Begitu tiba di vila, Carla tahu dari Wahyu kalau Andreas datang.Ekspresinya berubah sedikit dan langsung bergegas ke kamar Celine.Begitu masuk, dia melihat pemandangan yang sangat aneh.Celine berbaring di kasur memegang tangan Hansen, sedangkan Andreas duduk di tepi kasur sambil menggenggam tangan Celine yang lainnya.Kedua pria itu memasang wajah kesal, seakan-akan sedang membandingkan sesuatu.Namun, seseorang malah tidur dengan sangat tenang.Carla tertegun sejenak lalu muncul keirian di hatinya.Ketika dia membuka pintu, Andreas dan Hansen langsung melihatnya.Menyadari sesuatu, Carla langsung berjalan masuk dengan ekspresi khawatir. Dia melihat Celine dengan tatapan cemas dan perasaan bersalah. "Celly ... Celly nggak apa-apa, 'kan?""Keluar!""Keluar!"Andreas dan Hansen berkata secara bersamaan.Carla menggigit bibirnya, tapi ekspresi khawatir dan rasa bersalah di wajahnya masih ada.Namun, begitu dia keluar dari kamar, ekspresinya langsung berubah.Tepat pada saat ini, dia me
"Nona Carla?"Owen tertegun sejenak.Kemudian, dia melihat mata Andreas sedikit menyipit dan segera melaporkan apa yang dia tahu."Dari video-video itu, terlihat di pertengahan Nona Carla mau pergi melihat Nona Celine, tapi dihentikan oleh teman-temannya.""Belakangan, Nona Carla sepertinya juga sudah mabuk. Dari CCTV di lantai paling atas, setelah jam dua belas, Nona Carla bergegas ke atas dengan ekspresi panik, sepertinya sedang mencari Nona Celine."Andreas menatap Hansen dengan tatapan serius."Kamu curiga sama dia?"Begitu Andreas bicara, tiba-tiba terdengar suara dari luar."Siapa itu?" Owen langsung keluar dan melihat seseorang yang panik. "Nona Carla ...."Carla melihat Andreas dan Hansen yang ada di dalam kamar lalu masuk dengan tekad kuat.Begitu dia masuk, dia segera menjelaskan, "Bukan aku, aku nggak melakukan apa-apa, aku cuma ingin membawa Celly main di kapal. Aku nggak menyangka dia bakal berantam dengan Ronny, juga nggak menyangka Ronny bakal mencoba mencelakai Celly da
Andreas pun mengunci pintu kamar lalu menghampiri kasur.Ketika Celine merasakan ada yang naik ke kasur, lampu di kamarnya juga sudah dimatikan.Celine berbalik dan bertatapan dengan sepasang mata hitam di kegelapan."Kamu ...."Ketika Celine mau mengatakan sesuatu, pegangan pintu diputar oleh seseorang."Sstt ...." Andreas menyuruh Celine jangan bersuara.Orang di luar coba memutar pegangan pintunya beberapa kali lagi, tapi tetap tidak berhasil. Akhirnya, orang itu pun menyerah.Setelah merasa orang di luar sudah pergi, Celine baru memprotes, "Apa-apaan kamu? Ini kasurku!"Celine mengecilkan suaranya karena takut didengar orang lain.Andreas malah tidak peduli. "Kamu yang bilang, terserah aku. Aku cuma mau pinjam setengah kasurmu, masa kamu pelit gitu? Padahal aku sudah meminjamkan dua triliun tanpa ragu-ragu ...."Mereka adalah pasangan suami istri, sangat normal tidur di satu kasur.Celine terdiam.Suaminya adalah kreditur, jadi dia tidak bisa melawan.Mereka memang sepasang suami i
Hansen berhenti.Andreas mengangkat alisnya lalu melihat Hansen seakan-akan dia menang. Setelah itu, langsung masuk ke mobilnya dan melaju pergi."Tuan Muda ...." Sopir Keluarga Nadine membukakan pintu mobil untuk Hansen.Hansen pun sadar dari lamunannya. Setelah naik mobil, di benaknya terus terngiang-ngiang kata-kata Andreas tadi.Orang paling penting?Andreas bisa-bisanya menganggap Celine sebagai orang terpenting!Kalau dua hari yang lalu, dia bakal marah karena Andreas tidak menepati janjinya terhadap Lala. Namun sekarang, dia tahu jelas kalau dia merasa terancam.Dia tidak mau Celine berhubungan dengan Andreas.Begitu sampai kantor, Hansen langsung menyuruh bawahannya mengirimkan informasi tentang Fiona Yasin.Sementara di Menara Jayadi, Andreas juga sedang melihat informasi mengenai Fiona Yasin.Perusahaan Yasin adalah perusahaan developer di Kota Binara dan perkembangan mereka lumayan bagus beberapa tahun ini.Fiona anak tunggal, dulunya juga teman sekelas Celine pas SMA.Di Ba
Vila Keluarga Nadine sangat luas.Selain bangunan utama, masih ada beberapa bangunan kecil yang jarang ditempati.Celine mengikuti Carla melewati taman bunga. Ketika melewati sebuah dinding bunga, Celine mengenali kalau tempat ini adalah tempat di mana dia bertemu dengan Tuan Andreas sebelumnya.Sosok Tuan Andreas berhenti sejenak di kepala Celine.Setelah melewati dinding bunga dan mengitari sebuah hutan kecil, mereka akhirnya tiba di depan sebuah rumah kecil."Ini adalah tempat tinggal Lala dulu. Dia nggak suka keramaian, jadi kamarnya ditaruh di sini. Sini, ikut aku ...."Carla membawa Celine masuk ke salah satu kamar.Begitu masuk ke kamar itu, Celine merasa sangat familier.Dia tiba-tiba teringat, waktu acara perayaan perlombaan, bajunya basah dan Kak Hansen menyuruhnya memakai baju adiknya. Susunan kamar itu sama persis dengan kamar ini."Lihat, ini Lala."Carla mengambil sebuah album foto lalu mulai membalik lembarannya.Celine fokus melihat foto-foto itu. Hampir setiap foto ada
Carla sengaja menggodanya.Celine menerima ponsel Carla dengan ekspresi canggung.Hansen di ujung telepon juga canggung. Tadinya dia mau mencoba menjelaskan, tapi tiba-tiba teringat sesuatu, jadi dia membatalkannya."Kamu sudah bangun? Aku suruh asistenku menjemputmu." Hansen tidak tenang membiarkan Celine tetap tinggal di vila.Meski sudah ada bukti, dia tidak bisa membuktikan Carla pernah mencelakai Celine.Namun, dia tetap tidak percaya pada Carla.Setelah selesai bicara, Hansen langsung menutup telepon.Carla tertegun sambil menatap ponsel di tangannya.Carla bertanya penasaran, "Celly, apa kata Kakak?""Dia bilang mau menyuruh asistennya menjemputku ...."Celine mengira Kak Hansen pasti ada urusan mencarinya, jadi dia tidak berpikir terlalu banyak.Namun, Carla tahu jelas kalau Hansen sedang melindungi Celine darinya.Namun, dia sudah memberi tahu Celine apa yang ingin dia katakan.Teringat Andreas, Carla melihat Celine dengan ekspresi bingung dan bertanya, "Kamu benar-benar perna
"Sempat atau nggak, kita tetap harus coba.""Benar, benar, mana tahu dia nggak mempermasalahkan kejadian sebelumnya. Kalau bisa berteman dengan setengah Nona Keluarga Nadine, pasti banyak yang iri ...."Seketika, kumpulan orang itu mulai memuji-muji Celine.Fiona pun mengernyit.Orangnya saja mungkin sudah ditelan ikan di laut, masih mau mengajaknya berteman?Kemudian, ada yang mencoba menelepon Celine, tapi dapat balasan kalau ponsel Celine tidak aktif."Kenapa nggak aktif?" ujar orang itu kecewa.Fiona malah tersenyum sinis. "Orangnya saja sudah nggak ada, ya pasti nggak aktif!""Apa maksudmu?" Teman-temannya melihat Fiona dengan tatapan bingung.Hari ini sebelum keluar rumah, Fiona sudah mencari tahu dan mendapat kabar kalau bawahan Tuan Muda Hansen sedang melakukan pencarian di area laut dekat dermaga. Kalau Celine masih hidup, untuk apa mereka mencari-cari di sana?Sementara Ronny juga sudah dikirim ke kantor polisi.Malam itu, dia tidak melakukan apa-apa, tidak mungkin ada yang m
Begitu ditanya, tubuh Fiona langsung membeku."Apa yang nggak ada hubungannya denganmu?" tanya Celine lagi.Fiona menghindari tatapan Celine lalu mengubah sikapnya. "Memangnya aku bilang apa? Aku nggak bilang apa-apa!""Waktu itu di kapal pesiar aku ingat kamu juga ada!" Celine berkata dengan tenang, "Memangnya kamu dan Ronny nggak berinteraksi sama sekali?"Mungkin karena takut ketahuan, Fiona tiba-tiba jadi sangat kuat dan langsung melepaskan tangannya dari Celine."Interaksi apa? Meski aku ada di sana, aku dan Tuan Muda Ronny nggak pernah berinteraksi!""Oh ya?"Celine tidak percaya.Reaksi seheboh ini jelas karena takut ketahuan.Namun, kalau mau mendapatkan jawaban dari Fiona, tidak mungkin dengan bertanya terus seperti ini.Celine mengangkat alisnya lalu berkata, "Ya sudah, karena kamu sudah bilang nggak ada, aku percaya padamu. Dah!"Celine melambaikan tangannya lalu pergi sambil tersenyum.Namun, Fiona malah kebingungan.Dia pikir Celine akan terus mendesaknya, tapi ternyata di