Hansen berhenti.Andreas mengangkat alisnya lalu melihat Hansen seakan-akan dia menang. Setelah itu, langsung masuk ke mobilnya dan melaju pergi."Tuan Muda ...." Sopir Keluarga Nadine membukakan pintu mobil untuk Hansen.Hansen pun sadar dari lamunannya. Setelah naik mobil, di benaknya terus terngiang-ngiang kata-kata Andreas tadi.Orang paling penting?Andreas bisa-bisanya menganggap Celine sebagai orang terpenting!Kalau dua hari yang lalu, dia bakal marah karena Andreas tidak menepati janjinya terhadap Lala. Namun sekarang, dia tahu jelas kalau dia merasa terancam.Dia tidak mau Celine berhubungan dengan Andreas.Begitu sampai kantor, Hansen langsung menyuruh bawahannya mengirimkan informasi tentang Fiona Yasin.Sementara di Menara Jayadi, Andreas juga sedang melihat informasi mengenai Fiona Yasin.Perusahaan Yasin adalah perusahaan developer di Kota Binara dan perkembangan mereka lumayan bagus beberapa tahun ini.Fiona anak tunggal, dulunya juga teman sekelas Celine pas SMA.Di Ba
Vila Keluarga Nadine sangat luas.Selain bangunan utama, masih ada beberapa bangunan kecil yang jarang ditempati.Celine mengikuti Carla melewati taman bunga. Ketika melewati sebuah dinding bunga, Celine mengenali kalau tempat ini adalah tempat di mana dia bertemu dengan Tuan Andreas sebelumnya.Sosok Tuan Andreas berhenti sejenak di kepala Celine.Setelah melewati dinding bunga dan mengitari sebuah hutan kecil, mereka akhirnya tiba di depan sebuah rumah kecil."Ini adalah tempat tinggal Lala dulu. Dia nggak suka keramaian, jadi kamarnya ditaruh di sini. Sini, ikut aku ...."Carla membawa Celine masuk ke salah satu kamar.Begitu masuk ke kamar itu, Celine merasa sangat familier.Dia tiba-tiba teringat, waktu acara perayaan perlombaan, bajunya basah dan Kak Hansen menyuruhnya memakai baju adiknya. Susunan kamar itu sama persis dengan kamar ini."Lihat, ini Lala."Carla mengambil sebuah album foto lalu mulai membalik lembarannya.Celine fokus melihat foto-foto itu. Hampir setiap foto ada
Carla sengaja menggodanya.Celine menerima ponsel Carla dengan ekspresi canggung.Hansen di ujung telepon juga canggung. Tadinya dia mau mencoba menjelaskan, tapi tiba-tiba teringat sesuatu, jadi dia membatalkannya."Kamu sudah bangun? Aku suruh asistenku menjemputmu." Hansen tidak tenang membiarkan Celine tetap tinggal di vila.Meski sudah ada bukti, dia tidak bisa membuktikan Carla pernah mencelakai Celine.Namun, dia tetap tidak percaya pada Carla.Setelah selesai bicara, Hansen langsung menutup telepon.Carla tertegun sambil menatap ponsel di tangannya.Carla bertanya penasaran, "Celly, apa kata Kakak?""Dia bilang mau menyuruh asistennya menjemputku ...."Celine mengira Kak Hansen pasti ada urusan mencarinya, jadi dia tidak berpikir terlalu banyak.Namun, Carla tahu jelas kalau Hansen sedang melindungi Celine darinya.Namun, dia sudah memberi tahu Celine apa yang ingin dia katakan.Teringat Andreas, Carla melihat Celine dengan ekspresi bingung dan bertanya, "Kamu benar-benar perna
"Sempat atau nggak, kita tetap harus coba.""Benar, benar, mana tahu dia nggak mempermasalahkan kejadian sebelumnya. Kalau bisa berteman dengan setengah Nona Keluarga Nadine, pasti banyak yang iri ...."Seketika, kumpulan orang itu mulai memuji-muji Celine.Fiona pun mengernyit.Orangnya saja mungkin sudah ditelan ikan di laut, masih mau mengajaknya berteman?Kemudian, ada yang mencoba menelepon Celine, tapi dapat balasan kalau ponsel Celine tidak aktif."Kenapa nggak aktif?" ujar orang itu kecewa.Fiona malah tersenyum sinis. "Orangnya saja sudah nggak ada, ya pasti nggak aktif!""Apa maksudmu?" Teman-temannya melihat Fiona dengan tatapan bingung.Hari ini sebelum keluar rumah, Fiona sudah mencari tahu dan mendapat kabar kalau bawahan Tuan Muda Hansen sedang melakukan pencarian di area laut dekat dermaga. Kalau Celine masih hidup, untuk apa mereka mencari-cari di sana?Sementara Ronny juga sudah dikirim ke kantor polisi.Malam itu, dia tidak melakukan apa-apa, tidak mungkin ada yang m
Begitu ditanya, tubuh Fiona langsung membeku."Apa yang nggak ada hubungannya denganmu?" tanya Celine lagi.Fiona menghindari tatapan Celine lalu mengubah sikapnya. "Memangnya aku bilang apa? Aku nggak bilang apa-apa!""Waktu itu di kapal pesiar aku ingat kamu juga ada!" Celine berkata dengan tenang, "Memangnya kamu dan Ronny nggak berinteraksi sama sekali?"Mungkin karena takut ketahuan, Fiona tiba-tiba jadi sangat kuat dan langsung melepaskan tangannya dari Celine."Interaksi apa? Meski aku ada di sana, aku dan Tuan Muda Ronny nggak pernah berinteraksi!""Oh ya?"Celine tidak percaya.Reaksi seheboh ini jelas karena takut ketahuan.Namun, kalau mau mendapatkan jawaban dari Fiona, tidak mungkin dengan bertanya terus seperti ini.Celine mengangkat alisnya lalu berkata, "Ya sudah, karena kamu sudah bilang nggak ada, aku percaya padamu. Dah!"Celine melambaikan tangannya lalu pergi sambil tersenyum.Namun, Fiona malah kebingungan.Dia pikir Celine akan terus mendesaknya, tapi ternyata di
"Bagaimana dengan Fiona Yasin?" tanya Hansen."Tuan Muda, coba dengar ini ...."Asisten Hansen mengeluarkan sebuah pena perekam suara lalu memainkan sebuah rekaman suara, yaitu percakapan antara Fiona dan beberapa temannya di kafe tadi.Di saat yang bersamaan, rekaman yang sama juga sampai ke tangan Andreas.Namun, dari rekaman itu, informasi yang diberikan Fiona hanya akan membuat orang curiga kalau dia ada hubungannya dengan kejadian itu, tapi tidak menyatakan dengan jelas apa yang dia lakukan."Tuan, apakah perlu menggunakan beberapa trik?" tanya Owen.Andreas duduk di kursi sambil memainkan sebuah koin dengan tangannya.Setelah diam sejenak, Andreas berkata datar, "Pakai!""Baik."Hanya satu kata dari Andreas, Owen sudah tahu harus melakukan apa.Di sisi lain, Fiona langsung pulang setelah meninggalkan mal.Dia mengemudi sambil terus memikirkan kejadian di kapal pesiar itu. Dia terus memberi tahu diri sendiri, kalaupun malam itu ada yang melihatnya minum-minum dan mengobrol dengan
Namun, meski sudah mencari ke sekeliling, dia tetap tidak menemukan Celine."Andreas!"Hansen menggertakkan giginya sambil mengumpat. Dia menelepon Andreas balik tapi tidak diangkat.Sementara saat ini Andreas sudah mengemudi membawa Celine ke Kompleks Tiara dengan hati puas.Mendengar ponsel Andreas terus berbunyi, Celine pun bertanya, "Kamu nggak angkat telepon?"Tanpa melihat saja Andreas sudah tahu siapa yang meneleponnya."Orang nggak penting dan urusan nggak penting, nggak usah dipedulikan."Andreas tidak melihat ponselnya sama sekali dan langsung mematikan suara ponselnya, membiarkan Hansen terus meneleponnya.Mereka pun pulang ke Kompleks Tiara. Setelah Celine tidur, Andreas baru keluar rumah.Di rumah sakit.Fiona patah tulang di kedua kakinya dan baru saja melakukan operasi. Baru saja dibawa ke kamar, dia sudah dipindahkan dari rumah sakit.Efek anestesi baru saja habis.Fiona membuka matanya dan melihat sekelilingnya gelap.Rasa sakit di kakinya membuatnya refleks berteriak.
Fiona tidak ingin percaya, tapi saat ini dia hanya bisa percaya.Suami Celine adalah Tuan Andreas, maka perbuatannya di kapal pesiar ....Muncul rasa takut di mata Fiona. "Aku nggak melakukan apa-apa."Namun, kata-katanya ini tidak hanya sama sekali tidak meyakinkan, malah membuatnya terkesan lebih bersalah.Andreas melirik Owen sekilas. Owen langsung menelepon seseorang dan mengatakan, "Lanjutkan." Dalam beberapa menit, garis di layar kembali menurun.Ibu Fiona pun menelepon."Habis, habis sudah semua. Keluarga kita sudah mampus.""Ayahmu terkena serangan jantung karena nggak bisa menerima kenyataan ini, sudah dibawa ke rumah sakit. Fiona, kamu menghancurkan Keluarga Yasin."Suaranya penuh dengan nada menyalahkan.Fiona tertegun dan terlihat sangat putus asa.Dia yang tadinya masih bersikeras tidak mau mengatakan apa-apa akhirnya menyerah.Dia tiba-tiba melihat ke arah pria yang duduk di sofa dengan tatapan berapi-api."Tuan ... Tuan Andreas, aku bilang, aku bilang sekarang juga. Aku