Fiona tidak ingin percaya, tapi saat ini dia hanya bisa percaya.Suami Celine adalah Tuan Andreas, maka perbuatannya di kapal pesiar ....Muncul rasa takut di mata Fiona. "Aku nggak melakukan apa-apa."Namun, kata-katanya ini tidak hanya sama sekali tidak meyakinkan, malah membuatnya terkesan lebih bersalah.Andreas melirik Owen sekilas. Owen langsung menelepon seseorang dan mengatakan, "Lanjutkan." Dalam beberapa menit, garis di layar kembali menurun.Ibu Fiona pun menelepon."Habis, habis sudah semua. Keluarga kita sudah mampus.""Ayahmu terkena serangan jantung karena nggak bisa menerima kenyataan ini, sudah dibawa ke rumah sakit. Fiona, kamu menghancurkan Keluarga Yasin."Suaranya penuh dengan nada menyalahkan.Fiona tertegun dan terlihat sangat putus asa.Dia yang tadinya masih bersikeras tidak mau mengatakan apa-apa akhirnya menyerah.Dia tiba-tiba melihat ke arah pria yang duduk di sofa dengan tatapan berapi-api."Tuan ... Tuan Andreas, aku bilang, aku bilang sekarang juga. Aku
"Bu Celine ...."Cindy masuk ke kantor Celine dengan terburu-buru. Begitu pintu terbuka, Celine bisa mendengar seseorang berteriak, "Mana Celine? Aku mau ketemu Celine ... aku mau ketemu Celine!"Meski suara itu agak serak, Celine tetap bisa mengenali kalau itu suara Fiona."Biarkan dia masuk," ujar Celine kepada Cindy lalu kembali menunduk menyelesaikan desain pakaian untuk Kakek.Sampai ketika Fiona masuk ke kantornya dan memanggilnya, Celine baru mendongak. Ketika melihat Fiona, Celine tertegun sejenak."Celine, maafkan aku, aku mohon ampuni aku ...."Fiona duduk di kursi roda. Dia awalnya ingin mendorong kursi rodanya maju, tapi mungkin karena terlalu terburu-buru, tubuhnya mencondong ke depan dan akhirnya jatuh.Celine sangat terkejut."Kamu ini ...." Apa yang terjadi?Kepalanya dibalut perban, sedangkan kaki digips.Jelas-jelas kemarin masih sibuk belanja di mal, baru lewat semalam kenapa jadi seperti ini?"Celine ...." Fiona tidak peduli lagi, dia merangkak ke hadapan Celine dan
Sampai ketika Celine sudah duduk dengan suaminya di restoran, rasa janggal yang dia rasakan tadi masih tetap ada.Celine menatap Andreas sekian lama lalu tiba-tiba berkata, "Kamu sengaja membawaku keluar?"Bulu mata Andreas bergetar sejenak.Dia memang sengaja, dia takut Fiona mengatakan hal yang tidak seharusnya dikatakan, makanya dia bergegas datang.Namun, dia tidak boleh membiarkan Celine tahu kalau dia sengaja."Apanya yang sengaja?" Andreas jarang-jarang berpura-pura bodoh. Dia bahkan tidak melihat Celine dan fokus memotong steik di depannya. "Lagian, kenapa aku harus sengaja?"Ini juga bagian yang tidak dimengerti Celine.Teringat dengan kata-kata Fiona tadi, Celine pun merasa lucu."Fiona entah kenapa tiba-tiba memintaku memohon pada Tuan Andreas untuk mengampuni Keluarga Yasin. Kalau Tuan Andreas mau menghancurkan Keluarga Yasin, mana ada hubungannya denganku? Terus aku juga mana bisa menghentikannya?"Celine menceritakan hal ini ke suaminya seperti sebuah lelucon.Mata Andrea
...Di rumah Keluarga Maira.Setelah mendengar kabar Keluarga Yasin bangkrut, Lily tidak terlalu memedulikannya.Dia sudah membuang nomor yang dia gunakan untuk menghubungi Fiona, juga sudah meminta orang meretas ponsel Fiona untuk menghapus percakapan mereka.Jadi, kalaupun Fiona mengadu tentang di ke Tuan Andreas, tidak ada bukti.Hanya saja, dia merasa sayang, Ronny yang sudah meminum obat tetap saja tidak berhasil melakukan apa-apa kepada Celine.Lily minum susu sambil merasa kecewa, lalu memikirkan pesan yang dikirim Carla."Celine dipilih oleh Tuan Richard karena matanya mirip dengan putri Tuan Richard?"Lily membawa foto Celine lalu menatap sepasang matanya.Mata ini memang sangat cantik, juga agak mirip dengan mata Nona Carla.Lily melihat foto itu sambil melihat dirinya di cermin, seakan-akan sedang membandingkan matanya dan mata Celine.Namun, tak lama kemudian muncul kekecewaan di mata Lily."Sial! Kenapa Celine yang dipilih!" seru Lily marah sambil melempar foto Celine.Beg
Foto Aurora ....Sarah bergegas keluar dari kamar Lily lalu kembali lagi setelah beberapa menit."Sudah ketemu?" tanya Lily tidak sabar.Sarah memasang ekspresi serius dan berkata, "Nggak ada. Dulu setelah Aurora mati, aku mencari alasan meminta ayahmu membakar foto-fotonya. Aku pikir ayahmu bakal diam-diam menyimpan satu atau dua foto, tapi tadi aku pergi cari, nggak ada sama sekali."Mata Lily tampak kecewa.Masih baik-baik saja kalau Celine cuma matanya mirip dengan putrinya Tuan Richard, tapi kalau Aurora benar-benar adalah anaknya Tuan Richard, berarti Celine adalah satu-satunya keturunan Keluarga Nadine. Saat itu ....Lily tidak berani memikirkan kemungkinan ini.Setelah menghirup napas dalam, Lily menggertakkan giginya.Tiba-tiba, Sarah sepertinya teringat sesuatu, kedua matanya berbinar."Ada satu orang .... Ada satu orang yang pasti tahu apakah Aurora itu orang Keluarga Nadine atau bukan.""Siapa?""Susi Marni!"Sarah meski tidak tahu apa hubungan Susi dengan Aurora, tapi dia
Kemudian, Reza sepertinya teringat sesuatu lalu mengeluarkan sebuah kotak dan membukanya di depan semua orang.Di dalam kotak adalah sebuah cincin berlian.Awalnya, Reza membelinya untuk Lily, tapi sekarang demi memanfaatkan opini publik untuk memaksa Celine, dia langsung mengeluarkannya."Celly, aku beli khusus untukmu."Reza memasang muka tulus, seperti seorang pria yang setia.Celine merasa sangat jijik.Namun orang-orang di sekitar malah mulai bersorak."Berliannya besar banget ....""Iya, tuh. Harganya pasti mahal banget. Nona, dia setulus itu, kalaupun ada salah, kamu maafkan saja, jangan tinggalkan dia."Celine ingin memutar bola matanya.Mereka tahu apa?Setelah diam-diam menghela napas, Celine ingin sekali menendang pria di hadapannya ini.Namun dia tahu, kalau dia menggunakan kekerasan di depan banyak orang begini, dia akan dimanfaatkan oleh pria menjijikkan ini.Celine melihat cincin berlian itu.Berliannya memang sangat besar, tapi Celine tidak mungkin percaya kalau cincin
Ketika kerumunan orang bubar, dia baru melihat tampak samping Celine.Awalnya Andreas mau pergi mencarinya makan siang, tapi ternyata Celine datang sendiri.Dia memakai terusan panjang berwarna ungu muda, rambutnya yang panjang terurai dan kedua lengannya dilipat di depan dada, seakan-akan baru saja memenangkan peperangan. Dia menatap Reza dengan tatapan merendahkan, lalu tiba-tiba berbalik ....Senyuman Andreas membeku lalu dia refleks berbalik.Setelah yakin Celine tidak melihat dia, Andreas baru berpesan pada Owen, "Suruh orang bawa Nyonya ke atas."Setelah itu, Andreas berbalik dan naik lift duluan.Reza kesal setengah mati, melihat Celine mau pergi, dia pun mengejar Celine."Celine, kamu ....""Nona Celine, Tuan Andreas mengundang Anda ke atas."Reza baru saja mau memarahi Celine ketika tiba-tiba ada orang yang menghampiri Celine.Reza kenal orang ini, dia adalah petinggi yang posisinya lumayan penting di Perusahaan Jayadi.Orang ini datang untuk menjemput Celine?Reza melihat Cel
Andreas memang menginginkan Celine, tapi tidak seperti yang dibayangkan Celine."Yang kuinginkan bukan kamu!" Yang dia inginkan adalah hati Celine!Namun, Andreas tidak bisa bicara terang-terangan.Celine tertegun sejenak lalu menghela napas lega. "Kalau begitu, kamu perlu aku melakukan apa?"Celine merasa, kalau memang mau bertransaksi, lebih baik diskusikan dengan jelas apa yang diinginkan dua belah pihak. Dengan begitu, dia juga lebih tenang.Kalau tahu apa yang Tuan Andreas inginkan, Celine baru bisa memastikan Andreas akan membantunya menyelidiki hal ini.Mengerti apa yang dipikirkan Celine, Andreas pun terdiam sejenak lalu berkata, "Permintaanku adalah, ketika aku mau bertemu denganmu, kamu bisa langsung datang menemuiku!"Celine tertegun.Ini permintaannya?Celine menatap bagian belakang kepala itu lalu dia pun mengerti apa yang sebenarnya diinginkan Tuan Andreas.Tuan Andreas menganggapnya sebagai pengganti Lala, mungkin Tuan Andreas ingin menemuinya saat sedang merindukan Lala
Benar ada Tuan Andreas!Dia tahu, suami istri biasanya pasti baikan, apalagi Tuan Andreas dan istrinya.Meski dia sudah sering melihat orang-orang yang suka selingkuh, Tuan Andreas dan istrinya benar-benar saling mencintai.Seperti yang dia duga, baru beberapa saat saja Tuan Andreas sudah menemukan lokasi Nyonya dan datang ke sini untuk berbaikan.Manajer itu berlari menghampiri Andreas dan berkata, "Tuan Andreas kenapa ada di sini?"Bukannya harusnya pergi ke kamar?Melihat Andreas mengernyit, dia akhirnya mengerti. "Tuan nggak bawa kartu kamar? Tuan, ini ...."Manajer itu menyerahkan sebuah kartu kepada Andreas dengan penuh hormat.Andreas melihat kartu itu, tapi tidak mengambilnya.Manajer pun terdiam.Kemudian, tiba-tiba dia terpikirkan sesuatu. "Tuan jangan salah paham, kartu ini biasanya hanya dipakai waktu keadaan darurat. Tuan tenang saja, staf hotel kami nggak akan masuk ke kamar tamu sembarangan."Andreas bingung.Namun, orang ini memanggilnya "Tuan Andreas".Dilihat dari eks
Mata Celine bergetar.Orang-orang bisa melihat betapa Andreas mencintainya. Teringat dengan kenangan-kenangan masa lalu, Andreas memang sangat mencintai dia."Aku mana mungkin marah padanya." Dia juga sangat mencintai Andreas!Dia ingin sekali Andreas bisa langsung muncul di hadapannya.Manajer tidak mengerti dengan ekspresi di wajah Celine, dia pun segera turun untuk meminta orang mengantarkan buah-buahan untuk Celine.Langit perlahan-lahan berubah gelap.Di luar Hotel Binara.Di sebuah mobil biasa yang berhenti di tepi jalan, Lala sedang mencengkeram setir mobil sambil melihat Andreas turun dari sebuah mobil lalu berjalan masuk ke hotel.Melihat sosok Andreas yang tidak terlihat lagi, cengkeraman Lala semakin kuat.Andreas ....Dia jelas-jelas tidak suka dengan acara seperti ini, tapi hari ini dia malah menghadiri pesta ini.Selama dua hari ini, Lala memperhatikan semua gerak-gerik Andreas. Dia yakin kalau Celine tidak tahu Andreas ada di Binara, sementara Andreas kalaupun melihat Ce
Perasaan itu terus berputar di hati Celine untuk sekian lama.Sampai waktu Dylan dan Albert datang lalu melihat raut wajahnya yang pucat."Celly, kamu kenapa? Nggak enak badan?" Albert segera maju dan mengamati Celine dengan ekspresi khawatir.Sejak Celine datang ke Binara, meski mereka selalu menjaganya dengan hati-hati dan biasanya juga tidak ada yang aneh, Celine sedang hamil, mereka tetap tidak boleh lengah."Aku nggak apa-apa, mungkin semalam tidurnya nggak nyenyak."Celine berusaha tersenyum, rasa depresi dan tidak berdaya di dalam mimpi masih terasa, jadi senyumannya terlihat sangat terpaksa.Dylan dan Albert langsung menyadarinya.Mana mungkin tidak apa-apa?Albert juga tahu jelas alasannya. Sampai sekarang masih belum ada kabar tentang Andreas, dia tidak tega bertanya lagi."Celly, hari ini kamu istirahat saja di rumah."Begitu Albert selesai bicara, Celine langsung teringat dengan babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional. "Nggak bisa, aku harus ke kantor.""Di kantor m
"Bantu aku!"Nadanya sudah tidak memohon seperti tadi, malah terdengar seperti memerintah.Suasana seketika hening.Ekspresi "Master Gion" berubah-ubah, sementara wajah Lala terlihat dingin dan bertekad, seakan-akan sedang menekan seorang bawahannya.Dia sebenarnya harus langsung setuju, tapi dia akhirnya bertanya lagi. "Apakah kamu sudah memikirkannya baik-baik?"Mata Lala pun bergetar.Setelah terdiam beberapa saat, Lala mengangguk dengan tegas. "Aku hanya punya pilihan ini, aku nggak bisa kehilangan dia. Cuma sekali ini saja, hari ke luar negerinya sudah ditentukan. Setelah keluar negeri, semuanya akan baik-baik saja."Dia tidak percaya Celine bisa mencari sampai ke luar negeri.Kalaupun pusat bisnis Keluarga Tjangnaka ada di luar negeri, tapi dunia ini sangat luas, dia pasti bisa menghindari mereka. Selain itu, orang-orang dia juga di luar negeri."Nona, aku mengerti. Ini terakhir kalinya, setelah ini, aku benar-benar mau pensiun. Aku sudah tua, sudah nggak bisa kerja keras."Pangg
Pengemis itu tidak marah dengan sikap Lala yang jijik padanya.Di bawah rambut berantakan dan bau, pengemis itu tersenyum puas lalu berbalik pergi.Waktu dia menabrak Lala, dia sudah memberikan kertas itu padanya.Sekarang, dia tinggal menunggu Lala melihatnya.Muncul kilatan sinar di mata Lily, lalu segera berjalan kembali ke tempatnya.Lala ditabrak lumayan kuat.Waktu dia berdiri, hatinya tetap kesal. Melihat pengemis yang sudah pergi itu, Lala bahkan merasa jijik mau memarahinya.Andreas sudah pergi.Lala segera memanggil sebuah taksi untuk pulang.Lampu di kamar Andreas menyala. Lala berdiri lama di depan pintu, tapi akhirnya tidak masuk. Waktu dia kembali ke kamarnya untuk ganti baju, tiba-tiba di sakunya keluar sebuah kertas yang diremas.Kertas itu sangat berantakan, bahkan sedikit bau busuk.Ini bukan miliknya!Lala refleks teringat dengan pengemis yang menabraknya tadi.Ini dari pengemis itu!Kenapa pengemis itu menaruh kertas ini di sakunya?Lala membuka kertas itu, waktu di
Di kegelapan malam, sosok pengemis itu terlihat kotor dan bau. Orang-orang yang melihatnya refleks menghindar.Dia berjalan terhuyung-huyung ke satu arah.Di benaknya terus terngiang-ngiang informasi yang baru saja dia dengar. Hamil .... Celine hamil .... Hamil anak Andreas.Kenapa .... Kenapa dia seberuntung itu?Pantas saja Albert dan Dylan juga datang ke sini.Terus Andreas dan ....Bukan, ada yang salah.Lily tiba-tiba teringat dengan sosok itu.Orang itu jelas-jelas sedang mengikuti Tuan Andreas.Lala ... sedang menguntit Tuan Andreas?Seakan-akan mengetahui sesuatu, Lily langsung berjalan dengan terburu-buru. Tatapannya yang tadinya tidak fokus jadi cerah, dia mencari-cari ke sekitar sambil terus berjalan maju.Dia mencari-cari ingin menemukan orang itu.Namun, setelah sekian lama, dia tetap tidak menemukannya.Sampai dia melihat bar yang tidak jauh di depannya.Bar Artemis.Ada ingatan-ingatan yang muncul di benaknya, membuatnya menghentikan langkahnya.Sebelum dia sempat berpik
Selama beberapa hari, Andreas terus mengingat ulang adegan yang tiba-tiba muncul di benaknya waktu itu.Namun, tidak peduli seberusaha apa pun dia, adegan yang rusak itu tetap tidak bisa disatukan sampai sempurna.Akan tetapi, semakin hancur adegan itu, dia semakin ingin mencari tahu apa itu.Semakin dia memikirkannya, kepalanya semakin sakit.Kepalanya seperti mau meledak, tapi satu-satunya hasil adalah gambar yang dia gambar di kertas.Lebih tepatnya, gambar desain sepasang cincin.Dia teringat dengan telepon hari itu, sepertinya ada sebuah kekuatan yang mendorongnya, di otaknya ada sebuah pikiran yang terus menjadi semakin jelas.Dia mau mengikuti babak final dengan desain ini!Andreas pergi ke Perusahaan Perhiasan Nadine untuk mengumpulkan gambar desain ini.Setelah itu, dia jalan-jalan tanpa tujuan sampai malam. Tanpa dia sadari, dia lagi-lagi tiba di Bar Artemis.Lala terus mengikutinya.Namun, dia tidak tahu, waktu dia melewati alun-alun yang paling ramai di Binara, ada seseoran
Semakin Andreas tidak menjawab, Lala semakin menginginkan sebuah jawaban.Andreas mulai merasa kesal, teringat dengan suara di telepon tadi, tanpa dia sadari dia berkata, "Undangan babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional."Lala jelas terlihat terkejut. "Kamu ... lolos babak awal?"Andreas tidak menjawab.Lala tetap merasa gelisah. "Kak, kamu mana ada waktu ikut final? Katanya babak final kompetisi ini nggak hanya harus desain, tapi harus merealisasikan desain itu lalu membawanya ke babak final. Kak, kamu nggak pernah membuat perhiasan ...."Lala ingin membujuknya untuk menyerah.Tiba-tiba, sebuah adegan muncul di benak Andreas.Dia ingin menangkapnya, tapi adegan itu bagaikan sebuah gelembung busa, seketika hilang tanpa jejak. Setelah itu, Andreas merasa kepalanya nyeri."Kak, kalau nggak kita pergi lebih cepat saja. Aku dengar di luar negeri ...."Suara Lala masih terdengar di kamar, Andreas berusaha menahan kekesalannya, tapi akhirnya dia menyela, "Keluar."Lala tertegun.Dia
Di Perusahaan Perhiasan Nadine.Celine sudah berkali-kali menelepon nomor yang sama, tapi tidak diangkat.Dia melihat data peserta yang masuk ke babak final di depannya.Tuvin Sarwen.Celine sudah melihat karya peserta ini.Meski gambarnya agak kasar seperti digambar dengan buru-buru, desainnya adalah yang paling bagus di antara yang lainnya.Dia ingin orang ini berpartisipasi di babak final.Namun, orang ini hanya mengisi satu nomor telepon.Kalau telepon ini tidak terhubung, berarti tidak ada cara lain untuk menghubunginya.Karena tidak ingin melewatkan orang yang berbakat, Celine mencoba untuk terakhir kalinya.Kali ini, akhirnya panggilan terhubung.Saat panggilan terhubung, dia tidak bicara. Samar-samar, dia bisa mendengar suara napas yang entah kenapa membuat jantung Celine berdebar. Dia sadar kembali dan berkata, "Halo, apakah ini Tuan Tuvin Sarwen?"Suara itu membuat Andreas tertegun.Suara ini .... Kenapa terasa familier? Seakan-akan pernah dengar di mana, seakan-akan dia sang