"Bu Celine ...."Cindy masuk ke kantor Celine dengan terburu-buru. Begitu pintu terbuka, Celine bisa mendengar seseorang berteriak, "Mana Celine? Aku mau ketemu Celine ... aku mau ketemu Celine!"Meski suara itu agak serak, Celine tetap bisa mengenali kalau itu suara Fiona."Biarkan dia masuk," ujar Celine kepada Cindy lalu kembali menunduk menyelesaikan desain pakaian untuk Kakek.Sampai ketika Fiona masuk ke kantornya dan memanggilnya, Celine baru mendongak. Ketika melihat Fiona, Celine tertegun sejenak."Celine, maafkan aku, aku mohon ampuni aku ...."Fiona duduk di kursi roda. Dia awalnya ingin mendorong kursi rodanya maju, tapi mungkin karena terlalu terburu-buru, tubuhnya mencondong ke depan dan akhirnya jatuh.Celine sangat terkejut."Kamu ini ...." Apa yang terjadi?Kepalanya dibalut perban, sedangkan kaki digips.Jelas-jelas kemarin masih sibuk belanja di mal, baru lewat semalam kenapa jadi seperti ini?"Celine ...." Fiona tidak peduli lagi, dia merangkak ke hadapan Celine dan
Sampai ketika Celine sudah duduk dengan suaminya di restoran, rasa janggal yang dia rasakan tadi masih tetap ada.Celine menatap Andreas sekian lama lalu tiba-tiba berkata, "Kamu sengaja membawaku keluar?"Bulu mata Andreas bergetar sejenak.Dia memang sengaja, dia takut Fiona mengatakan hal yang tidak seharusnya dikatakan, makanya dia bergegas datang.Namun, dia tidak boleh membiarkan Celine tahu kalau dia sengaja."Apanya yang sengaja?" Andreas jarang-jarang berpura-pura bodoh. Dia bahkan tidak melihat Celine dan fokus memotong steik di depannya. "Lagian, kenapa aku harus sengaja?"Ini juga bagian yang tidak dimengerti Celine.Teringat dengan kata-kata Fiona tadi, Celine pun merasa lucu."Fiona entah kenapa tiba-tiba memintaku memohon pada Tuan Andreas untuk mengampuni Keluarga Yasin. Kalau Tuan Andreas mau menghancurkan Keluarga Yasin, mana ada hubungannya denganku? Terus aku juga mana bisa menghentikannya?"Celine menceritakan hal ini ke suaminya seperti sebuah lelucon.Mata Andrea
...Di rumah Keluarga Maira.Setelah mendengar kabar Keluarga Yasin bangkrut, Lily tidak terlalu memedulikannya.Dia sudah membuang nomor yang dia gunakan untuk menghubungi Fiona, juga sudah meminta orang meretas ponsel Fiona untuk menghapus percakapan mereka.Jadi, kalaupun Fiona mengadu tentang di ke Tuan Andreas, tidak ada bukti.Hanya saja, dia merasa sayang, Ronny yang sudah meminum obat tetap saja tidak berhasil melakukan apa-apa kepada Celine.Lily minum susu sambil merasa kecewa, lalu memikirkan pesan yang dikirim Carla."Celine dipilih oleh Tuan Richard karena matanya mirip dengan putri Tuan Richard?"Lily membawa foto Celine lalu menatap sepasang matanya.Mata ini memang sangat cantik, juga agak mirip dengan mata Nona Carla.Lily melihat foto itu sambil melihat dirinya di cermin, seakan-akan sedang membandingkan matanya dan mata Celine.Namun, tak lama kemudian muncul kekecewaan di mata Lily."Sial! Kenapa Celine yang dipilih!" seru Lily marah sambil melempar foto Celine.Beg
Foto Aurora ....Sarah bergegas keluar dari kamar Lily lalu kembali lagi setelah beberapa menit."Sudah ketemu?" tanya Lily tidak sabar.Sarah memasang ekspresi serius dan berkata, "Nggak ada. Dulu setelah Aurora mati, aku mencari alasan meminta ayahmu membakar foto-fotonya. Aku pikir ayahmu bakal diam-diam menyimpan satu atau dua foto, tapi tadi aku pergi cari, nggak ada sama sekali."Mata Lily tampak kecewa.Masih baik-baik saja kalau Celine cuma matanya mirip dengan putrinya Tuan Richard, tapi kalau Aurora benar-benar adalah anaknya Tuan Richard, berarti Celine adalah satu-satunya keturunan Keluarga Nadine. Saat itu ....Lily tidak berani memikirkan kemungkinan ini.Setelah menghirup napas dalam, Lily menggertakkan giginya.Tiba-tiba, Sarah sepertinya teringat sesuatu, kedua matanya berbinar."Ada satu orang .... Ada satu orang yang pasti tahu apakah Aurora itu orang Keluarga Nadine atau bukan.""Siapa?""Susi Marni!"Sarah meski tidak tahu apa hubungan Susi dengan Aurora, tapi dia
Kemudian, Reza sepertinya teringat sesuatu lalu mengeluarkan sebuah kotak dan membukanya di depan semua orang.Di dalam kotak adalah sebuah cincin berlian.Awalnya, Reza membelinya untuk Lily, tapi sekarang demi memanfaatkan opini publik untuk memaksa Celine, dia langsung mengeluarkannya."Celly, aku beli khusus untukmu."Reza memasang muka tulus, seperti seorang pria yang setia.Celine merasa sangat jijik.Namun orang-orang di sekitar malah mulai bersorak."Berliannya besar banget ....""Iya, tuh. Harganya pasti mahal banget. Nona, dia setulus itu, kalaupun ada salah, kamu maafkan saja, jangan tinggalkan dia."Celine ingin memutar bola matanya.Mereka tahu apa?Setelah diam-diam menghela napas, Celine ingin sekali menendang pria di hadapannya ini.Namun dia tahu, kalau dia menggunakan kekerasan di depan banyak orang begini, dia akan dimanfaatkan oleh pria menjijikkan ini.Celine melihat cincin berlian itu.Berliannya memang sangat besar, tapi Celine tidak mungkin percaya kalau cincin
Ketika kerumunan orang bubar, dia baru melihat tampak samping Celine.Awalnya Andreas mau pergi mencarinya makan siang, tapi ternyata Celine datang sendiri.Dia memakai terusan panjang berwarna ungu muda, rambutnya yang panjang terurai dan kedua lengannya dilipat di depan dada, seakan-akan baru saja memenangkan peperangan. Dia menatap Reza dengan tatapan merendahkan, lalu tiba-tiba berbalik ....Senyuman Andreas membeku lalu dia refleks berbalik.Setelah yakin Celine tidak melihat dia, Andreas baru berpesan pada Owen, "Suruh orang bawa Nyonya ke atas."Setelah itu, Andreas berbalik dan naik lift duluan.Reza kesal setengah mati, melihat Celine mau pergi, dia pun mengejar Celine."Celine, kamu ....""Nona Celine, Tuan Andreas mengundang Anda ke atas."Reza baru saja mau memarahi Celine ketika tiba-tiba ada orang yang menghampiri Celine.Reza kenal orang ini, dia adalah petinggi yang posisinya lumayan penting di Perusahaan Jayadi.Orang ini datang untuk menjemput Celine?Reza melihat Cel
Andreas memang menginginkan Celine, tapi tidak seperti yang dibayangkan Celine."Yang kuinginkan bukan kamu!" Yang dia inginkan adalah hati Celine!Namun, Andreas tidak bisa bicara terang-terangan.Celine tertegun sejenak lalu menghela napas lega. "Kalau begitu, kamu perlu aku melakukan apa?"Celine merasa, kalau memang mau bertransaksi, lebih baik diskusikan dengan jelas apa yang diinginkan dua belah pihak. Dengan begitu, dia juga lebih tenang.Kalau tahu apa yang Tuan Andreas inginkan, Celine baru bisa memastikan Andreas akan membantunya menyelidiki hal ini.Mengerti apa yang dipikirkan Celine, Andreas pun terdiam sejenak lalu berkata, "Permintaanku adalah, ketika aku mau bertemu denganmu, kamu bisa langsung datang menemuiku!"Celine tertegun.Ini permintaannya?Celine menatap bagian belakang kepala itu lalu dia pun mengerti apa yang sebenarnya diinginkan Tuan Andreas.Tuan Andreas menganggapnya sebagai pengganti Lala, mungkin Tuan Andreas ingin menemuinya saat sedang merindukan Lala
"Napas!" ujar Andreas mengingatkan Celine.Di suaranya terdengar tawa.Celine menghirup napas dalam, tapi begitu sadar dia ketahuan, wajahnya seketika menjadi semakin merah.Dia langsung mendorong suaminya dan menghindari tatapan Andreas, ingin membiarkan hal ini lewat begitu saja. Namun, Andreas malah tertawa melihat Celine yang menghindar.Baru tertawa sedikit, Celine langsung memelototinya.Meski Celine tidak mengatakan apa-apa, tatapannya penuh dengan maksud memperingatkan, seakan-akan berkata, "Kalau kamu tertawa lagi, kuhancurkan mukamu!""Iya, iya, aku nggak lihat apa pun," ujar Andreas menyerah.Celine makin marah.Apanya yang tidak lihat apa pun?Memangnya dia lihat apa?Tepat ketika Celine mau meledak, Andreas malah menggenggam tangannya.Kehangatan tangan Andreas membuat Celine tertegun sejenak, lalu Andreas melihatnya dengan tatapan serius, "Tujuan kita agak jauh, jadi kamu boleh tidur bentar."Celine terdiam.Nada Andreas sangat lembut, tatapannya juga membuat Celine salah