"Kakak, kamu benaran kakakku?" gumam Celine. Makna panggilan "kakak" ini sudah berbeda dengan sebelumnya.Albert langsung mengangguk penuh semangat. "Benar, kakak kandung!"Albert teringat persaingannya dengan Hansen dulu, entah kenapa jadi merasa lebih percaya diri. Dia itu kakak kandung, sedangkan Hansen ....Heh!Celine itu putri Keluarga Tjangnaka, sudah tidak perlu identitas "cucu angkat" dari Keluarga Nadine lagi!"Celly, kamu itu putri Keluarga Tjangnaka. Seluruh Keluarga Tjangnaka itu punyamu," ujar Albert lantang."Benar Celly, aku akhirnya menemukanmu." Tatapan Donny tidak pernah meninggalkan Celine, dia berusaha menahan kesenangan di hatinya.Takut Celine tidak terbiasa dengan "semangatnya".Namun, dia tetap tidak bisa mengendalikan emosinya seutuhnya, tetap terlihat sedikit dari luar.Suaranya membuat hati Celine seakan bergetar.Mungkin tadi dia agak ragu, tapi ketika melihat Andreas, semua keraguannya hilang.Saat ini, dia baru mengerti ucapan Gian kepadanya pas baru data
Lala seakan-akan tidak rela Celine direbut orang lain.Kalau saat ini Hansen yang menghentikan dan berhasil, Celine akan kehilangan Keluarga Tjangnaka. Kalau gagal, juga bisa membuat Hansen marah.Lala sangat senang berhasil memikirkan ide ini.Seperti yang dia duga, ekspresi Hansen semakin jelek.Melihat Hansen melangkah maju, Lala menggenggam erat tangannya. "Kak, kau mau ngapain?"Hansen menunduk lalu menepuk tangan Lala.Lala perlahan-lahan melepas tangannya. Ketika Hansen sudah berbalik sepenuhnya dan kembali maju, kekhawatiran di matanya baru menghilang.Digantikan dengan ekspresi menantikan.Dia menantikan Hansen menghentikan semua ini, juga menantikan pilihan Celine.Orang-orang di sekitar Donny, Celine dan Albert terus menyelamati mereka.Bahkan Yuni juga ingin maju.Tadi, fokusnya hanya tertuju pada Donny. Namun sekarang, dia sedang melihat Celine dengan tatapan penuh semangat."Celine ini ...."Bahkan Yuni juga terkejut, bahkan mulai menggumam tanpa sadar. "Nggak kusangka di
Dia segera berjalan keluar dari balik Albert ke hadapan Hansen. "Kak, di hatiku kamu juga keluargaku."Hansen dari dulu sudah jadi keluarganya!Hansen tersenyum puas lalu melihat Albert dengan tatapan sombong.Namun hanya sekilas, lalu dia berkata, "Celly, Kakek di surga pasti juga sangat senang melihatmu menemukan keluargamu."Teringat Kakek, tatapan Celine juga jadi gelap. "Apa benar Kakek juga senang?""Tentu saja, nggak hanya senang, dia juga ....""Kakak!"Hansen baru bicara sampai setengah ketika suara serak Lala terdengar, lalu dia pun berlari keluar dari kerumunan.Awalnya Lala mengira Hansen maju akan menyebabkan konflik antara dia dan Keluarga Tjangnaka.Namun dilihat dari situasi ini, jelas tidak berkembang sesuai dengan yang dia harapkan.Tidak hanya itu ....Waktu Hansen mengungkit Richard, Lala merasakan firasat buruk, jadi dia segera maju untuk menghentikannya.Namun, aksinya ini membuat Hansen mengernyit.Lala sadar lalu seketika tidak tahu bagaimana menutupi tujuannya.
Setelah mendapat izin dari Hansen, Hasan tidak berlama-lama lagi.Di bawah tatapan semua orang, dia kembali menghadap Celine. "Nona, aku pengacara pribadi Tuan Richard pas dia masih hidup, penanggung jawabnya untuk segala hal yang berhubungan dengan hukum. Tuan Richard sempat membuat surat wasiat ...."Pak Hasan membuka salah satu amplop dokumen.Namun, Celine malah bingung.Dia tentu saja tahu tentang surat wasiat Kakek itu.Di Binara, Pak Hasan sudah pernah mengumumkannya, tapi kenapa .... Apa masih ada surat wasiat yang lain?Kemudian, Hasan sudah mengumumkan isi surat wasiat itu. "Semua harta saya, Richard Nadine, akan diwariskan oleh cucu perempuan kandung saya seorang."Sama seperti surat wasiat yang dia umumkan di Binara dulu.Tidak berbeda satu kata pun.Namun, Kakek sudah memastikan kalau Lily bukan cucu kandungnya, apalagi sekarang Lily tidak ada di sini, apa maksud Pak Hasan kembali mengungkit surat wasiat ini?Celine melihat Hansen dengan bingung. "Kak ...."Firasatnya berk
Carla tahu, dengan kepintaran Andreas, pasti bisa menebak apa yang mau Lily lakukan.Sementara dia ...."Celine, dia harusnya bakal membantuku karena pesan ini!" gumam Carla. Setelah mengalami banyak kejadian, dia sudah bisa menerima beberapa hal.Andreas sangat mencintai Celine.Identitas Celine .... Putri Keluarga Tjangnaka, Keluarga Nadine ....Sekarang dia sudah tidak berhak bersaing sama Celine, hanya berharap masih ada sedikit hubungan baik.Di dalam kerumunan,semua orang terkejut mendengar pengumuman Hasan.Mereka tidak tahu soal surat wasiat Richard, juga tidak tahu kalau di surat wasiat itu ada keberadaan "cucu perempuan kandung"!Semua yang hadir adalah orang-orang pintar.Hansen meminta Hasan mengumumkan hal ini di sini, berarti "cucu perempuan kandung" itu sekarang ada di sini!Seketika, semua orang penasaran.Mereka melihat ke sekeliling, seakan-akan ingin menemukan "pewaris" Grup Nadine itu!Andreas terus memperhatikan Celine. Waktu menerima pesan dari Carla, dia juga ha
Kecurigaan-kecurigaan itu langsung berkurang berkat satu kalimat dari Donny.Benar juga!Sekarang Nona Celine ini sudah jadi putri Kepala Keluarga Tjangnaka saat ini. Kalaupun demi harta Keluarga Nadine, dia sepertinya juga malas "pura-pura" jadi cucu Keluarga Nadine.Apalagi Nona Celine ini jelas terlihat tidak tahu soal pemeriksaan DNA ini.Malah Tuan Muda Hansen yang mengendalikan situasi.Semua orang melihat ke Hansen.Di bawah tatapan semua orang, Hansen malah melihat Lala. "Masalah Celly itu cucu kandung Kakek nggak mungkin salah. Aku juga bisa jamin pakai nyawaku kalau Celine itu memang keturunan Keluarga Nadine. Sedangkan kenapa Celly bisa jadi cucu Kakek ....""Sangat simpel, ibunya Celly adalah anak kandung Kakek!"Saat bicara sampai sini, Hansen melihat Donny. "Tuan Donny, apakah ibunya Celly bernama Linda Marni?"Donny mengangguk. "Benar, namanya Linda Marni.""Tapi ...."Celine bingung, baru saja buka mulut, suara lain terdengar di saat yang bersamaan dengannya. "Tapi ibun
Namun, Hansen tidak memberi Celine tekanan. "Nggak apa, aku bakal bantu kamu. Kamu boleh lakukan apa pun yang kamu mau. Tapi Grup Nadine tetap milikmu! Dengan mewarisi Grup Nadine, wasiat Kakek baru bisa terpenuhi!"Sekarang, Grup Nadine ada di tangan Hansen.Celine sekarang baru tahu, selama beberapa saat ini, Hansen bangun pagi pulang malam, menyatukan bisnis Keluarga Nadine dan mengumpulkan kekuasaan Grup Nadine semuanya demi menyerahkan seluruh Grup Nadine kepadanya sesuai dengan wasiat Kakek!"Kak, aku ...."Seketika, Celine tidak tahu mau mengatakan apa.Dia menatap Hansen, melihat senyuman lembut di wajah Hansen."Celly, jangan menyia-nyiakan wasiat Tuan Richard dan ketulusan Tuan Muda Hansen!" Tiba-tiba terdengar suara Donny.Dia tidak peduli harta Grup Nadine, tapi dia bisa melihat makna dibalik perbuatan Hansen ini.Bahkan Albert juga menatap Hansen seakan-akan mengakui ketulusannya.Sekarang Hansen menguasai seluruh Grup Nadine.Dia punya kemampuan untuk menyembunyikan surat
Pesan dari Nyonya!Tatapan semua orang tertuju pada Celine, bahkan Hansen juga hanya melihat Celine.Melihat pesan dari Fera, Lala mengambil kesempatan untuk diam-diam keluar.Namun dia tidak menyangka ada seseorang yang terus memperhatikannya.Andreas hanya menunduk sesaat, tapi Gian sudah menerima kode itu dan langsung melaksanakan tugasnya.Angin di atap berembus kencang, membuat rambut Fera berantakan. Dia yang biasanya sangat memperhatikan penampilannya, saat ini malas merapikan rambutnya.Sejak dia mengirim pesan ke Lily, sudah lewat beberapa saat.Namun, setelah menunggu lama, Lily tetap belum datang. Fera melihat jam dan mulai kehilangan kesabaran.Akhirnya,dia mendengar suara langkah kaki dari belakang. Fera tidak berbalik, melainkan langsung berkata dengan kesal, "Kenapa? Sudah jadi Nona Keluarga Nadine, kau mulai nggak peduli sama perintahku? Lily, kau sembunyikan soal Celine itu keturunan Keluarga Nadine, 'kan?"Fera memikirkan reaksi Lily tadi dan merasa ada yang aneh.La
Babak final dimulai.Peserta babak final naik ke panggung secara bergantian untuk menunjukkan karya mereka.Tiba-tiba, terdengar suara pembawa acara berkata, "Selanjutnya, kami persilakan Tuan Tuvin Sarwen ...."Tuvin Sarwen ....Nama ini masuk ke telinga Celine, membuat Celine membeku sejenak.Data peserta di depannya juga dibalik ke "Tuvin Sarwen".Tunangannya bilang dia tidak akan datang.Dia ... harusnya tidak akan datang?Jelas-jelas sudah memastikan Tuvin itu bukan Andreas, tapi entah kenapa Celine tetap memikirkannya, bahkan dia diam-diam berharap Tuvin bisa muncul di sini.Tidak peduli apakah dia itu Andreas atau bukan."Tuan Tuvin ...." Melihat tidak ada yang naik ke panggung, pembawa acara hendak memanggil lagi, tapi tiba-tiba ada staf yang memberitahunya lewat HT.Pembawa acara pun langsung mengalihkan topik. "Tuan Tuvin tiba-tiba ada urusan, tidak bisa mengikuti babak final ini. Tapi kami percaya Tuan Tuvin yang mencintai desain pasti akan bertemu kita lagi. Kita tetap bisa
Cepat pergi?Di seberang telepon sangat berisik, Sheryn curiga dia salah dengar. "Apa katamu?"Hari ini dia bisa datang karena membayar uang.Apalagi Nicholas ada di sini, dia tidak akan pergi.Namun, suara pria di seberang terdengar semakin tajam. "Cepat pergi dari sana!""Kenapa?" tanya Sheryn kesal."Istriku dan juga keluarganya juga ke sana. Kalian nggak boleh sampai bertemu!" Suara pria itu terdengar sangat tidak sabaran.Jelas terdengar dia takut dengan istrinya.Rasa takut ini pun membuat Sheryn semakin marah.Pria ini adalah menantu Keluarga Tantra, istrinya adalah bibinya Nicholas, keluarga istrinya sudah pasti Keluarga Tantra.Inilah kenapa Sheryn sengaja menggoda dia.Dari Keluarga Tantra tidak hanya Nicholas yang datang?Saat sedang berpikir, Sheryn melihat beberapa wajah yang familier masuk ke lokasi, yaitu orang Keluarga Tantra.Mereka langsung berjalan menghampiri Nicholas.Setelah mereka datang, Nicholas sepertinya sedang memperkenalkan Celine. Meski jaraknya sangat jau
Hilangnya Andreas adalah sebuah rahasia.Namun, Nicholas adalah salah satu dari sedikit orang yang tahu tentang hal ini.Senyuman Celine berubah kaku sejenak, lalu sebuah senyuman pahit muncul. Dia tidak perlu berpura-pura kuat di depan Nicholas."Belum, tapi dia ... ada di Binara.""Kalau ada di Binara, harusnya sedikit lagi bakal ketemu."Celine menoleh lalu bertatapan dengan Nicholas. "Kak Nicholas, nggak usah khawatir, aku nggak apa-apa. Bagaimana denganmu? Belakangan bagaimana kabarnya? Terus Winny, belakangan ... aku nggak sempat memperhatikan dia."Dia sepertinya sudah sangat lama tidak berinisiatif menghubungi Winny. Setiap kali Winny mencarinya, dia juga tidak pernah menanyakan kondisi Winny.Celine merasa sedikit bersalah.Nicholas menyadari perasaan Celine dan segera menjawab, "Winny sangat baik, dia terapi setiap hari, membaik dengan sangat cepat. Sebelum aku pulang ke Binara kali ini, dia berpesan padaku minta fotomu terus kirim ke dia, dia sangat merindukanmu."Celine mer
Benar, asalkan bisa menemukan Andreas, semuanya terbayarkan.Mereka saling menyemangati lewat telepon.Setelah mengakhiri panggilan, Celine melihat jam dan langsung teringat hari ini hari apa.Hari ini babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional.Beberapa hari ini, dia fokus mencari Andreas, melupakan soal kompetisi ini.Noni juga tidak mengingatkannya.Celine tahu, pasti Hansen yang ada di Mastika yang berpesan pada Noni jangan mengganggu Celine dengan permasalahan kompetisi.Namun hari ini, dia harus hadir.Celine pun menyemangati dirinya.Setelah selesai mandi dan berpakaian, sebelum dia keluar, dia memakai cincin yang diberikan Andreas padanya.Lokasi babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional ditentukan di tempat yang sama dengan tahun lalu.Pagi-pagi sekali, sudah ada banyak wartawan yang datang.Selain peserta, orang-orang yang boleh masuk adalah para orang berpengaruh di Binara.Sheryn berhasil masuk dan berbaur dengan kerumunan orang.Kalau bukan karena pria yang dia
Seakan-akan dia tidak tertarik sama sekali dengan cincin itu.Sementara kata "bagus" itu juga hanya komentar objektif, atau mungkin diucapkan hanya untuk membuat Lala senang.Lala sangat senang dengan reaksi Andreas ini.Beberapa hari ini, dia terus mengamati Andreas.Kelihatannya cuci otak Gion kali ini sangat sempurna. Andreas tidak jadi gila, juga sepertinya melupakan semua hal yang berhubungan dengan Celine.Bagus sekali!"Kalau begitu, aku mau yang ini. Boleh, 'kan, Kak Tuvin?" Mata Lala dipenuhi dengan cinta.Seperti yang sudah dia duga, Andreas menjawab, "Boleh.""Kalau begitu, aku bungkus cincin pasangan ini," ujar penjaga toko.Namun, baru saja dia selesai bicara, Lala malah berkata, "Nggak mau sepasang, aku cuma mau yang model wanita, yang pria nggak usah.""Tapi ...." Bukannya mereka sepasang kekasih?Cincin ini bukan untuk tunangan atau cincin nikah? Jadi cincin kekasih juga bagus.Lala menyadari reaksi penjaga toko itu.Dia pun terkekeh."Cincin ini memang bagus, tapi ini
Lala sangat puas dengan hadiah yang akan dia berikan ke Celine.Juga sangat puas melihat tampang Andreas yang sempurna di depannya. Melihat jarak mereka yang sangat dekat, dia akhirnya tidak bisa menyembunyikan kesenangan di hatinya."Kak Tuvin ...." Lala tiba-tiba mendekati Andreas.Namun, Andreas malah mundur selangkah.Reaksinya ini jelas adalah refleks.Sejak Andreas sadarkan diri, berapa kali pun Gion mencuci otaknya dan terus memberitahunya kalau Lala adalah tunangannya,bahwa hubungan mereka sangat dekat,setiap kali Lala mau mendekat, Andreas selalu menghindar.Senyuman di wajah Lala jadi kaku, tapi dia segera kembali normal."Kak Tuvin, besok kita sudah mau pergi. Mulai besok, di sanalah rumah kita. Nanti waktu sudah sampai, kamu teruskan sekolahmu, aku bakal menemanimu.""Kak Tuvin, kamu boleh kasih aku sebuah hadiah?"Lala mendongak melihat Andreas, matanya penuh dengan harapan, sama sekali tidak ada hal lain."Boleh." Andreas tidak ada alasan untuk menolak.Lala tahu dia ti
Manajer hotel itu pun menceritakan semua yang terjadi hari itu dengan sangat mendetail.Mendengar ceritanya, hati Celine sangat bergejolak."Berarti benar!"Malam itu bukan mimpi, melainkan Andreas yang asli!"Aku sudah pernah menemuinya."Celine bergumam, bibirnya membentuk sebuah senyuman yang paling tulus dalam dua bulan ini.Dia juga perlahan-lahan semakin bersemangat. Dia melihat ke Albert dan Dylan sambil berkata, "Hari itu aku bertemu dengannya!"Albert dan Dylan saling bertatapan.Meski mereka tidak tahu sebenarnya apa yang terjadi malam itu, mereka percaya dengan Celine.Atau mungkin, Celine dan Andreas tidak hanya pernah bertemu.Andreas bahkan sedang melindungi Celine.Melihat Celine tersenyum, Albert juga ikut tersenyum.Dylan juga menghela napas lega.Dari informasi-informasi ini, mereka sudah bisa membuktikan kalau Andreas baik-baik saja. Hanya masalah waktu ... sampai dia kembali.Sementara hal yang harus dia lakukan sebelum Andreas pulang adalah mengurus Grup Jayadi dan
Selama dua bulan ini, Celine sangat sering memimpikan Andreas.Namun, kebanyakan di mimpinya, sosok Andreas hanya terlihat bagian punggungnya secara samar-samar. Bagaimanapun Celine memanggil dan mengejar Andreas, dia tetap tidak bisa menyentuhnya.Kecuali satu kali itu.Dia memimpikan Albert, melihat wajahnya dengan jelas.Celine bisa merasakan sentuhan Andreas, bahkan detak jantung dan juga napasnya. Semuanya terasa sangat nyata, seakan-akan dia tidak sedang bermimpi, melainkan benar-benar terjadi.Bukan mimpi ....Celine terkejut dengan tebakannya ini.Saat ini, dia seakan-akan menangkap sesuatu, seperti tadi waktu dia berharap Tuvin adalah Andreas.Meski panggilan tadi sudah membuktikan kalau Tuvin bukan Andreas,Celine tetap ingin mencoba menangkap harapan dan petunjuk sekecil apa pun.Sementara mimpi dan juga tempat di mimpinya ada di Hotel Binara."Ke hotel, Hotel Binara." Celine tiba-tiba berdiri.Dia bahkan mau langsung keluar tanpa memakai sepatu.Albert dan Dylan tahu Celine
Semuanya tergantung pada kata-kata Lala.Lala sangat suka dengan rasa di mana semuanya ada di dalam kendalinya."Oh ... oh begitu?" Celine merasa hatinya terasa berat.Seakan-akan ditimpa oleh sesuatu.Sementara wanita di seberang telepon malah terdengar semakin senang. "Iya, kami sudah mau menikah, kamu bakal mendoakan kami, 'kan?"Mendoakan?Celine tidak pernah bertemu "Tuvin", juga tidak pernah bertemu tunangannya.Sepasang orang tidak dikenal akan segera menikah, dia seharusnya mengucapkan selamat.Namun, saat ini, begitu memikirkan mau "mendoakan" mereka, hatinya seakan-akan ditusuk-tusuk, membuatnya kesusahan bernapas."Nona, kamu masih mendengar?"Lala kembali berkata.Dia seakan-akan tidak akan menyerah kalau belum mendapatkan ucapan selamat dari Celine.Terdengar suara napas yang kurang stabil di seberang, Lala pun tersenyum semakin lebar. Dia semakin bertekad mau mendengar ucapan selamat dari Celine.Celine menghirup napas dalam-dalam, dia ingin mengucapkan selamat, tapi mulu