Share

Bab 143

Tuan Richard lantas bergumam, "Marganya Nadine. Nadine ...."

Mata Tuan Richard pun berubah sedikit lebih gelap.

Bukan dia.

Putrinya itu dulu pernah bersumpah bahwa seumur hidupnya, namanya adalah Linda Marni. Meskipun dia disambar petir, dia tidak akan menggunakan marga Nadine.

Jadi, ibu anak ini jelas bukanlah Linda.

Tuan Richard lantas menarik napas dan menyingkirkan kekecewaan yang ada di dalam hatinya. Pria itu melihat Celine dan berkata, "Di mana ibumu?"

Sudut bibir Celine pun bergerak-gerak ketika menjawab, "Dia sudah meninggal."

Tuan Richard pun tertegun sejenak. Dia sepertinya tidak menyangka jawabannya seperti itu.

Pria itu menatap Celine dengan sorot mata sedih. Setelah itu, dia menarik pergelangan tangan Celine dan berkata, "Sini! Ayo duduk!"

"Putriku dan ibumu punya tanggal lahir yang sama. Ini disebut jodoh. Mungkin kita bisa berjumpa juga karena jodoh. Bagaimana kalau kita bersama-sama merayakan ulang tahun mereka? Pas sekali kita punya kue." Tuan Richard pun mengusulkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status