Namun di dalam kantor tidak ada orang.Lala merasa sedikit kecewa. Tepat ketika dia berencana pergi, dia melihat undangan yang ada di atas meja.Di undangan itu tertulis "Grup Angkasa" dalam warna emas.Lala langsung yakin kalau undangan itu untuk acara malam ini.Dengan ada undangan ini, dia bisa langsung pergi ....Setelah ragu-ragu sejenak, Lala akhirnya mengambil undangan itu....Sejak pagi dibawa pergi Vicky dari kamar pasien Andreas, waktu Celine kembali, Andreas sudah tidak ada.Kalau bukan karena Gian datang tepat waktu untuk memberitahunya kalau Andreas pergi karena ada urusan, Celine merasa dia hampir saja pingsan."Nyonya kalau mau bertemu Tuan, aku bisa membawamu pergi menemuinya."Sekarang tidak ada orang luar, Gian memanggil "nyonya" dengan sangat natural.Kalau dulu, Celine sangat tidak suka panggilan ini, tapi sekarang dia sudah menerimanya.Setelah berterima kasih pada Gian, dia ikut keluar dari rumah sakit. Gian membukakan pintu mobil lalu selama perjalanan, Gian men
Untuk sesaat, dia seakan-akan merasa pantulan di cermin bukan dirinya, tapi juga sangat familier.Namun, Celine tidak sempat berpikir terlalu lama karena Gian sudah muncul di belakangnya. "Nyonya, kita sudah boleh ke sana."Ke sana?Pergi menemui Andreas!Celine mengangguk lalu mengikuti Gian masuk ke lift lagi tanpa curiga.Lift naik ke atas, waktu berhenti, Gian melihat Celine dengan tatapan penuh makna."Nyonya, nanti bakal sangat ramai, kamu bakal jadi pusat perhatian semua orang. Tuan memintaku memperingatkanmu.""Apapun yang terjadi, ada dia, terus .... Selamat!"Selamat?Celine agak bingung.Namun, pintu lift di depannya tiba-tiba terbuka lalu sebuah cahaya bersinar masuk, menyinari seluruh tubuh Celine."Celly ...."Suara Albert yang penuh semangat langsung terdengar.Ketika Celine terbiasa dengan cahaya itu, Albert sudah berlari kecil ke hadapannya lalu mengulurkan tangannya dengan sopan.Melihat senyuman itu, Celine secara refleks menaruh tangannya di atas tangan Albert.Dia
Amarah Lala hampir meledak.Ucapan orang-orang ini tidak enak didengar, tapi itu kenyataan.Tidak hanya itu, orang di luar tahunya Celine itu cucu angkat Richard, tapi tidak tahu identitas aslinya.Kalau kenyataan Celine adalah keturunan Keluarga Nadine diumumkan, takutnya orang-orang ini akan makin menjunjung tinggi Celine.Sementara dia ....Lala melihat Celine yang berdiri di pusat perhatian, tangannya tanpa disadari mengepal erat.Celine sama seperti dulu, bersinar terang.Mungkin di masa depan akan menjadi semakin terang.Namun dirinya ....Kalaupun sudah ganti wajah, apa dia tetap akan kalah dari Celine?Lala tidak lupa tujuannya waktu memutuskan mengganti jadi wajah ini, dari Lily jadi Lala. Kali ini, dia harus mendapatkan apa yang dia inginkan.Lala menunduk, sedang memikirkan rencananya.Sementara di kerumunan yang lain, ada satu orang lain yang juga tidak senang.Fera berdiri di sisi Yuni sambil tersenyum, tapi senyumannya itu sudah jadi kaku.Di sampingnya, masih terdengar s
Untuk sesaat, Donny seakan-akan melihat "dia"!Linda!Kalau hanya ini, tidak cukup untuk memastikan siapa Celine.Namun, lencana di tangannya ini cukup untuk meyakinkannya.Melihat ekspresi Donny, Andreas tahu kalau dia sudah mengenali Celine.Sementara lencana itu ....Andreas menunduk dan kembali berkata, "Awalnya aku pikir ini uang zaman dulu, tapi suatu hari aku melihat di dalamnya ada sesuatu.""Pasti dia!""Pasti dia sengaja melakukan sesuatu. Waktu itu dia nggak suka dengan gambar di lencana ini, tapi nggak rela membuangnya. Aku tahu, lencana ini sangat penting untuknya, dia sepertinya terus menghindar dari semua yang berhubungan dengan lencana ini. Membuat lencana ini jadi koin kuno memang seperti hal yang akan dia lakukan."Di benak Donny muncul sosok wanita yang telah dia cintai selama ini, matanya juga berubah lembut."Selama bertahun-tahun, aku terus mencari dia. Dari informasi yang kudapat, waktu itu dia hamil. Tapi selain informasi ini, dia seakan-akan menghilang dari dun
Tidak hanya Celine.Donny juga berkata yakin, "Benar, kita saling kenal!""Ke ... kenal?"Albert tidak mengerti, pamannya baru kemarin datang ke Mastika, mereka kenapa bisa saling kenal?Kebingungan di hatinya semakin besar.Saat ini, Donny malas menjelaskan. Dia menatap Celine lekat-lekat, seakan-akan ingin melihatnya dari awal.Bahkan Celine juga menyadari ada yang aneh dari tatapannya."Celly .... Bagus, bagus, aku harusnya sudah mengenalimu dari awal, tapi sekarang juga nggak terlambat ...." Donny jelas terlihat sangat semangat.Bahkan Albert juga tidak pernah melihat Donny yang seperti ini.Dari yang Albert tahu, Donny orang yang sangat tenang, tidak pernah menunjukkan emosinya.Melihat Donny sepertinya mau menggandeng tangan Celine, Albert refleks mengulurkan tangannya lalu mengadang di depan Celine. "Paman, Celly itu adikku!"Pamannya ini apa tidak terlalu semangat?Donny mengernyit lalu memelototi Albert.Albert tidak peduli dan langsung menarik Celine lalu mengumumkan ke semua
Salah?Apanya yang salah?Donny lihat Albert dan berkata, "Kamu juga salah."Albert terdiam.Apa Paman tidak mengakui Celine?"Paman, Celly ...." Albert sudah mengakui Celine sebagai adik. Kalaupun keluarganya nggak setuju, hal ini tetap tidak berubah.Dia bisa pakai caranya agar Celine tidak dipandang rendah orang.Namun, sebelum dia selesai bicara, tatapan Donny sudah tertuju pada Celine."Celly ...." Donny menggumamkan nama ini, tatapannya juga jadi semakin lembut. "Kemarin di Gunung Prana, aku kayaknya pernah bilang, kalau aku punya anak, bakal namain dia Celine juga?"Celine tentu saja ingat.Donny juga sempat mengungkit istrinya."Dia ternyata benar-benar menamaimu Celine!"Donny seakan-akan teringat orang yang sangat dia cintai itu.Namun, kata-katanya membuat semua orang di sana kebingungan.Apa maksud ... kata-katanya ini?Bahkan Celine dan Albert juga tidak mengerti."Paman, siapa maksudmu?" tanya Albert.Teringat ucapan aneh pamannya terhadap Celine tadi, Albert semakin sada
"Celly, jangan takut!"Lala menarik Celine ke belakangnya lalu menghadap ke Donny dengan penuh waspada. "Pak, kamu nggak punya bukti jangan ngomong sembarangan. Celly itu orang Keluarga Nadine, kamu tiba-tiba mengakui orang lain jadi anak, kayaknya punya niat jahat.""Celly, ayo kita pergi!"Lala langsung menarik Celine pergi.Saat ini dia cuma ingin membawa Celine pergi dari sini.Kalau Celine pergi, berarti dia menunjukkan kalau dia tidak mengakui dirinya adalah putri Donny!Lala sangat terburu-buru.Namun, Albert mana mungkin membiarkan Celine pergi?Lala baru saja jalan beberapa langkah, Albert sudah berdiri di hadapannya.Sebelum Albert mengatakan sesuatu, suara Donny sudah terdengar. "Siapa bilang nggak ada bukti?"Ada bukti?Genggaman tangan Lala mengerat. Kalau benar ada bukti, apa yang harus dia lakukan?"Kenyataan kalau dia putriku sebenarnya nggak perlu dibuktikan ke siapa pun. Tapi nona ini kalau mau bukti, aku dan Celly tinggal melakukan pemeriksaan DNA saja."Donny meliha
"Kakak, kamu benaran kakakku?" gumam Celine. Makna panggilan "kakak" ini sudah berbeda dengan sebelumnya.Albert langsung mengangguk penuh semangat. "Benar, kakak kandung!"Albert teringat persaingannya dengan Hansen dulu, entah kenapa jadi merasa lebih percaya diri. Dia itu kakak kandung, sedangkan Hansen ....Heh!Celine itu putri Keluarga Tjangnaka, sudah tidak perlu identitas "cucu angkat" dari Keluarga Nadine lagi!"Celly, kamu itu putri Keluarga Tjangnaka. Seluruh Keluarga Tjangnaka itu punyamu," ujar Albert lantang."Benar Celly, aku akhirnya menemukanmu." Tatapan Donny tidak pernah meninggalkan Celine, dia berusaha menahan kesenangan di hatinya.Takut Celine tidak terbiasa dengan "semangatnya".Namun, dia tetap tidak bisa mengendalikan emosinya seutuhnya, tetap terlihat sedikit dari luar.Suaranya membuat hati Celine seakan bergetar.Mungkin tadi dia agak ragu, tapi ketika melihat Andreas, semua keraguannya hilang.Saat ini, dia baru mengerti ucapan Gian kepadanya pas baru data