"Kamu sudah boleh pergi!"Suara Andreas seakan-akan sedang menutupi sesuatu, tiba-tiba kembali dingin.Reaksi yang tiba-tiba ini membuat Celine merasa aneh."Kamu ....""Nggak mau pergi? Kalau begitu ...."Sebelum Celine selesai berbicara, Andreas tiba-tiba melihat Celine dengan matanya yang terlihat berbahaya seperti mata binatang buas.Celine merasa hatinya seakan-akan bergetar."Pergi, aku pergi sekarang juga."Celine tertawa canggung, lalu langsung kabur seakan-akan takut orang di depannya ini berubah pikiran. Sosok Celine perlahan-lahan menghilang dari pandangannya, Andreas pun tersenyum tak berdaya lalu melepaskan topengnya.Saat ini, Celine sedang berjalan ke arah kerumunan orang.Carla perlahan-lahan berjalan keluar dari jalan kecil di samping.Dia mendapat kabar kalau Andreas ada di sini, jadi dia datang mencarinya. Namun, dia tidak menyangka akan bertemu Celine di sini.Tadi Celine bersama dengan Andreas?Carla mengernyit lalu terus berjalan ke dalam dan akhirnya melihat Andr
Sampai ketika Hansen muncul sambil mendorong Richard.Semua orang pun melihat ke arah mereka.Hari ini kondisi Richard sangat bagus. Dia duduk di kursi roda dan Hansen pun mendorongnya untuk menyapa para tamu.Di kerumunan orang, Nyonya Ratna melihat ke arah Richard, beberapa kali ingin membawa Reza pergi menyapa Tuan Richard.Namun, Reza malah terus mencari sosok Lily di antara kerumunan orang.Akhirnya, Reza menemukan Lily. Tepat ketika dia mau menghampirinya, Nyonya Ratna malah memanggilnya."Reza ....""Nenek, Lily hari ini juga datang. Aku bawa dia datang menyapa Nenek."Reza ingin memperbaiki kesan Celine di mata Nyonya Ratna.Dia percaya asalkan Nenek banyak berinteraksi dengan Lily, pasti Nenek akan menyadari kebaikan Lily.Namun, ketika dia lagi-lagi mau menghampiri Lily, Nyonya Ratna langsung menggenggam pergelangan tangannya dengan ekspresi kesal."Nenek ....""Kamu bisa berguna dikit, nggak? Dari tadi yang dipikirin cuma Lily, tapi dia nggak sebaik yang kamu kira," ujar Nyo
Selesai berbicara, Hansen melihat Celine sambil tersenyum.Celine malah terlihat tidak tahu harus berbuat apa.Kakek?Pak Tua adalah kakeknya Hansen? Bukannya berarti dia adalah tuan besar Keluarga Nadine?Terus ....Dia adalah orang yang ingin diajak Hansen untuk menemui kakeknya?Apa dia yang salah tangkap?Tidak ada maksud membawanya menemui keluarganya, 'kan?Celine diam-diam menghirup napas dalam-dalam dan menghindari tatapan Hansen. Dalam hati memberi tahu diri sendiri kalau Hansen pasti tidak bermaksud membawanya menemui keluarganya.Dia dan Kak Hansen hanya teman, membawa teman bertemu keluarga juga adalah hal yang sangat normal.Namun, sebagai pengamat, James sangat terkejut.Saat ini, tatapan Hansen terhadap Celine benar-benar tidak bisa dibilang biasa saja.Dia tiba-tiba menyadari kalau ada kemungkinan Hansen benar-benar menyukai Celine.Gila!Reaksi pertama James adalah hubungan Hansen dan Andreas sudah tidak mungkin baik kembali.Kali ini, Celine bukanlah Carla yang waktu
Carla berjalan ke arah Tuan Richard.Ketika dia melewati Lily, Lily langsung mengambil kesempatan ini untuk berkata padanya, "Selamat Nona, tadi aku baru saja lihat, semua orang di sini sangat iri padamu."Kemudian, dia tidak tahan untuk tidak melihat Celine."Di saat seperti ini, harusnya Nona yang berdiri di samping Tuan Richard. Kakakku memang nggak pengertian, Nona jangan salahkan dia."Carla melirik Lily, tahu jelas apa yang dia pikirkan.Dia tidak mengatakan apa-apa, melainkan tanpa sadar melihat ke arah Andreas yang terpisah dari kerumunan. Kemudian, dia terus berjalan maju."Ini adalah cucu perempuanku, namanya Celine Maira. Mulai sekarang, tolong banyak-banyak membantunya."Suara Tuan Richard kembali terdengar.Nama Celine terdengar jelas di telinganya, seakan-akan sebuah bom yang meledak.Hansen mengepal erat tangannya, seakan-akan hal yang dia takutkan akhirnya terjadi, bahkan matanya juga bergetar.Carla juga langsung menghentikan langkahnya.Senyuman di wajahnya langsung m
Lily merasa kata-kata orang-orang sangat menusuk telinga.Entah sejak kapan dia sudah mengepal tangannya.Kenapa jadi Celine?Kenapa dia orangnya?Tidak jauh darinya, Reza juga sedang menatap Celine dengan wajah kaget.Dia merasa kecuali Celine, siapa pun boleh jadi cucu Tuan Richard. Namun, sekarang Tuan Richard malah terlihat sangat menyayangi Celine."Celine ini hebat juga."Nyonya Ratna juga tidak menyangka kalau cucu perempuan baru Tuan Richard adalah Celine.Bisa-bisanya Celine yang mendapatkan keberuntungan sebesar ini.Kalau dulu Reza mendapatkan Celine, Keluarga Linoa akan besanan dengan Keluarga Nadine. Ini adalah kesempatan dan kehormatan yang sangat besar.Semua orang melihat ke arah Celine.Sementara saat ini, Celine terlihat kesusahan.Tiba-tiba, Richard menghela napas panjang, lalu setetes air mata mengalir keluar dari matanya.Teringat dengan kerinduan Tuan Richard pada anak perempuannya hari itu di taman, hati Celine tiba-tiba menolak dan dia berkata tanpa sadar, "Baik
Teringat sesuatu, Celine pun tersenyum pahit.Pelanggan barunya sudah pergi, untuk apa suaminya tetap di sini?"Aku masih ada urusan, aku pergi duluan ...."Kata-kata Carla tadi terngiang-ngiang di benak Celine, membuat hati Celine seperti ditusuk-tusuk."Ada urusan? Malam-malam begini bisa ada urusan apa?" ejek Celine.Setelah itu, selalu muncul adegan Carla dan suaminya bersama di benaknya, dia bahkan sudah malas menghadapi orang-orang yang datang menyelamatinya.Dia ingin pulang."Kak Hansen, aku mau pulang." Celine jelas-jelas baru minum sedikit, tapi dia sudah mulai sedikit mabuk.Saat ini, Tuan Richard sudah pergi istirahat.Sementara Hansen juga saat ini sangat sedih, jadi dia minum lumayan banyak arak.Namun, tanda-tanda mabuk di wajah Celine membuatnya tidak tenang membiarkan orang lain mengantar Celine pulang."Aku antar kamu pulang."Hansen menyiapkan mobil lalu naik ke baris belakang bersama Celine.Begitu Celine pergi, Lily berlari keluar.Melihat Celine naik ke mobil bers
Celine menoleh melihat Hansen.Tatapan Hansen saat ini membuatnya sedikit tertegun. "Ada yang mau Kak Hansen bilang ke aku?"Celine teringat dengan masalah setuju jadi cucu Tuan Richard, dia pun merasa dia seharusnya memberi Hansen sebuah penjelasan."Kak Hansen, aku nggak tahu dia adalah tuan besar Keluarga Nadine. Hari itu kita kebetulan bertemu ...."Celine pun menceritakan apa yang terjadi hari itu, termasuk saat dia mengantar Tuan Richard ke rumah sakit."Tapi aku nggak tahu kenapa dia mau mengakuiku sebagai cucunya." Sampai sekarang Celine masih bingung.Setelah itu, dia seakan-akan teringat sesuatu dan mengeluarkan kartu hitam yang diberikan Richard tadi."Kak Hansen, tolong kamu kembalikan kartu ini ke Pak Tua."Kartu ini terlalu berharga untuknya.Hansen masih tetap menatap Celine dan tidak mengambil kartu yang dia serahkan.Suasana di udara sangat hening.Celine merasa sangat canggung ditatap terus oleh Hansen, tepat ketika dia mau menjelaskan lagi, tiba-tiba Hansen tertawa.
"Aku ... nggak ke sana."Lily tidak ingin memberi tahu Bastian kalau orang itu adalah Celine."Kok bisa nggak ke sana?" Bastian melihat kekecewaan di wajah Lily dan bertanya, "Apa terjadi sesuatu?"Lily melihat Bastian lalu tiba-tiba menangis sedih.Bastian dan Sarah langsung menghiburnya.Setelah bertanya berkali-kali, Lily akhirnya berkata dengan terisak-isak, "Keluarga Linoa ... mungkin mau membatalkan pernikahan.""Mana mungkin ...."Awalnya Bastian tidak percaya, tapi melihat Lily menangis sesedih itu, dia langsung berseru marah, "Keluarga Linoa kurang ajar, mereka benar-benar keterlaluan. Aku ke kediaman Keluarga Linoa sekarang juga untuk meminta penjelasan!"Bastian hendak keluar dengan emosi menggebu-gebu, tapi dihentikan oleh Lily.Lily melihat Bastian dengan tatapan yang terlihat sangat kasihan. "Ayah jangan pergi. Kalau nanti Nyonya Ratna menanyakan latar belakangku, apa yang akan Ayah katakan?"Bastian langsung tertegun.Dia seketika mengerti kalau alasan Keluarga Linoa mau