert sudah berlari kecil ke hadapannya lalu mengulurkan tangannya dengan sopan.Melihat senyuman itu, Celine secara refleks menaruh tangannya di atas tangan Albert.Dia
Amarah Lala hampir meledak.Ucapan orang-orang ini tidak enak didengar, tapi itu kenyataan.Tidak hanya itu, orang di luar tahunya Celine itu cucu angkat Richard, tapi tidak tahu identitas aslinya.Kalau kenyataan Celine adalah keturunan Keluarga Nadine diumumkan, takutnya orang-orang ini akan makin menjunjung tinggi Celine.Sementara dia ....Lala melihat Celine yang berdiri di pusat perhatian, tangannya tanpa disadari mengepal erat.Celine sama seperti dulu, bersinar terang.Mungkin di masa depan akan menjadi semakin terang.Namun dirinya ....Kalaupun sudah ganti wajah, apa dia tetap akan kalah dari Celine?Lala tidak lupa tujuannya waktu memutuskan mengganti jadi wajah ini, dari Lily jadi Lala. Kali ini, dia harus mendapatkan apa yang dia inginkan.Lala menunduk, sedang memikirkan rencananya.Sementara di kerumunan yang lain, ada satu orang lain yang juga tidak senang.Fera berdiri di sisi Yuni sambil tersenyum, tapi senyumannya itu sudah jadi kaku.Di sampingnya, masih terdengar s
Untuk sesaat, Donny seakan-akan melihat "dia"!Linda!Kalau hanya ini, tidak cukup untuk memastikan siapa Celine.Namun, lencana di tangannya ini cukup untuk meyakinkannya.Melihat ekspresi Donny, Andreas tahu kalau dia sudah mengenali Celine.Sementara lencana itu ....Andreas menunduk dan kembali berkata, "Awalnya aku pikir ini uang zaman dulu, tapi suatu hari aku melihat di dalamnya ada sesuatu.""Pasti dia!""Pasti dia sengaja melakukan sesuatu. Waktu itu dia nggak suka dengan gambar di lencana ini, tapi nggak rela membuangnya. Aku tahu, lencana ini sangat penting untuknya, dia sepertinya terus menghindar dari semua yang berhubungan dengan lencana ini. Membuat lencana ini jadi koin kuno memang seperti hal yang akan dia lakukan."Di benak Donny muncul sosok wanita yang telah dia cintai selama ini, matanya juga berubah lembut."Selama bertahun-tahun, aku terus mencari dia. Dari informasi yang kudapat, waktu itu dia hamil. Tapi selain informasi ini, dia seakan-akan menghilang dari dun