"Bagaimana dengan Fiona Yasin?" tanya Hansen."Tuan Muda, coba dengar ini ...."Asisten Hansen mengeluarkan sebuah pena perekam suara lalu memainkan sebuah rekaman suara, yaitu percakapan antara Fiona dan beberapa temannya di kafe tadi.Di saat yang bersamaan, rekaman yang sama juga sampai ke tangan Andreas.Namun, dari rekaman itu, informasi yang diberikan Fiona hanya akan membuat orang curiga kalau dia ada hubungannya dengan kejadian itu, tapi tidak menyatakan dengan jelas apa yang dia lakukan."Tuan, apakah perlu menggunakan beberapa trik?" tanya Owen.Andreas duduk di kursi sambil memainkan sebuah koin dengan tangannya.Setelah diam sejenak, Andreas berkata datar, "Pakai!""Baik."Hanya satu kata dari Andreas, Owen sudah tahu harus melakukan apa.Di sisi lain, Fiona langsung pulang setelah meninggalkan mal.Dia mengemudi sambil terus memikirkan kejadian di kapal pesiar itu. Dia terus memberi tahu diri sendiri, kalaupun malam itu ada yang melihatnya minum-minum dan mengobrol dengan
Namun, meski sudah mencari ke sekeliling, dia tetap tidak menemukan Celine."Andreas!"Hansen menggertakkan giginya sambil mengumpat. Dia menelepon Andreas balik tapi tidak diangkat.Sementara saat ini Andreas sudah mengemudi membawa Celine ke Kompleks Tiara dengan hati puas.Mendengar ponsel Andreas terus berbunyi, Celine pun bertanya, "Kamu nggak angkat telepon?"Tanpa melihat saja Andreas sudah tahu siapa yang meneleponnya."Orang nggak penting dan urusan nggak penting, nggak usah dipedulikan."Andreas tidak melihat ponselnya sama sekali dan langsung mematikan suara ponselnya, membiarkan Hansen terus meneleponnya.Mereka pun pulang ke Kompleks Tiara. Setelah Celine tidur, Andreas baru keluar rumah.Di rumah sakit.Fiona patah tulang di kedua kakinya dan baru saja melakukan operasi. Baru saja dibawa ke kamar, dia sudah dipindahkan dari rumah sakit.Efek anestesi baru saja habis.Fiona membuka matanya dan melihat sekelilingnya gelap.Rasa sakit di kakinya membuatnya refleks berteriak.
Fiona tidak ingin percaya, tapi saat ini dia hanya bisa percaya.Suami Celine adalah Tuan Andreas, maka perbuatannya di kapal pesiar ....Muncul rasa takut di mata Fiona. "Aku nggak melakukan apa-apa."Namun, kata-katanya ini tidak hanya sama sekali tidak meyakinkan, malah membuatnya terkesan lebih bersalah.Andreas melirik Owen sekilas. Owen langsung menelepon seseorang dan mengatakan, "Lanjutkan." Dalam beberapa menit, garis di layar kembali menurun.Ibu Fiona pun menelepon."Habis, habis sudah semua. Keluarga kita sudah mampus.""Ayahmu terkena serangan jantung karena nggak bisa menerima kenyataan ini, sudah dibawa ke rumah sakit. Fiona, kamu menghancurkan Keluarga Yasin."Suaranya penuh dengan nada menyalahkan.Fiona tertegun dan terlihat sangat putus asa.Dia yang tadinya masih bersikeras tidak mau mengatakan apa-apa akhirnya menyerah.Dia tiba-tiba melihat ke arah pria yang duduk di sofa dengan tatapan berapi-api."Tuan ... Tuan Andreas, aku bilang, aku bilang sekarang juga. Aku
"Bu Celine ...."Cindy masuk ke kantor Celine dengan terburu-buru. Begitu pintu terbuka, Celine bisa mendengar seseorang berteriak, "Mana Celine? Aku mau ketemu Celine ... aku mau ketemu Celine!"Meski suara itu agak serak, Celine tetap bisa mengenali kalau itu suara Fiona."Biarkan dia masuk," ujar Celine kepada Cindy lalu kembali menunduk menyelesaikan desain pakaian untuk Kakek.Sampai ketika Fiona masuk ke kantornya dan memanggilnya, Celine baru mendongak. Ketika melihat Fiona, Celine tertegun sejenak."Celine, maafkan aku, aku mohon ampuni aku ...."Fiona duduk di kursi roda. Dia awalnya ingin mendorong kursi rodanya maju, tapi mungkin karena terlalu terburu-buru, tubuhnya mencondong ke depan dan akhirnya jatuh.Celine sangat terkejut."Kamu ini ...." Apa yang terjadi?Kepalanya dibalut perban, sedangkan kaki digips.Jelas-jelas kemarin masih sibuk belanja di mal, baru lewat semalam kenapa jadi seperti ini?"Celine ...." Fiona tidak peduli lagi, dia merangkak ke hadapan Celine dan
Sampai ketika Celine sudah duduk dengan suaminya di restoran, rasa janggal yang dia rasakan tadi masih tetap ada.Celine menatap Andreas sekian lama lalu tiba-tiba berkata, "Kamu sengaja membawaku keluar?"Bulu mata Andreas bergetar sejenak.Dia memang sengaja, dia takut Fiona mengatakan hal yang tidak seharusnya dikatakan, makanya dia bergegas datang.Namun, dia tidak boleh membiarkan Celine tahu kalau dia sengaja."Apanya yang sengaja?" Andreas jarang-jarang berpura-pura bodoh. Dia bahkan tidak melihat Celine dan fokus memotong steik di depannya. "Lagian, kenapa aku harus sengaja?"Ini juga bagian yang tidak dimengerti Celine.Teringat dengan kata-kata Fiona tadi, Celine pun merasa lucu."Fiona entah kenapa tiba-tiba memintaku memohon pada Tuan Andreas untuk mengampuni Keluarga Yasin. Kalau Tuan Andreas mau menghancurkan Keluarga Yasin, mana ada hubungannya denganku? Terus aku juga mana bisa menghentikannya?"Celine menceritakan hal ini ke suaminya seperti sebuah lelucon.Mata Andrea
...Di rumah Keluarga Maira.Setelah mendengar kabar Keluarga Yasin bangkrut, Lily tidak terlalu memedulikannya.Dia sudah membuang nomor yang dia gunakan untuk menghubungi Fiona, juga sudah meminta orang meretas ponsel Fiona untuk menghapus percakapan mereka.Jadi, kalaupun Fiona mengadu tentang di ke Tuan Andreas, tidak ada bukti.Hanya saja, dia merasa sayang, Ronny yang sudah meminum obat tetap saja tidak berhasil melakukan apa-apa kepada Celine.Lily minum susu sambil merasa kecewa, lalu memikirkan pesan yang dikirim Carla."Celine dipilih oleh Tuan Richard karena matanya mirip dengan putri Tuan Richard?"Lily membawa foto Celine lalu menatap sepasang matanya.Mata ini memang sangat cantik, juga agak mirip dengan mata Nona Carla.Lily melihat foto itu sambil melihat dirinya di cermin, seakan-akan sedang membandingkan matanya dan mata Celine.Namun, tak lama kemudian muncul kekecewaan di mata Lily."Sial! Kenapa Celine yang dipilih!" seru Lily marah sambil melempar foto Celine.Beg
Foto Aurora ....Sarah bergegas keluar dari kamar Lily lalu kembali lagi setelah beberapa menit."Sudah ketemu?" tanya Lily tidak sabar.Sarah memasang ekspresi serius dan berkata, "Nggak ada. Dulu setelah Aurora mati, aku mencari alasan meminta ayahmu membakar foto-fotonya. Aku pikir ayahmu bakal diam-diam menyimpan satu atau dua foto, tapi tadi aku pergi cari, nggak ada sama sekali."Mata Lily tampak kecewa.Masih baik-baik saja kalau Celine cuma matanya mirip dengan putrinya Tuan Richard, tapi kalau Aurora benar-benar adalah anaknya Tuan Richard, berarti Celine adalah satu-satunya keturunan Keluarga Nadine. Saat itu ....Lily tidak berani memikirkan kemungkinan ini.Setelah menghirup napas dalam, Lily menggertakkan giginya.Tiba-tiba, Sarah sepertinya teringat sesuatu, kedua matanya berbinar."Ada satu orang .... Ada satu orang yang pasti tahu apakah Aurora itu orang Keluarga Nadine atau bukan.""Siapa?""Susi Marni!"Sarah meski tidak tahu apa hubungan Susi dengan Aurora, tapi dia
Kemudian, Reza sepertinya teringat sesuatu lalu mengeluarkan sebuah kotak dan membukanya di depan semua orang.Di dalam kotak adalah sebuah cincin berlian.Awalnya, Reza membelinya untuk Lily, tapi sekarang demi memanfaatkan opini publik untuk memaksa Celine, dia langsung mengeluarkannya."Celly, aku beli khusus untukmu."Reza memasang muka tulus, seperti seorang pria yang setia.Celine merasa sangat jijik.Namun orang-orang di sekitar malah mulai bersorak."Berliannya besar banget ....""Iya, tuh. Harganya pasti mahal banget. Nona, dia setulus itu, kalaupun ada salah, kamu maafkan saja, jangan tinggalkan dia."Celine ingin memutar bola matanya.Mereka tahu apa?Setelah diam-diam menghela napas, Celine ingin sekali menendang pria di hadapannya ini.Namun dia tahu, kalau dia menggunakan kekerasan di depan banyak orang begini, dia akan dimanfaatkan oleh pria menjijikkan ini.Celine melihat cincin berlian itu.Berliannya memang sangat besar, tapi Celine tidak mungkin percaya kalau cincin