Salah?Apanya yang salah?Donny lihat Albert dan berkata, "Kamu juga salah."Albert terdiam.Apa Paman tidak mengakui Celine?"Paman, Celly ...." Albert sudah mengakui Celine sebagai adik. Kalaupun keluarganya nggak setuju, hal ini tetap tidak berubah.Dia bisa pakai caranya agar Celine tidak dipandang rendah orang.Namun, sebelum dia selesai bicara, tatapan Donny sudah tertuju pada Celine."Celly ...." Donny menggumamkan nama ini, tatapannya juga jadi semakin lembut. "Kemarin di Gunung Prana, aku kayaknya pernah bilang, kalau aku punya anak, bakal namain dia Celine juga?"Celine tentu saja ingat.Donny juga sempat mengungkit istrinya."Dia ternyata benar-benar menamaimu Celine!"Donny seakan-akan teringat orang yang sangat dia cintai itu.Namun, kata-katanya membuat semua orang di sana kebingungan.Apa maksud ... kata-katanya ini?Bahkan Celine dan Albert juga tidak mengerti."Paman, siapa maksudmu?" tanya Albert.Teringat ucapan aneh pamannya terhadap Celine tadi, Albert semakin sada
"Celly, jangan takut!"Lala menarik Celine ke belakangnya lalu menghadap ke Donny dengan penuh waspada. "Pak, kamu nggak punya bukti jangan ngomong sembarangan. Celly itu orang Keluarga Nadine, kamu tiba-tiba mengakui orang lain jadi anak, kayaknya punya niat jahat.""Celly, ayo kita pergi!"Lala langsung menarik Celine pergi.Saat ini dia cuma ingin membawa Celine pergi dari sini.Kalau Celine pergi, berarti dia menunjukkan kalau dia tidak mengakui dirinya adalah putri Donny!Lala sangat terburu-buru.Namun, Albert mana mungkin membiarkan Celine pergi?Lala baru saja jalan beberapa langkah, Albert sudah berdiri di hadapannya.Sebelum Albert mengatakan sesuatu, suara Donny sudah terdengar. "Siapa bilang nggak ada bukti?"Ada bukti?Genggaman tangan Lala mengerat. Kalau benar ada bukti, apa yang harus dia lakukan?"Kenyataan kalau dia putriku sebenarnya nggak perlu dibuktikan ke siapa pun. Tapi nona ini kalau mau bukti, aku dan Celly tinggal melakukan pemeriksaan DNA saja."Donny meliha
"Kakak, kamu benaran kakakku?" gumam Celine. Makna panggilan "kakak" ini sudah berbeda dengan sebelumnya.Albert langsung mengangguk penuh semangat. "Benar, kakak kandung!"Albert teringat persaingannya dengan Hansen dulu, entah kenapa jadi merasa lebih percaya diri. Dia itu kakak kandung, sedangkan Hansen ....Heh!Celine itu putri Keluarga Tjangnaka, sudah tidak perlu identitas "cucu angkat" dari Keluarga Nadine lagi!"Celly, kamu itu putri Keluarga Tjangnaka. Seluruh Keluarga Tjangnaka itu punyamu," ujar Albert lantang."Benar Celly, aku akhirnya menemukanmu." Tatapan Donny tidak pernah meninggalkan Celine, dia berusaha menahan kesenangan di hatinya.Takut Celine tidak terbiasa dengan "semangatnya".Namun, dia tetap tidak bisa mengendalikan emosinya seutuhnya, tetap terlihat sedikit dari luar.Suaranya membuat hati Celine seakan bergetar.Mungkin tadi dia agak ragu, tapi ketika melihat Andreas, semua keraguannya hilang.Saat ini, dia baru mengerti ucapan Gian kepadanya pas baru data
Lala seakan-akan tidak rela Celine direbut orang lain.Kalau saat ini Hansen yang menghentikan dan berhasil, Celine akan kehilangan Keluarga Tjangnaka. Kalau gagal, juga bisa membuat Hansen marah.Lala sangat senang berhasil memikirkan ide ini.Seperti yang dia duga, ekspresi Hansen semakin jelek.Melihat Hansen melangkah maju, Lala menggenggam erat tangannya. "Kak, kau mau ngapain?"Hansen menunduk lalu menepuk tangan Lala.Lala perlahan-lahan melepas tangannya. Ketika Hansen sudah berbalik sepenuhnya dan kembali maju, kekhawatiran di matanya baru menghilang.Digantikan dengan ekspresi menantikan.Dia menantikan Hansen menghentikan semua ini, juga menantikan pilihan Celine.Orang-orang di sekitar Donny, Celine dan Albert terus menyelamati mereka.Bahkan Yuni juga ingin maju.Tadi, fokusnya hanya tertuju pada Donny. Namun sekarang, dia sedang melihat Celine dengan tatapan penuh semangat."Celine ini ...."Bahkan Yuni juga terkejut, bahkan mulai menggumam tanpa sadar. "Nggak kusangka di
Dia segera berjalan keluar dari balik Albert ke hadapan Hansen. "Kak, di hatiku kamu juga keluargaku."Hansen dari dulu sudah jadi keluarganya!Hansen tersenyum puas lalu melihat Albert dengan tatapan sombong.Namun hanya sekilas, lalu dia berkata, "Celly, Kakek di surga pasti juga sangat senang melihatmu menemukan keluargamu."Teringat Kakek, tatapan Celine juga jadi gelap. "Apa benar Kakek juga senang?""Tentu saja, nggak hanya senang, dia juga ....""Kakak!"Hansen baru bicara sampai setengah ketika suara serak Lala terdengar, lalu dia pun berlari keluar dari kerumunan.Awalnya Lala mengira Hansen maju akan menyebabkan konflik antara dia dan Keluarga Tjangnaka.Namun dilihat dari situasi ini, jelas tidak berkembang sesuai dengan yang dia harapkan.Tidak hanya itu ....Waktu Hansen mengungkit Richard, Lala merasakan firasat buruk, jadi dia segera maju untuk menghentikannya.Namun, aksinya ini membuat Hansen mengernyit.Lala sadar lalu seketika tidak tahu bagaimana menutupi tujuannya.
Setelah mendapat izin dari Hansen, Hasan tidak berlama-lama lagi.Di bawah tatapan semua orang, dia kembali menghadap Celine. "Nona, aku pengacara pribadi Tuan Richard pas dia masih hidup, penanggung jawabnya untuk segala hal yang berhubungan dengan hukum. Tuan Richard sempat membuat surat wasiat ...."Pak Hasan membuka salah satu amplop dokumen.Namun, Celine malah bingung.Dia tentu saja tahu tentang surat wasiat Kakek itu.Di Binara, Pak Hasan sudah pernah mengumumkannya, tapi kenapa .... Apa masih ada surat wasiat yang lain?Kemudian, Hasan sudah mengumumkan isi surat wasiat itu. "Semua harta saya, Richard Nadine, akan diwariskan oleh cucu perempuan kandung saya seorang."Sama seperti surat wasiat yang dia umumkan di Binara dulu.Tidak berbeda satu kata pun.Namun, Kakek sudah memastikan kalau Lily bukan cucu kandungnya, apalagi sekarang Lily tidak ada di sini, apa maksud Pak Hasan kembali mengungkit surat wasiat ini?Celine melihat Hansen dengan bingung. "Kak ...."Firasatnya berk
Carla tahu, dengan kepintaran Andreas, pasti bisa menebak apa yang mau Lily lakukan.Sementara dia ...."Celine, dia harusnya bakal membantuku karena pesan ini!" gumam Carla. Setelah mengalami banyak kejadian, dia sudah bisa menerima beberapa hal.Andreas sangat mencintai Celine.Identitas Celine .... Putri Keluarga Tjangnaka, Keluarga Nadine ....Sekarang dia sudah tidak berhak bersaing sama Celine, hanya berharap masih ada sedikit hubungan baik.Di dalam kerumunan,semua orang terkejut mendengar pengumuman Hasan.Mereka tidak tahu soal surat wasiat Richard, juga tidak tahu kalau di surat wasiat itu ada keberadaan "cucu perempuan kandung"!Semua yang hadir adalah orang-orang pintar.Hansen meminta Hasan mengumumkan hal ini di sini, berarti "cucu perempuan kandung" itu sekarang ada di sini!Seketika, semua orang penasaran.Mereka melihat ke sekeliling, seakan-akan ingin menemukan "pewaris" Grup Nadine itu!Andreas terus memperhatikan Celine. Waktu menerima pesan dari Carla, dia juga ha
Kecurigaan-kecurigaan itu langsung berkurang berkat satu kalimat dari Donny.Benar juga!Sekarang Nona Celine ini sudah jadi putri Kepala Keluarga Tjangnaka saat ini. Kalaupun demi harta Keluarga Nadine, dia sepertinya juga malas "pura-pura" jadi cucu Keluarga Nadine.Apalagi Nona Celine ini jelas terlihat tidak tahu soal pemeriksaan DNA ini.Malah Tuan Muda Hansen yang mengendalikan situasi.Semua orang melihat ke Hansen.Di bawah tatapan semua orang, Hansen malah melihat Lala. "Masalah Celly itu cucu kandung Kakek nggak mungkin salah. Aku juga bisa jamin pakai nyawaku kalau Celine itu memang keturunan Keluarga Nadine. Sedangkan kenapa Celly bisa jadi cucu Kakek ....""Sangat simpel, ibunya Celly adalah anak kandung Kakek!"Saat bicara sampai sini, Hansen melihat Donny. "Tuan Donny, apakah ibunya Celly bernama Linda Marni?"Donny mengangguk. "Benar, namanya Linda Marni.""Tapi ...."Celine bingung, baru saja buka mulut, suara lain terdengar di saat yang bersamaan dengannya. "Tapi ibun
Di pesta malam, nona-nona yang datang tidak berani mendekati Celine lagi selain untuk menyapanya. Mereka takut tidak sengaja melakukan sesuatu dan menyakiti Nyonya Jayadi ini.Mereka pun semakin kagum dengan Nyonya Jayadi dan semakin berusaha menyanjung Nyonya Yuni.Semua orang sibuk mengelilingi Nyonya Yuni, Gisela bahkan tidak bisa berbaur.Bertha juga berada di luar kerumunan itu, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyanjung Nyonya Yuni.Di benaknya masih terus ada bayangan adegan yang terjadi di taman tadi, dia bahkan masih ingat jelas tekstur bibir pria itu.Bertha merasa otaknya sangat berantakan.Ada apa dengannya?Menyadari kondisinya yang aneh, Bertha berusaha untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Namun, ingatan itu seperti kutukan yang tertanam di benaknya.Semakin dia pikirkan, wajahnya semakin merah.Dia pun memutuskan untuk diam-diam pergi. Dia ingin mencari tempat yang lebih sepi untuk meredakan panas di wajahnya.Karena terlalu buru-buru, dia menabrak dada seseoran
Gisela mengalihkan pandangannya dan kebetulan melihat Bertha dan Alvin berdiri bersama, sedang membicarakan sesuatu.Bertha mau mendekati Alvin?Muncul tebakan ini di benak Gisela.Kalau Bertha berhasil mendekati Alvin ....Waktu dia sedang berpikir, Evan menghampirinya dengan terburu-buru, terdengar maksud menyalahkan di suaranya. "Tadi kamu kenapa? Kenapa kamu sampai melewatkan kesempatan sebagus itu?""Kamu tahu, nggak? Dia bukan hanya istri Tuan Andreas, dia itu pemegang saham terbesar di Grup Nadine, juga putri Keluarga Tjangnaka ....""Kalau bisa berteman dengannya, Keluarga Wisma pasti bakal sukses, tapi ...."Evan sangat kecewa. Semakin dia memikirkan manfaat yang bisa didapatkan kalau bisa membangun koneksi dengan Nyonya Jayadi, dia semakin merasa kalau Gisela telah melewatkan kesempatan yang sangat bagus."Kenapa kamu ...."Gisela memutar bola matanya di dalam hati.Kalau dia menunjukkan bakatnya di depan Nyonya Jayadi dan disukai Nyonya Jayadi, manfaatnya tentu saja jadi mil
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s