Celine kaget sekali. Suara suami nomor satunya yang sangat manja pun terdengar di telinganya."Kamu nggak usah menghadiri jamuan malam ini."Suaranya yang sangat menggoda membuat Celine memikirkan hal yang lain.Wajah Celine berangsur-angsur memerah. Jangan pergi ke jamuan? Apa pria ini ingin melakukan ....Sebuah halusinasi langsung muncul di dalam benak Celine. Telinganya juga jadi terasa panas.Celine pun menunduk dan tidak berani menatap matanya ketika mengatakan, "Nggak bagus, bukan?""Apanya yang nggak bagus? Jamuan itu juga nggak menarik. Lebih baik kamu dan aku ...."Suami nomor satunya ini semakin berani saja. Celine segera menutup bibir pria itu.Andreas pun tertegun. Bibirnya mengenai telapak tangan wanita itu. Tiba-tiba ada suatu perasaan aneh muncul di dalam hatinya. Melihat Celine mengalihkan tatapannya dan wajahnya yang merah, Andreas tahu bahwa Celine memikirkan hal yang melenceng.Andreas tiba-tiba saja tertawa lirih.Suara tawa Andreas membuat Celine tertegun. Wanita
"Bantuan? Apa mungkin ada hubungannya dengan si gadis cantik?"Begitu berbicara, James langsung berhasil menebaknya.Dia sudah mengenal pria yang bernama Andreas ini. Pria ini bisa menghadapi siapa pun. Satu-satunya yang tidak bisa dihadapinya adalah si gadis cantik.Butuh bantuannya? Kalau begitu apa maksudnya? Sudah pasti malam ini dia akan punya kesempatan untuk mengenal gadis cantik itu?"Baiklah! Sebenarnya malam ini aku nggak mau menghadiri pesta itu. Tapi karena kamu memintaku, aku akan pergi ke sana."James langsung membalas dengan bersemangat....Di pesta ini, Tuan Richard akan memperkenalkan cucu perempuannya. Hansen berada di sebuah resor yang ada di Kota Binara.Sehari sebelumnya, Tuan Richard sudah keluar dari rumah sakit dan di bawah ke resor tersebut.Setelah keluar dari rumah sakit, Carla terus menemani Tuan Richard.Sekarang, pestanya sudah semakin dekat. Carla dan Tuan Richard sedang memilih pakaian yang akan dikenakan pada jamuan nanti.Hansen sedang berdiri di luar
Begitu mendengar nama Celine, Lily pun kaget sekali.Sebelum Lily sempat memikirkan apa pun, Carla sudah mengenali Lily."Kamu rupanya!" Carla pun tersenyum.Hari ini, Lily terlihat sangat baik dan seperti berusaha dekat dengannya. Carla hampir saja tidak mengenalinya.Bukankah wanita ini adalah wanita yang kemarin keguguran di museum?Dia dan Celine memiliki dendam."Kamu dan Celine kakak-beradik, ya?" Ketika berada di kantor polisi, Carla tahu bahwa wanita yang keguguran itu memiliki hubungan dengan Celine.Hanya saja sekarang, wajah Lily masih terlihat curiga.Carla melihatnya dan bibirnya pun langsung menyunggingkan senyuman, "Nona Lily baru keguguran. Bagaimana kondisi kesehatan Nona?"Lily tertegun dan langsung teringat.Dia adalah wanita yang kemarin berada di toilet.Waktu itu, Lily hanya sibuk memikirkan cara untuk mencelakai Celine. Jadi, dia sama sekali tidak memedulikan orang-orang yang ada di sekitar sana. Dia mendengar dari Reza bahwa sebelum Celine mendapatkan rekaman vi
Suasana seketika hening.Lily menatap Carla sambil menunggu jawaban.Tiba-tiba Carla tertawa lalu menoleh melihat Lily. "Siapa bilang aku nggak suka? Wanita secantik itu, kalau kakakku suka, aku tentu saja suka."Meski dia bilang begitu, Lily bisa melihat pikiran sesungguhnya di mata Carla.Dia tidak suka Celine!Heh! Bagus sekali!Lily langsung merasa sombong di dalam hati. Dia tidak bertanya apa-apa lagi, hanya berhenti sejenak lalu berkata pada orang beruntung di depannya ini, "Nona kalau perlu apa-apa, boleh cari aku kapan saja."Maksud dari kata-katanya sudah sangat jelas."Baiklah kalau begitu," ujar Carla sambil tersenyum.Kepedulian Andreas terhadap Celine sudah menentukan kalau dia tidak mungkin berteman dengan Celine.Namun, hal seperti ini tetap akan lebih mudah kalau ada yang membantunya.Setelah Lily pergi dengan penuh semangat, Carla mengganti gaunnya.Ketika Celine tiba, langit sudah gelap, tapi pencahayaan di vila masih tetap terang benderang.Dari jauh, Hansen sudah me
"Reza, kamu sebenarnya mau apa?"Celine sama sekali tidak menyembunyikan kejijikannya.Reza teringat dengan pesan neneknya. Sejak pergi dari Keluarga Maira hari itu, entah kenapa Nenek jadi berulang kali memperingatkan dia jarang-jarang berhubungan dengan Lily.Kalau bukan karena kata-kata Celine di rumah Keluarga Maira hari itu, Nenek juga tidak akan semakin membenci Lily.Semuanya gara-gara Celine.Berpikir seperti itu, tatapan Reza terhadap Celine semakin tajam. "Aku datang untuk memperingatkan kamu, jangan punya niat jahat lagi ke Lily. Terus, hari ini adalah hari Tuan Richard memperkenalkan cucu barunya, kamu jangan gunakan trik-trik menggoda orangmu itu."Celine bingung.Kalau bukan karena wajah Reza saat ini sangat menyebalkan, Celine pasti bakal mengira Reza itu adalah orang suci yang tiada taranya.Jangan punya niat jahat lagi ke Lily?Jangan sembarangan menggoda orang?"Sialan, pergi sana! Orang tuamu tahu nggak kamu sekepo itu!"Celine langsung bertatapan dengan Reza. Kalau
Celine berteriak kaget, tapi mulutnya ditutup oleh tangan lainnya.Teriakannya pun berhenti.Celine mencium aroma arak yang sangat kuat, lalu dia mendengar suara pria yang sangat berat dari atas kepalanya. "Jangan bersuara, kalau nggak, nanti ada orang datang melihat kita, terus judul besar berita besok pasti akan sangat bagus." Andreas sengaja mengubah suaranya jadi lebih rendah.Dia sebenarnya ingin ada orang yang memotret mereka.Namun, teringat dengan kebencian Celine terhadap "Tuan Andreas", Andreas terpaksa berusaha sabar.Malam ini, dia berencana coba berinteraksi dengan Celine sebagai "Tuan Andreas". Lebih bagus lagi kalau bisa mengubah kesan Celine terhadapnya.Seperti dugaannya, kata-katanya membuat Celine lebih tenang.Aroma arak ini membuat Celine refleks teringat dengan malam di vila Keluarga Linoa itu.Saat itu, tubuh Tuan Andreas juga mengeluarkan aroma arak yang pekat seperti ini."Kamu ... siapa?"Celine bertanya dengan hati-hati, "Kamu ... kamu nggak bermaksud melukai
"Kamu sudah boleh pergi!"Suara Andreas seakan-akan sedang menutupi sesuatu, tiba-tiba kembali dingin.Reaksi yang tiba-tiba ini membuat Celine merasa aneh."Kamu ....""Nggak mau pergi? Kalau begitu ...."Sebelum Celine selesai berbicara, Andreas tiba-tiba melihat Celine dengan matanya yang terlihat berbahaya seperti mata binatang buas.Celine merasa hatinya seakan-akan bergetar."Pergi, aku pergi sekarang juga."Celine tertawa canggung, lalu langsung kabur seakan-akan takut orang di depannya ini berubah pikiran. Sosok Celine perlahan-lahan menghilang dari pandangannya, Andreas pun tersenyum tak berdaya lalu melepaskan topengnya.Saat ini, Celine sedang berjalan ke arah kerumunan orang.Carla perlahan-lahan berjalan keluar dari jalan kecil di samping.Dia mendapat kabar kalau Andreas ada di sini, jadi dia datang mencarinya. Namun, dia tidak menyangka akan bertemu Celine di sini.Tadi Celine bersama dengan Andreas?Carla mengernyit lalu terus berjalan ke dalam dan akhirnya melihat Andr
Sampai ketika Hansen muncul sambil mendorong Richard.Semua orang pun melihat ke arah mereka.Hari ini kondisi Richard sangat bagus. Dia duduk di kursi roda dan Hansen pun mendorongnya untuk menyapa para tamu.Di kerumunan orang, Nyonya Ratna melihat ke arah Richard, beberapa kali ingin membawa Reza pergi menyapa Tuan Richard.Namun, Reza malah terus mencari sosok Lily di antara kerumunan orang.Akhirnya, Reza menemukan Lily. Tepat ketika dia mau menghampirinya, Nyonya Ratna malah memanggilnya."Reza ....""Nenek, Lily hari ini juga datang. Aku bawa dia datang menyapa Nenek."Reza ingin memperbaiki kesan Celine di mata Nyonya Ratna.Dia percaya asalkan Nenek banyak berinteraksi dengan Lily, pasti Nenek akan menyadari kebaikan Lily.Namun, ketika dia lagi-lagi mau menghampiri Lily, Nyonya Ratna langsung menggenggam pergelangan tangannya dengan ekspresi kesal."Nenek ....""Kamu bisa berguna dikit, nggak? Dari tadi yang dipikirin cuma Lily, tapi dia nggak sebaik yang kamu kira," ujar Nyo