Lala seakan-akan tidak rela Celine direbut orang lain.Kalau saat ini Hansen yang menghentikan dan berhasil, Celine akan kehilangan Keluarga Tjangnaka. Kalau gagal, juga bisa membuat Hansen marah.Lala sangat senang berhasil memikirkan ide ini.Seperti yang dia duga, ekspresi Hansen semakin jelek.Melihat Hansen melangkah maju, Lala menggenggam erat tangannya. "Kak, kau mau ngapain?"Hansen menunduk lalu menepuk tangan Lala.Lala perlahan-lahan melepas tangannya. Ketika Hansen sudah berbalik sepenuhnya dan kembali maju, kekhawatiran di matanya baru menghilang.Digantikan dengan ekspresi menantikan.Dia menantikan Hansen menghentikan semua ini, juga menantikan pilihan Celine.Orang-orang di sekitar Donny, Celine dan Albert terus menyelamati mereka.Bahkan Yuni juga ingin maju.Tadi, fokusnya hanya tertuju pada Donny. Namun sekarang, dia sedang melihat Celine dengan tatapan penuh semangat."Celine ini ...."Bahkan Yuni juga terkejut, bahkan mulai menggumam tanpa sadar. "Nggak kusangka di
Dia segera berjalan keluar dari balik Albert ke hadapan Hansen. "Kak, di hatiku kamu juga keluargaku."Hansen dari dulu sudah jadi keluarganya!Hansen tersenyum puas lalu melihat Albert dengan tatapan sombong.Namun hanya sekilas, lalu dia berkata, "Celly, Kakek di surga pasti juga sangat senang melihatmu menemukan keluargamu."Teringat Kakek, tatapan Celine juga jadi gelap. "Apa benar Kakek juga senang?""Tentu saja, nggak hanya senang, dia juga ....""Kakak!"Hansen baru bicara sampai setengah ketika suara serak Lala terdengar, lalu dia pun berlari keluar dari kerumunan.Awalnya Lala mengira Hansen maju akan menyebabkan konflik antara dia dan Keluarga Tjangnaka.Namun dilihat dari situasi ini, jelas tidak berkembang sesuai dengan yang dia harapkan.Tidak hanya itu ....Waktu Hansen mengungkit Richard, Lala merasakan firasat buruk, jadi dia segera maju untuk menghentikannya.Namun, aksinya ini membuat Hansen mengernyit.Lala sadar lalu seketika tidak tahu bagaimana menutupi tujuannya.
Setelah mendapat izin dari Hansen, Hasan tidak berlama-lama lagi.Di bawah tatapan semua orang, dia kembali menghadap Celine. "Nona, aku pengacara pribadi Tuan Richard pas dia masih hidup, penanggung jawabnya untuk segala hal yang berhubungan dengan hukum. Tuan Richard sempat membuat surat wasiat ...."Pak Hasan membuka salah satu amplop dokumen.Namun, Celine malah bingung.Dia tentu saja tahu tentang surat wasiat Kakek itu.Di Binara, Pak Hasan sudah pernah mengumumkannya, tapi kenapa .... Apa masih ada surat wasiat yang lain?Kemudian, Hasan sudah mengumumkan isi surat wasiat itu. "Semua harta saya, Richard Nadine, akan diwariskan oleh cucu perempuan kandung saya seorang."Sama seperti surat wasiat yang dia umumkan di Binara dulu.Tidak berbeda satu kata pun.Namun, Kakek sudah memastikan kalau Lily bukan cucu kandungnya, apalagi sekarang Lily tidak ada di sini, apa maksud Pak Hasan kembali mengungkit surat wasiat ini?Celine melihat Hansen dengan bingung. "Kak ...."Firasatnya berk
Carla tahu, dengan kepintaran Andreas, pasti bisa menebak apa yang mau Lily lakukan.Sementara dia ...."Celine, dia harusnya bakal membantuku karena pesan ini!" gumam Carla. Setelah mengalami banyak kejadian, dia sudah bisa menerima beberapa hal.Andreas sangat mencintai Celine.Identitas Celine .... Putri Keluarga Tjangnaka, Keluarga Nadine ....Sekarang dia sudah tidak berhak bersaing sama Celine, hanya berharap masih ada sedikit hubungan baik.Di dalam kerumunan,semua orang terkejut mendengar pengumuman Hasan.Mereka tidak tahu soal surat wasiat Richard, juga tidak tahu kalau di surat wasiat itu ada keberadaan "cucu perempuan kandung"!Semua yang hadir adalah orang-orang pintar.Hansen meminta Hasan mengumumkan hal ini di sini, berarti "cucu perempuan kandung" itu sekarang ada di sini!Seketika, semua orang penasaran.Mereka melihat ke sekeliling, seakan-akan ingin menemukan "pewaris" Grup Nadine itu!Andreas terus memperhatikan Celine. Waktu menerima pesan dari Carla, dia juga ha
Kecurigaan-kecurigaan itu langsung berkurang berkat satu kalimat dari Donny.Benar juga!Sekarang Nona Celine ini sudah jadi putri Kepala Keluarga Tjangnaka saat ini. Kalaupun demi harta Keluarga Nadine, dia sepertinya juga malas "pura-pura" jadi cucu Keluarga Nadine.Apalagi Nona Celine ini jelas terlihat tidak tahu soal pemeriksaan DNA ini.Malah Tuan Muda Hansen yang mengendalikan situasi.Semua orang melihat ke Hansen.Di bawah tatapan semua orang, Hansen malah melihat Lala. "Masalah Celly itu cucu kandung Kakek nggak mungkin salah. Aku juga bisa jamin pakai nyawaku kalau Celine itu memang keturunan Keluarga Nadine. Sedangkan kenapa Celly bisa jadi cucu Kakek ....""Sangat simpel, ibunya Celly adalah anak kandung Kakek!"Saat bicara sampai sini, Hansen melihat Donny. "Tuan Donny, apakah ibunya Celly bernama Linda Marni?"Donny mengangguk. "Benar, namanya Linda Marni.""Tapi ...."Celine bingung, baru saja buka mulut, suara lain terdengar di saat yang bersamaan dengannya. "Tapi ibun
Namun, Hansen tidak memberi Celine tekanan. "Nggak apa, aku bakal bantu kamu. Kamu boleh lakukan apa pun yang kamu mau. Tapi Grup Nadine tetap milikmu! Dengan mewarisi Grup Nadine, wasiat Kakek baru bisa terpenuhi!"Sekarang, Grup Nadine ada di tangan Hansen.Celine sekarang baru tahu, selama beberapa saat ini, Hansen bangun pagi pulang malam, menyatukan bisnis Keluarga Nadine dan mengumpulkan kekuasaan Grup Nadine semuanya demi menyerahkan seluruh Grup Nadine kepadanya sesuai dengan wasiat Kakek!"Kak, aku ...."Seketika, Celine tidak tahu mau mengatakan apa.Dia menatap Hansen, melihat senyuman lembut di wajah Hansen."Celly, jangan menyia-nyiakan wasiat Tuan Richard dan ketulusan Tuan Muda Hansen!" Tiba-tiba terdengar suara Donny.Dia tidak peduli harta Grup Nadine, tapi dia bisa melihat makna dibalik perbuatan Hansen ini.Bahkan Albert juga menatap Hansen seakan-akan mengakui ketulusannya.Sekarang Hansen menguasai seluruh Grup Nadine.Dia punya kemampuan untuk menyembunyikan surat
Pesan dari Nyonya!Tatapan semua orang tertuju pada Celine, bahkan Hansen juga hanya melihat Celine.Melihat pesan dari Fera, Lala mengambil kesempatan untuk diam-diam keluar.Namun dia tidak menyangka ada seseorang yang terus memperhatikannya.Andreas hanya menunduk sesaat, tapi Gian sudah menerima kode itu dan langsung melaksanakan tugasnya.Angin di atap berembus kencang, membuat rambut Fera berantakan. Dia yang biasanya sangat memperhatikan penampilannya, saat ini malas merapikan rambutnya.Sejak dia mengirim pesan ke Lily, sudah lewat beberapa saat.Namun, setelah menunggu lama, Lily tetap belum datang. Fera melihat jam dan mulai kehilangan kesabaran.Akhirnya,dia mendengar suara langkah kaki dari belakang. Fera tidak berbalik, melainkan langsung berkata dengan kesal, "Kenapa? Sudah jadi Nona Keluarga Nadine, kau mulai nggak peduli sama perintahku? Lily, kau sembunyikan soal Celine itu keturunan Keluarga Nadine, 'kan?"Fera memikirkan reaksi Lily tadi dan merasa ada yang aneh.La
Kematian Lala ... ada hubungannya dengan Nyonya!Begitu mengerti hal ini, Lala langsung panik, bahkan hatinya serasa sedang bergetar. Dulu dia kagum dan hormat pada Nyonya, tapi sekarang dia takut.Ketakutan yang ekstrem membuatnya menunduk, tidak berani melihat Fera.Sampai ketika suara itu kembali terdengar. "Kamu ... nggak mau?"Fera kembali menanyakan pertanyaan tadi.Tidak mau membunuh Celine secara langsung?"Mau, mau. Nyonya, aku mau," ujar Lala dengan suara bergetar."Bagus, aku tunggu kabar baikmu."Fera mengangkat alisnya dengan puas lalu tersenyum sinis. Kemudian, dia berbalik tanpa melihat Lala lagi, sosoknya pun menghilang dari penglihatan Lala.Di atap, selain Lala sudah tidak ada orang lain.Energinya seakan-akan terkuras dan dia langsung jatuh terduduk di lantai.Dia tahu jelas, Nyonya bisa membuatnya berubah dari Lily jadi Lala, juga bisa menyingkirkannya dengan mudah.Nyonya bisa membuat Lala yang asli "menghilang", juga bisa membuat dia yang palsu menghilang!Jadi, s